Anda di halaman 1dari 12

ASPEK KEUANGAN

RUMAH SAKIT
ATAS
IMPLEMENTASI REGULASI KELAS RAWAT INAP STANDAR (KRIS)
DAN ISUE PERUBAHAN TARIF
DRS. WIDARTOYO, AK, MM, M.SI, CPA, CA
(ANGGOTA KOMITE RISIKO PERSI PUSAT - 08113377171)
DASAR HUKUM KRIS

Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem jaminan


Sosial Nasional (SJSN). Dalam Pasal 19 ayat (1) disebutkan,:
“Jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional
berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas”.
Kemudian di pasal 23 ayat (4), “dalam hal peserta membutuhkan
rawat inap di rumah sakit, maka kelas pelayanan di rumah sakit
diberikan berdasarkan kelas standar”.
PRINSIP ASURANSI SOSIAL DAN EKUITAS

1. Prinsip asuransi sosial meliputi :


a. kegotong-royongan antara yang kaya dan miskin, yang sehat dan sakit, yang tua dan
muda, dan yang berisiko tinggi dan rendah;
b. kepesertaan yang bersifat wajib dan tidak selektif;
c. iuran berdasarkan persentase upah/penghasilan; dan
d. bersifat non-laba.
2. Prinsip ekuitas yaitu kesamaan dalam memperoleh pelayanan sesuai dengan kebutuhan
medisnya yang tidak berkaitan dengan besaran iuran yang telah dibayarkannya.
INFORMASI KEUANGAN PENTING (1)

• Volume
PENDAPATA • Tarif
N • Variasi Layanan

• Biaya Bahan
BIAYA • Biaya Jasa Pelayanan
VARIABEL • Biaya Lainnya (utilitas, pemeliharaan dan umum)

KONTRIBUSI • Pendapatan – Biaya Variabel


• Kemampuan menutup biaya tetap, biaya
MARJIN pinjaman dan pajak
INFORMASI KEUANGAN PENTING (2)

LABA • Kontribusi Marjin – Biaya Tetap


OPERASIONAL • Kemampuan dalam menutup biaya pinjaman

• Laba sebelum biaya pinjaman, pajak, penyusutan dan


amortisasi
EBITDA • Kemampuan dalam pembayaran biaya dan angsuran
pinjaman, investasi, pajak dan dividen.

LABA • Laba Operasional – Biaya Pinjaman


SEBELUM • Sebagai dasar pengenaan pajak setelah dilakukan koreksi
fiscal.
PAJAK
DAMPAK KEUANGAN PERSYARATAN KRIS

• Sumber Pembiayaan: Modal Pinjaman dan/atau Modal


Biaya Investasi Sendiri
• Jika Pinjam  Biaya pinjaman dan angsuran

Biaya • Biaya Pegawai


• Biaya Barang dan Jasa
Operasional • Biaya Penyusutan

• Tarif Tetap  EBITDA turun


EBITDA • Tarif Naik  ??
1. KRIS meningkatkan Biaya
Variabel;
2. KRIS menurunkan Kontribusi
Marjin;
3. KRIS menaikkan Biaya Tetap;
4. KRIS menurunkan Laba
Operasional;
5. KRIS menaikkan Biaya
Pinjaman;
6. KRIS menurunkan Laba Sebelum
Pajak; dan
7. KRIS menurunkan EBITDA.
1. KRIS meningkatkan Pendapatan
2. KRIS meningkatkan Biaya
Variabel;
3. KRIS DAPAT meningkatkan
Kontribusi Marjin;
4. KRIS menaikkan Biaya Tetap;
5. KRIS dapat menaikkan Laba
Operasional
6. KRIS menaikkan Biaya
Pinjaman;
7. KRIS menurunkan Laba Sebelum
Pajak; dan
8. KRIS menaikan EBITDA.
STRATEGI KEUANGAN ATAS IMPLEMENTASI
KRIS
1. Efisiensi Biaya: 2. Produktivitas:
a. Investasi (volume, harga, jenis dan spesifikasi); a. Kebijakan Investasi;
b. Variabel (variasi-harga-jumlah bahan yang b. Manajemen Aset;
dipakai dan kebijakan jasa pelayanan); c. Kepegawaian (jumlah,
c. Tetap (paralel dengan utilisasi/kapasitas terpakai kompetensi dan keperpaduan
dan/atau standar); dengan aset dan jenis layanan)
d. Pinjaman (jumlah, suku bunga, jangka waktu dan
biaya pinjaman lainnya).
TAHAPAN IMPLEMENTASI ASPEK KEUANGAN
ATAS KRIS
1. PERENCANAAN
a. Penetapan yang wajar atas asumsi dan kebijakan internal RS;
b. Proyeksi keuangan RS yang sehat dan dapat dicapai;
c. Proyeksi keuangan Unit-unit kerja.

2. PENGENDALIAN
a. Analisis Varian priodik (bulanan);
b. Pengambilan keputusan: tindakan koreksi yang diperlukan.
KESIMPULAN

1. Kebijakan KRIS dan perubahan tarif RS perlu dilakukan kajian manajemen risikonya.
2. Membuat perencanaan dengan beberapa opsi berdasarkan asumsi dan kebijakan yang
akan diambil.
3. Penerapan KRIS akan menaikan biaya, namun tidak mesti menurunkan laba
operasional, tergantung dari kenaikan tarif.
4. Efisiensi dapat dilakukan terhadap pengurangan biaya yang tidak perlu dan
peningkatan real volume layanan.
5. RS perlu mempersiapkan mulai saat ini: SDM, Sarpras, Keuangan dan Tata Kelola.

Anda mungkin juga menyukai