Anda di halaman 1dari 13

Pengertian, klasifikasi,

signifikansi, patofis
Glaukoma
Pengertian
• Glaukoma merupakan penyakit
tanpa gejala yang jelas dan bisa
berakhir menjadi kebutaan
permanen, sehingga penyakit ini
dikenal sebagai “Pencuri
Penglihatan”.
• Neuropati optik kronik yang
ditandai dengan pencekungan
diskus optikus dan pengecilan
lapangan pandang yang disertai
dengan peningkatan tekanan
intraokular
Pengertian
• Cahaya masuk ke mata melalui kornea dan lensa, yang kemudian memfokuskan
cahaya ke retina. Cahaya tersebut dikonversikan menjadi sinyal listrik dan
ditransfer melalui saraf optik ke otak. Untuk mempertahankan integritasnya, bola
mata mengandung aqueous humor yang disekresikan dari badan siliaris/corpus
ciliare yang beredar melalui iris dan pupil, kemudian dikeluarkan pada jaringan
trabekular di sudut drainase.
• Pada penderita glaukoma terjadi ketidakseimbangan antara sekresi dan
penyerapan aqueous humor yang akan menyebabkan tekanan intraocular yang
tidak normal sehingga mengakibatkan kerusakan hingga kematian sel optik dan
penderita mengalami kehilangan bidang pandangan dan penglihatan secara
permanen
Mekanisme terjadinya glaukoma
Klasifikasi
Klasifikasi
• Glaukoma sudut terbuka (Primary Open-Angle
Glaucoma/POAG)
• Patofisiologi belum diketahui secara jelas, namun
beberapa penelitian membuktikan bila diakibatkan
oleh beberapa faktor risiko seperti usia (>40
tahun), myopia tinggi, penggunaan kortikosteroid
jangka panjang tanpa pengawasan dokter, dan ras
kulit hitam.
• Dipengaruhi pula oleh kelancaran aliran masuk dan
keluar aqueous humor seperti kerusakan jaringan
trabekular yang mengakibatkan penyumbatan
aliran aqueous humor secara perlahan hingga
menimbulkan peningkatan tekanan pada bola
mata. Bersifat kronis, progresivitas lambat dan
tanpa gejala, hingga penderita tidak menyadari
hingga terjadinya penyempitan lapangan
pandangan yang menurun tajam.
Klasifikasi
• Glaukoma sudut tertutup (primary
angle-closure glaucoma/PACG)
• Perbedaan dengan sudut tertutup dan
terbuka yaitu terlihat dari sudut yang
terbentuk dari iris dan kornea
• Penyebab yang umum terjadi yaitu
pupillary block sehingga aqueous humor
tidak bisa mengalir dari chamber oculi
posterior ke chamber oculi anterior
• Bersifat akut dengan gejala nyeri pada
mata, sakit kepala, mata merah, kornea
agak keruh, peningkatan tekanan bola
mata secara mendadak, penurunan
penglihatan secara tajam (umumnya pada
satu mata), disertai mual muntah
Perbedaan POAG dan PACG
Klasifikasi

• Glaukoma kongenital: glaucoma yang terjadi pada bayi baru lahir akibat gagalnya fungsi
sistem ekskresi bilik mata depan dengan ciri kornea berwarna kelabu dan bola mata mencuat
keluar
• Glaukoma normotensi (normal tension glaucoma): kerusakan saraf pusat mata meskipun
tekanan bola mata dinilai normal
• Glaukoma absolut: glaucoma yang terjadi sebagai hasil akhir glaucoma jenis lain dengan ciri
mengerasnya bola mata dan berkurangnya penglihatan hingga buta permanen, dapat disertai
nyeri atau tanpa nyeri, umumnya terjadi 1-2 tahun setelah pertama kali menderita glaucoma
tanpa mendapatkan penanganan.
Signifikansi
• Jumlah penderita glaucoma terbanyak berada di Asia Selatan
(1.291.268 jiwa), Asia Timur (1.228.471 jiwa), dan Asia Tenggara
(552.556 jiwa)
• Di Indonesia, jumlah kasus baru glaukoma di rumah sakit seluruh
Indonesia pada tahun 2015-2017 secara berurutan yaitu sebanyak
82.197 jiwa (laki-laki) dan 98.610 jiwa (perempuan). Pada tahun 2017,
mayoritas penderita glaucoma diderita oleh kelompok umur 44-64
tahun dan >64 tahun.
• Data pasien di RSCM Jakarta pada tahun 2005 – 2006 mendapatkan
sekitar 51,4% pasien GPSTa dan sebanyak 41,4% pasien GPSTp, dan
13,5% telah mengalami buta total akibat GPSTa dan 26,4% akibat
GPSTp yang tidak segera mendapatkan penanganan
Patofisiologi

• Terjadinya penurunan daya penglihatan karena adanya kerusakan atau


apoptosis sel ganglion retina yang menyebabkan penipisan lapisan
serat saraf retina dan berkurangnya akson di nervus optikus
• Diskus optikus mengalami atrofi akibat peningkatan tekanan
intraokuler mencapai 60-80 mmHg, berada di atas tekanan intraokuler
mata normal yaitu kisaran 10-22 mmHg
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. InfoDATIN: situasi glaukoma di Indonesia. Jakarta:
Kemenkes RI. 2019.
2. Karmila M. Kualitas hidup penderita glaucoma di RSUP H. Adam Malik dan RSUD Pirngadi
Medan [thesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara. 2014.
3. Putri PGAB, Sutyawan IWE, Triningrat AAMP. Karakteristik penderita glaucoma primer sudut
terbuka dan sudut tertutup di divisi glaukoma di Poliklinik Mata Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar periode 1 Januari 2014 hingga 31 Desember 2014. E-Jurnal Medika. 2018;
7(1): p.16-21.
4. Dorairaj S, Tsai JC, Grippo TM. Changing trends of imaging in angle closure evaluation. ISRN
Ophthalmology. 2012; 597124: p.1-7.
5. Southeast Texas Ophthalmology The Glaucoma Center. Glaucoma [internet]. The Glaucoma
Center. 2016 [cited 2020 Nov 23]. Available from:
https://www.setxglaucoma.com/services/glaucoma/
6. Ameliana D. Perbandingan penurunan tekanan intraokuler pada terapi timolol maleat dan
dorsolamid pasien glaucoma [thesis]. Semarang: Universitas Diponegoro. 2014.
7. SmartPatient. Glaucoma [internet]. Hospital Authority Hongkong. 2020 [cited 2020 Nov 23].
Available from: https://www21.ha.org.hk/smartpatient/

Anda mungkin juga menyukai