2
KARAKTER BANGSA
Karakter atau watak adalah sikap batin yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku,
budi, pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia dan makhluk hidup lainnya
Jenis-Jenis:
• Ramah, Penyabar, Ceria, Pemaaf, percaya Diri, Bijaksana, Rajin, Jujur, Penyayang, Setia
• Pemarah, Pembenci, pemalas, sombong, tidak percaya diri, pendendam, pengkhianat, munafik,
penakut. Egois, licik, pelit, boros, tamak, rakus,iri, dengki, pembenci, egois, hedonis.
Karakter melekat pada manusia bukan kolektif, Jika menjadi sifat umum lalu disebut
karakter masyarakat yang terwujud dalam budaya, seperti budaya bangsa, budaya
suku, budaya daerah, dan sebagainya
3
Benarkah Bangsa Indonesia
Kehilangan Karakter?
Saat ini kita sebagai Malah kita mulai diajak
Mari cermati
bangsa dituding bercermin pada
pandangan tentang
kehilangan karakter, karakter dan jatidiri
sisi buruk karakter
dengan bukti-bukti Bangsa Jepang, yang
manusia Indonesia,
adanya budaya korupsi memiliki konsep
dari dua tokoh bangsa,
yang merajalela, kita pencegahan korupsi
Mochtar Lubis dan
semua saling tuding, caci- dengan budaya malu
Muhammad Hatta.
maki dan banyak hoax yang tinggi.
beredar.
4
Menurut Mochtar Lubis dalam buku Manusia Indonesia
(1990) ada enam karakter manusia Indonesia:
1. Hipokrit atau munafik, misalnya berteriak-teriak akan memberantas korupsi tetapi jika ada
kesempatan korupsi juga.
2. Enggan bertanggungjawab, misalnya selalu berlindung di bawah jawaban “Saya hanya
melaksanakan tugas” atau “Saya akan terus maju karena saya belum dinyatakan bersalah oleh
hukum”.
3. Berjiwa feudal atau ingin agar selalu diagung-agungkan serta suka membagi-bagikan jabatan
berdasar upeti dan kedekatan (nepotis)
4. Percaya pada takhayul seperti jimat-jimat dan dukun-dukun sebagai pendukung karier atau sarana
untuk meraih jabatan.
5. Artistik, kreatif dalam membuat karya seni untuk kemasan, souvenir-souvenir, dan sebagainya.
6. Berwatak lemah, mudah menyerah dengan pernyataan, “Ya sudahlah ambil hikmahnya.” Bahkan
kata Mochtar Lubis, Bung Karno pernah mengatakan bahwa inflasi tidak apa-apa demi revolusi
Indonesia. Sehingga pada menjelang kejatuhannya di tahun 1965, inflasi benar-benar mencapai 650
persen.
5
“Bung Hatta pernah mengatakan bahwa korupsi sudah menjadi
budaya bangsa Indonesia.”
Sifat manusia Indonesia seperti yang digambarkan oleh Mochtar Lubis dan perilaku
koruptif yang, katanya oleh Bung Hatta dianggap sebagai budaya kita pastilah
bukan karakter bangsa.
Sebaiknya hanya untuk diletakkan di dalam kerangka kritik semata agar kita bisa
memperbaikinya
6
Karakter Bangsa Indonesia dalam Ideologi Pancasila
7
SOLUSI BANGSA INDONESIA (1)
Rekayasa Struktural dalam bentuk proses Kearifan lokal, seperti kita memiliki konsepsi
penyusunan Pancasila. restorative justice.
Bung Karno pernah mengatakan bahwa dasar Dalam dasar ideologi Pancasila terkandung
negara itu bukan diciptakan, tapi digali dari budaya hukum yang secara konseptual di
budaya bangsa Indonesia yang sudah hidup dalam ilmu hukum sering disebut sebagai
berabad-abad. restorative justice yakni konsep yang
Sehingga dapat dikatakan Pancasila adalah menjadikan hukum sebagai alat membangun
dari budaya nenek moyang yang sudah hidup harmoni di tengah-tengah masyarakat, bukan
di Indonesia selama berabad-abad. alat mencari kemenangan diantara orang-
Ini adalah bentuk rekayasa struktural untuk orang yang terlibat konflik.
menghasilkan nilai-nilai yang baik,
menjadikan suatu bentuk final dalam
berbangsa dan bernegara.
8
SOLUSI BANGSA INDONESIA (2)
Tidak memandang karakter budaya masyarakat Indonesia itu sebagai budaya koruptif, sebab budaya itu
pada umumnya adalah baik, karena merupakan produk daya cipta, rasa dan karsa manusia sehingga
bisa diperbaiki melalui kebijakan-kebijakan negara dan keteladanan para pemimpin.
Tidak boleh memandang budaya itu sebagai sesuatu yang statis, sebab kalau kita melihat budaya
sebagai sesuatu yang statis dan sangat sulit diubah, padahal melalui kebijakan negara, ada masa
dimana kita pernah relatif agak bersih dari korupsi, artinya, perilaku ini bisa diarahkan dan dikontrol
melalui kebijakan negara.
Hukum-hukum yang responsif bisa lahir dari konfigurasi politik yang demokratis, sebaliknya hukum-
hukum yang ortodoks itu bisa lahir dari sistem politik yang otoriter dan oligarkis.
Perilaku dan budaya bangsa kita bisa juga dilakukan melalui kebijakan strategis, dengan pembangunan
sistem politik yang lebih terbuka untuk membangun budaya adiluhung yang sudah kita miliki.
9
SOLUSI BANGSA INDONESIA (3)
1. Penegakan hukum dan keadilan tanpa pandang bulu karena runtuhnya suatu
bangsa dan negara kerapkali disebabkan oleh bekerjanya proses empat dis
(disoriented, distrusted, disobedience, disintegrated) ketika hukum dan
keadilan tidak ditegakkan dan akibat-akibatnya dibiarkan hingga berlarut-larut.
2. Perbaikan sistem perekrutan politik agar tidak kolutif dan koruptif seperti
Dari Perspektif
yang menggejala beberapa dekade terakhir ini. Dilihat dari hubungan antara
Politik Hukum hukum dan politik, dari satu segi, dapat dilalilkan bahwa hukum adalah produk
politik. Jika perekrutan politiknya baik maka hukum-hukumnya juga akan baik.
3. Negara harus mampu menjamin tegaknya hukum dan keadilan serta politik
yang demokratis secara substansif. Jika hukum dan keadilan lumpuh dan
politik tidak demokratis secara substansif tidak berkembang maka kesetiaan
generasi penerus terhadap bangsa dan negaranya akan meluntur dan mereka
bisa melakukan langkah-langkah diluar komitmen kebangsaannya untuk
mengaktualisasikan jalan hidupnya.
10
Solusi Pendidikan Bangsa Indonesia
Menyiapkan sumber daya manusia yang adaptif terhadap masifikasi teknologi informasi yang selalu
meningkatkan kecanggihan digitalisasi. Pendidikan harus mampu menyiapkan generasi anak-anak kita
agar mampu mengimbangi kemajuan IPTEK dengan basis IMTAQ.
Sarjana yang Sujana (Budiman) diwujudkan dengan kualitas hati nurani dan kemuliaan/ keunggulan otak.
• Untuk mewujudkan pribadi sarjana yang sujana diperlukan juga sifat kritis.
• Sifat kritis dapat dibuktikan dengan mempertanyakan langkah-langkah yang akan diambil secara faktual
dan logika.
• seorang sarjana harus mencari jalan antara idealisme dan realisme.
11
Terima Kasih.
12