Anda di halaman 1dari 14

7 Langkah menuju

Keselamatan Pasien
Curriculum Vitae

Nama : dr. Arda Yunita Subardi, MARS


Alamat: Graha Kalimas D-2, Setiadarma-Tambun
No.Tlp : 081 767 36036
E-mail : arda.yunita@yahoo.com / arda.yunita.dr@gmail.com

Riwayat Pendidikan :
S1-Profesi : FK UNTAR
S2 : KARS FKM UI

Pengalaman Kerja :
1996-1997 : Dokter Fungsional Pkm Ubung, Loteng, NTB
1998-1999 : Kepala Pkm Bonjeruk, Loteng, NTB
2000-2004: Kepala Pkm Gerung, Lobar, NTB
2004-2005 : Kepala Pkm Lingsar. Lobar, NTB
2005-2007 : Pelaksana Seksi Rekam Medik/SIRS dan Perencanaan
2007-2009 : Kepala Seksi Penunjang Medik, RSUD Kab. Bekasi
2009-2010 : Kepala Seksi Pengembangan RS, RSUD Kab. Bekasi
2010-2012 : Kepala Seksi Pelayanan Medik, RSUD Kab. Bekasi
2013-2016 : Kepala Pkm Cikarang, Kab. Bekasi
Jan 2016-Mar 2017 : Kepala Pkm Sukajaya, Kab. Bekasi
Mar 2017-Saat ini : Kepala Pkm Cikarang, Kab. Bekasi
Curriculum Vitae

Pengalaman Organisasi Profesi & Kemasyarakatan :

 Bendahara IDI Periode 2009-2017 (3 Periode)


 Bendahara Koperasi IDI
 Bendahara Koperasi RSUD
 Pengurus yayasan Al’Ard

Seminar & Diklat :

 Diklat Pim 4
 Pengadaan Barang/jasa (L4)
 WS Patient Safety, KKP-RS-PERSI
 Bimtek Leadership Pimpinan RS
 Bimtek Keuangan BLUD
 Bimtek Cost-Containment
 Bimtek Hospital Building
 Pelatihan Pendamping Akreditasi Puskesmas
 Pelatihan Tehnis Manajemen Fasilitas Kesehatan RS
7 Langkah menuju
Keselamatan Pasien

1. Membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien


2. Memimpin dan mendukung staf
3. Mengintegrasikan pengelolaan aktifitas risiko
4. Mengembangkan sistem pelaporan
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan
Pasien
7. Mencegah cedera melalui implementasi Keselamatan
Pasien
1. Bangun Kesadaran akan Nilai Keselamatan Pasien
Ciptakan Kepemimpinan & Budaya yang adil dan terbuka

Puskesmas mampu belajar tentang KP  Pimpinan harus menciptakan budaya :


staf berbagi informasi secara bebas  KP meningkat
Caranya :
1. Assessment Budaya Pkm, apakah sudah ada budaya keterbukaan dan adil
2. Buat Kebijakan dan Prosedur yg kondusif untuk Budaya, dimana :
 Staf dapat berbicara kpd rekan kerja serta para manajer ttg IKPdimana mereka
terlibat didalamnya
 Penelaahan IKP (Insiden Keselamatan Pasien) Fokus pada Mengapa hal itu
terjadi, bukan sekedar Siapa yang terlibat.
 Staf diperlakukan secara adil dan mendapat dukungan bila terjadi IKP
 Alat Analisis digunakan utk menentukan Faktor yg berpengaruh pada kegiatan
seseorang.
2. Pimpin dan dukung Staf
Bangunlah komitmen & fokus yang kuat dan jelas tentang KP di
Puskesmas

 Budaya keselamatan butuh kepemimpinan yg kuat, serta kemauan untuk


mendengarkan.

A. Tiga kegiatan memberikan dampak yg besar :


1. Briefing tentang KP langsung oleh pimpinan atau kunjungan Tim KP yg teratur di
Pkm, pertemuan staf & pasien utk secara khusus mendiskusikan hal2 tentang
keselamatan
2. Mekanisme yg mendorong staf utk memberikan gagasan2 peningkatan KP.
Pimpinan harus mendorong diskusi ttg IKP yg telah terjadi, telah dicegah atau
hampir terjadi (KNC)
3. Mengembangkan mekanisme komunikasi & umpan balik merupakan hal yg vital,
agar staf memahami kontribusi mereka dalam KP, dan mereka terdorong untuk
berpartisipasi.
B. Tambahan Peran & Tanggung jawab yg jelas juga sangat bermanfaat :

1. Tunjuklah Penggerak KP utk setiap unit/bagian dan pastikan bahwa


mereka mengambil bagian dalam agenda Manajemen Risiko serta
Clinical Governance
2. Calonkan suatu badan eksekutif untuk mengawasi manajemen risiko
dan Keselamatan Pasien
3. Tunjuklah seseorang yg cukup senior, mempunyai akses ke Pimpinan,
yg bertanggung jawab untuk manajemen risiko dan idealnya adalah
bagian dari suatu tim sentral yg bisa melakukan pendekatan yg
terintegrasi
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko
Kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta lakukan
identifikasi & asesmen hal yg potensial bermasalah

KP bisa diperbaiki bila para pemimpin dapat menjawab secara positif


pertanyaan tentang :
1. Apakah KP tercermin dalam strategi, struktur, fungsi & sistem di Pkm?
KP harus diintegrasikan dengan risiko klinis, risiko non klinis, kesehatan
dan keselamatan, kontrol internal, keluhan & kelalaian klinis
2. Apakah obyektif KP tergambar dlm strategi & rencana Clinical
Governance yg dibuat?
3. Apakah semua penelitian risiko klinis utk setiap unit di proses ke “Risk
Register” Puskesmas? Apakah selalu Up-to-date? Apakah melakukan
penerapan rencana aksi, ditindaklanjuti dan dipantau?
4. Apakah agenda Kepala Pkm terstruktur untuk memastikan bahwa
Manajemen Risiko & KP sejalan dan setara dengan target keuangan
dan kinerja?
4. Kembangkan Sistem pelaporan
Pastikan staf anda agar dengan mudah dapat melaporkan kejadian/insiden,
serta Pkm mengatur Pelaporan kepada Dinkes/KKP

Pelaporan IKP adalah dasar untuk membangun suatu sistem asuhan pasien yg
lebih aman.

Tiga kegiatan yg penting adalah :


1. Mendorong seluruh staf untuk melaporkan masalah KP, khususnya
kelompok2 yg tingkat pelaporannya rendah. Tingkatan pelaporan yg tinggi
biasanya ada pada Pkm yang lebih aman.
2. Pelaporan agar juga disalurkan ke tingkat yg lebih tinggi utk proses
pembelajaran bersama
3. Upaya kurangi tingkat keparahan insiden : manajer risiko harus melihat semua
laporan dari kematian pada KTD sebelum dikirim ke KKP. Pimpinan Pkm harus
menerima laporan & rencana kegiatan dari semua kematian yg secara
langsung berhubungan dengan IKP.
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
Kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka dengan
pasien

 RS yg terbuka adalah RS yg lebih aman! Pasien & Staf perlu tahu bilamana
terjadi sesuatu yg merugikan dan mereka dilibatkan dalam penelitian insiden.

 Ini dapat dilakukan dengan :


1. Membuat suatu kebijakan keterbukaan yang aman
2. Memperoleh dukungan dari tingkat dewan direksi untuk kebijakan dan
kemudian memberikan pelatihan kepada staf,
3. Melibatkan para pasien, bila memungkinkan keluarga mereka dan Staf dalam
melakukan Analisis Akar Masalah (RCA) dari IKP yang menuju pada cedera
yang parah atau kematian.
4. Melibatkan para pasien dan keluarga serta Staf dalam membuat
rekomendasi dan solusi yang dikembangkan dari suatu IKP.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang KP
Dorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar
bagaimana & mengapa kejadian itu timbul.

 Layanan kesehatan bisa menjadi lebih aman hanya bila kita senantiasa belajar dari
IKP, baik secara lokal maupun nasional.

 Hal ini dapat dicapai dengan cara :


1. Gunakan tehnik RCA atau Audit kejadian yg signifikan untuk menginvestigasi
insiden secara efektif,
2. Memastikan beberapa staf inti, termasuk manajer risiko atau yang setara, telah
menerima pelatihan KPRS dan menjadi Tim Investigasi serta melatih yang lain;
3. Pimpinan mengambil bagian dalam sekurang2nya satu RCA review setiap
tahunnya;
4. Menganalisis frekuensi, tipe dan tingkat keparahan insiden, dan hasil pembelajaran
dari insiden, untuk menilai adanya perbaikan yang berkesinambungan. Laporkan
secara rutin kegiatan ini kepada dewan direksi (Kepala Puskesmas).
7. Cegah cedera melalui Implementasi Sistem KP
Gunakan informasi yang ada tentang kejadian/masalah
untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan

 Kemajuan yang nyata akan terjadi dalam melaksanakan suatu layanan


kesehatan yg lebih aman, bila perubahan penting telah diimplementasikan.

 Langkah pertama haruslah :


1. Menelaah pola kegiatan di RS yg sudah sesuai dengan rekomendasi dan
solusi dari temuan secara lokal, regional maupun nasional;
2. Unit/Komite KP mengendalikan rencana aksi dan penerapannya, serta
mengikuti investigasi lokal dan nasional, memastikan rekomendasi
diimplementasi dan dievaluasi, memeriksa apa yg masih harus dikerjakan
dan umpan balik kegiatan RS/Pkm kepada KKPRS
3. Membangun suatu network dengan RS/Pkm lain untuk belajar dari mereka
yg telah berhasil mengimplementasikan solusi dan menekan KTD.
Tahun 2001 JCAHO melakukan kampanye SPEAK-UP utk pasien/masyarakat.
WHO : “WORLD ALLIANCE FOR PATIENT SAFETY, FORWARD PROGRAMME 2005”

SPEAK-UP
Speak up if you have questions or concerns : it’s your right to know
Pay attention o the care you are receiving
Educate yourself about your diagnosis, test and treatment
Ask a trusted family member or friend to be your advocate
Know what medications you take and why you take them
Use a health-care provider that rigorously evaluates itself against
safety standards
Participate in all decisions about your care
SELAMAT BERKARYA

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai