dan kewajiban negara, serta segala sesuatu yang berkaitan dengan hak dan kewajiban tersebut, yang dapat dinilai dengan uang HAK-HAK NEGARA Hak mengeluarkan dan mengedarkan uang Hak Menetapkan dan memungut pajak Hak Memungut Bea dan Cukai Hak Memungut Penerimaan Negara Bukan Pajak Hak Mengadakan Pinjaman Hak Mengadakan Pinjaman Paksa KEWAJIBAN NEGARA Kewajiban menyelenggarakan tugas-tugas negara, hal ini tercantum dalam pembukaan UUD 1945 antara lain : 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan Seluruh Tumpah Darah Indonesia. 2. Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa 3. Ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia
Memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga :
(rekanan, pemborong, kontraktor, atau para pemasok), berkaitan dengan order pekerjaan yang diberikan oleh pemerintah kepada pihak ketiga (masyarakat), baik melalui proses pelelangan (tender) maupun penunjukan langsung ASAS-ASAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA Asas TahunanMemberikan persyaratan bahwa anggaran negara dibuat secara tahunan yang harus mendapat persetujuan dari badan legislatif (DPR) Asas UniversalitasMemberikan batasan bahwa tidak diperkenankan terjadinya pencampuran antara penerimaan negara dengan pengeluaran negara Asas KesatuanMempertahankan hak budget dari dewan secara lengkap, berarti semua pengeluaran harus tercantum dalam anggaran Asas Spesialitasmensyaratkan bahwa jenis pengeluaran dimuat dalam mata anggaran tertentu/tersendiri dan diselenggarakan secara konsisten baik secara kualitatif maupun kuantitatif Lanjutan….. Asas Akuntabilitasberorientasi pada hasil, mengandung makna bahwa setiap pengguna anggaran wajib menjawab dan menerangkan kinerja organisasi atas keberhasilan atau kegagalan suatu program yang menjadi tanggung jawabnya Asas ProfesionalitasMengharuskan pengelolaan keuangan negara ditangani oleh tenaga profesional Asas ProporsionalitasPengalokasian Anggaran dilaksanakan secara proporsional pada fungsi-fungsi kementrian/lembaga sesuai dengan tingkat prioritas dan tujuan yang ingin dicapai Asas Keterbukaandalam pengelolaan keuangan negara, mewajibkan adanya keterbukaan dalam pembahasan, penetapan, dan perhitungan anggaran serta atas hasil pengawasan oleh lembaga audit yang independen Asas Pemeriksaan KeuanganOleh Badan Pemeriksaan yang bebas dan mandiri, memberi kewenangan lebih besar pada badan pemeriksa keuangan untuk melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN BANK SENTRAL Pemerintah Pusat dan bank sentral berkoordinasi dalam penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan moneter. HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH
(1) Pemerintah Pusat mengalokasikan dana perimbangan
kepada Pemerintah Daerah berdasarkan undang-undang perimbangan keuangan pusat dan daerah. (2) Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman dan/atau hibah kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya. (3) Pemberian pinjaman dan/atau hibah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. (4) Pemerintah Daerah dapat memberikan pinjaman kepada/menerima pinjaman dari daerah lain dengan persetujuan DPRD. HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH / LEMBAGA ASING
Pemerintah Pusat dapat memberikan hibah/pinjaman
kepada atau menerima hibah/pinjaman dari pemerintah/lembaga asing dengan persetujuan DPR. Pinjaman dan/atau hibah yang diterima Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diteruspinjam-kan kepada Pemerintah Daerah/Perusahaan Negara/Perusahaan Daerah. HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH DAN PERUSAHAAN NEGARA
(1) Pemerintah dapat memberikan pinjaman/hibah/
penyertaan modal kepada dan menerima pinjaman/hibah dari perusahaan negara/daerah. (2) Pemberian pinjaman/hibah/penyertaan modal dan penerimaan pinjaman/hibah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terlebih dahulu ditetapkan dalam APBN/APBD. (3) Menteri Keuangan melakukan pembinaan dan pengawasan kepada perusahaan negara. (4) Pemerintah Pusat dapat melakukan penjualan dan/atau privatisasi perusahaan negara setelah HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH DAN PERUSAHAAN DAERAH
(1) Pemerintah dapat memberikan pinjaman/hibah/
penyertaan modal kepada dan menerima pinjaman/hibah dari perusahaan negara/daerah. (2) Pemberian pinjaman/hibah/penyertaan modal dan penerimaan pinjaman/hibah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terlebih dahulu ditetapkan dalam APBN/APBD (3) Gubernur/bupati/walikota melakukan pembinaan dan pengawasan kepada perusahaan daerah. (4) Pemerintah Daerah dapat melakukan penjualan dan/atau privatisasi perusahaan daerah setelah HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH DAN PERUSAHAAN SWASTA
Dalam keadaan tertentu, untuk penyelamatan
perekonomian nasional, Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman dan/atau melakukan penyertaan modal kepada perusahaan swasta setelah mendapat persetujuan DPR. HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH DAN BADAN PENGELOLA DANA MASYARAKAT
(1) Menteri Keuangan melakukan pembinaan dan
pengawasan kepada badan pengelola dana masyarakat yang mendapat fasilitas dari Pemerintah Pusat. (2) Gubernur/bupati/walikota melakukan pembinaan dan pengawasan kepada badan pengelola dana masyarakat yang mendapat fasilitas dari Pemerintah Daerah. (3) Ketentuan berlaku bagi badan pengelola dana masyarakat yang mendapat fasilitas dari pemerintah. DAFTAR PUSTAKA Ulum, 2008. Akuntansi Sektor Publik. UMM Press. Malang UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara