Anda di halaman 1dari 7

PENYIMPANGAN ETIKA

PENYELENGGARA NEGARA
DI PENGADILAN NEGERI KELAS 1A
JAKARTA SELATAN
Latsar Angkatan 133 Kelompok 4
Identifikasi Isu
No Identifikasi Isu Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan
• menerima sejumlah uang untuk kepentingan pribadi
Praktik KKN, praktik suap, • menggunakan mobil dinas untuk kepentingan pribadi • Menyelenggarakan urusan pemerintahan secara bersih, jujur
1 melanggar peraturan • mengintervensi proses perekrutan pegawai dan menjunjung tinggi peraturan yang berlaku

• perilaku tidak santun terhadap rekan kerja dengan menggunakan


kata-kata kasar ketika berbicara dan tidak menghargai lawan saling menghargai satu sama lain
bicara •
Perilaku tidak santun, sikap arogan, bersikap arogan terhadap reporter dengan membawa-bawa • melakukan komunikasi dengan lawan bicara secara baik dan
• tidak menyinggung perasaan
2 pilih kasih/tidak adil jabatan karena tidak mau diwawancarai
• kita harus memberikan apresiasi terhadap karyawan yang
• melakukan pilih kasih dengan menekan karyawan yang
berprestasi hanya karena atasan tidak suka dengan karyawan berprestasi
tersebut

pejabat publik tidak mengatakan hal yang sebenarnya terhadap • Pejabat publik jujur kepada masyarakat
Kebohongan publik • • Petugas tidak menutupi kesalahan yang ada
3
kondisi yang terjadi, untuk menutupi kesalahan

• Tidak mengakui kesalahan pada tugas yang dikerjakan dan tidak


Mengalihkan tanggung jawab, • Petugas harus mengakui kesalahan dan
memperkerjakan bawahan di luar berusaha untuk memperbaiki kesalahan tersebut mempertanggungjawabkan kesalahannya
4 • Seorang atasan memerintahkan bawahan untuk melaksanakan
lingkup kerja, tugas yang bersifat pribadi • Seorang atasan hanya memerintahkan sesuai lingkup kerja

• Menepati dan konsisten terhadap kata yang diucapkan


Tidak tepat janji Membatalkan janji secara sepihak tanpa alasan yang jelas • mempersiapkan materi pertemuan dengan baik.
5 • Hadir 5 menit lebih awal sehingga relasi kerja tidak
menunggu.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Penetapan Isu
No Isu A K P L Jumlah Rangking
Praktik KKN, praktik No Isu U S G Jumlah Rangking
1. suap, melanggar 5 4 5 5 19 1
peraturan Praktik KKN,
praktik suap,
Perilaku tidak santun, 1. melanggar 5 5 4 14 1
2. sikap arogan, pilih 4 2 3 2 11 4 peraturan
kasih/tidak adil
Kebohongan
2 publik 3 3 4 10 3
3. Kebohongan publik 4 2 3 3 12 3
Mengalihkan
Mengalihkan tanggung
tanggung jawab, jawab,
memperkerjakan 3 memperkerjaka 4 4 4 12 2
4. 3 4 4 4 15 2 n bawahan di
bawahan di luar USG luar lingkup
lingkup kerja kerja

5. Tidak tepat janji 3 2 2 3 9 5


AKPL

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


FISHBONE
Man Material Lingkungan
KKN menjadi praktik yang lumrah
kurangnya integritas tidak adanya seleksi pegawai yang terjadi secara turun temurun
berintegritas untuk mendapatkan Jika tidak melakukan KKN akan
Kurangnya kejujuran dan rasa karyawan bebas korupsi tersaing dengan orang lain
tanggung jawab
Adanya kesempatan Banyaknya kesempatan untu
mendukung pelaku untuk mendapatkan keuntungan
menghanguskan barang
bukti
Adanya
praktik
Kurang kuatnya penegak hukum Kurangnya sistem KKN
Sistem hukum
dalam mendeteksi dan penilaian /audit untuk
tentang korupsi
menindaklanjuti korupsi mengidentifikasi korupsi
yang masih lemah

Metode Machine /Tools Measurement


5 WHY
Penilaian solusi pemecahan isu
menggunakan kriteria Mc Namara
Kriteria Alternatif Solusi
No. Alternatif Solusi Total Skor
Kontribusi Biaya Layak
1. Meningkatkan kesadaran pada diri sendiri
tentang nilai antikorupsi dan berperilaku
dengan mengedepankan etika dalam 3 4 1 8
melakukan pelayanan publik.

2. Melakukan pelatihan atau seminar tentang


antikorupsi. 4 3 4 11

3. Memanfaatkan teknologi pada setiap


aktivitas sehingga dapat dipantau untuk
meminimalisir kesempatan dalam 5 5 5 15
melakukan korupsi.
REKOMENDASI SOLUSI

Memanfaatkan teknologi pada setiap aktivitas, seperti


pelayanan publikdan penerimaan pegawai sehingga setiap
kegiatan dikerjakan secara transparan dan jujur, serta dapat
dipantau untuk meminimalisir kesempatan dalam melakukan
korupsi.

Anda mungkin juga menyukai