Anda di halaman 1dari 18

 

LATAR BELAKANG PENYULUHAN


KESPRO
 AKI ( Angka Kematian Ibu ) dan AKB ( Angka
Kematian Bayi ) yang dipengaruhi faktor 4 T
yang masih tinggi
4 T : Terlalu muda
Terlalu banyak
Terlalu tua
Terlalu dekat
ANGKA KEMATIAN IBU
 Kematian wanita yang terjadi pada saat
kehamilan, persalinan dan masa nifas yang
disebabkan oleh kehamilan dan
persalinannya, bukan oleh kecelakaan
ANGKA KEMATIAN BAYI
 Kematian bayi baru lahir sampai dengan bayi
berumur 12 bulan.
 Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan
fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya. Atau Suatu keadaan dimana manusia dapat
menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan
fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.
PERMASALAHAN KESPRO WANITA DI
LINGKUNGAN SOSIAL:

1. Kekerasan
2. Perkosaan
3. Pelecehan seksual
4. Single parent
5. Kehamilan yang tidak dikehendaki ( KTD )
6. Perkawinan usia muda dan tua
KEKERASAN

  Melakukan kekerasan adalah


pempergunakan tenaga atau kekuatan
jasmani secara tidak sah misalnya memukul
dengan tangan atau dengan segala macam
senjata, menepak, menendang dsb. Jenis –
jenisnya:kekerasan fisik, kekerasan psikis,
kekerasan ekonomi dan kekerasan seksual.
PERKOSAAN
a. Perkosaan adalah setiap tindakan laki-laki memasukkan
penis, jari atau alat lain ke dalam vagina/alat tubuh seorang
perempuan tanpa persetujuannya.
b.Dikatakan suatu tindak perkosaan tidak hanya bila seorang,
perempuan disiksa, dipukuli sampai pinsan, atau ketika
perempuan meronta, melawan, berupaya melarikan setiap diri
atau korban hendak bunuh diri, akan tetapi meskipun
perempuan tidak melawan, apapun yang dilakukan
perempuan, bila perbuatan tersebut bukan pilihan keinginan
perempuan berarti termasuk tindak perkosaan. bukan
kesalahan wanita.
c. Dalani rumah tangga, hubungan seksual yang tidak
diinginkan istri, termasuk tindakan kekerasan, merupakan
tindakan yang salah.
PELECEHAN SEKSUAL

 Pelecehan seksual adalah segala bentuk


perilaku maupun perkataan bermakna seksual
yang berefek merendahkan martabat orang
yang menjadi sasaran. Contoh:Mengucapkan
kata-kata jorok tentang tubuh wanita.   Main
mata, siulan nakal, isyarat jorok, sentuhan,
rabaan, pelukan pada bagian tubuh wanita
SINGLE PARENT

 Single parent adalah keluarga yang mana,


hanya ada satu orang tua tunggal, hanya ayah
atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk bisa
terjadi pada keluarga sah secara hukum
maupun keluarga yang belum sah secara
hukum, baik hukum agama maupun hukum
pemerintah.
KEHAMILAN YANG TIDAK
DIINGINKAN
 Di masyarakat, kasus-kasus kehamilan yang
tidak dikehendaki selalu dipandang dengan
muatan-muatan yang sarat dengan moral.
Masyarakat cenderung menyalahkan korban,
bukannya empati. Akibatnya, terjadi
stigmatisasi dan diskriminasi dan menjadikan
kasus ini tabu untuk dibicarakan secara
terbuka. 
 Bisa terjadi karena perkosaan atau karena 3s
PERKAWINAN USIA MUDA

Perkawinan adalah ikatan batin antara pria dan wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk  keluarga/ rumah tangga yang bahagia dan kekal
berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa (UU Perkawinan No 1 Tahun 1974)
Menurut UU Perkawinan No 1 Tahun 1974 pasal 7 bahwa perkawinan
diijinkan bila laki-laki berumur 19 tahun dan wanita berumur 16 tahun.
Namun pemerintah mempunyai kebijakan tentang perilaku reproduksi
manusia yang ditegaskan dalam UU No 10 Tahun 1992 yang menyebutkan
bahwa pemerintah menetapkan kebijakan upaya penyelenggaraan Keluarga
Berencana. Dengan banyaknya resiko kehamilan maka perkawinan
diijinkan bila laki-laki berumur 21 tahun dan perempuan berumur 19 tahun.
Sehingga perkawinan usia muda adalah perkawinan yang dilakukan bila
pria kurang dari 21 tahun dan perempuan kurang dari 19 tahun.
RESIKO KAWIN MUDA
a. Meningkatkan angka kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk semakin
meningkat.
b. Ditinjau dari segi kesehatan, perkawinan usia muda meningkatkan angka kematian
bayi dan ibu, risiko komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Selain itu bagi
perempuan meningkatkan risiko ca cerviks karena hubungan seksual dilakukan pada
saat secara anatomi sel-sel cerviks belum matur. Bagi bayi risiko terjadinya kesakitan
dan kematian meningkat.
c. Kematangan psikologis belum tercapai sehingga keluarga mengalami kesulitan
mewujudkan keluarga yang berkualitas tinggi.
d.  Ditinjau dari segi sosial, dengan perkawinan mengurangi kebebasan
pengembangan diri, mengurangi kesempatan melanjutka pendidikan jenjang tinggi.
e.  Adanya konflik dalam keluarga membuka peluang untuk mencari pelarian
pergaulan di luar rumah sehingga meningkatkan risiko penggunaan minum alkohol,
narkoba dan seks bebas.
f.  Tingkat peceraian tinggi. Kegagalan kehiarga dalam melewati berbagai macam
permasalahan meningkatkan risiko perceraian.
PENANGANAN KAWIN MUDA

a.Pendewasaan usia kehamilan dengan penggunaan kontrasepsi


sehingga kehamilan pada waktu usia reproduksi sehat.
b. Bimbingan psikologis. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
pasangan dalam menghadapi persoalan-persoalan agar
mempunyai cara pandang dengan pertimbangan kedewasaan,
tidak mengedepankan emosi.
c.Dukungan keluarga. Peran keluarga sangat banyak membantu
keluarga muda baik duungan material maupun non material
untuk kelanggengan keluarga, sehingga lebih tahan terhadap
hambatan hambatan yang ada.
d. Peningkatan kesehatan. Dengan peningkatan pengetahuan
kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kurang gizi.
 Adalah perkawinan yang
dilakukan bila perempuan
berumur lebih dari 35 tahun.

PERKAWINAN USIA TUA


RESIKO KAWIN TUA

a.  Meningkatkan angka kesakitan dan kematian ibu dan


bayi. Kemu-igkinan/risiko tejadi ca mammae
meningkat.
b. Meningkatnya risiko kehamilan dengan anak kelainan
bawaan, misalnya terjadi kromosom non disjunction
yaitu kelainan proses meiosis basil konsepsi (fetus)
sehingga menghasilkan kromosom sejumlah 47.
Aneuploidy, yaitu ketika kromosom basil konsepsi tidak
tepat 23 pasang. Contohnya: trisomi 21 (down
syndrome), trisomi 13 (patau syndrome) dan trisomi 18
(edwards syndrome).
PENANGANAN KAWIN TUA
a.  Pengawasan kesehatan: ANC secara rutin pada tenaga kesehatan.
b. Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan
kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kurang gizi.

Pencegahan:
a. Penyuluhan kesehatan untuk menikah pada usia reprodulcsi se-
hat.
b. Merubah cara pandang budaya atau cara pandang diri yang tidak
mendukung.
c.  Meningkatkan kegiatan sosialisasi.

Anda mungkin juga menyukai