P. 4 Antibodi
P. 4 Antibodi
1
Antibody
2
■ They are synthesized and secreted by plasma cells that are
derived from the B cells of the immune system. B cells are
activated upon binding to their specific antigen and
differentiate into plasma cells.
■ Interaction of the B cell with a T helper cell is also
necessary.
3
antibodi
■ Bm 180.000 dalton
■ Konsentrasi tertinggi dalam serum
■ Sebagai mekanisme pertahanan tubuh utama yang
diperantarai antibodi.
■ Proses opsonisasi ( Fc berikatan dengan C1q pada
reseptor fagositik berikatan dengan sel mast – Hyp
I)
■ Dapat menembus plasenta
■ Dapat keluar masuk pembuluh darah
9
Ig A
■ Terdapat dalam sekresi air mata, keringat ,
usus paru-paru , sal pencernaan , urine , kel
susu.
■ Berfungsi untuk mencegah terjadinya invasi
antigen
■ Tidak mengaktifkan complemen, tidak
bertindak sebagai opsonin
■ Mengaglutinasi partikulat antigen
■ Menetralisasi virus
■ Memblok dan mncegah melekatnya Ag
pada permukaan tubuh
10
11
Ig EE
■ Bm 190.000 dalton
■ Konsentrasi dalam serum sedikit
■ Sebagai perantara pada reaksi hyp I
( alergi dan anfilaksis)
■ Pada infeksi cacing
■ Fc berikatan dengan sel jaringan tertentu
( sel mast dan basofil) dan antigen
zat vasoaktif keluar
■ Meningkat pada pada alergi seperti eksim
dan asma
12
Ig D
13
Varian struktural dari molekul
dasar imunoglobulin
■ Isotip
■ Berdasarkan struktur daerah konstan rantai berat
Ig dapat dikelompokan menjadi kelas-kelas,
menjadi subkelas.( i.e IgG, A, E )
■ Karena semua struktur daerah konstan rantai berat
(CH) yang menentukan kelas dan subkelas
diekspresikan bersama dalam serum individu
normal, maka digunakan istilah isotip rantai berat.
14
■ Daerah ringan (CL), dikenal bentuk isotipik dan yang berasosiasi
dengan semua isotip rantai berat. Rantai ringan pada tiap antibodi
identik, maka mol Ig hanya terdiri dari saja atau saja tidak pernah
campuran
15
■ Alotip
■ Variasi ini ditentukan oleh adanya bentuk2 alelik
sehingga dapat ditetapkan marka genetik, sama
dengan sel darah merah.
17
■ Idiotip
■ Antibodi dapat diperoleh terhadap varian isotipik dan alotipik. Selain
itu dapat juga dibuat antiserum yang spesifik terhadap molekul
antibodi individual dan dapat membedakan antara satu anti bodi
monokonal dengan lainnya tanpa tergantung dari sturktur isotipik
maupun alotipik
18
Pembentukan antibodi
■ Bila antigen pertama kali masuk ke dalam tubuh
respon imun primer
■ Munculnya Ig M
■ Lag phase
■ Kdr mencapai puncak 7 hari
■ 6-7 hari pemaparan dalam serum dapat terdeteksi Ig G
■ IgM mulai turun sebelaum IgG mencapai puncak kadarnya
10-14 hari
■ Kadarnya akan berkurang, 4-5 mgg setelah pemaparan
19
■ Bila pemaparan antigen terjadi ke 2 kali, respon
imun sekunder/respons anamnestik/booster
■ IgM maupun IgG cepat meningkat, lag phasenya
pendek.
■ Puncak kadar IgM pada respons sekunder <
puncak kadar respon imun primer
■ Kadar IgG lebih tinggi dan lebih lama
■ Sek B dan Sel T memory
■ Afinitas antibodi dan antigen makin besar
komplek Ab-Ag makin stabil
20
■ Akan tetapi antibodi yang dibentuk makin poliklonal., kurang
spesifik, terjadi reaksi silang.
21
■ Pembentukan antibodi tdk berlangsung tanpa batas:
– Ada mekanisme kontrol yang mengendalikan dan menghentikan
pembentukan antibodi berlebih
Mekanisme kontrol :
Berkurangnya kadar antigen
Pengaturan oleh idiotip dan penekanan oleh sel T penekan.
22
The key to a healthy immune
system is its remarkable ability to
distinguish between the body’s own
cells (self) and foreign cells
(nonself). The body’s immune
defenses normally coexist
peacefully with cells that carry
distinctive "self" marker molecules.
But when immune defenders
encounter cells or organisms
carrying markers that say "foreign,"
they quickly launch an attack.
23
SEKIAN
24
Tugas
25