Anda di halaman 1dari 10

Pencemaran Sampah di TPS

Perumahan Pondok Raden Patah


Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung,
Kabupaten Demak

Disusun oleh
Intan Siwi Kusumastuti
(1041511085)
Latar Belakang
Berdasarkan UU no 18 tahun 2008, sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang
berbentuk padat. Pengelolaan sampah yang dimaksudkan
adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah.
Menurut Departemen Pekerjaan Umum dan Kota Semarang
(2008), pengertian pengelolaan sampah 3R secara umum
adalah upaya pengurangan pembuangan sampah, melalui
program menggunakan Reuse, Reduce dan Recycle.
• Reuse adalah penggunaan kembali sampah secara langsung,
baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi yang lain.
• Reduce adalah mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan
timbulnya sampah.
• Recycle adalah memanfaatkan kembali sampah setelah
mengalami proses pengolahan.
Model pengelolaan sampah di Indonesia ada 2 macam,
yaitu urugan dan tumpukan.
• Model urugan merupakan cara yang paling mudah, yaitu
sampah dibuang di lembah atau cekungan tanpa memberikan
perlakuan. Model urugan tepat bila tidak ada pemukiman
dibawahnya, tidak menimbulkan polusi udara, polusi pada air
sungai, longsor atau estetika.
• Model tumpukan, model ini bila dilaksanakan secara lengkap
sebenarnya sama dengan teknologi aerobik. Hanya saja
tumpukan perlu dilengkapi dengan unit saluran air
pembuangan, pengolahan air buangan dan pembakaran ekses
gas metana.
(Sudrajat,2006:10)
Berdasarkan bahan dasar dan kandungan yang terdapat didalamnya,
sampah dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
• Sampah organik
Merupakan sampah yang dapat diuraikan dan mudah membusuk.
Sampah ini termasuk sampah basah yang dapat diolah menjadi kompos.
Contoh: sisa makanan, sayuran dan dedaunan.
• Sampah anorganik
Merupakan sampah yang tidak dapat diuraikan dan tidak dapat
membusuk. Sampah ini termasuk jenis sampah kering yang dapat
dijadikan sampah komersial atau sampah yang laku dijual kembali untuk
diolah kembali menjadi barang yang dapat digunakan lagi. Contoh: plastik,
kertas, gelas atau kaca, dan botol.
• Sampah berbahaya
Merupakan sampah beracun penyebab infeksi dan mempunyai sifat
korosif (menyebabkan benda lain hancur). Sampah ini biasanya berasal
dari limbah pabrik yang merusak sungai setempat karena memiliki racun.
Sampah ini sangat mempengaruhi lingkungan dan mengakibatkan
kerusakan yang merugikan bagi kehidupan makhluk hidup. Contoh: logam,
pestisida, zat kimia dan sisa perindustrian.
(Basriyanta,2007:18)
Lokasi Pencemaran

Pada penelitian ini,


dilakukan di daerah TPS
di Perumahan Pondok
Raden Patah. TPS ini
berada dilahan kosong
yang sudah disediakan
oleh warga dan
dikelilingi oleh tambak.
Lahan ini berukuran +/-
100m2.
Dampak Pencemaran
• Dampak bagi lingkungan sekitar antara lain, tidak ada
pagar pembatas antara TPS dengan area tambak
menyebabkan sampah berjatuhan ke area tambak
dan sampah yang berserakan dijalan, sehingga
sampah tersebut mencemari tambak dan bandeng
yang dipelihara mati karena pencemaran sampah.
Selain itu juga bau sampah yang menyengat dapat
menimbulkan polusi udara bagi warga sekitar.
• Dampak kesehatan bagi warga sekitar akibat
pencemaran sampah sudah dirasakan oleh warga
sekitar, seperti diare pada anak-anak dan DBD saat
musim hujan.
Penanggulangan Pencemaran Sampah
Sampai saat ini, penanggulangan sampah belum terlaksanakan dengan
baik, dan kesadaran masyarakat akan pencemaran sampah masih
kurang. Penanggulangan yang sudah dilakukan antara lain:
• Dari pihak DPUPPE dari kabupaten Demak telah menyiapkan 2 bak
sampah untuk memudahkan proses pengangkutan sampah ke TPA Jati
Barang Semarang. Tetapi 2 bak sampah tersebut masih belum
mencukupi untuk menampung sampah-sampah yang dihasilkan oleh
warga di Perumahan Pondok Raden Patah.
• Pihak tukang sampah yang secara rutin menyalurkan sampah warga ke
TPS dengan sistem pembayaran iuran tiap bulan dirasa kurang
mencukupi, karena pihak tukang sampah hanya membuang sampah-
sampah warga ke tumpukan sampah bukan dimasukkan ke dalam bak
sampah yang telah disediakan.
• Rutin dilakukan pembakaran sampah organik maupun sampah
anorganik. Hal itu akan mengurangi jumlah sampah, tetapi juga
menyebabkan polusi udara akibat pembakaran sampah.
Kesimpulan
• Berdasarkan dari uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa TPS di Perumahan Pondok Raden Patah sangat
berpengaruh terhadap lingkungan sekitar. Sistem
pembuangan sampah di TPS masih sangat jauh dengan
teori yang dikemukakan oleh Departemen Pekerjaan
Umum dan Kota Semarang yaitu reduce, reuse, recycle.
• Faktor alam seperti rob juga memperburuk TPS di
Perumahan Pondok Raden Patah. Dampak yang
dirasakan tidak hanya kesehatan pada warga sekitar
tetapi juga ikan-ikan bandeng yang dipelihara oleh petani
tambak juga mati.
Saran
• Sangat diperlukan bagi warga di Perumahan Pondok Raden Patah
untuk diberikan penyuluhan tentang pengertian sampah, dampak
sampah dan cara pengelolaan sampah. Dengan diadakan
penyuluhan, diharapkan dalam diri warga timbul kesadaran, sehingga
pencemaran sampah bagi kehidupan selanjutnya dapat di minimalisir.
• Sampah-sampah yang dihasilkan warga di Perumahan Pondok
Raden Patah perlu dilakukan penyortiran sebelum dibuang ke TPS
maupun TPA. Penyortiran dapat berupa sampah organik dan sampah
anorganik, maupun penyortiran seperti reduce, reuse, recycle.
• Untuk pihak DPUPPE, penyediaan bak sampah harus ditambah lebih
banyak lagi, sehingga tidak ada sampah yang berserakan lagi.
• Selain itu juga, peraturan dari pemerintah harus dipertegas lagi dan
pemberian sangsi yang lebih berat untuk oknum-oknum nakal, karena
jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber
daya alam.

Anda mungkin juga menyukai