Anda di halaman 1dari 39

Persamaan

schrodinger
Sri Wahyuni (A1C318012)
REGULER A
1. Persamaan schrodinger
●Persamaan Schrodinger merupakan persamaan yang sangat penting untuk menjelaskan
perilaku elektron. Persamaan Schrodinger adalah persamaan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan sifat-sifat gelombang dari partikel.

●Kita akan mulai dari pendekatan klasik dan kemudian dengan mengubah energi total pada
konsep klasik kedalam energi kuantum untuk mendapatkan rumusan persamaan
schrodinger.

●Solusi bebas waktu dari persamaan schrodinger akan memperlihatkan sifat diskrit dari energi
yang dimiliki elektron.

●Solusi persamaan schrodinger akan sangat bermanfaat dalam menjelaskan perilaku


elektron.s
2. Persamaan Schrodinger
Tinjaulah sebuah partikel yang memiliki massa m, bergerak dengan momentum p di dalam
suatu medan konservatif. Menurut mekanika klasik, energi total partikel adalah jumlah energi
kinetik dan potensial:
E  V p  2m(E  V )
2m p2
Sebagai gelombang, kecepatan fasa gelombang partikel itu
vE  E
p 2m( E  V )
Misalkan (x,t) adalah fungsi gelombang partikel, maka persamaan gelombang:

 2x
( x,2 t )  2m( E 2 V ) 2
t 2 ( x, t )
E
Suatu fungsi gelombang partikel dengan energi tetap berkaitan dengan frekuensi tetap.
Untuk itu (x,t) memenuhi

 (x, t)   (x) ei t


3
Bagian waktu telah dihilangkan sementara karena tak mempunyai pengaruh, dan
selanjutnya persamaan itu disebut persamaan Schrodinger yang tak bergantung
waktu bagi sebuah partikel dalam satu dimensi.
V adalah energi potensial yang bentuknya harus diketahui sebelumnya, sedangkan
fungsi gelombang dan energi E dari partikel bersangkutan merupakan solusi yang
harus dicari dari persamaan tersebut.
Sistem dengan
potensial sederhana
●Persamaan Schrödinger untuk 1
partikel yang tidak bergantung waktu
untuk suatu dapat diselesaikan jika
bentuk potensial V diketahui
sebelumnya.
Jelas bahwa meskipun potensial yang dialami elektron itu terhingga, namun karena
E<Vo, energinya tetap diskrit.
Keadaan energi yang diskrit itu merupakan ciri dari partikel yang terikat dalam
sumur potensial.
Karena potensial itu berhingga, fungsi-fungsi eigen mempunyai ekor berbentuk
eksponensial menurun di luar sumur. Artinya, elektron masih mempunyai peluang
berada di luar sumur. Hal ini tidak mungkin secara klasik.
Quantum well, quantum dot, quantum wire adalah pengembangan dari
kasus ini dalam riset-riset laser dan optik.
Sumur Potensial Persegi dengan Dinding
Misalkan pertikel berada dalam sumur potensial terhingga seperti:

Di x=0, potensial itu sehingga elektron tidak mungkin berada di daerah


x<0. Bagaimanakah energi dan fungsi gelombang elektron jika E<0?
Di dalam daerah 0<x<a, persamaan Schrödinger adalah:
OSILATOR HARMONIK
Gerak harmonik terjadi jika suatu sistem jenis tertentu bergetar di
sekitar konfigurasi setimbangnya. Persyaratan supaya gerak
harmonik terjadi adalah terdapatnya gaya pemulih yang beraksi
untuk mengembalikan ke konfigurasi setimbangnya jika sistem
itu di ganggu, kelembaman massa yang bersangkutan
menyebabkan benda melampaui kedududukan setimbangnya,
sehingga sistem itu berosilasi terus-menerus jika tidak terdapat
proses desipatif.
• Dalam kasus khusus gerak harmonik sederhana , digunakan hukum hooke
dimana dirumuskan sebagai :

Pers.1.1

• Menurut hukum gerak kedua F =ma menjadi:

Pers.1.2
Terdapat berbagai cara untuk memecahkan pers. 1.2 salah satu yang mudah
ialah

Pers.1.3
• Dimana

(Frekuensi osilator harmonik) Pers.1.4

• Merupakan frekuensi osilasi, A amplitude, dan harga ɸ tetapan fase, bergantung besar harga x
pada saat t = 0
• Pentingnya osilator harmonik sederhana dalam fisika klasik dan modern :
• Pembuktian berdasarkan deret maclaurin.

Pers.1.5

• Satu-satunya suku yang penting bila x kecil yaitu :

Pers.1.6

• Memenuhi hukum Hooke bila (dF/dx)x=0 negatif, yang selalu dipenuhi oleh gaya
pemulih
• Fungsi energi potensial V(x) yang bersesuaian dengan hukum gaya
Hooke

Pers.1.7
• Persamaan scrodinger untuk osilator harmonik:

Pers. 1.8

Pers. 1.9

Pers. 1.10

Pers. 1.11

Pers. 1.12

Pers. 1.13
berdimensi :
Pers. 1.14

Pers.1.15

Pers.1.16

Pers.1.17
Pers. 1.15
Subtitusi ke dalam
persamaan

Pers. 1.16

Pers.1.17

Pers.1.18

Pers. 1.19
Pers. 1.20

Pers.1.21

Pers.1.22

Pers.1.23
Menggunakan Asimtot dimana x dan y tidak
terbatas

Subtitusi dengan diperoleh

Subtitusi 1.12 dengan 1.10 diperoleh pola h(y):

Dimana:
• Persamaan 1.13 diselesaikan dengan deret

Per.1.24

Per.1.25

Pers.1.26

Subtitusi 1.24, 1.25, dan 1.26 kedalam 1.23 diperoleh

Pers.1.27
• ym mirip deret sehingga memberi hubungan

Pers. 1.28
• Jika m besar maka:
Pers.1.29
• Rasio perbandingan untuk dengan m besar:
deret
Pers.1.30

• Pada deret:

Pers.1.31
• Sehingga rasionya:
Pers.1.32

• Sama dengan pers 1.30 maka diperoleh:


Pers.1.33

• Sehingga persamaan gelombangnya menjadi :

Pers. 1.34

• Y mendekati tak terhingga maka fungsi gelombangnya tidak


ternormalisasi
• Persamaan 1.35 digunakan bersama persamaan
1.28
Pers.1.36

• Dengan:
Per.1.37

• atau
Pers.1.38
• Polynomial hermitte di peroleh dari rodrigue formula :

Pers.1.39
• Fungsi gelombang dapat dituliskan

Pers.1.40
• Nilai h(y) berbeda bergantung harga n dan faktor normalisasi.
Sehingga fungsi gelombang dapat ditulis sebagai:
Pers.1.41
• Dimana Cn adalah normalisasi dengan normalisasi yang berbeda An
dapat dituliskan dengan Hn dalam polynomial hermitte :
• Menggunakan dan dan pers.1.39 akan
hubungan memberikan:
Pers.1.43
sehingga fungsi gelombang osilator harmonic dapat dituliskan dalam
bentuk:

Pers.1.44
Enam elemen polinomial hermitte yang pertama di daftarkan pada tabel
1.1

Tabel 1.1 Polinomial Hermitte


• Gambar 3. Fungsi gelombang osilator harmonik yang pertama garis vertikal
menunjukkan batas –A dan +A yang menyatakan batas osilator klasik bergerak
jika energinya sama
• Gambar 4. kerapatan peluang untuk keadaan n = 0 dan n = 10 dari
osilator harmonik mekanika kuantum.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai