Anda di halaman 1dari 45

Studio Perancangan Arsitektur

6
Anggota Kelompok :

1. Achmad Nurprambudi 8. Tika Ayu Lestari


2. Ezra Zuhayr Ahmad 9. Yusuf Setianto Wibowo
3. Hiziam Gusrifaiq 10. Hediana Chandra Puspita
4. Irvan Maulana
5. Lantip Pradipa
6. Nathanel Chrissetia Paga
7. Salsabila Hilmi
Sejarah Wayang
• Definis Wayang

Dalam buku karya Sri Mulyono dijelaskan bahwa


Wayang dalam Bahasa Jawa kata ini berarti
“Bayangan”, dalam Bahasa Melayu disebut Bayang-
bayang,dalam Bahasa Aceh: Bayeng,dalam Bahasa
Bugis: Wayang atau Bayan,dalam Bahasa Bikol
dikenal kata: Baying artinya “barang”, yaitu “apa
yang dilihat nyata”. Akar kata dari Wayang adalah
yang. Akar kata ini bervariasi dengan yung, yong,
antara lain terdapat dalam kata layang-“terbang”,
doyong- “miring”, tidak stabil: royong-selalu
bergerak dari satu tempat ke tempat lain: poyang-
payingan“ berjalan sempoyongan, tidak tenang” dan
sebagainya. Dengan memperbandingkan berbagai
pengertian dari akar kata yang beserta variasinya,
dapat dikemukakan bahwa definisi wayang pada
dasarnya adalah: “tidak stabil, tidak pasti, tidak
tenang, terbang, bergerak ke sana kesini kian-
kemari”.
• Asal usul dan sejarah Wayang
Asal usul wayang sendiri memiliki banyak
perdebatan pendapat dari para ahli.
Beberapa mengatakan wayang berasal dari
India, beberapa mengatakan bahwa
wayang adalah kesenian asli Indonesia
yang lahir di Jawa, dan sebagian lainya
berteori bahwa kesenian wayang adalah
akulturasi dan perpaduan dua budaya yaitu
Jawa dengan Hindu. Melihat dari cerita
pewayangan purwa, definisi wayang Purwa
diambil dari kamus besar Bahasa
Indonesia: Wayang kulit yang
membawakancerita bersumber dari kitab
Mahabharata dan Ramayana. Kitab
Mahabharata adalah karya besar seorang
penyair terkenal yaitu Bhagawan Wyasa
dan kitab Ramayana juga merupakan karya
besar penyair lain yaitu Walmiki.
• Mengenai sejarah wayang sendiri sejak tahun 1. Wayang
60-an para peneliti dan budayawan wayang Kata ini berasal dari bahasa Jawa
sepakat bahwa wayang adalah kesenian asli yang mempunyai akar kata “yang”
Jawa dan lahir di Jawa. Namun di masa Hindu dengan berbagai variasi vokalnya
dan Islam datang wayang mengalami banyak antara lain “layang”, “dhoyang”,
perubahan dalam perkembanganya. Pendapat “puyeng”, “reyong” yang berarti:
ini didukung oleh beberapa ahli yaitu Hazeu selalu bergerak-gerak, tidak tetap,
dan Brandes. Dalam disertasinya yang samar-samar dan sayup-sayup.
berjudulBydrage tot de kennis van het 2. Kelir
Javaansche Tooneel karyaHazeu didalamnya Berasal dari akar kata “Lir” = “Lar”
terdapat penjelasan ilmiah dan terperinci yang mengandung arti: terbentang.
mengenai asal usul wayang, dijelaskan bahwa Jadi kelir berarti: sesuatu yang
melihat suatu objek dan menelitinya akan terbentang atau tergelar.
sangat cermat dalam hasil penilain yang 3. Blencong
objektif apabila dilihat dari bagian-bagian Yaitu berasal dari akar kata “Cang” =
atau aspek-aspek penting dalam objek ”Cong” yang berarti: tidak lurus
tersebut. Dalam Hal ini Hazeu menemukan (bandingkan dengan kata: Mencong,
aspek-aspek penting tersebut ialah : Wayang, menceng dan sebagainya).
kelir, blencong, kepyak, dalang, kotak dan Karenanya blencong adalah lampu
cempela. Beberapa istilah diatas adalah yang
aspek-aspek penting yang ada dalam kesenian dipakai dalam pertunjukan wayang
wayang.10 Berikut penjabaran menurut Hazeu yang mempunyai sumbu tidak lurus.
sebagapenegas pendapatnya bahwa wayang
adalah budaya asli Jawa:
4. Khotak 7. Campela

Berasal dari akar kata “Thak” = “Thik” yang Dalam karya Proefschrift-nya Poerbatraraka yang berjudul
mengandung arti: dua benda bertemu(“Gathuk”). “Agastya In Den Archipel” menjelaskan bahwa Cempala
Fungsinya dalah tempat untuk menyimpan Wayang. adalah bahasa asli Jawa yang berarti kayu atau alat untuk
memukul kotak wayang yang dilakukan oleh dalang saat
5. Kepyak dalang bershuluk atau anta wacana. (membacakan
prolog ataupun ditengah jalan cerita pada saat pagelaran
Yang mempunyai akar kata “Pyak” = “Pyek” berarti wayang dilaksanakan). Didapati olehBrandes dan Hazeu
bunyi dari dua atau beberapa kepingan bertemu. istilah-istilah dan arti kata tersebut setelah diselidik
Bentuknya adalah beberapa alat yang berbahan dengan sangat teliti dan ilmiah hasilnya pada istilah diatas
tembaga dan campuran kuningan yang berbunyi Pyak tidak ada satupun dari daerah diluar Jawa yang memiliki
istilah tersebut; bahkan mencirikannya, artinya melihat
6. Dalang alat-alat sederhana yang dipakai dalam pementasan
wayang dengan mencari tahu asal muasal istilah alat
Akar katanya adalah “Lang” dan mengandung arti tersebut, maka diketahui pementasan wayang berasal dari
selalu berpindah tempat (“Langlang”) dalang adalah tempat yang sama dengan istilah tersebut
yang memainkan pertunjukan wayang. Dalam dibuat. yaitu di Jawa.
pelaksanaan pekerjaanya. Dalangselalu berpindah
tempat dari mendalang disatu tempat lalu ketempat
yang lainnya
(melanglang).
Jenis-Jenis Wayang
Di Indonesia terdapat puluhan jenis wayang yang tersebar dari setiap pulau Jawa, Bali, Lombok,
Kalimantan, Sumatra, baik yang masih lestari maupun yang sudah punah dan menjadi kepustakaan di
museum-museum. Pada pertengahan abad 19 Direktur Museum Etnografi of Leiden yaituL Serrurier
melakukan penelitian angket mengenai jenis-jenis wayang yang ada di Indonesia. Hasil dari penelitian
tersebut diberi judul De Wajang Poerwa. Mengutip hasil penelitian yang ditulis dalam buku tersebut bahwa
jenis-jenis Wayang yang ada di Indonesia sebagai berikut:

Wayang Purwa Wayang Lilingong Wayang Gambuh


Wayang Purawa Wayang Lumping Wayang Sasak Lombok
Wayang Beber Wayang Madya Wayang Ramayana Bali
Wayang Klithik Wayang Wahyu Wayang Banjar Kalimantan
Wayang Gedog Wayang Golek Sunda Wayang Jemblung
Wayang Menak Wayang Pegon Wayang Kancil
Wayang Golek Sunda Wayang Sasak Wayang Purwa Cirebon
Wayang Jemblung Wayang Topeng Wayang Suluh
Wayang Karucil (Krucil) Wayang Wong Wayang Purwa Surakarta
Wangen Langendria Wayang Orang Wayang Purwa Yogyakarta

Menurut jenis dan pelaku pementasnya ragam jenis wayang digolongkan dalam lima golongan yaitu: (1) Wayang Kulit,
pelaku yang muncul adalah boneka yang terbuat dari kulit, (2) Wayang Golek, pelakunya dari boneka yang dibuat dari
kayu, (3) Wayang Wong, langsung diperankan oleh orang (4) Wayang Beber, pementasan gambar wayang pada kertas
beber yang dibentangkan, (5) Wayang Klithik, pelakunya dibuat dari kayu pipih.
PENGERTIAN MUSEUM
• Museum adalah lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat umum.
Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta
melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian
dan kesenangan atau hiburan
• Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, Museum
adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan
pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta
alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan
pelestarian kekayaan budaya bangsa.
• Sedangkan menurut Intenasional Council of Museum (ICOM) : dalam
Pedoman Museum Indoneisa,2008. museum adalah sebuah lembaga
yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat
dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat,
menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri
manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.
FUNGSI MUSEUM
• Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 : dalam Pedoman
Museum Indoneisa,2008. museum memiliki tugas menyimpan, merawat,
mengamankan dan memanfaatkan koleksi museum berupa benda cagar
budaya. Dengan demikian museum memiliki dua fungsi besar yaitu :
Sebagai tempat pelestarian, museum harus melaksanakan   kegiatan sebagai
berikut :
• Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk menjadi koleksi,
pencatatan koleksi, sistem penomoran dan penataan koleksi.
• Perawatan, yang meliputi kegiatan mencegah dan menanggulangi kerusakan
koleksi.
• Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlindungan untuk menjaga koleksi dari
gangguan atau kerusakan oleh faktor alam dan ulah manusia.
Sebagai sumber informasi, museum melaksanakan kegiatan pemanfaatan
melalui penelitian dan penyajian.
• Penelitian dilakukan untuk mengembangkan kebudayaan nasional, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
• Penyajian harus tetap memperhatikan aspek pelestarian dan
pengamanannya.
JENIS MUSEUM

Jenis Museum Menuru situs Museum Indonesia tahun 2013, Museum


dapat dibedakan berdasarkan koleksi yaitu:
• museum arkeologi.
• museum benteng.
• museum biologi.
• museum militer.
• museum negeri / daerah.
• museum pribadi.
• museum sejarah.
• museum seni.
• museum tokoh.
• museum transportasi.
JENIS MUSEUM
Berdasarkan The International Council of Museum (ICOM), pengklasifikasian museum dibagi
menjadi 6 kategori, yaitu:
• Art Museum (Museum Seni)
• Archeologi and History Museum (Museum Sejarah dan Arkeologi)
• Ethnographical Museum (Museum Nasional)
• Natural History Museum (Museum Ilmu Alam)
• Science and Technology Museum (Museum IPTEK)
• Specialized Museum (Museum Khusus)

Museum dapat dibedakan menjadi berdasarkan tingkatan koleksinya, yaitu:


• Museum Umum: koleksinya merupakan kumpulan bukti material berbagai jenis kesenian.
• Museum Khusus: koleksinya merupakan kumpulan bukti material dan sejarah satu cabang seni.
Sedangkan berdasarkan kedudukannnya, meliputi:
• Museum Nasional: museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal dari
seluruh wilayah Indonesia.
• Museum Propinsi: museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal dari sutu
Propinsi dimana museum tersebut berada.
• Museum Lokal: museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal dari suatu
kabupaten atau kotamadya dimana museum tersebut berada.
PENGELOMPOKAN KEGIATAN
Kegiatan Museum Kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pengunjung meliputi kegiatan pameran tetap dan
temporer, penjelasaan koleksi dan pemanduan keliling museum, bimbingan karya tulis, slide dan pemutaran film, dan
museum keliling.
Menurut Sutaarga, 1989/1990 kegiatan yang terjadi di dalam museum secara garis besar meliputi 6 hal, yaitu:
1. Pengumpulan koleksi, kegiatan ini antara lain jual beli koleksi, peminjaman koleksi, pembuatan film
dokumenter, dan kegiatan lainnya.
2. Penyimpanan dan pengelolaan koleksi, kegiatan ini antara lain penampungan, penyimpanan, penelitian, dan
penggandaan (reproduksi).
3. Preservasi, kegiatan ini antara lain meliputi:
• Reproduksi, sebagai cadangan koleksi untuk menyelamatkan koleksi aslinya.
• Penyimpanan, untuk menyelamatkan koleksi asli dari faktor merugikan.
• Registrasi, pemberian dan penyusunan keterangan menyangkut benda koleksi.
4. Observasi, penyeleksian koleksi untuk disesuaikan dengan persyaratan koleksi museum.
5. Apresiasi, kegiatan ini antara lain meliputi :
• Pendidikan, menunjang fungsi museum sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat yang sifatnya non formal.
• Rekreatif, museum sebagai obyek rekreasi yang menyajikan acara yang menghibur.
6. Komunikasi, kegiatan ini antara lain meliputi :
• Pameran, ruang pamer merupakan sarana komunikasi antara masyarakat / pengunjung dengan materi koleksi,
yang dibantu dengan guide.
• Pertemuan, antara pengelola dengan masyarakat sebagai penunjang kegiatan.
• Administrasi.
PENGELOMPOKAN
KEGIATAN
Standar Organisasi Ruang Secara umum organisasi ruang pada bangunan museum dibagi menjadi 5
yaitu:

• Zona publik (tanpa koleksi)


• Zona publik (dengan koleksi)
• Zona non publik (tanpa koleksi)
• Zona non publik (dengan koleksi)
• Zona penyimpanan koleksi
PENGELOMPOKAN
KEGIATAN
Berdasarkan fungsinya, zona-zona dalam museum dapat dikelompokkan menjadi

Bengkel Store R.
Food service Serbaguna
Workshop

R. Penerimaan
R. Pameran Lobby Informasi
Loading barang
Keterangan

Zona non publik

R. Penyimpanan Zona publik


Gudang R. Administrasi
Koleksi Pintu masuk umum
PERSYARATAN RUANG

• Ruang untuk memperagakan hasil karya seni, benda-benda budaya dan ilmu pengetahuan harus
memenuhi persyaratan berikut :

• Benar – benar terlindung dari pengrusakan, pencurian, kebakaran, kelembaban, kekeringan, cahaya
matahari langsung dan debu

• Setiap peragaan harus mendapat pencahayaan yang baik (untuk kedua bidang tersebut) ; biasanya
dengan membagi ruang sesuai dengan koleksi yang ada menurut :

 Benda koleksi untuk studi (mis : mengukir, menggambar) diletakkan dalam kantong –
kantongnya dan disimpan di dalam lemari (dilengkapi laci-laci) kira-kira berukuran dalam
800 dan tinggi 1600.

 Benda koleksi untuik pajangan mis : lukisan, lukisan dinding, patung, keramik, furniture.
( Ernst Neufert, hlm. 135 )
LOBBY

Untuk dapat memenuhi kebutuhan aktifitas dalam museum, maka lobby museum sebaiknya:

 Tersedianya ruang pengecekan dan meja informasi


 Tersedianya fasilitas telfon umum
 Tersedianya counter penjualan (dapat dilakukan di meja informasi), jika menjual kartu pos dapat
disediakan meja untuk menulis.
Tersedia pula display buku dan barang-barang cetakan
 Tersedia fasilitas pameran pendahuluan (memamerkan apa yang menarik dari museum)
( Vail, Coleman Laurence, 1950:155)
Ruang Pameran

Didalam perancangan sebuah museum perlu beberapa pertimbangan yang berkaitan dengan penataan ruang
dan bentuk museumnya sendiri, antara lain :
 Ditemukan tema pameran untuk membatasi bendabenda yang termasuk dalam kategori yang dipamerkan
 Merencanakan sistematika penyajian sesuai dengan tema yang terpilih, jenis penyajian tersebut terdiri
dari :
• sistem menurut kronologis
• sistem menurut fungsi
• sistem menurut jenis koleksi
• sistem menurut bahan koleksi
• sistem menurut asal daerah
 Memilih metoda penyajian agar dapat tercapai maksud penyajian berdasarkan tema yang dipilih :
• metoda pendekatan esteis
• metoda pendekatan romantik/tematik
• metoda pendekatan intelektual ( Susilo tedjo, 1988 )
A. Jenis Ruang Pamer

 Ruang Pamer Sementara, Untuk memamerkan materi pameran seperti lukisan, patung dan materi koleksi
yang dapat dipindahkan atau diganti-ganti di lantai pameran utama, di lantai bawah dekat Lobby.

 Ruang Pamer Permanen :

• Ruang Pameran Umum, obyeknya berukuran besar dapat berupa ruangan sejarah, informasi –
informasi umum tentang koleksi museum maupun pameran kerja.

• Pameran Penelitian (obyek kecil), memamerkan hasil-hasil penelitian.

B. Standar Luas Objek Pamer

(Sumber : Ernst Neufert, 1997, hal.135 )


C. Penataan Layout
(Sumber : Fred Lawson, 2000 : 117)
Rencana terbuka, jenis ini biasa diterapkan pada
pameran berskala besar.

Inti dengan galeri satelit, adalah lay-out dimana bagian


tengah menjadi inti pameran dan dikelilingi oleh
display dengan alur tematik.

Progresi linier, lay-out jenis ini diatur dengan rangkaian


area display dalam rute tertentu.

Kombinasi. Lay-out dengan area display tematik namun


sirkulasinya bebas.

Kombinasi, lay-out jenis ini disesuaikan dengan tipe


display dan bangunan yang digunakan.
D. Tipe-tipe ruang

 Kamar sederhana berukuran sedang merupakan bentuk yang paling lazim.

 Aula dengan balkon merupakan bentuk ruangan yang juga lazim dan salah satu yang tertua

 Aula pengadilan merupakan aula besar dengan jendela – jendela tinggi di kedua sisinya.

  Galeri Lukis Terbuka ( Skylighted picture gallery ) merupakan tipe ruang yang paling umum dalam
museum seni. Ruangan ini tampak paling sederhana bagi pengunjung maupun bagi arsitek dianggap
sebagai ruang yang paling sulit dirancang.

 Koridor Pertunjukan merupakan tipe ruang pamer yang sesungguhnya bukan ruangan, tetapi merupakan
suatu jalan atau lorong. Digunakan untuk display supaya tidak tampak kosong.

 Tipe ruangan yang bebas, dapat dibagi – bagi saat ada pameran. Ruangan ini tidak berjendela tapi ada
tempat yang dapat dibuka untuk cahaya alami.
KEBUTUHAN RUANG
KEGIATAN UTAMA/ PAMERAN
No Ruang Kapasitas Luas Total
m2

1 Ruang Studi Koleksi 1 unit 60

2 Ruang Kurator 1 unit 60


Ruang Asisten 1 unit 4
Ruang Staff 4 unit 16

3 Ruang Konservasi
Ruang Perawatan 1 unit 60
Ruang Restorasi 1 unit 60

4 Ruang Registrasi 1 unit 40

5 Ruang Penyimpanan 1 unit 24


Ruang penyimpanan sementara 1 unit 24
6 gudang 1 unit 40

7 Ruang Staff
Ruang Kabid Konservasi 1 orang 4
Ruang Asisten Konservasi dan Restorasi 5 orang 20
Ruang Asisten Pameran 5 orang 20
Ruang Kepala Bidang Koleksi 1 orang 4
Ruang Asisen Bidang Koleksi 6 orang 24
Ruang Loker 1 unit 5

8 Toilet 2 unit 10,8

KEGIATAN REKREASI WAYANG

No Ruang Kapasitas Luas Total


m2
1 Hall 135 orang 216
2 Ruang Pameran
Ruang Pameran Tetap 42 panel dinding 2344,02
82 panel tunggal
32 panel ganda
20 panel tabung

Ruang Pameran Temporer 7 panel tunggal 600


12 panel ganda
4 panel tabung
6 manequeen
3 Counter Tiket 2 orang 10
4 Counter Penitipan Barang 1 unit 20
5 Resepsionis 2 orang 9

6 Ruang Pemandu 5 orang 15

7 Pos Keamanan 4 orang 12

8 Gudang 9

9 Bagian Edukasi 1 orang 4.8


Kepala Bagian Edukasi 2 orang 9,6
Ruang Penelitian dan Pengembangan 2 orang 9,6
Ruang Bimbingan Edukatif Kultural 1 orang 4,8
10 Ruang pelatihan wayang
Ruang Dalang 1 123,54
Ruang Sinden 1 123,54
Ruang Gamelan 1 123,54
Ruang Penyimpanan Alat 1 30,8

Ruang Pengembangan Kreatifitas

11 Ruang Bermain Wayang 1 unit 144

12 Ruang Kerajinan 1 unit 72

13 Ruang Pembuatan Wayang 10 unit computer desain 27


wayang
10 meja kerja rakit pembuatan 44
wayang
Ruang audio visual

14 Ruang audience 1 unit 15


Ruang Stage + Layar 1 3,75
Ruang Proyektor 1 20
Ruang Komputer 1 18
Ruang Operator 1 8
Ruang Penitipan Barang 1 9,8
Toilet 2 6
15 gudang 1 unit 40

16 Ruang Diskusi 15 orang 27,93

17 Ruang Pemandu Latihan 5 orang 15

18 Perpustakaan
Hall 50 orang 48
Ruang Baca dan Koleksi 50 orang + 1000 buku 116,64
Counter + Penitipan Barang 1 unit 20
Ruang Fotocopy 1 unit 5
Gudang 1 unit 4
KEGIATAN PENGELOLA

No Ruang Kapasitas Luas Total


M2
1 Hall 20 orang 30
Ruang Tamu 45
2 Ruang Kepala Museum 1 unit 25,2

3 Ruang Wakil Kepala Museum 1 unit 21,6

4 Ruang Sekertaris 1 orang 10

5 Ruang Kepala Administrasi 1 orang 4,8

6 Ruang Staff 15 orang 62,4

7 Bagian Pelayanan HAKI 5 orang 23,2

8 Ruang Rapat 20 orang 37,73

9 Pantry 1 unit 19

10 Toilet 2 unit 10,8


KEGIATAN PENUNJANG

No Ruang Kapasitas Luas Total


M2
1 Toko 14 ruang 400
Gudang Suplay 10 unit 168
Ruang Loker 18 orang 5
2 Pusat Pengiriman Barang 2 unit 48

3 Cafetaria
Ruang Makan 30 meja 146,25
Dapur 25 % ruang makan 28
Tempat Menyimpan Makanan 1 unit 12
Kasir 1orang 2
Gudang 1 unit 12
wasthafel 4 buah 4

4 Auditorium/Ruang Pertunjukan
Hall 100 orang 120
Ruang Audience 300 orang 400
Stage 30% ruang udience 120
Ruang Persiapan 30 % stage 36
Ruang Operator 2 orang 6
Gudang 1 unit 40
KEGIATAN PELAYANAN

No Ruang Kapasitas Luas Total


M2
1 Pelayanan Umum
Mushola 25 orang 28,5
Toielt 5 unit 22,2
Pos CS dan OB 10 orang 24
ATM 4 box 13
Ruang Kesehatan 1 orang petugas 9
Pantry 1 unit 18
Pos Jaga 4 orang 12

2 Pelayanan Teknis
R. PABX/CCTV 1 unit 20
Genset 1 unit 18
Trafo 1 unit 12
Ruang Pompa 1 unit 18
Ruang Panel Listrik 1 unit 25
Ruang Mesin AC 1 unit 25
Ruang AHU 1 unit 18
Gudang 1 unit 25
Ruang Limbah 1 unit 25
AREA PARKIR

No Ruang Kapasaitas Luas Total


M2
1 Mobil 150 Kendaraan 2250

2 Bus 6 Kendaraan 288

3 Motor 100 Kendaraan 200


Persyaratan museum

Persyaratan khusus bangunan Persyaratan umum bangunan


1) Bangunan utama (ruang pamer tetap dan 1) Bangunan dikelompokkan dan dipisahkan
temporer), harus dapat memuat benda-benda menurut fungsi dan aktifitasnya, ketenangan,
koleksi, mudah dicapai dari luar maupun dari keramaian dan keamanan.
dalam, dan memiliki daya tarik. 2) Pintu masuk utama (Main Entrance), untuk
2) Bangunan auditorium, harus mudah dicapai pengunjung.
oleh umum dan dipakai sebagai ruang 3) Pintu masuk khusus (Side Entrance), untuk
pertemuan, diskusi atau ceramah. lalu lintas koleksi, bagian pelayanan,
3) Bangunan khusus (laboratorium konservasi, perkantoran, rumah jaga, serta ruang-ruang
studio preparasi, storage, ruang studi koleksi), pada bangunan khusus.
harus berada didaerah tenang, mempunyai pintu 4) Area publik/ umum, terdiri atas : lobby,
masuk khusus, memiliki system keamanan yang ruang pamer.
baik.
5) Area semi publik, terdiri atas bangunan
4) Bangunan administrasi, harus terletak administrasi (termasuk perpustakaan dan ruang
strategis, mempunyai pintu masuk khusus. rapat).
(DDK, 1992: 16-18)
6) Area Privat, terdiri atas laboratorium
konservasi, studio preparasi, storage dan ruang
studio koleksi.
Persyaratan Lokasi Museum
• Lokasi harus strategis. Tidak harus di pusat kota,melainkan tempat yang mudah
dijangkau oleh umum.
• Lokasi museum harus sehat. Tidak terletak di daerah industry yang banyak polusi
udara,serta tidak bertanah lumpur, rawa, atau pasir. Elemen- elemen iklim harus
terkontrol,setidaknya memiliki kelembaban udara mencapai kenetralan antara 55% –
65%.

Persyaratan Koleksi Museum


• Mempunyai nilai sejarah dan ilmiah (termasuk nilai estetika)
• Dapat diidentifikasikan mengenai wujudnya (morfologi), tipe (tipologi), gaya (style),
fungsi, makna, asalnya secara historis dan geografis, genus atau periode dalam geologi
khususnya untuk benda-benda sejarah dan teknologi.
• Harus dapat dijadikan dokumen, dalam arti sebagai bukti kenyataan dan kehadirannya
(realitas dan eksistensi) bagi penelitian ilmiah.
• Dapat dijadikan suatu monument atau bakal jadi monument dalam sejarah alam dan
budaya.
• Benda asli (realia), replica, atau reproduksi yang sah menurut persyaratan museum.
Berdasarkan tugas dan fungsinya, setiap museum
mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :

1) Pembidangan Tata Usaha, meliputi kegiatan dalam


registrasi ketertiban/keamanan, kepegawaian dan
keuangan.

2) Pembidangan Pengelolaan Koleksi yang meliputi


kegiatan yang berhubungan dengan identifikasi,
klasifikasi, katalogisasi koleksi sesuai dengan jenis
koleksi. Menyusun konsepsi dalam kegiatan presentasi,
penelitian/pengkajian koleksi termasuk penulisan
ilmiah dan persiapan bahan koleksi.

3) Pembidangan Pengelola Koleksi yang meliputi


konservasi preventif dan kuratif serta mengendalikan
keadaan kelembaban suhu ruang koleksi dan gudang
serta penanganan laboratorium koleksi.
4) Pembidangan Preparasi yang meliputi pelaksanaan restorasi koleksi, reproduksi, penataan
pameran, pengadaan alat untuk menunjang kegiatan edukatif cultural dan penanganan bengkel
reparasi.

5) Pembidangan Bimbingan dan Publikasi yang meliputi kegiatan bimbingan edukatif cultural
dan penerbitan yang bersifat ilmiah dan popular dan penanganan peralatan audiovisual.

6) Pembidangan Pengelolaan Perpustakaan yang meliputi kegiatan penanganan kepustakaan/


referensi.

Setiap pembidangan tersebut di atas dipimpin oleh kepala yang bertanggung jawab kepada
kepala Museum. Susunan organisasi dan tata kerja museum, tergantung kepada tingkat
kedudukan dan status museum.
Museum Wayang
Jakarta
• Lokasi : Jalan Pintu Besar Utara No.27 Pinangsia,
RT.3/RW.6, Kota Tua, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110

• Luas Lantai : 990 m²

• Luas Lahan : 1.300 m²

• Arsitek : Ed Cuypers dan Hulswit

• Langgam : Neo Renaisans

• Fasilitas :

1. Seminar

2. Pertunjukan mini

3. Penyimpanan koleksi

4. Cindera mata

5. Pergelaran
Sejarah
bangunan
1640 – Awal dibangun oleh VOC bernama Gereja Lama Belanda

1912 – Beralih fungsi menjadi gudang Geo Wehry & CO

1936 – 14 Agustus ditetapkan menjadi monumen

1939 – 22 Desember beralih fungsi menjadi Museum Batavia Lama

1957 – Diserahkan kepada LKI dan dikelola menjadi Museum Jakarta Lama

Bangunan Museum Wayang pertama kali dirancang oleh arsitektur


kolonial Belanda di Indonesia yaitu Ed Cuypers dan Hulswit dengan gaya
eropa dan neo-renaisans. terdiri dari dua lantai ini memiliki denah persegi
panjang, atap perisai memanjang, dan dinding bata yang dilapisi spesi dan
dicat.

Fasad bangunan terdiri dari dinding kayu dengan dengan bukaan-


bukaan jendela dan pintu. Pada dinding fasade terdapat ornamen bergaya art
deco. Pintu masuk museum ini terdiri dari dua pintu yang bersebelahan.
Bentuknya berupa konstruksi dinding berbentuk segitiga atau setengah yang
kerap disebut tympanum.
Keterangan :
9. Area retail
1. In (Pintu masuk)
10. Koleksi wayang
2. Out (Pintu Keluar)
11. Area duduk
3. Meja resepsionis
12. Taman / makam
4. Toilet wanita
13. Koleksi wayang
5. Toilet pria
14. Koleksi wayang
6. Sirkulasi
15. Musholla, tempat wudhu, dapur kecil
7. Gudang
16. Area koleksi wayang tertentu
8. Ramp
Keterangan :
25. Koleksi wayang
17. Tangga / sirkulasi
26. Ramp
18. Koleksi wayang khusus dalam ruang
19. Koleksi wayang dan silsilah wayang purwa
20. Koleksi wayang
21. Koleksi gamelan
22. Koleksi wayang
23. Koleksi gamelan
24. Kantor pengelola
MONOLOGUE ART • Lokasi : Beidaihe District, Qinhuangdao, China
MUSEUM • Arsitek : Wutopia Lab
• Luas : 1.300
• Kontraktor Finishing : Sino-Ocean Decoration Engineering
Co., Ltd.
• Konstruksi Dindin Tirai : Tianjin Dongfang Haichuan Pintu
Jendela dan Dinding Tirai Saham Gabungan Co., Ltd.
• Kontraktor Umum : Zhongtian Construction Group Co., Ltd.
• Tim Pendalaman Lanskap : Beijing Sino-Ocean Landscape
Design Institute Co., Ltd.
• Berkebun : Beijing Shengyuan Ecological Garden Co., Ltd.
• Pekerjaan Bata : Tangshan Yuchuan Construction &
Decoration Engineering Co., Ltd.

Fasilitas :
• Theater • Dancing Room
• Ruang Yoga • Pohon Lanskap
• Galer Kesenian • Flow Water pool
• Studio • Shallow pool
• Ruang Minum Teh
Wutopia Lab dipercaya oleh Sino-Ocean Group yang merupakan
perusahaan investasi properti dan kegiatan pengembangan untuk
membuat museum seni monolog di taman hijau SEATOPIA di
Beidaihe, Qinhuangdao , yang didedikasikan untuk minoritas tak
terbatas orang yang ingin bebas dari gangguan duniawi. Program
spasial pada Museum Seni Monolog seluas 1.300 ini meliputi galeri
seni hingga studio tari yang menampilkan sikap lembut namun
menyembunyikan tujuan yang tajam, yaitu mengukir waktu untuk
pemikiran yang disengaja dan pengisian daya kreatif, di perusahaan
sendiri. Museum ini selesai dan dibuka untuk umum pada Juli 2022.
BLOK PLAN
SITE PLAN

1. Teater 8. Ruang loker


2. Ruang yoga 9. Toilet
3. Studio 10. Ruang ganti
4. Galeri kesenian 11. Pohon lanskap
5. Ruang minum teh 12. Kolam air
6. Resepsonis mengalir
7. Ruang tari 13. Kolam dangkal
TAMPAK
POTONGAN GALERI KESENIAN

1. Pemandangan galeri
2. Area sketsa
3. Halaman
4. Dinding GRC
POTONGAN KELAS TARI

1. Kelas tari
2. Ruang penerimaan
3. Galeri kesenian
4. Ruang ganti
5. Halaman
POTONGAN RUAG YOGA

1. Ruang tari 4. Galeri kesenian


2. Ruang penerimaan 5. Halaman
3. Ruang ganti 6. Dinding GRC
POTONGAN HALAMAN

1. Kolam air mengalir


2. Kolam dangkal
3. Area lanskap kolam pohon
4. Parit overflow
AXONOMETRI

1. Teater 8. Ruang loker


2. Ruang yoga 9. Toilet
3. Studio 10. Ruang ganti
4. Galeri kesenian 11. Pohon lanskap
5. Ruang minum teh 12. Kolam air
6. Resepsonis mengalir
7. Ruang tari 13. Kolam dangkal

Anda mungkin juga menyukai