Anda di halaman 1dari 23

MEDAN MAGNET

Memori Gea, S.Pd


Medan Magnet
 Magnet pertamakali ditemukan dalam bentuk
batuan (magnetite / Fe3O4)
 Hadir selalu dlm dua kutub, Utara dan Selatan
 Hubungan antara magnet dgn listrik mulai
ditemukan melalui percobaan Oersted (jarum
kompas menyimpang disekitar kawat berarus)
 Sementara hubungan antara listrik dgn magnet
ditemukan oleh Faraday dan Joseph Henry
Medan Magnet dan Gaya Magnet

 Medan magnet bisa dihasilkan


bahan magnet permanen dan
oleh elektron yg bergerak.
 Medan magnet B ditunjukkan
arahnya oleh arah jarum kompas
dan arahnya digambarkan dgn
garis-garis medan magnet (keluar
dari kutub utara masuk di kutub
selatan)
 Medan magnet bisa dinyatakan dalam gaya
magnet. Muatan yg bergerak di dalam medan
magnet akan mengalami gaya magnet :
 Gaya magnet FB sebanding dgn muatan dan kecepatan
partikel
 arah gaya FB bergantung arah kecepatan partikel dan arah
medan magnet B
 Arah gaya tegak lurus terhadap kecepatan dan arah
medan magnet
 Besar gaya sebanding dengan harga sin , dimana 
adalah sudut antara arah kecepatan dan medan magnet
FB = q V x B

Satuan Medan Magnet : Tesla (T)


 1 T = 1 N/ (c m/s) = 1 N/ (A.m)
 1 T = 104 Gauss
Gaya Magnet pada kawat
berarus
 Medan magnet keluar bidang => titik
 Medan magnet masuk bidang => kros tanda
silang)
 Segmen kawat L, gaya pada satu muatan :

FB = q Vd x B
total didalam kawat n A L :
FB = q Vd x B n A L
Karena I = n q Vd A
FB = I L x B
L = vektor
misal, segmen ds sembarang arah :
dFB = I ds x B

Total gaya sepanjang kawat :


FB = I ab ds x B
Momen pada loop berarus
didalam medan magnet
Misal loop persegi :
 pada kawat 1 dan 3 F= 0
 Pada 2 dan 4 :
 F = I aB dgn arah keluar
dan masuk
 Kedua gaya membentuk
momen :
 
max= F2 b/2 + F4 b/2
 =IaBb
 = I ab B
 =IAB
 Dimana A = luas Loop
 Bila arah B membentuk sudut terhadap
A:
  = F2 b/2 sin  + F4 b/2 sin 
 = I a B b/2 sin  + I a B b/2 sin 
 = I ab B sin 
 = I A B sin 
 = I AxB

 Selanjutnya besaran IA didefinisikan


sebagai momen magnetik 
=IA
Gerak partikel bermuatan
didalam medan magnet
 Sebuah partikel positif bermuatan q
bergerak dalam medan magnet
homogen B :
 Partikel bergerak melingkar :
 Gaya magnetik = gaya centripetal
 FB = mv2/r
 q v B = m v2/r
 r = mv /(q B) = v/r = qB/m
 m/q = B r/v  = frekuenci anguler
T = 2r/v = 2m/(qB)
Partikel bergerak di dlm medan
magnet dan listrik

 Partikel akan mengalami gaya magnet keatas : q V


xB
 Partikel akan mengalami gaya listrik kebawah : q
E,
 Jika setimbang :
 qvxB=qE => v = E/B
Efek Hall
 Pada konduktor yg dialiri arus listrik yg berada
pada medan magnet akan terjadi defleksi
(polarisasi) pembawa muatan sehingga muncul
medan Hall
 Gaya magnet akan seimbang dgn gaya listrik yg
dihasilkan :
 q v B = q E
d H
 Jika jarak separasi d :
 V = E d
H H
 q v B = q V /d
d H
VH = vd B d

Karena I = n q vd A => vd= I/nqA


VH = I B d/ (nqA) karena A = t d

= I B / (nq t) = RH IB/t

RH konstanta Hall RH = 1/ nq
Medan Magnet
(lanjutan)
Hukum Biot -Savart
 Biot dan savart menyelidiki besar medan db disekitar kawat
berarus ds :
 Vektor db tegak lurus terhadap ds dan r
 Besar db berbanding terbalik dengan r2
 Besar db sebanding dgn arus dn panjang ds
 Besar db sebanding dengan sin ,sudut antara ds dan r
 Secara matematis hukum Biot-Savart:
Db = o I ds x r
4 r2
o = permeabilitas ruang hampa
= 4 x 10-7 T m/A
 Untuk keseluruhan panjang kawat :

 Ada kemiripan dgn medan listrik tetapi ada perbedaannya:


 Arah medan
 Penyebabnya (muatan terisolasi)
Gaya magnetik antar dua kawat
konduktor
 Kawat 1 mengalami gaya oleh
karena medan magnet kawat 2 :
F1 = I1 L B2

 Pada kawat dua menghasilkan


medan B2 :
 B =  I
2 o 2
2a
Sehingga :
F1 = I1 L o I2
2a
 Pada kawat 2 akan muncul gaya F= o I1 I2
yg sama besar tetapi berlawanan
arah
L 2a
 Arus searah tarik menarik,
berlawanan tolak menolak
Hukum Ampere
 Oersted menunjukkan
arah medan magnet
disekitar kawat berarus
 Arah medan magnet
memutari kawat
 Bila ds adalah lintasan
dalam lingkaran dan
dihitung B. ds maka :
 B . ds = B  ds = B 2a
= oI 2a
2a
 B . ds = oI
<= Hukum Ampere
 Integral garis dari B.ds pada suatu lintasan
tertutup adalah sama dengan oI, dimana I
adalah total arus yang dilingkupi oleh lintasan
tersebut
Medan magnetik pada toroid
dan solenoid
 Toroida
 B di Solenoid :
 Lemah diluar
 Kuat didalam
 Solenoid ideal
ditengahnya uniform
 Menyerupai magnet
batang
 Loop ampere
memberikan :
 Lintasan 2,3,4 nol
 Lintasan1 ada nilainya
 B.ds = oI N
 B L = oI N
 B = oI N/L
Flux magnetik
 Mirip dgn flux listrik :
B= B. dA
Untuk B uniform dan A datar :
B= B A cos 

Satuan flux magnetik T.m2 atau weber (wb)


Hukum Gauss
 Total fluks magentik dari
suatu permukaan tertutup
adalah nol

 KOnsekuensi dari tidak


adanya monopole

Anda mungkin juga menyukai