Definisi
Infeksi yang terjadi pada tulang
Infeksi akut tulang yg dapat terjadi karena
penyebaran infeksi dari darah (osteomielitis
hematogen) atau yg lebih sering setelah kontaminasi
fraktur terbuka atau reduksi (osteomielitis eksogen)
(Corwin, E, 2001)
Proses infeksi yg dimulai pd tulang berongga atau
medulla dan kemudian meluas mengenai tulang
kompak atau korteks (Merenstein, G, 2002)
Infeksi tulang yg dapat diakibatkan oleh infeksi yg
ditularkan melalui darah, kontaminasi langsung ke
tulang, insufisiensi vaskuler dan akibat adanya alat
fiksasi yg terpasang (Carpenito,L.J, 1999)
Etiologi
Penyebaran hematogen
- tonsil yg terinfeksi
- lepuh
- gigi yg terinfeksi
- ISPA
Penyebaran infeksi jaringan lunak
- ulkus dekubitus
- ulkus vaskuler
Kontaminasi langsung
- fraktur terbuka
- cedera traumatik (luka tembak, pembedahan)
Pencegahan
Penanganan infeksi
Perawatan pasca operasi
Perawatan luka aseptik
Pemberian antibiotik
Pembagian
Akut fulminan – stadium 1 (3 bln pertama post
operasi)
Infeksi awitan lambat – stadium 2 (4-24 bln post
operasi)
Awitan lama – stadium 3 ( >2 tahun post
operasi)
Faktor risiko
Nutrisi buruk
Lansia
Kegemukan
Penderita DM
Penderita artritis reumatoid
Terapi kortikosteroid jangka panjang
Riwayat pembedahan sendi/ ortopedi
Infeksi luka
Sulit disembuhkan bila :
trombosis
Nekrosis tulang vaskuler
Pengobatan
Terapi antibiotik
Pembidaian ekstremitas
Tindakan bedah (insisi dan drainase bedah)
Terapi suportif (infus)
Penatalaksanaan
Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap
- LED meningkat
- Leukositosis
Pengkajian
Gejala akut
Faktor risiko
Kelemahan umum
Pemeriksaan fisik
TTV; suhu tubuh meningkat
Ada cairan purulen
Diagnosa keperawatan
Nyeri b.d proses inflamasi dan
pembengkakan
Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri,
immobilisasi dan keterbatasan beban
berat badan
Risiko penyebaran infeksi b.d proses
penyakit
Kurang pengetahuan ttg program
pengobatan b.d kurangnya informasi
Intervensi keperawatan
Diagnosa 1
Kaji karakteristik nyeri
Monitor TTV
Pertahankan immobilisasi bagian yg sakit dan tirah
baring
Lakukan dan awasi rentang gerak pasif/ aktif untuk
bagian yg sehat
Ajarkan klien cara mengontrol nyeri; teknik relaksasi
Ciptakan lingkungan yg tenang dan nyaman
Tinggikan bagian yg luka dgn menggunakan bantal
Kolaborasi : pemberian analgetik dan anti inflamasi
Intervensi keperawatan
Diagnosa 2
Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi
Lakukan aktivitas sesuai kemampuan
Pembatasan dalam aktifitas fisik
Dorong partisipasi klien dalam mobilitas
terapeutik
Instruksikan klien untuk bantu dalam
rentang gerak pasif
Bantu klien dalam mobilisasi secara
bertahap
Intervensi keperawatan
Diagnosa 3
Kaji tanda-tanda infeksi
Monitor TTV; suhu
Dorong pemasukan cairan, diet tinggi protein, vit.C
dan D
Instruksikan klien untuk tidak menyentuh area luka
Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik
Kolaborasi : pemberian antibiotik
Monitor hasil pemeriksaan lab. (leukosit dan LED)
Intervensi keperawatan
Diagnosa 4
Kaji tingkat pengetahuan klien ttg penyakitnya
Berikan penjelasan pada klien ttg proses
penyakit, program pengobatan dan
perawatan, takankan pentingnya kontrol dan
minum obat secara teratur
Beri kesempatan untuk bertanya ttg
penyakitnya
Berikan pendkes ttg perawatan luka
Ajarkan cara dan waktu pemberian obat
Evaluasi