Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS VOLUMETRI

Oleh :
Kelompok Molekul
1. ABDUL RASID RITONGA
2. DESSI YOHANNA SIAHAAN
3. SITI PATIMA SIREGAR
4. ROINA HARAHAP

Dosen Pengampu : Nenni Faridah Lubis, M. Pd


PENDAHULUAN
• Dalam percobaan dalam laboratorium kita sebagai
mahasiswa kimia sering dipertemukan dengan yang
disebut dengan titrasi.
• Titrasi sendiri merupakan suatu metoda untuk
menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat
lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi
biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang
terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila
melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai
titrasi asam basa, titrasi redoks untuk titrasi yang
melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi
kompleksometri untuk titrasi yang melibatan
pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
PENGERTIAN ANALISIS VOLUMETRI
• Analisis titrimetri atau analisis volumetrik adalah analisis kuantitatif dengan
mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah
diketahui konsentrasinya secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan
larutan standar tersebut berlangsung secara kuantitatif.
• Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara
teliti, dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M
(molaritas).
• Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di
capai.
• Umumnya indikator yang digunakan adalah indikator azo dengan warna yang spesifik
pada berbagai perubahan pH.
• Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stokiometri antara
zat yang dianalisis dan larutan standar.
• Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator yang
menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yyang dianalisis dan larutan standar.
SYARAT – SYARAT VOLUMETRI

• Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan analisis volumetrik


adalah sebagai berikut :
1. Reaksinya harus berlangsung sangat cepat
2. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan
reaksi yang kuantitatif / stokiometrik
3. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik
secara kimia maupun secara fisika
4. Harus ada indikator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan kimia atau
fisika. Indikator potensiometrik dapat pula digunakan
• Contoh Reaksi Yang Tidak Sempurna
Reaksi antara larutan asam borat, HBO2 - dengan larutan standar NaOH:
HBO2⁻ + OH⁻ H2O + BO2²⁻ (K = 6 x 10 -4 )
karena memiliki nilai K yang relatif kecil, reaksi tidak bisa berlangsung
sempurna, sehingga perubahan pH pada titik ekivalen kurang tajam dan
penetapan titik ekivalen tidak akurat.
LARUTAN BAKU ATAU LARUTAN STANDAR

• Larutan standar adalah larutan yang diketahui konsentrasinya, yang akan


digunakan pada analisis titrimetric. Zat baku ( zat standar) harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Mudah didapat dalam keadaan murni dengan kadar pengotor tidak melebihi
0,01 % sampai 0,02 %
2. Mempunyai rumus molekul yang pasti.
3. Harus stabil secara kimiawi, mudah dikeringkan dan tidak bersifat
higroskopis
4. Berat ekivalennya harus besar sehingga mudah ditimbang dan
meminimalkan kesalahan akibat penimbangan
5. Harus stabil secara kimiawi, mudah dikeringkan dan tidak bersifat
higroskopis
6. Reaksinya harus sempurna.
• Macam larutan baku:
1. Larutan baku primer adalah zat baku yang langsung dapat digunakan dalam
titrasi sehingga dapat menentukan jumlah zat yang dianalisa. Contoh:
H2C2O4 , Na2C2O4 , KBrO3 , KIO3 , NaCl, boraks, dan Na2CO3
2. Larutan baku sekunder adalah zat baku yang konsentrasinya harus dibakukan
dengan zat baku primer. Contoh: NaOH, KOH, KMnO4 , HCl, H2SO4
METODE TITRIMETRI DIKENAL JUGA SEBAGAI

?
metode volumetri yaitu, merupakan metode analisis
kuantitatif yang didasarkan pada prinsip
pengukuran volume.
MACAM – MACAM ANALISA VOLUMETRI

1. Gasometri
adalah volumetri gas dan yang diukur (kuantitatif) adalah volume gas yang
direaksikan atau hasil reaksinya.

2. Titrimetri atau Titrasi


adalah pengukuran volume dalam larutan yang diperlukan untuk bereaksi
sempurna dengan sevolume atau sejumlah berat zat yang akan ditentukan
• Dalam setiap metode
titrimetri selalu terjadi reaksi
kimia antara komponen
analit dengan zat pendeteksi
yang disebut titran.

• Reaksi dasar antara


komponen analit dengan
titran dinyatakan dengan
persamaan umum berikut
ini:
Analit + Titran → Hasil reaksi
• Titran (dalam buret) ditambahkan ke dalam larutan analit (labu Erlenmeyer)
hingga tercapai titik ekivalen.
• Titik ekivalen tercapai ditandai dengan adanya perubahan zat indikator.
• Titik ekivalen adalah keadaan disaat terjadinya kesetaraan mol antara zat
yang dititrasi dan zat pentitrasi.
• Titik akhir titrasi adalah keadaan waktu menghentikan titrasi, jika
menggunakan indikator yaitu pada saat indikator berubah warna. Idealnya,
titik ekivalensi dan titik akhir titrasi adalah sama.
PENGGOLONGAN REAKSI ANALISIS VOLUMETRI ATAU
TITRIMETRI

• Penggolongan analisis titrimetri ini, berdasarkan ;


1. Reaksi Kimia :
Reaksi asam-basa (reaksi netralisasi)
Jika larutan bakunya adalah larutan basa, maka zat yang akan ditentukan haruslah
bersifat asam dan sebaliknya. Berdasarkan sifat larutan bakunya, titrasi dibagi atas :
2. Asidimetri adalah sebuah metode yang dipakai dalam menentukan kadar suatu zat
yang sifatnya basa dengan menggunakan larutan standar yang sifatnya asam.
Dalam titrasi asidimetri terjadi penetralan asam basa dengan menggunakan larutan
baku asam. Contoh : HCl, H2SO4
3. Alkalimetri adalah sebuah metode yang dipakai dalam menentukan kadar suatu zat
yang sifatnya asam dengan menggunakan larutan standar yang sifatnya basa.
titrasi penetralan ini menggunakan larutan baku basa. Contoh : NaOH, KOH
Reaksi oksidasi-reduksi (redoks)
Yang terjadi adalah reaksi antara senyawa / ion yang bersifat sebagai
oksidator dengan senyawa/ ion yang bersifat sebagai reduktor dan sebaliknya.
Berdasarkan larutan bakunya, titrasi dibagi atas :
1. Oksidimetri adalah metode titrasi redoks yang dimana larutan baku yang
digunakan bersifat sebagai oksidator. Yang termasuk titrasi oksidimetri
adalah
 Permanganometri, larutan bakunya : KMnO4
Dikromatometri, larutan bakunya : K2Cr2O7
Serimetri, larutan bakunya : Ce(SO4)2, Ce(NH4)2SO4
Iodimetri, larutan bakunya : I2
2. Reduksimetri adalah titrasi redoks dimana larutan baku yang digunakan
bersifat sebagai reduktor. Yang termasuk titrasi reduksimetri adalah :
 Iodometri, larutan bakunya : Na2S2O3 . 5H2O
Reaksi Pengendapan (presipitasi)
Yang terjadi adalah reaksi penggabungan ion yang menghasilkan endapan/
senyawa yang praktis tidak terionisasi. Yang termasuk titrasi pengendapan
adalah :
1. Argentometri , larutan bakunya : AgNO32.
2. Merkurimetri, larutan bakunya : Hg(NO3)2/ logam raksa itu sendiri
Reaksi pembentukan kompleks
Titrasi kompleksometri digunakan untuk menetapkan kadar ion-ion alkali
dan alkali tanah/ ion-ion logam. Larutan bakunya : EDTA.
Berdasarkan cara titrasi :
 Titrasi langsung
 Titrasi kembali (titrasi balik/residual titration)
Berdasarkan jumlah sampel
 Titrasi makro :
Jumlah sampel : 100 – 1000 mg
Volume titran : 10 – 20 mL
Ketelitian buret : 0,02 mL.
 Titrasi semi mikro :
Jumlah sampel : 10 – 100 mg
Volume titran : 1 – 10 mL
Ketelitian buret : 0,001 mL
 Titrasi mikro :
Jumlah sampel : 1 – 10 mg
Volume titran : 0,1 – 1 mL
Ketelitian buret : 0,001 mL
Contoh soal :
• Berapa mL NaOH 2M yang diperlukan untuk membuat 600 mL larutan 0,1000
N?
• Penyelesaian :
NaOH → Na+ + OH
karena 1 molekul NaOH melepaskan 1 ion hidroksida , maka n = 1, sehingga
normalitas (N) = moralitas (M) x 1 (N)
=2x1=2
karena M = N, maka V x M = V x N
sehingga : V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 2N = 600 mL x 0,1000N
V1 = 30mL

Anda mungkin juga menyukai