Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 5

DEMOKRASI YANG BERSUMBER DARI PANCASILA


ANGGOTA
• MUHAMMAD RAIHAN ARMANDSYACH ( 32222013)
• AZIZATUNNISA (32222016)
• ASEP YONO (32222009)
SEJARAH SINGKAT DEMOKRASI

• Gagasan demokrasi sebagai sistem pemerintahan berasal dari kebudayaan Yunani. Dengan
sistem tersebut rakyat akan terlibat langsung dalam pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan keberlangsungan sebuah negara. Jadi, seluruh perkara kenegaraan harus dibicarakan
langsung dengan rakyatnya. Demokrasi murni atau demokrasi langsung adalah sistem yang
diusung di zaman tersebut. Ribuan tahun kemudian, pada abad ke-6 SM, bentuk pemerintahan
yang relatif demokratis diperkenalkan di negara-negara bagian Athena oleh Cleisthenes pada
508 sebelum masehi.
• Kondisi tersebut membuat Cleisthenes dikenal dengan panggilan bapak demokrasi Athena.
Saat itu, Athena menganut demokrasi langsung dan memiliki dua ciri utama, yakni pemilihan
warga secara acak untuk mengisi jabatan administratif dan yudisial di pemerintahan, serta
majelis legislatif yang terdiri dari semua warga Athena.
SEJARAH SINGKAT DEMOKRASI

• Kesemuanya saat itu memiliki hak berbicara dan memberi suara di majelis Athena. Meski
dibuat oleh majelis, demokrasi Athena berjalan dengan kontrol langsung dari rakyat. Rakyat
akan menyuarakan pendapatnya lewat majelis atau pengadilan untuk membantu kendali
politik.
• Hingga pada saat memasuki abad pertengahan (6-15 M) di Eropa Barat, gagasan tersebut tidak
digunakan lagi, ada banyak sistem dimana pemilihan tetap dilakukan meskipun hanya
beberapa orang yang dapat bergabung.
• Parlemen Inggris sendiri dimulai dari Magna Carta, sebuah dokumen yang menunjukkan
bahwa kekuasaan Raja terbatas dan melindungi hak-hak tertentu rakyat. Parlemen terpilih
pertama adalah Parlemen De Montfort di Inggris pada 1265. Namun hanya beberapa orang
yang benar-benar dapat bergabung sebab parlemen dipilih oleh beberapa orang saja
APA ITU DEMOKRASI ??

MENURUT MENURUT
AHLI ARISTOTELES

SECARA
ETIMOLOGIS
MENURUT PARA
AHLI
1. Harris Soche
Suatu bentuk pemerintahan rakyat,
karenanya kekuasaan pemerintahan melekat
pada rakyat juga merupakan HAM bagi
rakyat untuk mempertahankan, mengatur
dan melindungi diri dari setiap paksaan
dalam suatu badan yang diserahkan untuk
memerintah.

2. Montesquieu
Diartikan sebagai kekuasaan negara yang dijalankan oleh tiga
lembaga berbeda (legislatif, eksekutif, dan yudikatif). Masing-
masing institusi tersebut harus berdiri secara independen tanpa
dipengaruhi institusi lain sehingga mengganggu kinerjanya.
SECARA ETIMOLOGIS
Secara etimologis, kata demokrasi (dari bahasa Yunani) adalah
bentukan dari dua kata, demos (rakyat) dan cratein atau cratos
(kekuasan dan kedaulatan). Konsep demokrasi lahir dari tradisi
Yunani tentang hubungan negara dan hukum yang dipraktikkan
antara abad ke 6 SM sampai abad ke 4 M.
DEMOKRASI PANCASILA

Demokrasi Pancasila bisa diartikan sistem permusyarakatan dalam pemerintahan yang


merujuk pada rakyat dengan landasan nila nilai Pancasila.
Demokrasi Pancasila adalah Paham demokrasi yang berlandaskan pada nilai-nilai yang
terkandung di dalam ideologi Pancasila. Demokrasi Pancasila merupakan paham yang
dianut Indonesia pada masa lalu. Adapun konsep pemahaman demokrasi tersebut jelas
berasal dari falsafah hidup negara Indonesia, yakni Pancasila. Hal itu dikarenakan Pancasila
merupakan representasi yang mewakili kepribadian Bangsa Indonesia dari dulu hingga
sekarang. Paham tentang demokrasi Pancasila tersebut sangat penting untuk dipelajari
karena demokrasi Pancasila juga penting untuk Bangsa Indonesia, yaitu untuk mengawal
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
ASPEK DEMOKRASI PANCASILA

1. Aspek Material: Aspek ini menjelaskan tentang pengakuan terhadap harkat dan
martabat manusia. Aspek material meliputi substansi dan isi. Aspek ini
menjelaskan tentang pengakuan terhadap harkat dan martabat manusia. Demokrasi
Pancasila tidak hanya demokrasi politik saja, tetapi juga demokrasi ekonomi dan
sosial.
2. Aspek Formal: Menjelaskan tentang proses dan cara rakyat menunjuk wakil dalam
Lembaga perwakilan rakyat. Aspek formal menjelaskan tentang proses dan cara
rakyat menunjuk wakil dalam lembaga perwakilan rakyat. Mengatur musyawarah
wakil rakyat secara bebas, terbuka, dan jujur. Demokrasi Pancasila memakai cara
musyawarah untuk mencapai mufakat dalam pengambilan keputusan
1. Kedaulatan di tangan Rakyat
2. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk
mencapai mufakat
3. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong
4. Tidak kenal adanya keselarasaan anatara hak dan kewajiban
5. Menghargai hak asasi manusia
6. Ketiidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintahan dinyatakan
CIRI CIRI DEMOKRASI dan disalurkan melalui wakil wakil rakyat
PANCASILA 7. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan karena
merugikan semua pihak
8. Pemilu di laksanakan secara luberr
9. Tidak menganut system monopartai
10.Mengandung system mengambang
11.Tidak kenal adanya diktator mayorritas dan tirani minoritas
12.Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan bersama
1. Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa
PRINSIP PRINSIP
DEMOKRASI
2. Berlandaskan Hak Asasi Manusia
PANCASILA
3. Berkedaulatan Rakyat
4. Didasarkan Pada Persamaan
5. Didasarkan Pada Kemusyawaratan
NILAI MORAL
DEMOKRASI PANCASILA

1. Persamaan untuk seluruh Rakyat Indonesia


2. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
3. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri dan orang lain
4. Mewujudkan rasa keadilan social
5. Pengmabilan keputusan dengan musyawarah
6. Menjunjung tinggi tujuan cita cita nasional
7. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan
TUJUAN DEMOKRASI PANCASILA
1. Memberi kebebasan dalam berpendapat dan berekspresi
2. Mencegah perselisihan antar kelompok
3. Menciptakan keamanan dan ketertiban Bersama
4. Mendorong masyarakat aktif dalam pemerintahan
5. Membatasi kekuasaan pemerintahan
“Sepuluh Pilar Demokrasi Pancasila”
“Sepuluh Pilar Demokrasi Pancasila” yang dipesankan oleh para pembentuk Negara RI,
sebagaimana diletakkan di dalam UUD NRI Tahun 1945 (Sanusi, 2006). No. PILAR
DEMOKRASI PANCASILA MAKSUD ESENSINYA
1. Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Segala hal mengenai sistem serta
perilaku dalam menyelenggarakan kenegaraan RI harus taat asas, konsisten, atau sesuai
dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah dasar Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Demokrasi dengan Kecerdasan Dalam pelaksanaan demokrasi menurut UUD 1945 itu bukan
dengan kekuatan naluri, kekuatan otot, kekuatan massa semata-mata. Pelaksanaan
demokrasi itu justru lebih menuntut kecerdasan rohaniah, kecerdasan aqliyah, kecerdasan
rasional, dan kecerdasan emosional.
3. Demokrasi yang Berkedaulatan Rakyat. Kunci pelaksanaan demokrasi adalah meletakkan
kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. Secara prinsip, rakyatlah yang memiliki/memegang
kedaulatan itu. Dalam batas-batas tertentu kedaulatan rakyat itu dipercayakan kepada
wakil-wakil rakyat di MPR (DPR/DPD) dan DPRD.
4. Demokrasi dengan Rule of Law. a. Pelaksanaan kekuasaan negara RI yang dalam hal ini
diwakilkan oleh pemerintah itu harus mengandung, 17 melindungi, serta mengembangkan
kebenaran hukum (legal truth) bukan demokrasi ugal-ugalan, demokrasi dagelan, atau
demokrasi manipulatif. b. Kekuasaan negara itu memberikan keadilan hukum (legal justice)
bukan demokrasi yang terbatas pada keadilan formal dan pura-pura. c. Kekuasaan negara
itu menjamin kepastian hukum (legal security) bukan demokrasi yang membiarkan atau
menciptakan perpecahan, permusuhan, dan kerusakan
5. Demokrasi dengan Pembagian Kekuasaan Pelaksanaan demokrasi berdasarkan UUD 1945
tidak hanya mengakui kekuasaan negara RI yang tidak tak terbatas secara hukum, tetapi
juga pelaksanaan demokrasi itu dikuatkan dengan pembagian kekuasaan negara dan
diserahkan kepada badan-badan negara yang bertanggung jawab. Jadi, demokrasi menurut
UUD 1945 mengenal semacam division and separation of power, dengan sistem check and
balance.
6. Demokrasi dengan Hak Asasi Manusia. Pelaksanaan demokrasi menurut UUD 1945
mengakui hak asasi manusia yang tujuannya bukan saja menghormati hakhak asasi
tersebut, melainkan terlebihlebih untuk meningkatkan martabat dan derajat manusia
seutuhnya.
7. Demokrasi dengan Pengadilan yang Pelaksanaan demokrasi menurut UUD 18 Merdeka.
1945 menghendaki diberlakukannya sistem pengadilan yang merdeka (independen) yang
memberi peluang seluas-luasnya kepada semua pihak yang berkepentingan untuk mencari
dan menemukan hukum yang seadil-adilnya. Di muka pengadilan yang merdeka, penggugat
dengan pengacaranya, penuntut umum dan terdakwa dengan pengacaranya mempunyai hak
yang sama untuk mengajukan konsiderans, dalil-dalil, fakta-fakta, saksi, alat pembuktian,
dan petitumnya.
8. Demokrasi dengan Otonomi Daerah Otonomi daerah merupakan pembatasan terhadap
kekuasaan negara, khususnya kekuasaan legislatif dan eksekutif di tingkat pusat, dan lebih
khusus lagi pembatasan atas kekuasaan Presiden. UUD 1945 secara jelas memerintahkan
dibentuknya daereah-daerah otonom besar dan kecil, yang ditafsirkan daerah otonom I dan
II. Dengan Peraturan Pemerintah daerah-daerah otonom itu dibangun dan disiapkan untuk
mampu mengatur dan menyelenggarakan urusan- urusan pemerintahan sebagai urusan
rumah tangganya sendiri yang diserahkan oleh Pemerintah Pusat kepadanya.
9. Demokrasi dengan Kemakmuran Demokrasi tu bukan hanya soal kebebasan dan hak, bukan
hanya soal kewajiban dan tanggung jawab, bukan 19 pula hanya soal mengorganisir
kedaulatan rakyat atau pembagian kekuasaan kenegaraan. Demokrasi itu bukan pula hanya
soal otonomi daerah dan keadilan hukum. Sebab bersamaan dengan itu semua, jika
dipertanyakan “where is the beef ?”, demokrasi menurut UUD 1945 itu ternyata ditujukan
untuk membangun negara kemakmuran (Welvaarts Staat) oleh dan untuk sebesar-besarnya
rakyat Indonesia.
10. Demokrasi yang Berkeadilan Sosial Demokrasi menurut UUD 1945 menggariskan keadilan
sosial di antara berbagai kelompok, golongan, dan lapisan masyarakat. Tidak ada golongan,
lapisan, kelompok, satuan, atau organisasi yang menjadi anak emas, yang diberi berbagai
keistimewaan atau hak-hak khusus.

Anda mungkin juga menyukai