Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK

ESTIMASI CADANGAN
MANUAL
METODE
PENAMPANG
(CROSS-SECTION)
ANGGOTA

01. Adhe Gusti Hotman


11.2020.1.90122
07. Fawwaz Daffa Araffi
11.2020.1.9003

02. 08.
Khoiril Afandy Aziz Varisa Inka Putri
11.2020.1.880 11.2020.1.906

03. Amir 09.


Mohammad Farhan Timoteus Datoq
11.2020.1.908
11.2020.1.885

04. Samatara 10.


Gilbert Immanuel
Regit Kurnianto
11.2020.1.909
11.2020.1.890

05. 11.
Nadira Az Zahra Danaran Rudiana
11.2020.1.897
11.2020.1.910

06.
Jayanti Puspita Sari
11.2020.1.902
Metode Penampang (Cross-Section)
Metode Cross Section adalah salah satu metode estimasi sumberdaya
yang memiliki tahapan pokok membagi endapan kedalam blok-blok
dengan cara membuat suatu seksi geologi dengan interval tertentu
dimana jaraknya sama atau berbeda sesuai dengan keadaan geologi dan
kebutuhan penambangan (Popoff Constantine, 1966).
Tahapan-Tahapan
Membagi endapan
01 mineral menjadi blok-
blok dengan interval
tertentu Pedoman perubahan
bertahap dilakukan

Membuat sayatan pada


04. dengan prosedur
matematik dan prosedur
garis kontur grafis.
02. Menentukan volume
05
Menghitung luas masing-
03. masing sayatan.
Perhitungan Luas Penampang

Apabila dihitung menggunakan cara manual, metode menghitung luas


penampang yang dapat digunakan adalah metode grid. Gambar
penampang dipindahkan ke kertas millimeter block dengan skala
tertentu, kemudian menghitung jumlah kotak yang berada di dalam
area yang akan dihitung.
Konstruksi Penampang
Pada masing-masing penampang akan diperoleh luas (m²)
dan luas overburden (m²). Volume dan overburden dapat
diketahui dengan mengalikan luas terhadap jarak
pengaruh penampang tersebut. Perhitungan voleme
tersebut dapat dilakukan dengan 1 penampang, 2
penampang, dan 3 penampang, atau juga dengan banyak
penampang.
1 Penampang
Cara in digunakan jika diasumsikan bahwa I
penampang mempunyai daerah pengaruh hanya
terhadap penampang yang dihitung saja
2 Penampang
Cara ini digunakan jika diasumsikan bahwa volume
dihitung pada areal di antara 2 penampang tersebut.
Yang perlu diperhatikan adalah variasi (perbedaan)
dimensi antara kedua penampang tersebut. Jika tidak
terlalu berbeda maka dapat digunakan rumus mean
area & rumus kerucut terpancung, tetapi jika
perbedaannya terlalu besar. maka
digunakan rumus obelisk.
3 Penampang
Metoda 3 (tiga) penampang ini digunakan jika
diketahui adanya variasi (kontras) pada areal di
antara 2 (dua) penampang, maka perlu ditambahkan
penampang antara untuk mereduksi kesalahan
(Gambar 5). Untuk menghitungnya digunakan
rumus prismoida.
Prosedur dan asumsi perhitungan
1. Menyimpan file peta kontur dari surfer 12 dengan format dxf.
2. Buka file auto CAD 2016, buat sepuluh buah penampang dalam arah utara-selatan dengan
interbal 25 meter antar penampang satu dengan lainnya.
3. Lakukan proses penamaan penampang bedasarkan urutan penampang yang dibuat lalu
simpan file dalam bentuk dwg.
4. Setelah itu buka, buka Auto Land desktop 2009 untuk di lakukan proses pembuatan peta
penampang
5. Pisahkan 10 penampang untuk top soil dan 10 penampang untuk bauksit.
6. Tahapan lanjutan, atur kedalaman dari litologi hubungan top soil dan bauksit pada auto CAD
2016
7. Hitung Luas masing-masing horizon di tiap penampang yang di hitung dengan aplikasi area
pada auto CAD 2016
8. Hitung volume masing-masing horizon yang di dapat dari perkalian antara luas dan jarak
antar penampang yang telah di tentukan
9. Hitung ton dari top soil dan bauksit hasil perkalian antar volume, spesific gravity, concression
factor geological loses 10% untuk estimasi bauksit sedangkan estimasi top soil hanya hasil
perkalian dari spesific gravity dan volume
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai