Anda di halaman 1dari 24

TRIGEMINAL NEURALGIA

dr. Suharsono, SpS, M.Kes


Nervus Trigeminus (Nervus V)

Terbagi menjadi 2 cabang :


I. Cabang besar untuk fungsi sensoris pada wajah (3 ramus)

1. Ramus opthalmica (V1) : sensibiltas wajah pada area


dahi, mata, hidung, kening, selaput otak, dan sinus paranasal

2. Ramus maxilaris (V2) : sensibiltas wajah pada area bibir atas,


palatum dan mukosa hidung

3. Ramus mandibularis (V3) : sensibilitas rahang bawah, gigi


bawah, pipi, mukosa pipi, dan telinga eksternal

II. Cabang kecil untuk fungsi motorik mengunyah Fungsi motorik


diperankan oleh m. pterogoidesus lateralis untuk membuka
rahang bawah
DEFINISI

Neuralgia Trigeminal : Gangguan yang terjadi akibat kelainan


nervus trigeminal ( N.V), dikenal juga sebagai TIC DOULOUREUX

• Rasa seperti tertusuk, tajam, tersengat listrik, keram, tegang,


rasa terbakar pada pipi, bibir, dagu, hidung, dahi, gusi pada
salah satu sisi wajah (unilateral)

• Rasa nyeri dapat terjadi dalam hitungan detik sampai sekitar 2


menit

• Episode nyeri berlangsung dalam beberapa minggu hingga


beberapa tahun
Nyeri trigeminal neuralgia dapat dipicu oleh
gerakan umum kehidupan sehari-hari seperti
bicara, tersenyum, mengunyah, menggosok gigi,
mencuci muka, sentuhan lembut pada wajah,
berdandan atau bercukur, udara dingin, aliran
air, hingga getaran pada wajah
International Association for the Study of Pain
(IASP) mendefinisikan :

Trigeminal neuralgia sebagai nyeri yang tiba-tiba,


biasanya unilateral, tajam, hebat, singkat, dan
berulang yang berdistribusi pada satu atau lebih
cabang dari saraf trigeminal (N. V)
• Trigeminal Neuralgia memiliki angka insiden sekitar
12,6 – 27 per 100.000 per tahun

• Trigeminal Neuralgia lebih sering diderita oleh


perempuan (60 %) dibandingkan dengan laki laki (40
%)

• Penyakit ini rata rata menyerang usia antara 53 – 57


tahun
Klasifikasi Trigeminal Neuralgia
International Headache Society (IHS)

A. Berdasarkan etiologi
1. Classical Trigeminal Neuralgia (Idiopatik)

Trigeminal neuralgia berkembang tanpa


penyebab yang jelas selain kompresi
neurovascular
Paling sering melibatkan arteri superior
neurovascular cerebellar
Kompresi neurovaskular yang terus-menerus dapat
menyebabkan rusaknya selubung myelin pada
syaraf, yang kemudian menyebabkan perubahan
fungsional pada akson, sehingga syaraf semakin
sensitif dan stimulasi sentuhan ditafsirkan sebagai
rasa sakit
2. Painful/Symptomatik Trigeminal Neuralgia

Disebabkan oleh kelainan lain dan terindikasi


adanya kerusakan saraf (Tumor Intrakranial,
Multiple Sklerosis, Abnormalitas tengkorak,
Malformasi arteriovenosa, Trauma Maksilofasial)
Klasifikasi Trigeminal Neuralgia

B. Berdasarkan gejala
1. Typical:
The most common form, patients suffer from
unpredictable episodes of stabbing, electric
shock-like pain in a consistent location. The pain
can be reproduced by touching a “trigger point”
on the face or performing a certain activity, such
as chewing or talking
2. Atypical
Patients with atypical TN experience a persistent
dull ache or burning sensation in one part of the
face. However, episodes of sharp pain can
complicate atypical TN. Unlike typical TN, there is
often not a specific trigger point for the pain and
it can grow worse over time
Diagnosis Trigeminal Neuralgia

Didiagnosis secara klinis berdasarkan pada


wawancara/anamnesis pasien, diikuti dengan
pemeriksaan klinis

Pada kecurigaan adanya keterlibatan penyebab


sekunder, dapat dilakukan pemeriksaan MRI
Diagnosis Banding Neuralgia Trigeminal
• Cluster headache
Durasi nyeri lebih lama (15-180 menit) ,Orbita atau supraorbital

• Migraine
Durasi nyeri lebih lama (6-72 jam) dengan fotofobia atau fonofobia

• Nyeri dental
Terlokalisir, diperburuk dengan menggigit atau suhu

• Giant cell arteritis


Nyeri persisten di daerah temporal, bilateral, dan terdapat jaw
claudication
Lanjutan Diferensial diagnosa

• Postherpetic neuralgia,
Nyeri terus menerus, tingling (cekit-cekit), riwayat herpes zoster,
sering menyerang N. Opthalmicus

• Glossopharyngeal neuralgia
Nyeri pada lidah, mulut, atau tenggorokan, dipicu oleh berbicara,
menelan, atau mengunyah

Otitis Media
Nyeri telinga dan ditemukan abnormalitas pada pemeriksaan fisik

• Temporomandibular joint disorder


Nyeri persisten dan terlokalisir, abnormalitas rahang
Pengobatan Trigeminal Neuralgia
Penanganan awal trigeminal neuralgia dimulai
dengan pemberian obat

First-line therapy :
- Carbamazepine (200 to 1200 mg/day)
- Oxcarbazepine (600 to 1800 mg/day)
Second line therapy :

- Lamotrigine (200 to 400 mg/day)


- Pregabalin (150 to 600 mg/day)
- Gabapentin (1800 to 4200 mg/day)
- Topiramate (100 to 400 mg/day)
- Baclofen (40 to 80 mg/day)

• Suntikan botox atau botulinum toxin diduga dapat


mengurangi rasa sakit pada trigeminal neuralgia
terutama yang tidak membaik dengan pengobatan
Operasi
Microvascular decompression (MVD)
Pembuluh darah yang menekan saraf trigeminal
diangkat atau dipindahkan, kemudian sebuah
bantalan akan ditempatkan di antara pembuluh
darah dan saraf untuk mencegah penekanan
kembali
Microvascular decompression (MVD) paling efektif untuk
trigeminal neuralgia klasik

Pada 1 hingga 2 tahun setelah menjalani MVD, 68 – 88%


pasien mengalami perbaikan nyeri, dan 61 – 80% pasien
mengalami nyeri yang membaik pada 4 sampai 5tahun

Beberapa komplikasi postoperatif microvascular


decompression (MVD) yaitu : pendengaran menurun,
tinnitus, vertigo, hemifacial paresis , mati rasa pada
wajah, atau stroke
Stereotactic Radiosurgery

Tindakan berupa memaparkan radiasi dalam


dosis tertentu secara presisi pada akar saraf
trigeminal.
Prosedur menggunakan Gamma Knife
PROGNOSIS
Neuralgia trigeminal tidak menyebabkan
kematian, namun dapat memengaruhi kualitas
hidup secara signifikan jika tidak terkontrol dan
dapat menyebabkan depresi karena membuat
penderita harus membatasi banyak kegiatan
pemicu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai