Efektif
esksekutor
Kapabitas
Strategi
Process
..... itas
. Strate
gi
Technology
Lingkungan
Banyak Organisasi menghadapi tantangan dalam
mengeksekusi Strategi
“9 dari 10 organisasi gagal
melakukan eksekusi Strategi Vision Barrier
Hanya 5% tenaga kerja yang faham strategy/kebijakan
Management Barrier
85% dari eksekutif management yang menghabiskan waktu
satu jam per bulan untuk diskusi tentang strategi/kebijakan
Resources Barrier
60% dalam menjalankan organisasi tidak menghubungkan
antara anggaran dan strategy/kebijakan
People Barrier
Hanya 25% dari manager yang mempunyai hubungan dengan
strategi/kebijakan
Source : R.A. Kaplan & D.A. Norton “Strategic Focus Reorganization, 2000”
Mengapa kendala dapat terjadi….
PEOPLE
Vision Barrier Ketidak efektifan pengukuran
Hanya 5% tenaga kerja yang faham strategy/kebijakan performance .
Kurangnya link antara satu strategi
Management Barrier dengan strategi lainnya.
85% dari eksekutif management yang menghabiskan Ketidakjelasan difinisi “sukses”.
waktu satu jam per bulan untuk diskusi tentang
strategi/kebijakan
Kurangnya konsistensi.
Resources Barrier Terbatasnya people management skills.
60% dalam menjalankan organisasi tidak
Tidak adanya feedback performance.
menghubungkan antara anggaran dan strategy/kebijakan Sedikit sekali dihubungkan antara
performance dan reward.
People Barrier Kurangnya memberi kesempatan
Hanya 25% dari manager yang mempunyai hubungan
berkembang kepada
dengan strategi/kebijakan karyawan/eksekutor.
Source : R.A. Kaplan & D.A. Norton “Strategic Focus Reorganization, 2000”
Dampak dari Investasi People…..
Full
Long-term People Change
Goal Organization
Processes
Change Reengineering
Technology
Change
0 Time
Intangible 38%
Assets
62%
85%
62%
Tangible
Assets
38%
15%
1. Brookings Institute
2. Baruch Lev analysis of S&P500 companies
Intangible Asset vs Financial Result……
“Intangible Assets Do Not Have A Direct Impact on Financial
Results they Have Second- or Third-Order Impacts”
Capable and
commited
people
Superior Increase Increase
Increase
Service Socity Society
Revenue/ welfare
Quality Confidence Retention
Suitable
Information
Technology
• Wellfare
People Needs
• TALENT MANAGEMENT
• LEARNING ORGANIZATION
• KNOWLEDGE MANAGEMENT
• Perkembangan
2 Paradigma
Manajemen SDM
Evolusi Peran Manajemen Sumber Daya Manusia……
Human Capital
Management
Human Resources
Management
Personnel
Management
Personnel
Administration
Kompetensi
• Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standardisasi yang
diharapkan (Badan Nasional Sertifikasi Profesi , 2014).
• Kompetensi merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan
individu untuk mencapai hasil yang diharapkan (International Organization for
Standardization, 2012). Berdasarkan definisi ini, maka beberapa hal penting yang terkait
dengan kompetensi diantaranya adalah pengetahuan, sikap, pemahaman, nilai, bakat
atau kemampuan, dan minat.
• Kompetensi dapat diartikan juga sebagai karakter individu yang dapat diukur dan
ditentukan untuk menunjukkan perilaku dan performa kerja tertentu pada diri seseorang
(Spencer, McClelland & Spencer, 1994). Jadi, kompetensi merupakan panduan bagi
perusahaan untuk menunjukkan fungsi kerja yang tepat bagi seorang karyawan.
• Kompetensi berkaitan dengan sikap (apa yang dikatakan dan dilakukan seseorang)
yang menunjukkan performa seseorang baik atau buruk. Banyak sekali studi dan
penelitian yang membahas tentang kompetensi di dunia kerja ini.
Pengertian Kompetensi
• ”A competency is composed of skill, knowledge, and attitude, but in
particular the consistent application of those skill, knowledge, and
attitude to the standard of performance required in employment”.
Sofo (1999: 123).
• “…the central issue concerning the attitude and abilities of people at
work. Attitude represents a person’s capability to learn something.
Ability reflects a person’s existing capacity to perform the various
tasks needed for a given job and includes both relevant knowledge
and skills”. Schermerhorn (1994: 113).
Pengertian Kompetensi
• Kompetensi sebagai “ability, yaitu kapasitas seseorang individu untuk
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan” Robbins (2001:
37).
• “Kemampuan individu dibentuk dari dua perangkat faktor, yaitu
faktor kemampuan intelektual dan faktor kemampuan fisik. Robbins
(2001: 38)
• “A competency is defined as an underlying characteristic of an
individual which is causally related to effective or superior
performance in a job.”. Hooghiemstra (1994: 27)
Pengertian Kompetensi
• “A competency is an underlying characteristic of an individual that is
causally related to criterion-referenced effective and/or superior
performance in a job or situation.”. Spencer and Spencer (1993: 9)
• Underlying characteristic means the competency is fairly deep and enduring
part of a person’s personality and can predict behaviour in a wide variety of
situations and job tasks.
• Causally related means that a competency causes or predicts behaviour and
performance.
• Criterion-referenced means that the competency actually predicts who does
something well and poorly as measured on a specific criterion or standard
Pengertian Kompetensi
Spencer and Spencer (1993: 15), kompetensi dapat dibagi menjadi:
1. Threshold Competencies
These are the essential characteristics (usually knowledge or basic
skills, such as the ability to read) that everyone in a job needs to be
minimally effective but that do not distinguish superior from average
performers.
2. Differentiating Competencies
These factors distinguish superior from average performers.
Pengertian kompetensi
• Ulrich (1998: 15-26): kompetensi bersama-sama dengan komitmen
dipandang sebagai faktor pembentuk modal intelektual organisasi
Kapabilitas: Kompetensi
Kompetensi: kemampuan dibutuhkan untuk melakukan atau untuk
melakukan atau melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh
1. Pengetahuan (knowledge)
2. keterampilan (skill) dan
3. sikap kerja (attitude)
Pengetahuan
• Australian Academy of Science, ilmu (science) adalah kumpulan
pengetahuan yang telah teruji kebenarannya dan disusun secara
sistematis berdasarkan dengan metode ilmiah.
• Sedangkan pengetahuan (knowledge) adalah informasi akan suatu
kejadian yang belum teruji kebenarannya
Pengetahuan
• Spencer and Spencer (1993: 10) mengatakan bahwa pengetahuan
merupakan kemampuan seseorang yang terbentuk dari informasi
yang dimiliki dalam bidang kajian tersebut
• The Liang Gie (2000: 120): “Pengetahuan pada dasarnya adalah
keseluruhan keterangan, ide yang terkandung dalam pernyataan-
pernyataan yang dibuat mengenai sesuatu gejala/peristiwa baik yang
bersifat ilmiah atau sosial maupun keorangan.
Pengetahuan
• Sofo (1999: 78) mengatakan pengetahuan sebagai berikut
”knowledge, the ability to carry out a certain task by learning
(learning is seen as linking together data and reacting with one’s own
information, experiences, and attitudes)
Lebih lanjut dikatakan:
Ilmu?
27
Komponen Ilmu
Suatu peristiwa yang
ditangkap oleh indra manusia
Seperangkat konsep, dan dapat dijelaskan secara
definisi, dan proposisi- ilmiah.
FENOMENA
proposisi yang
berhubungan satu (1) Abstraksi dari
sama lain, fenomena yang
menunjukkan disusun berdasarkan
fenomena secara generalisasi atas ide-
sistematis untuk TEORI KONSEP ide, simbol-simbol
menjelaskan (5) (2) karekteristik suatu
(explanation) dan KOMPONEN peristiwa dengan
meramalkan ILMU nama yang diambil
(prediction) fenomena. dari bahasa sehari-
hari.
28
Kriteria
Segala kegiatan yang dilakukan
Metode Ilmiah
untuk menemukan kebenaran
harus didukung dengan fakta.
Induktif-generalisasi
berarti menguji
kebenaran hasil FAKTUAL
pemikiran deduktif yang
sifatnya rasional dengan Kriteria objektif berarti
data empiris (sesuaikah segala fenomena yang
atau tidak ?) ditangkap oleh indrawi
INDUKTIF
OBJEKTIF harus diamati dan
GENERALISASI
dianalisis secara objektif
KRITERIA
(dikemukakan secara
METODE jujur apa adanya).
ILMIAH
29
“Sukses” People terhadap “Sukses” Strategi
Sosciety
Resources
Strategy
Business Business
&
Process/SOP Result
Policy
Organization
People Environment
(Macro Economic,
etc)
Behaviors Habit
Keterampilan
• keterampilan adalah kapasitas yang diperlukan oleh seseorang untuk
menjalankan tugas dalam rangka mengembangkan diri.
• keterampilan adalah proses untuk mengembangkan potensi dan
sebagai bentuk proses penggalian seseorang.
• Kata keterampilan dalam bahasa lain merujuk pada kecekatan. Jadi
pengertian keterampilan secara sederhana dapat diartikan sebagai
orang yang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan benar.
Ketrampilan
• Spencer and Spencer (1993: 11) mengatakan bahwa keterampilan
merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu
pekerjaan fisik maupun mental
• Schermerhorn (1994: 24) memberikan definisi skill sebagai berikut: ”A
skill is an ability to translate knowledge into action that results in
desired performance. It is a competency that allows a person to
achieve superior performance in one or more aspects of his or her
work
Tiga Kategori Skills
Katz dalam Schermerhorn (1994: 24)
1. Technical Skill; kemampuan untuk melaksanakan tugas khusus.
2. Human Skill; kemampuan untuk bekerja secara baik dengan orang
lain.
3. Conceptual Skill; kemampuan untuk menganalisis dan
menyelesaikan masalah yang rumit
Attitude
(Spencer and Spencer 1993)
•
•
1. Komponen Kognitif
Komponen ini berisi persepsi, kepercayaan dan stereotype (sesuatu
yang telah terpolakan) yang dimiliki individu mengenai sesuatu.
2. Komponen Afektif
Merupakan perasaan individu terhadap obyek sikap, obyek dapat
dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan, disukai atau
tidak disukai dsb.
3. Komponen Perilaku/Konatif
Menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku
yang ada pada diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang
dihadapinya.
Company
Values Learning to Learning to
know do
Learning to Learning to
Need Scientific
Assessment Vission live together be
Kompetensi
Pegawai
Profil
Kompetensi
Profil
Pegawai
10 Sikap dan Perilaku yang sangat
dipengaruhi Budaya (Engel, dkk, 1993)
• Kesadaran diri
• Komunikasi dan bahasa
• Pakaian dan penampilan
• Makanan dan kebiasaan makan
• Waktu dan kesadaran waktu
• Hubungan keluarga, organisasi, dan lembaga pemerintah
• Nilai dan norma
• Kepercayaan dan sikap
• Proses mental dan belajar
• Kebiasaan kerja
Unsur-unsur Budaya
• Nilai (value)
• Norma (norm)
• Kebiasaan (customs)
• Larangan (mores)
• Konvensi (Conventions)
• Mitos
• Simbol
Nilai
• Nilai adalah kepercayaan atau segala sesuatu yag dianggap penting
oleh orang atau masyarakat
• Nilai mempengaruhi seseorang untuk berperilaku yang sesuai denga
budayanya
• Nilai biasanya berlangsung lama dan tidak mudah berubah
Norma
• Norma adalah tentang perilaku yang dapat diterima atau tidak dapat
diterima, baik atau tidak baik, boleh dan tidak boleh
• Norma enacted: berdasarkan aturan
• Norma cresive: norma dalam budaya
Kebiasaan
• Bentuk perilaku dan tindakan yang diterima secara budaya
Larangan
• Berbagai bentuk kebiasaan yang mengandung aspek moral.
• Pelanggaran akan mendapat sangsi sosial
Menikahi anak anak, sudah melanggar aturan , melanggar kebiasaan,
melanggar norma
Konvensi
• Anjuran atau kebiasaan bagaimana seseorang harus bertindak secara
rutin
• Menyebut orang yang dihormati dengan sebutan bapak atau Ibu
• Aku untuk bahasa pergaulan, saya untuk bahasa resmi
Mitos
• Cerita atau kepercayaan yang mengandung nilai dan idealisme bagi
suatu masyarakat
• Perempuan tidak boleh berdiri di pintu
• Foto bertiga
Simbol
• Segala sesuatu, benda, nama, warna, dan konsep yang memiliki arti
penting
MELALUI PENGEMBANGAN KOMPETENSI,
AKAN MENJADI:
• Difference maker (pembawa perbedaan) yang positif dan berdampak bagi organisasi;
• Reality maker ( pencipta realitas) yang membentuk budaya yang kuat, unik, relevan,
dan berbeda yang mempengaruhi pola interaksi yang utuh antara pihak organisasi
dengan stakeholdersnya secara luas;
• Performance Drivers (pengungkit kinerja) yang mampu memahami keunikan anggota
timnya secara individual dan mengkapitalisasikannya dalam mencapai target kinerja
dalam konteks tantangan dan peluang dari dinamika lingkungan eksternal
• Strategic Aligner (yang mengaitkan berbagai perspektif strategic) yang menjadi key
success factors dan pendorong penciptaan pencapaian kinerja organisasi secara
berkelanjutan;
• Deployers (yang memampukan tim dan segenap komponen dalam organisasi) yang
dapat mengeksekusi berbagai strategi dan plan of action yang telah ditetapkan;
• Transformational Change Agent (agen perubahan) yang mampu menginisiasikan dan
mewujudkan proses perubahan
Budaya
• Budaya: hal yang mendasari nilai, kepercayaan, dan kode etik yang
manjadikan masyarakat/komunitas begitu adanya
• Budaya: fenomena kehidupan aktif yang diciptakan manusia bersama
dan menciptakan ulang dunia tempat mereka hidup (Morgan, 1977)
• Budaya: bersifat subyektif
Fungsi Budaya Organisasi
The Industry:
Bargaining Power of Jockeying for position Bargaining
Buyers Among current competitors Power of Suppliers
Threats from
Substitute Products/
Services
Source:
Key Success Factors, Strategic Factors
and Industry Matrix
• Key success factors dealing with the entire industry – are those
variable that can affect significantly the overall competitive position of
all companies within any particular industry.
• Key success factors is generally important to determine the company
success within the particular industry.
• Strategic factors deal with a particular company
Porter’s Five Forces Model of Industry Competition
Threat of
new entrants
Threat of
Substitute products
and services
12/15/2022 89
Porter’s FIVE FORCES MODEL
The Structure-Conduct Performance Approach
8–92
Pentingnya Melakukan Analisis Struktur Industri
• Tingkat profit dari perusahaan yang sudah mapan dapat saja tergerus oleh
masuknya pendatang baru potensial dalam industri.
• Ancaman dari pendatang baru potensial dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya
hambatan masuk (entry barriers) pada suatu industri. Beberapa hal yang
dapat dijadikan sebagai hambatan masuk kedalam suatu industri adalah:
• Economies of scale (Skala ekonomis)
• Product differentiation (Keunikan produk)
• Capital requirements (Modal, ketrampilan, sumberdya )
• Switching costs (Biaya peralihan)
• Access to distribution channels (Akses ke saluran distribusi)
• Cost disadvantages independent of scale (Biaya)
• Brand loyalty (Kesetiaan pelanggan thd merek produk tertentu)
• Government regulations (Peraturan pemerintah)
Ancaman Produk Substitusi
Persaingan produk bisa berasal dari perusahaan yang
menghasilkan produk yang memiliki kesamaan fungsi
dengan produk yang dihasilkan perusahaan.
Close
103
Daya Tawar Pembeli
Bargaining Leverage
Ditentukan oleh beberapa faktor:
- Buyer concentration vs firm concentration
- Buyer volume
- Buyer switching costs relative to firm switching costs
- Buyer information
- Ability to backward integrate
- Substitute products
Price Sensitivity
Ditentukan oleh beberapa faktor:
- Price/total purchases
- Product differences
- Brand identity
- Buyer profits
The Bargaining Power of Buyers
• A buyer group is powerful when:
• Pembelinya terkonsentrasi atau membeli produk
dalam jumlah yang relatif lebih besar daripada jumlah
penjualan biasa.
• Produk yang dibeli dari industri merupakan produk
standard dan tidak memiliki keunikan.
• Pembeli tidak ada masalah dengan biaya peralihan
(Biaya peralihannya relatif kecil/rendah).
• Pembeli juga memiliki akses pada sumber bahan
pasokan.
• Produk industri, dalam hal kualitas, dianggap tidak
penting bagi pembeli produk/jasa.
Competitor Analysis
12/15/2022 107
EVALUASI STRATEGIS
• Pengendalian yang rumit tidak akan berhasil kerena membingungkan.
Pengendalian semacam itu mengacaukan perhatian dari apa yang
seharusnya dikendalikan untuk secara teknis dan metodologi
pengenddalian (Seymour Tilles)
• Perencana janganlah membuat rencana, tetapi bertindak selaku
fasilitator, kataisator, pencari, pendidik, dan penyisentis untuk
menuntun proses perencanaan secara efektif (A. Hax dan N. Majluf)
Hakekat Evaluasi Strategi
Tiga aktvitas pokok
1. Penyelidikan atas landasan yang mendasari strategi perusahaan
2. Pembandingan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya
3. Pengambilan tindakan korektif untuk memastikan bahwa kinerja
sesuai dengan rencana
Kriteria Rumelt untuk Mengevaluasi Strategi
1. Konsistensi.
2. Kesesuaian
3. Kelayakan
4. Keunggulan
5. Strategi tidak boleh menunjukkan tujuan dan kebijakan yang tidak
konsisten. Konflik organisasi dan pertikaian antar departemen
sering kali menunjukkan gejala gangguan managerial. Tiga
pedoman;
a.
Konsistensi
Strategi tidak boleh menunjukkan tujuan dan kebijakan yang tidak
konsisten. Konflik organisasi dan pertikaian antar departemen
sering kali menunjukkan gejala gangguan managerial. Tiga
pedoman:
1. Jika persoalan managerial terus terjadi meskipun ada perubahan personel,
dan jika persoalan berbasis isu alih-alih berbasis orang, bisa disimpulkan
telah terjadi ketisakkonsistenan strategi.
2. Jika keberhasilan suatu departemen berarti atau bisa diinterpretasikan,
kegagalan departemen lain, strategu tesebut mungkin tidak konsisten
3. Jika persoalan dan isu kebijakan terus didorong ke atas untuk mendapatkan
resolusi, strategi bisa jadi tidak konsisten
Kesesuaian
• Perlu mencermati serangkaian trend (sets of trends), termasuk trend
individu. Sebuah strategi harus mewakili respon adaptif terhadap
lingkungan eksternal dan perubahan penting di dalam organisasi.
Strategi kebanyakan adalah hasil interkasi antartrend. Contoh ledakan
penitipan anak sebagai gabungan naiknya rata-rata tingkat
pendidikan, naiknya inflasi, jumlah kaun perempuan dalam angkatan
kerja, walaupun tren ekonomi atau demografis relatif sama.
Interkasinya yang berubah.
Kelayakan
• Strategi tidak boleh menguras sumberdaya yang tersedia, atau
menciptakan persoalan yang tidak terpecahkan
• Kadang terlupakan upaya inovatif, kemampuan, kompetensi, talenta
Keunggulan
• Sebuah strategi harus memfasilitasi dan atau mempertahankan
keunggulan kompetitif.
• Keunggulan kompetetif biasanya erupakan hasil dari salah satu
bidang: sumber daya, ketrampilan, positioning.