12313621
12313621
12313621
RA :
- Banyak dijumpai di praktek dr umum/THT
- Tdk fatal shg blm mendpt perhatian serius
- Pada semua usia ( usia produktif )
- Sifat kumat-kumaten --- dampak kualitas hidup
- Dampak kinerja dan produktivitas sekolah/
tempat kerja
- Beban ekonomi yg ditimbulkan
- Hub dgn asma, sinusitis, otitis media,
konjungtivitis
Patofisiologi :
- Rinitis alergi didasari oleh Reaksi Inflamasi alergi
(Reaksi Hipersensitivitas tipe I)
- Reaksi inflamasi merupakan respons imun yang
melibatkan Th2, limfosit B, eosinofil, netrofil, sel
mastosit, makrofag dan mediator yang
dikeluarkannya.
Mediator yang dilepaskan dibagi :
• Respon alergi fase cepat (RAFC)
• Respon alergi fase lambat (RAFL)
RAFC
Terjadi segera dlm bbrp menit – bbrp jam,
puncak reaksi 1 – 20 mnt pasca paparan.
Rinitis : bersin, hidung gatal, hipersekresi.
Asma : sesak nafas, hipersekresi mukos,
bronkospasme
RAFL
Terjadi dlm waktu 1 – 48 jam dgn puncak 5 – 8 jam
pasca paparan alergen.
Rinitis : Hidung tersumbat, gangguan
penciuman dan hiper reaktifitas hidung.
Asma : Udim mukosa, hiper reaktifitas
bronkus
Sel mast Gejala konjungtivitis
YY Histamin Mata gatal
Lekotrin Kemerahan
YY
Prostaglandin Keluar air mata
Y Bradikinin, PAF
Y
IgE
Gejala rinitis segera
Alergen Limfosit B Hidung gatal
Bersin, berair,
Hidung tersumbat
ICAM
IL-4
>
>
Avoidance / penghindaran alergen
Kebugaran jasmani
Farmakoterapi
Pembedahan
Imunoterapi
Edukasi
Alergen utama adalah house dust mite
- Lantai tdk boleh disapu, langs di pel/ vakum
cleaner
- Perabot rumah polos, secukupnya. Di lap basah
- Cukup sinar matahari
- Kasur, bantal busa atau dibungkus bahan khusus
- Tidak memakai karpet
- Mencuci sprei, sarung bantal, selimut 1x/mgg
- Gorden, boneka bulu yang dapat dicuci
- Tidak memelihara binatang piaraan
Tujuan pengobatan rinitis alergi :
1. Mengurangi gejala akibat paparan alergen
2. Perbaikan kualitas hidup
3. Mengurangi efek samping Tx
4. Edukasi
ANTIHISTAMIN
Mrpk pilihan pertama
Bekerja dgn cara kompetitif inhibitor
Efektif unt mengurangi Gx : pilek, bersin, gatal ttp
kurang unt buntu hidung.
AH dibagi 2 gol :
1. AH klasik : AH generasi I
- Bersifat sedatif
- Efek antikolinergik
- Dpt menyebabkan ggn pd jantung
- Contoh : chlorpheniramine, diphenhydramin,
tripolidin, prometazin dll.
2. AH generasi baru
- Long acting
- tdk menembus sawar darah otak ----- non sedasi
- Contoh : loratadin, cetirizine, terfenadin dll.
Pengaruh Anti histamin pada Inflamasi
TUJUAN :
Merubah perilaku sakit menjadi perilaku sehat
Meningkatkan kualitas hidup dan mencegah
komplikasi
Meningkatkan pengetahuan RA
Menjelaskan cara penanganan RA
Motivasi penderita unt patuh pada rencana Tx
Umpan balik positif perubahan perilaku