Konsep Dasar Epidemiologi
Konsep Dasar Epidemiologi
MANUSIA -PENYEBAB-LINGKUNGAN
COCOK UNTUK MASALAH PM
SEX /KELAMIN
KARENA FAKTOR HORMONAL, KEBIASAAN,
HUBUNGAN SOSIAL, DLL
STATUS PERKAWINAN
BIASANYA KARENA PERBEDAAN DALAM GAYA HIDUP
AGAMA
KARENA ANJURAN2 & TINDAKAN2 YANG BERBEDA.
KEPRIBADIAN
BERHUBUNGAN DENGAN SIFAT & KONSEP DIRI
RAS
DIDASARKAN PADA PERBEDAAN GENETIK
PEKERJAAN
JENIS PEKERJAAN MEMPUNYAI RISIKO DAN
LINGKUNGAN TERTENTU
SOSIAL EKONOMI
PENGHASILAN
KESEMPATAN/KEMAMPUAN MENGGUNAKAN
SARANA/ PELAYANAN KESEHATAN
KEMAMPUAN MEMBELI MAKANAN YANG BAIK,
ALAT, OBAT, DLL
PENDIDIKAN
BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN
SUKU
BERHUBUNGAN DENGAN ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA
PERBEDAAN GEOGRAFIK.
KEPULAUAN, NEGARA, DSB
PERBEDAAN WILAYAH
PROPINSI, KABUPATEN, KECAMATAN , DSB
o KEANEHAN/KEKHUSUSAN DAERAH
POINT EPIDEMIC
YAITU KENAIKAN FREKWENSI KEJADIAN/PENYAKIT
YANG TAJAM DALAM WAKTU YANG SINGKAT, PADA
SUATU TEMPAT
Biasanya :
o OLEH PENYEBAB TUNGGAL (KUMAN,BAHAN KIMIA)
o PEMAPARAN DAN GEJALA WAKTUNYA PENDEK
o AKHIR EPIDEMI PERLAHAN-LAHAN
o TANDA DIATAS MEMBANTU MENCARI ETIOLOGI
Contoh :
o KERACUNAN TEMPE BONGKREK
o OUTBREAK CHOLERA
PERUBAHAN FREKWENSI KEJADIAN/PENYAKIT DALAM
WAKTU YANG PANJANG (TAHUNAN)
CONTOH :
DHF & MALARIA DARI TAHUN 1960 s/d SEKARANG
TRENDNYA MENINGKAT.
KEKURANGAN :
SERING TERDAPAT PERUBAHAN
KRITERIA/DIAGNOSA
KEUNTUNGAN :
UNTUK KEPENTINGAN ADMINISTRASI
PERUBAHAN FREKWENSI/KEJADIAN/PENYAKIT DALAM
WAKTU MINGGUAN ATAU BULANAN
CONTOH :
oMalaria Meningkat Pada Pertengahan Tahun.
oDhf Meningkat Pada Awal Dan Akhir Tahun.
oBulan Januari - Maret, Influensa Meningkat
Contoh :
BALITA DEMAM SETELAH PEKAN VAKSINASI
Patogenitas :
Kemampuan Menimbulkan Reaksi Jaringan ( local &
klinis)
Kemampuan Agent Menimbulkan RasaSakit
Virulensi
Derajad Berat Ringannya Reaksi Yang Ditimbulkan
Kemampuan Agent Membuat Sakit Yang Berat
Antigenitas
Kemampuan Agent Untuk Merangsang Penjamu
Membuat Mekanisme Penolakan
Adalah habitat normal dimana agent penyakit
hidup, tumbuh dan berkembang biak
Habitat dapat berupa manusia , hewan, atau
lingkungan
Reservoir Manusia
Kasus akut dengan gejala klinis
Faktor Risiko :
Faktor yg Umumnya berhubungan Dengan perkembangan
masalah Kes./Penyakit Tetapi Belum cukup menjadikan
masalah Kes./Peny
Model Klasik
Model Klasik yg dimodifikasi
Model Multi Kausal
Model Jaringan Kausal
Model Probabilitas
Model Operasional
Model Ideal
Merupakan hubungan sebab akibat murni
Bersifat Konstan, unik & dapat dipercaya
secara sempurna
Dlm kondisi yg stabil setiap perubahan faktor
penyebab selalu diikuti oleh perubahan faktor
akibat.
Dimaksud stabil jika semua faktor risiko lain
dalam kondisi statis & terikat sempurna
1. Kausa spesifik : Faktor penyebab merupakan
satu-satunya kausa dg dua persyaratan
Kausa yg diperlukan: Semua perubahan pd
faktor akibat selalu didahului oleh
perubahan faktor penyebab.
Kausa yg menentukan: Setiap perubahan
faktor penyebab secara pasti menginduksi
perubahan faktor akibat
2. Efek spesifik jika faktor akibat adalah satu-
satunya akibat
Model Determinan Murni diajukan oleh Koch
Agent harus dapat diisolasi pd Setiap kasus dg biakan
murni (Kausa yg diperlukan)
Agen harus tidak ditemukan pada penderita lain (Efek
spesifik)
Agen yg telah diisolasi harus dapat menimbulkan
penyakit yg sama pd binatang percobaan (efek spesifik)
Faktor Kausa bersifat independen
Faktor etiologi umumnya bersifat ganda
Faktor akibat ada yang ganda
Keterbatasan Konsepsual
Ada penyakit terjadi tanpa perubahan faktor
penyebab.
Tak dapat menjelaskan faktor penyebab skala
kontinyu
Keterbatasan Pengetahuan
Menjelaskan kelemahan penyebab Ganda
Kausa menentukan terdiri dari sekelompok faktor
kausal.
Setiap anggota kluster berpengaruh secara
independen thd suatu penyakit
Pengaruh tiap faktor saling tergantung pd kadar
faktor yg lain
Faktor-faktor yg ada saling memodifikasi
Kluster kontibutor jika paling tidak ditemukan pd
satu kluster
Klaster yg menentu jika ditemukan pd tiap kluster
Terbukti bahwa sebagaian besar penyakit
disebabkan oleh kausa ganda
Berbagai macam model kausal:
Modek umum
model rantai
model jaringan.
Model Kusus
Triad Epidemiologi
Triangel Epidemiologi
Teori Blum
Model probabilistik adalah ekspresi
keterbatasan pengetahuan
Tetapi kejadian penyakit bukan peristiwa
probabilitas
Teori probabilitas digunakan utk perkirakan
keeratan hubungan yang diamati
Untuk perkirakan hubungan pd populasi
berdasar temuan pd sampel yg diteliti
Dipakai istilah faktor risiko pengganti kausa
Faktor risiko harus mendahului faktor akibat
Faktor risiko berhubungan secara statistik dengan
penyakit
Asosiasi yg ditemukan bukan oleh penyebab lain
Penyebab lain tsb adalah
bias rancangan,
bias karena pengukuran
bias konfonding
Temporal squensi
Keeratan Hubungan Asosiasi
Kredebilitas Biologik
Konsisten
Hubungan dosis respon
Koherensi
Asosiasi yg spesifik
Hubungan waktu Sebab mendahului Akibat
Disain Study sangat menentukan.
Pengukuran Eksposure lebih dulu dilakukan
sebelum masalah/penyakit terjadi
Sesuai dengan teori yang ada
Pada setiap teori hubungan selalu konsisten
Informasi patofisiogi dan perjalanan penyakit
jelas
Pada setiap hasil studi/penelitian hubungan
selalu konsisten
Bila tidak konsisten kemungkinan hanya faktor
risiko/determinant
Dianalisa dengan tehnik Meta Analisis
Kekuatan hubungan (Dilihat dari nilai OR/RR)
Kuatnya hubungan harus tidak BIAS (Dilihat
dari hasil analisa Stratifikasi & Multivariat)
Makin besar dosis sebab makin besar derajat
akibat (Makin banyak jumlah rokok yg dihisap
makin besar peluang untuk sakit Ca Paru)
Kekuatan harus dibuktikan secara kuantitatif
(OR/RR Ca Paru pada yg merokok 20 batang
per hari lebih besar dari yg merokok 10 batang
per hari)
Jika faktor tersebut dihilangkan kemungkinan
terjadinya penyakit berkurang
Dilihat dari nilai Popilation Attributable Risk
Faktor (PAR)
Disain penelitian menentukan kualitas
informasi hubungan.
Minimal Harus Studi Kohort
Sebaiknya Eksperimental
Ada bukti hasil yang pasti sebagai dasar
pertimbangan hubungan sebab akibat
Misalnya : Hasil pemeriksaan lab, Ro.Foto dll
Informasi dari studi eksperimental
merupakan bukti yang kuat
Aspek penting lain yg perlu dipertimbangkan
adalah :
Temporal relationship (paling penting)
Plausibility
Consistency
Dose response relationship