Anda di halaman 1dari 104

AKSES PELUANG PERMODALAN

BAGI GAPOKTAN

oleh

Otoritas Jasa Keuangan


Yogyakarta, 15 Maret 2017
Curriculum Vitae : ASTERIA DIANTIKA

Pendidikan
S1 Hukum, S2 Ekonomi, dan S3 Administrasi Publik

Pekerjaan :
s.d Desember 2016 – Pengawas Bank di Bank Indonesia
saat ini :
- Kepala Sub Bagian Pengawasan Industri Keuangan Non Bank OJK
DIY
- Staf Pengajar mata kuliah Public Finance di Universitas Gadjah
Mada
Agenda

Pengenalan OJK
Otoritas Jasa Keuangan

Regulator & UU No. 21 Tahun 2011


Pengawas Perbankan
(Bank Umum, dan
BPR)

Regulator & Pengawas


Pasar Modal & IKNB

Direktorat Literasi dan Edukasi 4


Latar Belakang
Otoritas Jasa Keuangan

OJK terbentuk sebagai


Perkembanga Permasalahan
n Sistem respons atas di Sektor
Keuangan kompleksitas di sektor Keuangan
jasa keuangan

 Konglomerasi bisnis  Moral hazard


 Hybrid products  Perlindungan konsumen
 Regulatory arbitrage  Koordinasi lintas sektoral

UU Bank Indonesia mengamanatkan pembentukan lembaga


pengawasan sektor jasa keuangan
Direktorat Literasi dan Edukasi 5
VISI & MISI
Otoritas Jasa Keuangan
Menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya, melindungi
kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan industri jasa
keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global serta
dapat memajukan kesejahteraan umum

Misi 1 Misi 2 Misi 3


Mewujudkan Mewujudkan sistem Melindungi
terselenggaranya keuangan yang kepentingan
seluruh kegiatan di tumbuh secara konsumen dan
dalam sektor jasa berkelanjutan dan masyarakat.
keuangan secara stabil;
teratur, adil,
transparan, dan
akuntabel;

Direktorat Literasi dan Edukasi 6


Tugas & Fungsi
Otoritas Jasa Keuangan

• menyelenggarakan sistem

Fungsi
pengaturan & pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan

• Melaksanakan pengaturan &


pengawasan terhadap kegiatan jasa
keuangan di sektor :
• perbankan,

Tugas • pasar modal,


• perasuransian,
• dana pensiun,
• lembaga pembiayaan, &
• lembaga jasa keuangan lainnya

Direktorat Literasi dan Edukasi 7


Otoritas Jasa Keuangan

Sektor IKNB
Pasar
Perbanka
Modal Perasuransian,
n Dana Pensiun,
Lembaga
Pembiayaan
Mengatur dan Mengawasi

Konsumen
Melindungi

Direktorat Literasi dan Edukasi 8


Transisi
Otoritas Jasa Keuangan
Pengawasan Perbankan
masih berada di BI

31 Des 2013 2015


Pengaturan dan Pengaturan dan
31 Des 2012 Pengawasan Pengawasan
Pengaturan dan Perbankan beralih LKM
Pengawasan Pasar ke OJK
Modal & IKNB
22 Nov 2011
beralih ke OJK
UU OJK disahkan
(Masa Transisi)
Pengawasan Pasar Modal dan
IKNB masih berada di Bapepam-
LK

Direktorat Literasi dan Edukasi 9


Pembeda
Otoritas Jasa Keuangan

Integrated Market Conduct Wewenang FKSSK


Supervision Supervision Lainnya
Melakukan fungsi Menerapkan  Penyidikan Ketua DK OJK
pengaturan dan model  Melakukan merupakan
pengawasan yang pengawasan penunjukkan anggota Forum
terintegrasi 2 pilar dalam 1 dan penggunaan Koordinasi
terhadap atap yaitu pilar pengelola Stabilitas Sistem
keseluruhan prudential serta statuter Keuangan
kegiatan di dalam pilar business (FKSSK)
sektor jasa conduct
keuangan

Direktorat Literasi dan Edukasi 10


Kewenangan
Otoritas Jasa Keuangan

Wewenang Pengawasan Wewenang Pengaturan

• melakukan pengawasan dan • menetapkan peraturan


perlindungan Konsumen sektor pelaksanaan UU OJK;
Perbankan, Pasar Modal & • menetapkan peraturan
IKNB perundang-undangan di sektor
• memberikan dan/atau mencabut jasa keuangan;
izin usaha; pengesahan; • menetapkan peraturan
• persetujuan atau penetapan mengenai pengawasan;
pembubaran. • menetapkan peraturan
• memberikan perintah tertulis mengenai tata cara penetapan
kpd LJK & menunjuk perintah tertulis
Pengelola Statuter.
• menetapkan sanksi
administratif
Direktorat Literasi dan Edukasi 11
Governance
Otoritas Jasa Keuangan

Ketua
KOMITE ETIK
Anggota (Kepala Mengawasi kepatuhan Anggota
Eksekutif Wakil (Ketua
Pengawas Komite Etik)
Dewan Komisioner, Pejabat
Perbankan) dan Pegawai OJK terhadap
DK OJK Kode Etik OJK
Anggota (Kepala • Bersifat kolektif dan
Eksekutif kolegial Anggota (Ex
Pengawas Pasar
Modal) • Memiliki hak suara Officio BI) DEWAN AUDIT
yang sama
• melaksanakan tugas Melakukan evaluasi atas
pengaturan pelaksanaan tugas OJK,
Anggota (Kepala Anggota (Ex
Eksekutif
• Mengawasi pelaksanaan Officio menyusun standar audit,
Pengawas IKNB) tugas Kepala eksekutif Kemenkeu) manajemen risiko dan
pengendalian kualitas Otoritas
Anggota (Bid. Jasa Keuangan
Anggota
Edukasi & (Ketua Dewan
Perlindungan Audit)
Konsumen) KOMITE LAIN
Direktorat Literasi dan Edukasi 12
Pembiayaan
Otoritas Jasa Keuangan

Penetapan besaran
pungutan dilakukan
dengan tetap
memperhatikan
kemampuan pihak yang
melakukan kegiatan di
sektor jasa keuangan

Anggaran
OJK

Direktorat Literasi dan Edukasi 13


Otoritas Jasa Keuangan

Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK)


KONDIS
I KRISIS PRESIDEN DPR

Keputusan Pencegahan Rekomendasi Pencegahan


& Penanganan Krisis & Penanganan Krisis

Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK)


Ketua Gub MK Ketua
OJK BI (Ketua) LPS

KONDI
SI
NORMA
L
pertukaran pertukaran
BI Informasi OJK Informasi LPS KEMKEU
• Moneter
• Sistem Pembayaran • Perbankan • Program Penjaminan • Bendahara Negara
• Kebijakan • Pasar Modal • Penyelesaian & • Otoritas Fiskal
• IKNB Penanganan Bank Gagal
Macroprudential

Direktorat Literasi dan Edukasi 14


Otoritas Jasa Keuangan

PASAL 3 UU OJK

Keberadaan Kantor OJK di Daerah disesuaikan dengan


keberadaan Organisasi Sektor Perbankan di Daerah

 Jakarta

6 KANTOR REGIONAL 


Bandung
Surabaya
Semarang

29 KANTOR PERWAKILAN 

Medan
Makassar

Direktorat Literasi dan Edukasi 15


Jaringan Kantor Regional dan KOJK
6 KANTOR
REGIONAL
29 KANTOR OJK MAKASSAR
• Jayapura
• Ambon
• Manado
• Palu
• Kendari

MEDAN
• Banda Aceh
• Padang
• Batam
• Pekanbaru
• Jambi
• Bengkulu
• Palembang
BANDUNG) SURABAYA
JAKARTA • Cirebon
SEMARANG


Denpasar
Kupang
• Banjarmasin • Tasikmalaya
• Solo • Mataram
• Bandar Lampung • Yogyakarta • Malang
• Pontianak • Purwokerto • Kediri
• Samarinda • Tegal • Jember
• Palangkaraya

Direktorat Pelayanan Konsumen 16


KANTOR OJK DIY
yogya istimewa
aYO Gawe pelaYAnan Ing Sampurno Tanpo IMbalan ning kudu Ewuh lan Welas Asih

Direktorat Literasi dan Edukasi 17


Fungsi Pelayanan Konsumen

Pertanyaan
Layanan Gratis
1500655

Pengaduan

Direktorat Pelayanan Konsumen 18


Prinsip Dasar :
Kemudahan Akses

Informasi/ Pengaduan

Faksimi
Surat Telepon li

Pengaduan Media
Email SMS Online Sosial

Direktorat Pelayanan Konsumen 19


Kanal Akses

Telepon Alamat Surat


1500 - 655 (OJK)
Anggota Dewan Komisioner
Faksimili OJK
(021) 386 - 6032 Bidang Edukasi dan
Perlindungan Konsumen
Surat Elektronik Menara Radius Prawiro Lantai 2
konsumen@ojk.go.id Komplek Perkantoran Bank
Indonesia
Form Pengaduan Online Jl. M. H. Thamrin No. 2
Sikapiuangmu.ojk.go.id Jakarta

Jam operasional : 08.00 s/d 17.00 WIB


Direktorat Pelayanan Konsumen 20
Layanan Konsumen OJK 1500 655

Konsumen & Masyarakat


Permintaan Info, Trackable, Pelaku Usaha
Penyampaian Informasi, Traceable Jasa Keuangan
& Pengaduan

Kantor Regional &


Fasilitasi
Kantor OJK Verifikasi Verifikasi
Sengketa
Administratif Lanjutan
Meneruskan,
input, Penerusan
monitor, ke instansi
update Meneruskan, terkait
input,
monitor, Dugaan
update Pelanggaran
Peraturan
Bidang
Pengawasan
• Perintah Tertulis
• Pemeriksaan dan penyidikan

Direktorat Pelayanan Konsumen 21


Persyaratan Layanan Pengaduan

Pengaduan akan diproses jika data/informasi yang diperlukan


sudah terpenuhi :

Bukti telah menyampaikan pengaduan ke LJK


dan tanggapan LJK ybs

Identitas lengkap Konsumen

Deskripsi pengaduan

Bukti pendukung (jika ada)

Apabila data/informasi tidak dilengkapi oleh Pemohon dalam waktu paling lambat 20
(dua puluh) hari kerja sejak tanggal pemberitahuan, maka Pemohon dianggap mencabut
pengaduannya
Direktorat Pelayanan Konsumen 22
Petugas Layanan Konsumen

23
24
Akses Keuangan dan UMKM dalam Destination Statement
Bank Indonesia
VISI BI

MISI BI
10 Sasaran Konkrit BI 2018: Sasaran Utama BI
1. Terkendalinya inflasi sesuai dengan target yang SU #2 Menetapkan arah dan mewujudkan strategi jangka
ditetapkan menengah-panjang fungsi moneter, SSK, dan sistem
2. Terkendalinya nilai tukar yang stabil sesuai pembayaran yang integratif dan berorientasi ke depan
dengan keseimbangan internal dan eksternal
3. Terwujudnya pasar keuangan yang dalam dan
efisien Sasaran Strategis BI
4. Terpeliharanya stabilitas sistem keuangan guna SS #5 Mewujudkan keuangan inklusif yang terarah, efisien,
mendukung pencapaian inflasi yang rendah dan sinergis
dan nilai tukar yang stabil
5. Terwujudnya sistem keuangan yang semakin
inklusif
6. Terpeliharanya sistem pembayaran yang aman, Indikator Kinerja Utama DPAU
efisien, dan lancar, dengan memperhatikan a. Pengembangan sektor riil melalui pengembangan klaster
perluasan akses dan kepentingan nasional ketahanan pangan termasuk volatile foods
7. Terjaganya kesinambungan keuangan BI b. Peningkatan jumlah wirausaha baru yang difasilitasi BI
8. Terwujudnya kapabilitas internal yang kuat c. Pertumbuhan kredit UMKM (2014)
9. Terakumulasinya dukungan SDM yang d. Share kredit produktif UKM terhadap total kredit
kompeten e. Jumlah rekening TabunganKu dan basic saving account
10.Terpeliharanya persepsi positif BI

25
Peran Bank Indonesia dalam Pengembangan Akses Keuangan
dan UMKM
Background : Background :
• Pasar keuangan belum Background : Bank Indonesia baru pasca OJK.
berkembang. • Perkembangan pasar
• Target pembangunan keuangan. Penajaman framework
sektor penting perlu pengembangan UMKM dan akses
• Instrumen kebijakan
dukungan pendanaan. keuangan: Membantu menjaga
moneter tidak langsung.
• Instrumen kebijakan inflasi dari sisi supply, &
moneter langsung mendukung pertumbuhan
mempengaruhi likuiditas ekonomi yg inklusif.
perekonomian. Legal basis:
UU No. 23/1999 sbgm Legal basis:
Legal basis: terakhir diubah dg UU UU No. 23/1999 sbgm
No.3/2004 terakhir diubah dg UU
UU No. 13/1968
No.3/2004
Sebelum 1999 1999 - 2013 2014 -
Developmental Role Promotional Role Bank Indonesia baru

Instrumen : Instrumen : Instrumen :


• Penyediaan KLBI, • Bantuan teknis • Bantuan teknis
• Ketentuan kuota KUK • Pengaturan • Pengaturan
• Kebijakan kredit sektoral • Kemitraan strategis • Kemitraan strategis
• Bantuan teknis
26
Latar Belakang Keuangan Inklusif
Hanya 20% orang dewasa di Indonesia yg memiliki rekening di Lembaga Keuangan Formal (World
Bank – 2011)
Central Asia &
Eastern
Europe
High income
OECD & non-
OECD Middle East &
50%
92%
North Africa

42% East Asia &


Pacific

South Asia
42%
Indonesia 19.6% INDONESIA

22% 20%
Sub-Saharan
Malaysia 66.7% Africa
Philippines 26.5%
Thailand
Vietnam
77.7%
21.4%
12%
India 35.2%
China 63.8% Latin America &
Russia 48.2% Caribbean
Brazil 55.9%
40% Sumber : Worldbank, Global Financial Inclusion Index , 2011
Terdapat 48% rumah tangga yg memiliki tabungan di Bank, LKNB & Non Lembaga Keuangan
(Survey Neraca Rumah Tangga BI - 2011)
28
Latar Belakang Keuangan Inklusif

Total kredit UMKM < 20%


dari total kredit perbankan
Kredit sektor mikro < 19%
dari total kredit UMKM

Rata-rata suku bunga kredit

20%
orang dewasa di Indonesia UMKM cukup tinggi (>15%)
memiliki rekening di Lembaga Sumber : BI, diolah
Keu. Formal
source: World Bank, Global Financial Inclusion Index - 2011

Saver’s Financial Inclusion Borrower’s Financial Inclusion

> 68% masyarakat menabung > 40% tidak bisa meminjam


> 48% hny menabung dilembaga keuangan > 17% pembiayaan dari bank
sumber: Survei Neraca Rumah Tangga WB - 2011
> 36% meminjam dari informal
29
Latar Belakang Keuangan Inklusif
Masih banyak wilayah di Indonesia yang
masih underbanked.

Rasio luas wilayah provinsi dengan jumlah kantor bank di wilayah tersebut
Berdasarkan grafik di atas terlihat
bahwa di wilayah Jawa dan Bali, 1
Rasio luas wilayah dengan
jumlah kantror bank

kantor bank melayani area seluas 1


– 10km2, sementara di wilayah
Indonesia Timur 1 kantor bank
melayani lebih dari 1000 km2.

Sumber: SEKDA-Bank Indonesia dan Badan Pusat


Statistik, 2011, diolah.

30
Latar Belakang Keuangan Inklusif
Layanan Keuangan Kurang
±17.000 pulau › 120 bank komersial
±247 juta populasi
±155 juta dewasa › + 4.194 BPR
± 28 juta orang miskin › +187.598 koperasi
± 44% hidup dikota › +600.000 LKM (incl. non-formal)
B: 20 B: 22 B: 32 B: 16 B: 31 B: 15 B: 16 B: 21
A: 26 A: 35 A: 83 A: 29 A: 60 A: 25 A: 21 A: 43
B: 6 B: 33
B: 23 A: 53
B: 22 B: 29 A: 8
NAD A: 26
A: 37 A: 75
SUMUT
KALTIM SULUT
B: 23 B: 22 MALUTU
RIAU A: 38 KALBAR
A: 26 KEP.RIAU GORONTAL
SUMBAR O
SULTEN
JAMBI KALTEN PAPBAR
B: 22 KEP.BABE G
G SULBAR
KALSEL MALUK
A: 22 SUMSELL B: 71 SULTRA
BENGKULU U
SULSEL PAPUA
A: 213 B: 17
B: 12 LAMPUNG B: 26 B: 17 B: 15
A: 27 B: 12
A: 19 DKI JAKARTA A: 40 B: 10 A: 23 A: 23
BANTEN
JABARJATENG A: 14 A: 40
B: 17 BALI
DIY JATIM
A: 62 NTB B: 53
B: 17 NT
T A: 96
A: 40 B: 18 B: 29 B: 17 B: 31 B: 12 B: 15
A: 26 A: 55 A: 34 A: 80 A: 21 A: 16

A = Jumlah ATM per 100.000 Penduduk Dewasa B = Jumlah Layanan Kantor Bank per 100.000 Penduduk Dewasa

31
Latar Belakang Keuangan Inklusif
Hambatan-hambatan masyarakat dalam mengakses jasa keuangan (Honohan, 2004) :
1. Hambatan harga (price barriers);
2. Hambatan informasi (information barrier); dan
3. Hambatan desain produk dan jasa (product and service design barriers).
4. Hambatan channel
Demand Supply
(Masyarakat) (Penyedia Jasa Keuangan)
• Pendapatan yang rendah • Pendirian cabang bank sangat mahal
• Jarak yang jauh ke lokasi kantor bank • Persyaratan yang ditetapkan oleh
terdekat regulator
• Mahalnya biaya administrasi dan • Persyaratan yang ditetapkan oleh bank
transaksi untuk volume yang kecil • Proses yang kompleks
• Informasi produk bank yang masih • Formalitas tinggi
terbatas • Prefer nasabah non-grass root
• Tingkat pengetahuan keuangan yang


rendah
Produk yang kurang sesuai (tabungan
Alasan Dewasa Tidak
murah, kredit harian)
Psikologi, image dan budaya
Berbank

• Antrian yang panjang

Sumber : Worlld Bank, Financial Inclusion Index, 2011 32


Dampak Keuangan Eksklusif

1. Ekonomi biaya mahal


2. Memperbesar inequality
3. Sasaran eksploitasi oleh non formal
4. Memperlamban pertumbuhan
perekonomian
5. Rigiditas gap kemiskinan
6. Eskalasi krisis
7. Social problem

33
Keuangan Inklusif

“Hak setiap orang untuk memiliki akses dan layanan


penuh dari lembaga keuangan secara tepat waktu,
nyaman, informatif, dan terjangkau biayanya, dengan
penghormatan penuh kepada harkat dan martabatnya.“
(Strategi Nasional Keuangan Inklusif, 2012)

34
Tujuan Keuangan Inklusif

1. Mempercepat akses masyarakat ke layanan keuangan.


2. Menyediakan sarana keuangan yang murah, mudah dan
aman
3. Menyediakan produk dan jasa yg sesuai kebutuhan
masyarakat.
4. Mengurangi ekploitasi masyarakat oleh sektor non formal
5. Meningkatkan pemahaman dan kapabilitas keuangan
masyarakat.

35
Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SKNI)
Visi
• Untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui pengurangan kemiskinan,
pemerataan pendapatan dan stabilitas sistem keuangan di Indonesia melalui
penciptaan sistem keuangan yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat

Misi
• Memberikan support pada konsumsi penduduk miskin.
• Pemberdayaan Masyarakat Miskin.
• Memberikan kesempatan partisipasi masyarakat miskin.
• Menjadikan strategi keuangan inklusif sebagai bagian dari strategi besar
pembangunan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan.
• Menyediakan jasa dan produk keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat.
• Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan layanan jasa
keuangan.
• Meningkatkan akses masyarakat akan layanan jasa keuangan.
• Memperkuat sinergi antara bank, lembaga keuangan mikro, dan lembaga
keuangan non-bank.
• Mengoptimalkan peran teknologi informasi dan komunikasi untuk memperluas
cakupan layanan jasa keuangan.

36
Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SKNI)
Tujuan Mencapai kesejahteraan ekonomi melalui pengurangan kemiskinan,
Utama pemerataan pendapatan & stabilitas sistem keuangan di Indonesia dengan
menciptakan sistem keuangan yg dapat diakses oleh seluruh lapisan
masyarakat

Pilar Keuangan Inklusif

Strategi/ Pemetaan
Fasilitas Kebijakan / Fasilitas
Program Edukasi Perlindungan
Keuangan Informasi Peraturan Intermediasi &
Keuangan Distribusi Konsumen
Publik Keuangan Pendukung

Program • Edukasi : • PKH • Financial • Multilicensing • TabunganKu • Mediasi


Pelajar Identity Number • Kebijakan • Layanan Perbankan
• Jamkesmas
(FIN) Layanan Keuangan • Transparansi
TKI • BLT • Informasi harga Keuangan Digital Produk
Masyarakat lain • Bansos komoditi melalui Digital
(Petani , Nelayan, • Pembiayaan
• BLSM Website & HP • Kebijakan kredit Start-Up
Daerah
Perbatasan) UMKM
• Kampanye
Bersama

37
Peran Bank Indonesia Dalam SKNI
Mengkoordinasikan kegiatan keuangan inklusif dengan
kementerian/lembaga

Pemetaan potensi daerah sebagai dasar penetapan program & prioritas


kegiatan

Menetapkan program dan prioritas kegiatan keuangan inklusif

Sebagai focal point kegiatan tertentu sesuai kewenangan BI

Mensosialisasikan program keuangan inklusif

Membangun kerjasama dengan berbagai lembaga di tingkat nasional,


regional maupun internasional

Melaksanakan kegiatan keuangan inklusif

Mengevaluasi program kegiatan keuangan inklusif

38
Edukasi Keuangan
Tahun 2013
 Integrasi kurikulum 156 sekolah.
 Pilot project di 7 Ibukota Prov.
 MoU dengan Kanwil Kemenag Jabar.
 Penyempurnaan bahan ajar.
 Pelaksanaan ToT.
 Integrasi kurikulum nasional 2013 (SMA).
 Penjajakan integrasi edukasi keuangan dalam kurikulum dasar
(SD dan SMP).
 Penjajakan edukasi keuangan kepada Masyarakat tertentu
Sasaran (Petani).
 Penyusunan Materi Edukasi Keuangan kepada masyarakat
a. Pelajar (SD, SMP, SMA/setingkat, tertentu.
Univ.)  Pelatihan TKI.
b. Kelompok Masyarakat Tertentu (TKI,  Edukasi keuangan kepada masyarakat daerah perbatasan.
nelayan, petani, buruh, Masyarakat di
Kawasan perbatasan.) Jangka Waktu:
Multiyears s.d. 2018
Tujuan Monitoring Per Semester
Tahun 2014
• Secara umum  Meningkatkan
 Pelaksanaan & pengembangan edukasi keuangan kepada
pengetahuan keuangan.
masyarakat : pelajar SD, SMP, SMA sederajat, mahasiswa,
• Secara khusus  (a) Bagi pelajar:
kelompok usaha, Petani, Nelayan, TKI, Buruh dan masyarakat
materi edukasi keuangan masuk
di kawasan perbatasan.
kurikulum nasional; (b) Bagi TKI:
 Pelaksanaan edukasi keuangan kepada agen terkait
materi edukasi keu masuk ke dlm
implementasi Digital Financial Services
materi pelatihan kesiapan TKI
39
TabunganKu
Tahun 2013
• Penyempurnaan fitur TabunganKu
• Monitoring program oleh KPwBI-DN.
• Penyaluran bantuan pemerintah melalui TabunganKu

Kam
p any
eG
e
Me rakan Tahun 2014
nab
ung Indon
es ia  Pelaksanaan, pengembangan & evaluasi kegiatan TabunganKu
TabunganKu dalam rangka mendorong ketersediaan dan pemanfaatan
Tabungan untuk perorangan warga TabunganKu
Indonesia dgn persyaratan mudah & ringan
yg diterbitkan secara bersama oleh Bank-
bank di Indonesia guna menumbuhkan
budaya menabung serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Jangka Waktu:
Sasaran:
Multiyears s.d. 2018 Masyarakat Umum dan Pelajar
Monitoring Per Semester
Tujuan
Memperluas akses layanan keuangan bagi
masyarakat, melalui penyediaan tabungan
murah. Hal ini sebagai upaya meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk menabung

40
Latar Belakang Produk TabunganKu
Belum ada produk tabungan yang memiliki fitur yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.

Masyarakat merasa bahwa prosedur untuk


membuka rekening tabungan masih sulit

Persyaratan yang diminta masih banyak

Adanya tambahan biaya administrasi.

Fitur produk tabungan yang disesuaikan


dengan kebutuhan masyarakat diberi
nama “TabunganKu”.
Pada bulan Februari 2010, produk TabunganKu
diperkenalkan dan diresmikan oleh Presiden RI dan
Gubernur Bank Indonesia bersamaan dengan
pencanangan Gerakan Indonesia Menabung (GIM).
41
Produk TabunganKu
Ini Kelebihannya

Menguntungkan
• TabunganKu adalah Tanpa biaya administrasi bulanan
TabunganKu

produk tabungan untuk


perorangan warga negara
Indonesia dengan
persyaratan mudah dan Mudah
ringan yang diterbitkan Hanya dengan setoran awal Rp20.000,-
dan minimum setoran selanjutnya
secara bersama oleh bank- Rp10.000,-
bank di Indonesia guna
menumbuhkan budaya
menabung serta Nyaman
meningkatkan Pembukaan rekening, transaksi penarikan
kesejahteraan masyarakat tunai dan pemindahan bukuan melalui
counter dapat dilakukan di seluruh
jaringan bank penerbit yang sama.

42
Layanan Keuangan Digital

“the provision of some mix of financial and payment services that are
delivered and managed using mobile or Web technologies and a
network of agents ”

DFS dalam kerangka Financial Inclusion ditujukan untuk meningkatkan


akses keuangan bagi masyarakat unbanked dan underbanked, melibatkan
pelaku baik dari sektor keuangan dan non sektor keuangan.

Media dan Perantara Pro Cons


• Telepon genggam • Aman, mudah, cepat, murah, dimana-mana • Blind spot
• Kartu • Aman, mudah, cepat, murah, terbatas • Butuh alat transaksi
Agen Tersedia dimana-mana, informal, mudah, Butuh sistem dan
murah supervisi
EDC/tablet PC/PC Aman, mudah, cepat Biaya

Produk
E-money Dilindungi

43
Agen
• Agen : adalah pihak ketiga yang bertindak dan atas nama penyelenggara,
menyediakan layanan jasa keuangan/sistem pembayaran bersifat terbatas
(nominal, jenis layanan, dll).
• Agen harus dipercaya oleh komunitas sehingga harus memiliki integritas,
kemampuan dan reputasi
• Memanfaatkan kearifan lokal, budaya setempat 075 79. rahan
Perbedaan Agen Individu & Badan Hukum kelu

Agen Individu Memiliki Usaha Badan Hukum


Jam kerja operasional tidak terbatas Jam kerja operasional terbatas
Informal dan fleksibel Lebih formal dan kurang fleksibel
Level engagement tinggi Level engagement tidak tinggi
Tidak ada turn over karyawan Turn over karyawan
Benefit dimiliki langsung Benefit lebih dimiliki pemilik
Level commitment lebih tinggi Level commitment sesuai kontrak
Risiko lebih tinggi dari badan hukum Risiko lebih rendah dari agen individu
Kemampuan terbatas Kemampuan lebih besar

44
Mekanisme Transaksi LKD
Data
2 Debit/
Akun e-
E-Money kredit money
agen
3
Register No. HP
platform
4 Rekening
Nasabah 1
dg KYC Debit/ e-money
Sederhana kredit nasabah
5 USSD & Notifikasi
2 otentifikasi 5
buka akun, setor, & tarik
Agent Network
Management/ I Over the Counter Transaction
Distributor
II Mobile Account Transaction
Data
Transfer, pembayaran, pembelian,
tarik tunai, penyaluran program
kredit
1 Akun e-
bantuan pemerintah kepada
money
masyarakat tujuan
2
platform
3 Rekening
debit e-money
nasabah
2 authentification Real time
Notifikasi
45
Kesiapan Indonesia terkait LKD
1. Masih banyak masyarakat unbanked, potensinya besar.
2. Market sudah melakukan Digital Financial Services kepada masyarakat, terutama
untuk sarana pembayaran.
3. Masyarakat semakin mobile oriented , terbukti cukup tingginya kepemilikan
telepon genggam (lebih besar dari jumlah penduduk Indonesia).
4. Penggunaan teknologi (telepon genggam, internet, broadband) berpotensi
meningkatkan pertumbuhan ekonomi (di emerging market menyumbang 1,4%).
5. Survey di 3 negara, transaksi di Agen lebih aman di banding KC & ATM (Bankable
Frontier Associates, 2010)
6. Program edukasi keuangan juga terus berjalan. (pelajar/Mahasiswa, TKI, nelayan,
Petani).
7. Financial Safety Net Indonesia sudah ada (Crisis Mgt Protocol, Makroprudensial,
Fungsi Mikroprudensial, Fungsi Perlindungan Nasabah).
8. Indonesia termasuk negara dengan kategori high readiness dengan penerapan
digital financial services/MFS/branchless banking

46
Kementerian dan Program Keuangan Inklusif

47
FRAMEWORK PENGEMBANGAN UMKM DI BANK INDONESIA
Sasaran akhir Pertumbuhan UMKM dan Sektor Riil serta Pengendalian Inflasi
Sasaran jk pendek / Mendukung Ketahanan Pangan dan Penciptaan Pusat Perekonomian Baru di Daerah
menengah
Peningkatan
Peningkatan Peningkatan Minimalisir
Strategi Koordinasi &
Kapasitas Akses Kesenjangan
Kerjasama dengan
UMKM Keuangan Informasi
Stakeholder

- Peningkatan elijibilitas - Penyediaan


keuangan UMKM - Kerjasama dengan
Kajian Pemerintah Daerah,
- Penguatan Infrastruktur
- Klaster - Diseminasi
Program - Wirausaha Keuangan Pemerintah Pusat
Informasi dan Lembaga
- Fasilitasi Program
- Pengembangan
Pemerintah yang Internasional
Microsite UMKM
Memberikan Nilai Tambah

- Gerakan Pencatatan - Penelitian KPJU,


Transaksi Keuangan UMKM Lending Model, Pola
- Klaster padi, sapi, - Pemeringkatan Kredit untuk Pengembangan
ikan, kopi dll - MoU dengan
UMKM Klaster
Produk - Wirausaha di - PPKD - Data base UMKM Pemerintah
sektor agribisnis - Asuransi Pertanian / Ternak - Fora
nasional maupun
dan ekspor Sapi ekspor Internasional
- Sertipikasi Tanah - Data kredit UMKM
- Sistem Resi Gudang - Aplikasi SPKUI
- Kredit Program

49
Metode Penelitian Pelatihan Penyediaan Informasi Fasilitasi
Definisi UMKM
UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM

• Kekayaan Bersih/th > Rp10


M, atau USAHA
• Hasil Penjualan > Rp50 M BESAR

• Kekayaan Bersih/th > Rp500 juta s.d.


USAHA
Rp10 M, atau MENENGAH
• Hasil Penjualan > Rp2,5 M s.d. Rp50 M

• Kekayaan Bersih/th > Rp50 juta


s.d. Rp500 juta, atau USAHA
• Hasil Penjualan > Rp300 juta KECIL
s.d. Rp2,5 M

• Kekayaan Bersih/th < Rp50 USAHA


juta, atau MIKRO
• Hasil Penjualan < Rp300 juta

50
Profil UMKM Indonesia
 UMKM berperan penting pada ekonomi
Indonesia:
 Jumlah unit usaha UMKM 56,5 juta, 99,9%  Pangsa ekspor non migas UMKM sebesar
dari total pelaku usaha. 14,06%.
 UMKM menyerap 97,2% total tenaga kerja  Pangsa Investasi UMKM sebesar 54,77%.
107,7 juta.
 UMKM memberi porsi sekitar 59,1% dari
total GDP.

57.9% 97.24
59.1% % 97.16%

Sumber: BPS, Kemenkop UKM

51
Perkembangan Kredit UMKM
 Baki debet kredit UMKM Bank
Umum pada Januari 2014 mencapai
Rp594,7 Triliun.
 Pangsa kredit UMKM terhadap total
kredit bank umum pada Januari
2014 sebesar 19,1%
 Jumlah Nasabah (dengan
pendekatan rekening kredit)
UMKM sebesar 8,2 juta rekening
 NPL kredit UMKM pada Januari
2014 (3,65%). Namun demikian,
 Pertumbuhan kredit UMKM pada bulan Januari 2014 adalah sebesar 17,4% kredit kepada UMKM masih lebih
(yoy), masih lebih kecil dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan tinggi dibandingkan NPL kredit
sebesar 21,5% (yoy). perbankan (1,82%).
 Berdasarkan sektor ekonomi, sebagian besar masih disalurkan di sektor
perdagangan (53,1%), yang didominasi penerima kredit dari skala usaha
menengah.
 Menurut wilayah, penyaluran kredit UMKM masih terpusat di wilayah Jawa
sebesar 57,2% diikuti dengan pulau Sumatera (20,7%) dan pulau Sulawesi
serta Kalimantan (masing-masing 7,4% dan 7,2%).
 Dilihat dari jenis penggunaan, kredit modal kerja mempunyai pangsa
terbesar yaitu sebesar 72,3% dan dan kredit investasi sebesar 27,7%

52
Permasalahan Yang Dihadapi UMKM
• Permodalan dan pemasaran menjadi
permasalahan utama yang dihadapi oleh
usaha mikro dan kecil (UMK). Kurangnya
permodalan menghambat ekspansi UMK
(50,17%).

Hasil Survei BI Th 2010


Responden : 146 institusi/dinas di 9 provinsi

• Salah satu hambatan utama dalam akses


pembiayaan adalah penjaminan kredit

Sensus Ekonomi Nasional (BPS, 2006)

53
Kesenjangan antara UMKM dan Bank
UMKM Perbankan
Banyak yg membutuhkan
pembiayaan, jumlah kebutuhan relatif Biaya transaksi vs profit
kecil
Kebutuhan thd dokumen legal formal
Dokumen (cth. identitas, NPWP,
agunan) legal formal terbatas
Kebutuhan akan informasi keuangan
Umumnya tidak memiliki UMKM
pencatatan/lap keu memadai
Produk perbankan sesuai kebutuhan
Membutuhkan akses informasi & UMKM
produk bank yg sesuai karakteristik
usaha
Jangkauan pelayanan dan perlunya
Faktor psikologis jaringan/dukungan teknologi

Kapasitas & elijibilitas Pembiayaan UMKM

Kebijakan pengembangan
UMKM Bank Indonesia

54
Program pengembangan UMKM
Daftar Produk Unggulan Daerah Wirausaha Baru

Pola
Pelatihan/
Pembiayaan
Klaster Pendampingan/
(Lending
UMKM Promosi
Model)

BDSP
Pelatihan

Bank & Lemb.


Pembiayaan
UMKM
Pengaturan Database
Kebijakan Profil
UMKM

Koordinasi dan kerjasama antara BI dg kementerian/lembaga

Asuransi Sertipikasi Credit rating


PPKD
ternak tanah untuk UMKM

55
Beberapa Program Kerja Pengembangan UMKM

Ketentuan

Penelitian

Pengembangan infrastruktur pendukung

Program pemberdayaan UMKM

Kemitraan dalam rangka mendukung program


Pemerintah

56
Ketentuan
PBI No. 14/22/PBI/2012 tanggal 21 Des 2012 sebagai acuan BI dalam pengembangan
UMKM serta monitoring pencapaian kredit UMKM oleh perbankan minimum 20%.

• Bank Umum wajib memberikan Kredit atau Pembiayaan UMKM.


• Jumlah Kredit atau Pembiayaan UMKM ditetapkan paling rendah 20% yang dihitung
berdasarkan rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM terhadap total kredit/pembiayaan,
dengan pemenuhan secara bertahap yaitu:
TAHUN PANGSA KREDIT UMKM THD TOTAL KREDIT
Tahun 2013 dan 2014 Sesuai kemampuan Bank
Tahun 2015 paling rendah 5%
Tahun 2016 paling rendah 10%
Tahun 2017 paling rendah 15%
Tahun 2018, dst paling rendah 20%

 Bank Indonesia dapat memberikan Bantuan Teknis dalam rangka mendukung


pengembangan UMKM kepada bank, lembaga pembiayaan UMKM, Lembaga Penyedia Jasa
dan UMKM.
 Bantuan Teknis yang diberikan oleh Bank Indonesia dapat berupa penelitian, pelatihan,
penyediaan informasi, dan/atau fasilitasi.

57
Penelitian
Hasil penelitian sebagai acuan dalam rencana pengembangan UMKM ke depan serta
untuk pemberian rekomendasi kepada stakeholders.
Penelitian yang reguler dilakukan adalah:
• Komoditas, Produk, Jenis Usaha (KPJU) Unggulan
Bertujuan mengidentifikasi KPJU unggulan di daerah yang berkontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja, daya saing dan inflasi
daerah.
Penelitian KPJU telah dilaksanakan di semua Provinsi. Up-dating dilakukan setiap 5
tahun oleh KPwDN terkait.
• Model pembiayaan (lending model) skala mikro dan kecil
Bertujuan memberikan informasi mengenai pola pembiayaan
komoditas/produk/jasa usaha potensial yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM
dalam mengembangkan usaha dan oleh bank dalam mengidentifikasi potensi risiko
terkait bidang usaha komoditas tersebut.
Hasil penelitian yang telah dilakukan juga diunggah dalam website Info UMKM untuk
dapat diakses oleh masyarakat dan pihak yang membutuhkan.

58
Pengembangan Infrastruktur Pendukung
Pengembangan infrastruktur pendukung pemberian kredit UMKM yang dapat
mengatasi hambatan akses UMKM kepada pembiayaan
• Pengembangan credit rating untuk UMKM
Tengah dikembangkan dengan tujuan mengurangi asymmetric information antara
bank dengan UMKM dan membantu bank dalam memutuskan pembiayaan kepada
UMKM melalui penyediaan informasi mengenai creditworthiness individu UMKM.
• Mendukung Pendirian Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah
PPKD didirikan untuk meningkatkan bankability UMKM dan sebagai alternatif
substitusi keterbatasan agunan yang dimiliki UMKM dalam memperoleh kredit dari
bank

59
Program Pemberdayaan UMKM
Program pemberdayaan UMKM dilakukan dengan tujuan meningkatkan kapabilitas
dan bankabilitas UMKM. Jenis kegiatan yang dilakukan adalah :
• Pelatihan dan Edukasi
Bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan bank dan UMKM serta
lembaga terkait lainnya dalam rangka meningkatkan akses UMKM pada
pembiayaan.
• Da Pengembangan klaster
Meningkatkan daya saing UMKM melalui peningkatan interaksi dan kerja sama
diantara pelaku usaha dalam klaster agar menghasilkan manfaat dan efisiensi yang
lebih tinggi. Sasaran akhir kegiatan adalah pengendalian inflasi dari sisi supply dan
peningkatan kapasitas ekonomi.

Pemanfaatan sertipikat tanah dan asuransi ternak secara terintegrasi untuk
akses pembiayaan UMK
Sertipikasi hak atas tanah UMK digunakan sbg agunan tambahan, sedangkan
asuransi ternak untuk mitigasi risiko kredit bank karena kehilangan dan kematian
ternak sekaligus menjaga kelangsungan usaha peternak. Program ini diintegrasikan
dengan program pemberdayaan lainnya dalam rangka meningkatkan elijibilitas dan
akses UMK kepada sumber-sumber pembiayaan.

60
Program Kemitraan
Program kemitraan dilakukan dalam rangka mendukung program Pemerintah,
khususnya terkait penyediaan kredit program.
KREDIT PROGRAM KREDIT PROGRAM
SUBSIDI BUNGA PENJAMINAN PEMERINTAH
• Pendanaan berasal dari Bank Pelaksana • Penyediaan kredit/pembiayaan bersumber
yang disalurkan kepada Usaha Mikro dan dari dana perbankan dengan penjaminan
Kecil (UMK) dengan tingkat bunga pasar, oleh pemerintah melalui perusahaan
namun sebagian menjadi beban pemerintah penjamin.
dalam bentuk subsidi bunga. • Jenis kredit program dengan skema ini
• Jenis-jenis kredit program dengan skema ini adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR).
yaitu: KKP-E, KPEN-RP, dan KUPS

 KKP-E adalah kredit investasi dan atau modal kerja yang diberikan oleh Perbankan
kepada petani/peternak melalui kelompok tani atau koperasi yang didukung
dengan subsidi bunga dari pemerintah.
 KPEN-RP adalah kredit investasi yang diberikan oleh Perbankan kepada petani
sawit, kakao, dan karet yang didukung dengan subsidi bunga oleh pemerintah
kepada petani.
 KUPS adalah kredit yang diberikan oleh Bank Pelaksana kepada Pelaku Usaha
Pembibitan Sapi yang didukung dengan subsidi bunga oleh Pemerintah.

61
SKIM PEMBIAYAAN YANG BERPIHAK
KEPADA UMKM
Sektor Jasa Keuangan dibawah Pengawasan OJK

PASAR MODAL
Pergadaian

PERBANKAN Lembaga Penjaminan

Lembaga Pembiayaan Ekspor


PERASURANSIAN Indonesia

LEMBAGA DANA PENSIUN Perusahaan Pembiayaan Sekunder


JASA Perumahan
KEUANGAN
LEMBAGA
PEMBIAYAAN BPJS

lembaga jasa keuangan lain yang


LEMBAGA JASA dinyatakan diawasi oleh OJK
KEUANGAN berdasarkan peraturan perundang-
LAINNYA undangan
(termasuk Lembaga Keuangan
IKNB Mikro dan PT PNM (Persero)

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 63 | Page


USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

 PENGERTIAN UMKM
 PEMETAAN UMKM
 PENGEMBANGAN USAHA DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
 KENDALA PENDANAAN UMKM

64 | Page
PENGERTIAN UMKM
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah
 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang UMKM.
 Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang UMKM
 Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang UMKM
 Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah,
yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing
yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia
65 | Page
GAPOKTAN

 Gapoktan adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang


bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala
ekonomi dan efisiensi serta berkekuatan hukum. Dalam rangka
meningkatkan sumber pembiayaan Usaha Mikro dan Usaha
Kecil, Pemerintah melakukan upaya pengembangan sumber
pembiayaan dari kredit antara lain melalui perbankan dan
lembaga keuangan bukan bank.

66 | Page
PENGEMBANGAN USAHA DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

 Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi


pengembangan usaha dalam bidang:
 produksi dan pengolahan;
 pemasaran;
 sumber daya manusia; dan
 desain dan teknologi.
 Dalam rangka meningkatkan sumber pembiayaan Usaha Mikro
dan Usaha Kecil, Pemerintah melakukan upaya pengembangan
sumber pembiayaan dari kredit antara lain melalui perbankan
dan lembaga keuangan bukan bank.

67 | Page
KENDALA PENDANAAN UMKM
 Masyarakat miskin/UMKM seringkali memiliki kendala
untuk mengakses sumber pendanaan dari lembaga
keuangan, khususnya perbankan.
 Kendala akses pendanaan UMKM antara lain disebabkan
oleh :
 tidak memiliki keterampilan;
 tidak memiliki modal yang memadai;
 tidak memiliki agunan;
 memiliki agunan namun tidak mencukupi;
 memiliki agunan namun tidak memenuhi aspek legalitas
(misal: tanah tidak bersertifikat).

68 | Page
Kendala Akses Pendanaan (2)

• Dalam mengatasi kendala pendanaan masyarakat kecil, pemerintah melalui


Kementerian/Lembaga termasuk Pemerintah Daerah telah mengalokasikan
anggaran untuk guliran dana masyarakat.
• Dalam praktek, guliran dana tersebut dikelola oleh lembaga-lembaga, antara
lain:
– UED SP
– UPK PNPM
– LKMA
– KUB, Dll
• Kendala yang dialami oleh lembaga-lembaga tersebut antara lain :
a. Permodalan
b. SDM
c. Pembukuan
d. Jaringan/Infrastruktur
e. IT
SKIM PEMBIAYAAN INDUSTRI KEUANGAN KEPADA UMKM
• Skema Pemberdayaan UMKM
• Pendanaan industri keuangan mikro oleh lembaga keuangan
• Regulasi pembiayaan UMKM oleh perbankan
• Regulasi LAKU PANDAI
• Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
• Penjaminan Kredit UMKM
• Kebijakan lain yang telah dikeluarkan OJK

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 70 | Page


Skema Pemberdayaan UMKM

Masyarakat
Usaha Besar

Pe Us
ng a h
em a

n
aa
• Pemerintah/

ba

i tr
ng

m
Pemerintah

Ke
an
Daerah;
• Pemerintah/
• BUMN
Pemerintah
Penumbuhan • Bank dan
Daerah; UMKM Pembiayaan/
Iklim Usaha Lembaga
• Dunia usaha; Penjaminan
Keuangan Non-
• Masyarakat.
Bank (termasuk
penjaminan)
• Dunia usaha
(termasuk asing)

Koordinasi dan pengendalian pemberdayaan UMKM dilaksanakan oleh Kementerian yang tugas
dan tanggungjawabnya di bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Sumber: UU No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 71 | Page


Pendanaan Industri Keuangan Mikro oleh Lembaga Keuangan

Channeling Pemerintah/
Executing Industri Pemda
Bank Keuangan Mikro
Sindikasi
LAKU PANDAI Pemberdayaan
BPR/BPRS UMKM
PT PNM
Pinjaman
(Persero) Kredit
LKM UMKM
Kemitraan
Dana
Investasi KSP Dunia
Pensiun
Pendampingan Usaha
dan pelatihan
Perusahaan
Investasi BUMDesa
Asuransi
LSM
Penjaminan
Kredit

Perusahaan
Ket: pendanaan kepada industri keuangan mikro harus disesuaikan
dengan peraturan-perundangan yang berlaku
Penjaminan/
Asuransi

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 72 | Page


Regulasi Pembiayaan UMKM oleh Perbankan

Bank Umum wajib memberikan Pemberian Kredit atau Pembiayaan


Kredit atau Pembiayaan UMKM. UMKM oleh Bank Umum
dilakukan secara:
Jumlah Kredit atau Pembiayaan a. langsung kepada Usaha Mikro,
UMKM paling rendah 20% (dua puluh Kecil, dan Menengah; dan/atau
persen) yang dihitung berdasarkan b. tidak langsung melalui kerjasama
rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM pola executing, pola channeling,
terhadap total Kredit atau dan/atau pembiayaan bersama
Pembiayaan. (sindikasi).
Pencapaian rasio pemberian Kredit
atau pembiayaan UMKM dihitung
pada setiap akhir tahun.
Bank Umum konvensional harus
menjaga rasio Kredit UMKM
secara bulanan atas rasio Kredit
UMKM ≥ 20%
≥ 15%
Bebas Bebas ≥ 10%
≥ 5%
* *

2013 2014 2015 2016 2017 2018


Sumber: PBI 14/22/2012 Tentang Pemberian Kredit Atau Pembiayaan Oleh Bank Umum Dan Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengembangan
Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah

* sesuai kemampuan Bank Umum yang dicantumkan dalam Rencana Bisnis Bank
30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 73 | Page
Pola Pembiayaan UMKM Secara Tidak Langsung oleh Perbankan

1. Pola Channeling

• Melakukan
analisis kredit
BPR/ BPRS • Memutuskan
kredit

PKS Lembaga
Keuangan Non Penyaluran
Perjanjian
Bank Lainnya kredit
kerjasama
(termasuk KSP UMKM
BANK dan BMT)

Menanggung
risiko kredit

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/35/DPAU tanggal 29 Agustus 2013 Tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank
Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 74 | Page


Channeling

Pinjaman yang diberikan oleh bank kepada nasabah melalui


multifinance yang bertindak sebagai agen dan tidak mempunyai
kewenangan memutus kredit kecuali mendapat surat kuasa dari bank.
bank memberikan pembiayaan secara langsung kepada nasabah
sebagai end user melalui perusahaan mitra yang bertindak sebagai
agen,pembiayaan kepada end user adalah eksposur pembiayaan bank.
Saat customer tidak melakukan pembayaran, maka multifinance akan
tetap membayar kepada bank.

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 75 | Page


Pola Pembiayaan UMKM Secara Tidak Langsung oleh Perbankan

2. Pola Executing • Melakukan


analisis kredit
• Memutuskan
kredit
BPR/ BPRS • Menanggung
risiko kredit
PKS
Lembaga
Keuangan Non Penyaluran
Perjanjian
kerjasama
Bank Lainnya kredit
(termasuk KSP UMKM
BANK dan BMT)

Pelaporan
Laporan
Triwulanan

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/35/DPAU tanggal 29 Agustus 2013 Tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank
Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 76 | Page


Executing
Bank memberikan pembiayaan kepada perusahaan mitra dimana
kemudian perusahaan mitra meneruskan kepada nasabah sebagai end
user, sehingga perusahaan mitra tercatat sebagai debitur bank
sedangkan pembiayaan kepada end user tercatat sebagai eksposur
pembiayaan perusahaan mitra.

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 77 | Page


Pola Pembiayaan UMKM Secara Tidak Langsung oleh Perbankan

3. Pola Sindikasi

BPR/ BPRS

Lembaga Risiko kredit Penyaluran UMKM


Keuangan Non ditanggung kredit
Bank Lainnya bersama-sama
sesuai porsi
pembiayaan

BANK

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/35/DPAU tanggal 29 Agustus 2013 Tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan
oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 78 | Page


Sindikasi
Pinjaman atau kredit yang diberikan secara bersama oleh lebih dari
satu bank kepada debitur tertentu. Kredit yang diberikan secara
sindikasi dapat berupa kredit investasi ataupun kredit modal kerja.
Kredit sindikasi diberikan secara bersama dengan alasan: Jumlahnya
besar, sehingga tidak sanggup kalau hanya dibiayai oleh satu bank,
menghindari BMPK, memperkecil risiko bagi bank, manajemen dan
pengawasan dapat dilakukan secara bersamaan, ada sharing
pengalaman dalam menangani debitur besar, dan dokumentasi kredit
menggunakan akta otentik (dengan akta notaris).

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 79 | Page


Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Awal September 2015, Pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi
untuk mendorong perekonomian nasional. Salah satu poin kebijakan
tersebut ditujukan bagi pemberdayaan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM). Pemerintah memberikan fasilitas subsidi bunga
dalam pembiayaan ekspor melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia (LPEI) dan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Fasilitas
tersebut memungkinkan UMKM memperoleh kredit berbunga rendah dari
22-23% menjadi 12%, dan terakhir menjadi 9%.
Pemerintah bertekad meningkatkan kemandirian ekonomi, dan daya saing
di pasar internasional. Program KUR berhasil meningkatkan akses UMKM
terhadap fasilitas pembiayaan perbankan. Data Bank Indonesia yang
dirilis BPS menunjukkan perkembangan kredit UMKM terhadap Bank
Umum mengalami peningkatan. Sektor UMKM menjadi salah satu pilar
perekonomian nasional dan berperan sebagai penopang perekonomian
nasional. Program KUR berkontribusi terhadap peningkatan kapasitas
usaha dan penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu, paket kebijakan
pemerintah sangat relevan ditujukan untuk pemberdayaan sektor UMKM.

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 80 | Page


“Kredit Usaha
Rakyat”

PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk.


LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN KUR 2017

1. Keppres No. 14 tahun 2015 tentang Komite Kebijakan


Pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah tanggal 7
Mei 2015.
2. Keppres No. 19 tahun 2015 tentang Perubahan Keppres
No. 14 tahun 2015 tanggal 15 Juli 2015.
3. Permenko Bidang Perekomian No. 13 tahun 2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan KUR tanggal 30 Desember 2015.
4. Kepmenko Bidang Perekonomian No. 188 Tahun 2015
tentanag Penetapan Penyalur KUR dan Perusahaan
Penjamin KUR tanggal 30 Oktober 2015.
5. KMK No. 1355/KMK.05/2015 tentang Besaran Subsidi
Bunga KUR tanggal 31 Desember 2015.
6. PKS antara Bank pelaksana dan KPA tanggal 13 Agustus
2015.
7. Kemenko Bidang Perekonomian RI No.
S-24/D.I.M.E.K.O.N/I/2017 tanggal 24 Januari 2017.

82
GAMBARAN UMUM KREDIT

Produktif
Wirausaha
Layak/Visible

KREDIT

Menambah Menambah Perluasan


Modal Kerja Alat Produksi Usaha

83
GAMBARAN UMUM KREDIT

Usaha
Mempunyai Perhitungan
KUR Produktif &
RPC kredit
Layak

84
KUR BRI

“KUR adalah kredit modal kerja dan


atau investasi kepada debitur di
bidang usaha yang
produktif dan layak”

“KUR diklasifikasikan menjadi :


1. KUR Mikro
2. KUR Ritel
3. KUR TKI

85 | Page
KETENTUAN KUR 2017
Permenko Nomor 09 Tahun 2017

Debitur yang dapat dilayani dengan KUR adalah Individu/perseorangan atau badan hukum yang
melakukan usaha produktif berupa:
1. Usaha mikro, kecil dan menengah
2. Calon TKI
3. Calon Pekerja Magang di luar negeri
4. Anggota keluarga dari karyawan/karyawati atau TKI
5. TKI Purna
6. Pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Kategori sektor yang dapat


dibiayai oleh KUR adalah :
Kriteria pengusaha 1. Tepat 1. Sektor Pertanian, sektor
mikro yang dapat Segmen ekonomi 1
disalurkan KUR 2. Sektor Perikanan, sektor
adalah: ekonomi 2
1. Memiliki Usaha 3. Sektor Industri
Produktif TEPAT Pengolahan, sektor
2. Memiliki Usaha
Layak
SASARAN ekonomi 4
4. Sektor Perdagangan,
3. Tidak memiliki sektor ekonomi 7
agunan sesuai 3. Tepat 2. Tepat 5. Konstruksi, sektor
persyaratan Bank
Kriteria Sektor ekonomi 6
6. Sektor Jasa-Jasa sektor
ekonomi 8,9,11,13 dan
15 86
SEKTOR USAHA YANG DILAYANI
Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Industri Perdagangan
Pertanian Perikanan Jasa
Pengolahan Terkait

• Pertanian Padi • Penangkapan • Industri Minuman • Perdagangan • Penyedia


• Pertanian Ikan • Industri Roti Beras akomodasi dan
Palawija • Penangkapan • Industri • Perdagangan penyediaan
• Perkebunan Tebu Udang Makaroni, Mie, Hasil Bumi makanan.
• Perkebunan • Budidaya Rumput Spageti, Bihun • Perdagangan • Transportasi,
Sayuran; Buah- Laut dan Soun Pupuk pergudangan dan
buahan; Bunga- • Budidaya Biota • Industri Tempe • Perdagangan komunikasi.
bungaan Air Tawar Tahu Makanan, • Real estate,
• Pembibitan dan • Pembenihan • Industri Alas Kaki minuman, usaha persewaan,
Budidaya Domba, Biota Laut • Industri Keramik Industri olahan jasa perusahaan.
Sapi potong, • Industri Furniture • Perdagangan • Jasa pendidikan.
Unggas Hasil Ternak • Salon, Bengkel,
• Perdagangan Penjahit
hasil Perikanan.
• Perdagangan.

87
RINCIAN KUR MIKRO DAN KUR RITEL 2017
Permenko Nomor 09 Tahun 2016

KETERANGAN KUR MIKRO KUR RITEL

Debitur yang dapat dilayani dengan KUR adalah Individu/perseorangan atau badan hukum
yang melakukan usaha produktif berupa:
 Usaha mikro, kecil dan menengah
 Calon TKI
Pasar Sasaran  Calon pekerja Magang diluar negeri
 Anggota keluarga dari karyawan/karyawati tetap atau TKI
 TKI purna
 Pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Sampai dengan Rp 25 Juta;


Rp 25 Juta s.d 500 Juta; Maksimal Plafon yang
Plafon Maksimal Plafon yang dinikmati Rp 75 juta
dinikmati Rp 500 juta perdebitur
perdebitur

9% effektif per tahun


Suku bunga setara dengan 0.41% flat perbulan
9% efektif

Jangka Waktu KMK 3 tahun ; KI 5 tahun KMK 4 tahun ; KI 5 tahun

Lama Usaha Minimal 6 bulan Minimal 6 bulan

88
PERSYARATAN KUR MIKRO DAN KUR RITEL 2016

KUR MIKRO PERSYARATAN KUR RITEL

E-KTP;KK IDENTITAS DIRI E-KTP;KK

Surat Keterangan SIUP, TDP, NPWP, SITU,


Usaha ; IUMK LEGALITAS USAHA IUMK

Bulanan, Sekali Lunas,


Bulanan, Sekali Lunas,
Musiman POLA ANGSURAN Musiman

Tidak Wajib AGUNAN Diperlukan

89
Close Sistem Financing
Jaringan Kerja

41.651
Agen
BRIlink
22.402
ATMBRI

Teras BRI Kapal


“Bahtera Seva 1”

178.775
613Teras Keliling 9.945 Jaringan Kantor EDCBRI

1. Kanca: 462
2. KCP: 600
3. BRI Unit: 5.356
4. Teras BRI: 2.543
5. Kantor Kas: 984
Jaringan Kerja Kanwil BRI Yogyakarta

969 OFFICES > 11.000 HUMAN CAPITAL


> 6,4 Million Depositors

> 1,1 Million Debtors ATM


1.581
CDM
55
EDC
REG.OFFICE 5.482
1 E-Buzz
BRANCH SUB BRANCH CASH OUTLET 4
33 34 60 TERAS KELILING
33
BRI UNIT TERAS BRI BRILINK AGENT
HYBRID
600 200 6.095 8
Pembiayaan oleh PT Permodalan Nasional Madani
Pemerintah mendirikan PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) pada
1 Juni 1999, sebagai BUMN yang mengemban tugas khusus
memberdayakan usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK).
Tugas pemberdayaan tersebut dilakukan melalui penyelengaraan jasa
pembiayaan dan jasa manajemen, sebagai bagian dari penerapan strategi
pemerintah untuk memajukan UMKM, khususnya merupakan kontribusi
terhadap sektor riil, guna menunjang pertumbuhan pengusaha-pengusaha
baru yang mempunyai prospek usaha dan mampu menciptakan lapangan
kerja.
PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM, didirikan sebagai
pelaksanaan dari Tap XVI MPR/1998 dan berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No.38/1999 tanggal 29 Mei 1999, dengan modal dasar
Rp1,2 triliun dan modal disetor Rp300 miliar. Beberapa bulan kemudian,
melalui Kep Menkeu No. 487 KMK 017 tanggal 15 oktober 1999, sebagai
pelaksanaan dari undang-undang No.23 tahun 1999, PNM ditunjuk
menjadi salah satu BUMN Koordinator untuk menyalurkan dan mengelola
12 skim Kredit program.

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 93 | Page


Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi adalah lembaga yang menyediakan berbagai polis
asuransi untuk melindungi seseorang atau nasabahnya dari berbagai
macam resiko kerugian dengan cara membayar premi secara teratur,
perusahaan asuransi bekerja dengan cara menyatukan resiko dari
sejumlah pemegang polis asuransi.
OJK terus melakukan pengembangan asuransi mikro yang diluncurkan
dengan melihat adanya kebutuhan produk asuransi untuk masyarakat
kelas menengah ke bawah serta untuk meningkatkan akses masyarakat
terhadap produk IKNB, khususnya asuransi.
Berbagai program kegiatan ini telah dilakukan untuk memperbesar
layanan dan produk asuransi mikro ini, antara lain penyusunan peraturan
terkait produk dan jaringan pemasaran asuransi mikro, pelatihan terhadap
perusahaan asuransi, pilot project asuransi mikro, penyusunan program
public awareness asuransi mikro, dan pelaksanaan Micro Insurance
Market Place (MIMP) sebagai upaya mempertemukan supply and
demand asuransi mikro.

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 94 | Page


Modal Ventura
Modal ventura adalah suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa
penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan
usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu. Pada umumnya
investasi ini dilakukan dalam bentuk penyerahan modal secara tunai yang
ditukar dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha.
Investasi modal ventura ini dapat juga mencakup pemberian bantuan
manajerial dan teknikal. Kebanyakan dana ventura ini adalah berasal dari
sekelompok investor yang mapan keuangannya, bank investasi, dan
institusi keuangan lainnya yang melakukan pengumpulan dana ataupun
kemitraan untuk tujuan investasi tersebut. Penyertaan modal yang
dilakukan oleh modal ventura ini kebanyakan dilakukan terhadap
perusahaan-perusahaan baru berdiri sehingga belum memiliki suatu
riwayat operasionil yang dapat menjadi catatan guna memperoleh suatu
pinjaman. Sebagai bentuk kewirausahaan, pemilik modal ventura
biasanya memiliki hak suara sebagai penentu arah kebijakan perusahaan
sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 95 | Page


Badan Kredit Desa (BKD)
Badan Kredit Desa (BKD) adalah Bank Desa, Lumbung Desa, atau Badan
Kredit Desa yang telah mendapat izin usaha dari Menteri Keuangan dan
telah diberikan status sebagai Bank Perkreditan Rakyat oleh UU
Perbankan.
Kredit Bulanan (10 bulan) dan Mingguan (12 minggu)

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)


Permendesa Nomor 4 tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan
Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa, yang menjadi
pedoman bagi daerah dan desa dalam pembentukan dan pengelolaan
BUMDes. BUMDes sebagai badan usaha, seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan desa.
Pengembangan BUMDes merupakan bentuk penguatan terhadap
lembaga-lembaga ekonomi desa serta merupakan alat pendayagunaan
ekonomi lokal dengan berbagai ragam jenis potensi yang ada di desa.
BUMDes menjadi tulang punggung perekonomian pemerintahan desa
guna mencapai peningkatan kesejahteraan warganya.

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 96 | Page


Regulasi LAKU PANDAI

Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Bank penyelenggara Laku Pandai bekerjasama
Keuangan Inklusif yang selanjutnya disebut Laku dengan Agen untuk menyediakan produk Bank
Pandai adalah kegiatan menyediakan layanan bagi masyarakat yang belum terlayani jaringan
perbankan dan/atau layanan keuangan lainnya kantor Bank. Agen dapat berupa:
yang dilakukan tidak melalui jaringan kantor, a. Agen perorangan; dan/atau
namun melalui kerjasama dengan pihak lain dan b. Agen berbadan hukum.
perlu didukung dengan penggunaan sarana
teknologi informasi.

Produk yang dapat disediakan oleh


Lembaga Jasa Keuangan yang Lembaga Jasa Keuangan yang dapat mengajukan
menyelenggarakan Laku Pandai permohonan persetujuan dari OJK menjadi
antara lain: penyelenggara Laku Pandai adalah:
a. Tabungan (tabungan yang a. Bank;
memiliki karakteristik Basic b. Perusahaan asuransi atau perusahaan asuransi
Saving Account); syariah;
b. Kredit atau pembiayaan untuk c. Lembaga Jasa Keuangan lain
nasabah mikro;
c. Asuransi mikro; dan/atau
d. Produk keuangan lainnya
berdasarkan persetujuan
Otoritas Jasa Keuangan.

Sumber: Peraturan OJK No 19/POJK.03/2014 Tentang Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 97 | Page


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia

 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dibentuk dalam rangka


pelaksanaan kegiatan Pembiayaan Ekspor Nasional
 Pembiayaan Ekspor Nasional adalah fasilitas yang diberikan kepada badan
usaha termasuk perorangan dalam rangka mendorong ekspor nasional.
Fungsi LPEI untuk mendukung program ekspor nasional melalui
Pembiayaan Ekspor Nasional (PEN)
 Salah satu peran strategis LPEI adalah mendorong pengembangan usaha
mikro, kecil, menengah dan koperasi untuk mengembangkan produk
yang berorientasi ekspor melalui pembiayaan ekspor nasional
 Ruang lingkup LPEI dalam melaksanakan pembiayaan ekspor nasional
diberikan dalam bentuk pembiayaan, penjaminan, dan asuransi
Tugas & Wewenang LPEI
Tugas
 Memberi bantuan yang diperlukan oleh badan usaha baik badan usaha yang berbentuk
badan hukum maupun tidak berbentuk badan hukum termasuk perorangan yang
berdomisili di dalam atau di luar wilayah Negara Republik Indonesia dalam rangka
ekspor, dalam bentuk pembiayaan, penjaminan, dan asuransi guna pengembangan
dalam rangka menghasilkan barang dan jasa dan/atau usaha lain yang menunjang
ekspor;
 Menyediakan pembiayaan bagi transaksi atau proyek yang dikategorikan tidak dapat
dibiayai oleh perbankan, tetapi mempunyai prospek untuk peningkatan ekspor
nasional;
 Membantu mengatasi hambatan yang dihadapi oleh Bank atau Lembaga Keuangan
dalam penyediaan pembiayaan bagi Eksportir yang secara komersial cukup potensial
dan/atau penting dalam perkembangan ekonomi Indonesia;
 Melakukan bimbingan dan jasa konsultasi kepada Bank, Lembaga Keuangan,
Eksportir, produsen barang ekspor, khususnya usaha mikro, kecil, menengah, dan
koperasi;
 Melakukan kegiatan lain yang menunjang tugas dan wewenang Indonesia Eximbank
sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang LPEI.

99 | Page
Penjaminan Kredit UMKM

 Perusahaan Penjaminan Kredit diperlukan


 UMKM seringkali memiliki
untuk menjembatani akses UMKM ke
kendala untuk mengakses perbankan, khususnya UMKM yang feasible
sumber pendanaan dari namun belum bankable.
lembaga keuangan, khususnya  Perusahaan Penjaminan Kredit berfungsi
perbankan. untuk menjamin pemenuhan kewajiban
 Kendala tersebut antara lain finansial UMKM sebagai penerima kredit
disebabkan adanya keterbatasan dari bank.
dalam penyediaan agunan,
Dasar Hukum Perusahaan Penjaminan:
yaitu:  Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2008
 tidak memiliki agunan; tentang Lembaga Penjaminan;
 Peraturan Menteri Keuangan No.
 memiliki agunan namun tidak
222/PMK.010/2008 tentang Perusahaan
mencukupi; Penjaminan Kredit dan Perusahaan Penjaminan
 memiliki agunan namun tidak Ulang Kredit sebagaimana telah diubah dengan
memenuhi aspek legalitas Peraturan Menteri Keuangan No.
99/PMK.010/2011.
(misal: tanah tidak
 Peraturan OJK No. 6/POJK.05/2014 Tentang
bersertifikat). Penyelenggaraan Usaha Lembaga Penjaminan.

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 100 | Page


Penjaminan Kredit UMKM

Kegiatan Usaha Perusahaan Penjaminan Kredit

Menjamin pemenuhan kewajiban finansial penerima kredit dan/atau pembiayaan


berdasarkan prinsip syariah.
• Penjaminan pinjaman yang disalurkan koperasi kepada anggotanya;
Penjaminan
 • Penjaminan kredit dan/atau
pinjaman pinjaman
yang disalurkan program
koperasi kemitraan
kepada yang disalurkan BUMN
anggotanya;
dalam rangka PKBL;
 Penjaminan kredit dan/atau pinjaman program kemitraan yang gadai
disalurkan BUMN dalam
• Penjaminan penyaluran uang pinjaman dengan jaminan dan fidusia;
• rangka PKBL; atas surat utang;
Penjaminan
 • Penjaminan penyaluran
Penjaminan transaksiuang pinjaman dengan jaminan gadai dan fidusia;
dagang;
Penjaminan
 • Penjaminan ataspengadaan
surat utang;barang dan/atau jasa (surety bond);
Penjaminan
 • Penjaminan bank garansi
transaksi dagang;(kontra bank garansi);
• Penjaminan SKBDN dan L/C;
 Penjaminan pengadaan barang dan/atau jasa (surety bond);
• Penjaminan kepabeanan (custom bond);
 • Penjaminan bank garansi
Jasa konsultasi (kontraterkait
manajemen bank garansi);
kegiatan usaha penjaminan;
Penyediaan
 • Penjaminan informasi/database
SKBDN dan L/C; terjamin terkait kegiatan usaha penjamina
Penjaminan
Usaha kepabeanan
lain untuk (customkegiatan
mendukung bond); usaha penjaminan kredit, antara lain
memberikan penjaminan
Jasa konsultasi manajemenatas pinjaman
terkait kegiatan yang
usaha disalurkan
penjaminan;yaitu:
 Penyediaan informasi/database terjamin terkait kegiatan usaha penjaminan;
 Penjaminan lainnya setelah memperoleh persetujuan Menteri Keuangan.

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 101 | Page


Kebijakan Lain yang Telah Dikeluarkan OJK

Otoritas Jasa Keuangan telah mengeluarkan beberapa kebijakan terkait pembiayaan


UMKM antara lain:
1. Peluncuran Program Jangkauan, Sinergi, dan Guideline (JARING) antara OJK dan
Kementerian Kelautan & Perikanan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan
pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan, dan mendorong akses masyarakat
terhadap sektor jasa keuangan.
2. Pembentukan konsorsium pembiayaan industri berorientasi ekspor dan ekonomi
kreatif serta UMKM dan koperasi dalam rangka mengakselerasi pembiayaan yang
berorientasi ekspor.
3. Melakukan revitalisasi modal ventura dalam rangka mendorong peningkatan
pendanaan kepada UMKM terutama start-up business yang bergerak di sektor
ekonomi kreatif.
4. Peluncuran Program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka Keuangan
Inklusif (LAKU PANDAI). Program ini diharapkan dapat membantu masyarakat
dalam mengakses layanan keuangan berupa layanan tabungan, kredit, dan asuransi
secara mudah, murah, aman, dan cepat. Saat ini terdapat 6 Bank yang menjadi
penyelenggara Program LAKU PANDAI yaitu PT Bank BRI, PT Bank BNI, PT Bank
Mandiri, PT Bank BCA, PT Bank BTN, dan PT Bank BTPN.

30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 102 | Page


Kebijakan Lain yang Telah Dikeluarkan OJK

5. Bersama asosiasi di industri keuangan non bank (IKNB) mengkampenyekan produk


dan layanan asuransi mikro, asuransi pertanian (Asuransi Usaha Tani Padi/AUTP),
asuransi usaha ternak sapi (Asuransi Usaha Ternah Sapi (AUTS).
6. Untuk program asuransi Usaha Tani Padi (AUPT), skema pembayaran premi untuk
setiap 1 hektar dengan nilai pertanggungan Rp6 juta, petani cukup membayar
premi Rp36 ribu (20%) sedangkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian
memberikan subsidi sebesar Rp144 ribu (80%)
7. Untuk program Asuransi Ternak Sapi (AUTS), skema 1 ekor sapi dengan nilai
pertanggungan Rp10 juta, peternak hanya membayar premi Rp40 ribu (20%)
sedangkan Rp160 ribu (80%) disubsidi Pemerintah melalui Kementerian Pertanian.
8. Pembentukan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dengan tujuan:
a. Mendorong ketersediaan akses keuangan kepada masyarakat luas
b. Membuka akses keuangan yang lebih produktif bagi masyarakat di daerah
c. Meningkatkan peran lembaga jasa keuangan dalam mendorong pembangunan
ekonomi daerah
d. Menggali potensi daerah yang dapat dikembangkan dengan menggunakan
produk dan layanan jasa keuangan
e. Mengembangkan UMKM, usaha rintisan (start up business) dan membiayai
pembangunan sektor prioritas.
30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 103 | Page
Terima Kasih

104 | Page

Anda mungkin juga menyukai