Akses Peluang Permodalan Bagi Gapoktan
Akses Peluang Permodalan Bagi Gapoktan
BAGI GAPOKTAN
oleh
Pendidikan
S1 Hukum, S2 Ekonomi, dan S3 Administrasi Publik
Pekerjaan :
s.d Desember 2016 – Pengawas Bank di Bank Indonesia
saat ini :
- Kepala Sub Bagian Pengawasan Industri Keuangan Non Bank OJK
DIY
- Staf Pengajar mata kuliah Public Finance di Universitas Gadjah
Mada
Agenda
Pengenalan OJK
Otoritas Jasa Keuangan
• menyelenggarakan sistem
Fungsi
pengaturan & pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan
Sektor IKNB
Pasar
Perbanka
Modal Perasuransian,
n Dana Pensiun,
Lembaga
Pembiayaan
Mengatur dan Mengawasi
Konsumen
Melindungi
Ketua
KOMITE ETIK
Anggota (Kepala Mengawasi kepatuhan Anggota
Eksekutif Wakil (Ketua
Pengawas Komite Etik)
Dewan Komisioner, Pejabat
Perbankan) dan Pegawai OJK terhadap
DK OJK Kode Etik OJK
Anggota (Kepala • Bersifat kolektif dan
Eksekutif kolegial Anggota (Ex
Pengawas Pasar
Modal) • Memiliki hak suara Officio BI) DEWAN AUDIT
yang sama
• melaksanakan tugas Melakukan evaluasi atas
pengaturan pelaksanaan tugas OJK,
Anggota (Kepala Anggota (Ex
Eksekutif
• Mengawasi pelaksanaan Officio menyusun standar audit,
Pengawas IKNB) tugas Kepala eksekutif Kemenkeu) manajemen risiko dan
pengendalian kualitas Otoritas
Anggota (Bid. Jasa Keuangan
Anggota
Edukasi & (Ketua Dewan
Perlindungan Audit)
Konsumen) KOMITE LAIN
Direktorat Literasi dan Edukasi 12
Pembiayaan
Otoritas Jasa Keuangan
Penetapan besaran
pungutan dilakukan
dengan tetap
memperhatikan
kemampuan pihak yang
melakukan kegiatan di
sektor jasa keuangan
Anggaran
OJK
KONDI
SI
NORMA
L
pertukaran pertukaran
BI Informasi OJK Informasi LPS KEMKEU
• Moneter
• Sistem Pembayaran • Perbankan • Program Penjaminan • Bendahara Negara
• Kebijakan • Pasar Modal • Penyelesaian & • Otoritas Fiskal
• IKNB Penanganan Bank Gagal
Macroprudential
PASAL 3 UU OJK
Jakarta
6 KANTOR REGIONAL
Bandung
Surabaya
Semarang
29 KANTOR PERWAKILAN
Medan
Makassar
MEDAN
• Banda Aceh
• Padang
• Batam
• Pekanbaru
• Jambi
• Bengkulu
• Palembang
BANDUNG) SURABAYA
JAKARTA • Cirebon
SEMARANG
•
•
Denpasar
Kupang
• Banjarmasin • Tasikmalaya
• Solo • Mataram
• Bandar Lampung • Yogyakarta • Malang
• Pontianak • Purwokerto • Kediri
• Samarinda • Tegal • Jember
• Palangkaraya
Pertanyaan
Layanan Gratis
1500655
Pengaduan
Informasi/ Pengaduan
Faksimi
Surat Telepon li
Pengaduan Media
Email SMS Online Sosial
Deskripsi pengaduan
Apabila data/informasi tidak dilengkapi oleh Pemohon dalam waktu paling lambat 20
(dua puluh) hari kerja sejak tanggal pemberitahuan, maka Pemohon dianggap mencabut
pengaduannya
Direktorat Pelayanan Konsumen 22
Petugas Layanan Konsumen
23
24
Akses Keuangan dan UMKM dalam Destination Statement
Bank Indonesia
VISI BI
MISI BI
10 Sasaran Konkrit BI 2018: Sasaran Utama BI
1. Terkendalinya inflasi sesuai dengan target yang SU #2 Menetapkan arah dan mewujudkan strategi jangka
ditetapkan menengah-panjang fungsi moneter, SSK, dan sistem
2. Terkendalinya nilai tukar yang stabil sesuai pembayaran yang integratif dan berorientasi ke depan
dengan keseimbangan internal dan eksternal
3. Terwujudnya pasar keuangan yang dalam dan
efisien Sasaran Strategis BI
4. Terpeliharanya stabilitas sistem keuangan guna SS #5 Mewujudkan keuangan inklusif yang terarah, efisien,
mendukung pencapaian inflasi yang rendah dan sinergis
dan nilai tukar yang stabil
5. Terwujudnya sistem keuangan yang semakin
inklusif
6. Terpeliharanya sistem pembayaran yang aman, Indikator Kinerja Utama DPAU
efisien, dan lancar, dengan memperhatikan a. Pengembangan sektor riil melalui pengembangan klaster
perluasan akses dan kepentingan nasional ketahanan pangan termasuk volatile foods
7. Terjaganya kesinambungan keuangan BI b. Peningkatan jumlah wirausaha baru yang difasilitasi BI
8. Terwujudnya kapabilitas internal yang kuat c. Pertumbuhan kredit UMKM (2014)
9. Terakumulasinya dukungan SDM yang d. Share kredit produktif UKM terhadap total kredit
kompeten e. Jumlah rekening TabunganKu dan basic saving account
10.Terpeliharanya persepsi positif BI
25
Peran Bank Indonesia dalam Pengembangan Akses Keuangan
dan UMKM
Background : Background :
• Pasar keuangan belum Background : Bank Indonesia baru pasca OJK.
berkembang. • Perkembangan pasar
• Target pembangunan keuangan. Penajaman framework
sektor penting perlu pengembangan UMKM dan akses
• Instrumen kebijakan
dukungan pendanaan. keuangan: Membantu menjaga
moneter tidak langsung.
• Instrumen kebijakan inflasi dari sisi supply, &
moneter langsung mendukung pertumbuhan
mempengaruhi likuiditas ekonomi yg inklusif.
perekonomian. Legal basis:
UU No. 23/1999 sbgm Legal basis:
Legal basis: terakhir diubah dg UU UU No. 23/1999 sbgm
No.3/2004 terakhir diubah dg UU
UU No. 13/1968
No.3/2004
Sebelum 1999 1999 - 2013 2014 -
Developmental Role Promotional Role Bank Indonesia baru
South Asia
42%
Indonesia 19.6% INDONESIA
22% 20%
Sub-Saharan
Malaysia 66.7% Africa
Philippines 26.5%
Thailand
Vietnam
77.7%
21.4%
12%
India 35.2%
China 63.8% Latin America &
Russia 48.2% Caribbean
Brazil 55.9%
40% Sumber : Worldbank, Global Financial Inclusion Index , 2011
Terdapat 48% rumah tangga yg memiliki tabungan di Bank, LKNB & Non Lembaga Keuangan
(Survey Neraca Rumah Tangga BI - 2011)
28
Latar Belakang Keuangan Inklusif
20%
orang dewasa di Indonesia UMKM cukup tinggi (>15%)
memiliki rekening di Lembaga Sumber : BI, diolah
Keu. Formal
source: World Bank, Global Financial Inclusion Index - 2011
Rasio luas wilayah provinsi dengan jumlah kantor bank di wilayah tersebut
Berdasarkan grafik di atas terlihat
bahwa di wilayah Jawa dan Bali, 1
Rasio luas wilayah dengan
jumlah kantror bank
30
Latar Belakang Keuangan Inklusif
Layanan Keuangan Kurang
±17.000 pulau › 120 bank komersial
±247 juta populasi
±155 juta dewasa › + 4.194 BPR
± 28 juta orang miskin › +187.598 koperasi
± 44% hidup dikota › +600.000 LKM (incl. non-formal)
B: 20 B: 22 B: 32 B: 16 B: 31 B: 15 B: 16 B: 21
A: 26 A: 35 A: 83 A: 29 A: 60 A: 25 A: 21 A: 43
B: 6 B: 33
B: 23 A: 53
B: 22 B: 29 A: 8
NAD A: 26
A: 37 A: 75
SUMUT
KALTIM SULUT
B: 23 B: 22 MALUTU
RIAU A: 38 KALBAR
A: 26 KEP.RIAU GORONTAL
SUMBAR O
SULTEN
JAMBI KALTEN PAPBAR
B: 22 KEP.BABE G
G SULBAR
KALSEL MALUK
A: 22 SUMSELL B: 71 SULTRA
BENGKULU U
SULSEL PAPUA
A: 213 B: 17
B: 12 LAMPUNG B: 26 B: 17 B: 15
A: 27 B: 12
A: 19 DKI JAKARTA A: 40 B: 10 A: 23 A: 23
BANTEN
JABARJATENG A: 14 A: 40
B: 17 BALI
DIY JATIM
A: 62 NTB B: 53
B: 17 NT
T A: 96
A: 40 B: 18 B: 29 B: 17 B: 31 B: 12 B: 15
A: 26 A: 55 A: 34 A: 80 A: 21 A: 16
A = Jumlah ATM per 100.000 Penduduk Dewasa B = Jumlah Layanan Kantor Bank per 100.000 Penduduk Dewasa
31
Latar Belakang Keuangan Inklusif
Hambatan-hambatan masyarakat dalam mengakses jasa keuangan (Honohan, 2004) :
1. Hambatan harga (price barriers);
2. Hambatan informasi (information barrier); dan
3. Hambatan desain produk dan jasa (product and service design barriers).
4. Hambatan channel
Demand Supply
(Masyarakat) (Penyedia Jasa Keuangan)
• Pendapatan yang rendah • Pendirian cabang bank sangat mahal
• Jarak yang jauh ke lokasi kantor bank • Persyaratan yang ditetapkan oleh
terdekat regulator
• Mahalnya biaya administrasi dan • Persyaratan yang ditetapkan oleh bank
transaksi untuk volume yang kecil • Proses yang kompleks
• Informasi produk bank yang masih • Formalitas tinggi
terbatas • Prefer nasabah non-grass root
• Tingkat pengetahuan keuangan yang
•
rendah
Produk yang kurang sesuai (tabungan
Alasan Dewasa Tidak
murah, kredit harian)
Psikologi, image dan budaya
Berbank
•
• Antrian yang panjang
33
Keuangan Inklusif
34
Tujuan Keuangan Inklusif
35
Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SKNI)
Visi
• Untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui pengurangan kemiskinan,
pemerataan pendapatan dan stabilitas sistem keuangan di Indonesia melalui
penciptaan sistem keuangan yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat
Misi
• Memberikan support pada konsumsi penduduk miskin.
• Pemberdayaan Masyarakat Miskin.
• Memberikan kesempatan partisipasi masyarakat miskin.
• Menjadikan strategi keuangan inklusif sebagai bagian dari strategi besar
pembangunan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan.
• Menyediakan jasa dan produk keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat.
• Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan layanan jasa
keuangan.
• Meningkatkan akses masyarakat akan layanan jasa keuangan.
• Memperkuat sinergi antara bank, lembaga keuangan mikro, dan lembaga
keuangan non-bank.
• Mengoptimalkan peran teknologi informasi dan komunikasi untuk memperluas
cakupan layanan jasa keuangan.
36
Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SKNI)
Tujuan Mencapai kesejahteraan ekonomi melalui pengurangan kemiskinan,
Utama pemerataan pendapatan & stabilitas sistem keuangan di Indonesia dengan
menciptakan sistem keuangan yg dapat diakses oleh seluruh lapisan
masyarakat
Strategi/ Pemetaan
Fasilitas Kebijakan / Fasilitas
Program Edukasi Perlindungan
Keuangan Informasi Peraturan Intermediasi &
Keuangan Distribusi Konsumen
Publik Keuangan Pendukung
37
Peran Bank Indonesia Dalam SKNI
Mengkoordinasikan kegiatan keuangan inklusif dengan
kementerian/lembaga
38
Edukasi Keuangan
Tahun 2013
Integrasi kurikulum 156 sekolah.
Pilot project di 7 Ibukota Prov.
MoU dengan Kanwil Kemenag Jabar.
Penyempurnaan bahan ajar.
Pelaksanaan ToT.
Integrasi kurikulum nasional 2013 (SMA).
Penjajakan integrasi edukasi keuangan dalam kurikulum dasar
(SD dan SMP).
Penjajakan edukasi keuangan kepada Masyarakat tertentu
Sasaran (Petani).
Penyusunan Materi Edukasi Keuangan kepada masyarakat
a. Pelajar (SD, SMP, SMA/setingkat, tertentu.
Univ.) Pelatihan TKI.
b. Kelompok Masyarakat Tertentu (TKI, Edukasi keuangan kepada masyarakat daerah perbatasan.
nelayan, petani, buruh, Masyarakat di
Kawasan perbatasan.) Jangka Waktu:
Multiyears s.d. 2018
Tujuan Monitoring Per Semester
Tahun 2014
• Secara umum Meningkatkan
Pelaksanaan & pengembangan edukasi keuangan kepada
pengetahuan keuangan.
masyarakat : pelajar SD, SMP, SMA sederajat, mahasiswa,
• Secara khusus (a) Bagi pelajar:
kelompok usaha, Petani, Nelayan, TKI, Buruh dan masyarakat
materi edukasi keuangan masuk
di kawasan perbatasan.
kurikulum nasional; (b) Bagi TKI:
Pelaksanaan edukasi keuangan kepada agen terkait
materi edukasi keu masuk ke dlm
implementasi Digital Financial Services
materi pelatihan kesiapan TKI
39
TabunganKu
Tahun 2013
• Penyempurnaan fitur TabunganKu
• Monitoring program oleh KPwBI-DN.
• Penyaluran bantuan pemerintah melalui TabunganKu
Kam
p any
eG
e
Me rakan Tahun 2014
nab
ung Indon
es ia Pelaksanaan, pengembangan & evaluasi kegiatan TabunganKu
TabunganKu dalam rangka mendorong ketersediaan dan pemanfaatan
Tabungan untuk perorangan warga TabunganKu
Indonesia dgn persyaratan mudah & ringan
yg diterbitkan secara bersama oleh Bank-
bank di Indonesia guna menumbuhkan
budaya menabung serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Jangka Waktu:
Sasaran:
Multiyears s.d. 2018 Masyarakat Umum dan Pelajar
Monitoring Per Semester
Tujuan
Memperluas akses layanan keuangan bagi
masyarakat, melalui penyediaan tabungan
murah. Hal ini sebagai upaya meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk menabung
40
Latar Belakang Produk TabunganKu
Belum ada produk tabungan yang memiliki fitur yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
Menguntungkan
• TabunganKu adalah Tanpa biaya administrasi bulanan
TabunganKu
42
Layanan Keuangan Digital
“the provision of some mix of financial and payment services that are
delivered and managed using mobile or Web technologies and a
network of agents ”
Produk
E-money Dilindungi
43
Agen
• Agen : adalah pihak ketiga yang bertindak dan atas nama penyelenggara,
menyediakan layanan jasa keuangan/sistem pembayaran bersifat terbatas
(nominal, jenis layanan, dll).
• Agen harus dipercaya oleh komunitas sehingga harus memiliki integritas,
kemampuan dan reputasi
• Memanfaatkan kearifan lokal, budaya setempat 075 79. rahan
Perbedaan Agen Individu & Badan Hukum kelu
44
Mekanisme Transaksi LKD
Data
2 Debit/
Akun e-
E-Money kredit money
agen
3
Register No. HP
platform
4 Rekening
Nasabah 1
dg KYC Debit/ e-money
Sederhana kredit nasabah
5 USSD & Notifikasi
2 otentifikasi 5
buka akun, setor, & tarik
Agent Network
Management/ I Over the Counter Transaction
Distributor
II Mobile Account Transaction
Data
Transfer, pembayaran, pembelian,
tarik tunai, penyaluran program
kredit
1 Akun e-
bantuan pemerintah kepada
money
masyarakat tujuan
2
platform
3 Rekening
debit e-money
nasabah
2 authentification Real time
Notifikasi
45
Kesiapan Indonesia terkait LKD
1. Masih banyak masyarakat unbanked, potensinya besar.
2. Market sudah melakukan Digital Financial Services kepada masyarakat, terutama
untuk sarana pembayaran.
3. Masyarakat semakin mobile oriented , terbukti cukup tingginya kepemilikan
telepon genggam (lebih besar dari jumlah penduduk Indonesia).
4. Penggunaan teknologi (telepon genggam, internet, broadband) berpotensi
meningkatkan pertumbuhan ekonomi (di emerging market menyumbang 1,4%).
5. Survey di 3 negara, transaksi di Agen lebih aman di banding KC & ATM (Bankable
Frontier Associates, 2010)
6. Program edukasi keuangan juga terus berjalan. (pelajar/Mahasiswa, TKI, nelayan,
Petani).
7. Financial Safety Net Indonesia sudah ada (Crisis Mgt Protocol, Makroprudensial,
Fungsi Mikroprudensial, Fungsi Perlindungan Nasabah).
8. Indonesia termasuk negara dengan kategori high readiness dengan penerapan
digital financial services/MFS/branchless banking
46
Kementerian dan Program Keuangan Inklusif
47
FRAMEWORK PENGEMBANGAN UMKM DI BANK INDONESIA
Sasaran akhir Pertumbuhan UMKM dan Sektor Riil serta Pengendalian Inflasi
Sasaran jk pendek / Mendukung Ketahanan Pangan dan Penciptaan Pusat Perekonomian Baru di Daerah
menengah
Peningkatan
Peningkatan Peningkatan Minimalisir
Strategi Koordinasi &
Kapasitas Akses Kesenjangan
Kerjasama dengan
UMKM Keuangan Informasi
Stakeholder
49
Metode Penelitian Pelatihan Penyediaan Informasi Fasilitasi
Definisi UMKM
UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM
50
Profil UMKM Indonesia
UMKM berperan penting pada ekonomi
Indonesia:
Jumlah unit usaha UMKM 56,5 juta, 99,9% Pangsa ekspor non migas UMKM sebesar
dari total pelaku usaha. 14,06%.
UMKM menyerap 97,2% total tenaga kerja Pangsa Investasi UMKM sebesar 54,77%.
107,7 juta.
UMKM memberi porsi sekitar 59,1% dari
total GDP.
57.9% 97.24
59.1% % 97.16%
51
Perkembangan Kredit UMKM
Baki debet kredit UMKM Bank
Umum pada Januari 2014 mencapai
Rp594,7 Triliun.
Pangsa kredit UMKM terhadap total
kredit bank umum pada Januari
2014 sebesar 19,1%
Jumlah Nasabah (dengan
pendekatan rekening kredit)
UMKM sebesar 8,2 juta rekening
NPL kredit UMKM pada Januari
2014 (3,65%). Namun demikian,
Pertumbuhan kredit UMKM pada bulan Januari 2014 adalah sebesar 17,4% kredit kepada UMKM masih lebih
(yoy), masih lebih kecil dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan tinggi dibandingkan NPL kredit
sebesar 21,5% (yoy). perbankan (1,82%).
Berdasarkan sektor ekonomi, sebagian besar masih disalurkan di sektor
perdagangan (53,1%), yang didominasi penerima kredit dari skala usaha
menengah.
Menurut wilayah, penyaluran kredit UMKM masih terpusat di wilayah Jawa
sebesar 57,2% diikuti dengan pulau Sumatera (20,7%) dan pulau Sulawesi
serta Kalimantan (masing-masing 7,4% dan 7,2%).
Dilihat dari jenis penggunaan, kredit modal kerja mempunyai pangsa
terbesar yaitu sebesar 72,3% dan dan kredit investasi sebesar 27,7%
52
Permasalahan Yang Dihadapi UMKM
• Permodalan dan pemasaran menjadi
permasalahan utama yang dihadapi oleh
usaha mikro dan kecil (UMK). Kurangnya
permodalan menghambat ekspansi UMK
(50,17%).
53
Kesenjangan antara UMKM dan Bank
UMKM Perbankan
Banyak yg membutuhkan
pembiayaan, jumlah kebutuhan relatif Biaya transaksi vs profit
kecil
Kebutuhan thd dokumen legal formal
Dokumen (cth. identitas, NPWP,
agunan) legal formal terbatas
Kebutuhan akan informasi keuangan
Umumnya tidak memiliki UMKM
pencatatan/lap keu memadai
Produk perbankan sesuai kebutuhan
Membutuhkan akses informasi & UMKM
produk bank yg sesuai karakteristik
usaha
Jangkauan pelayanan dan perlunya
Faktor psikologis jaringan/dukungan teknologi
Kebijakan pengembangan
UMKM Bank Indonesia
54
Program pengembangan UMKM
Daftar Produk Unggulan Daerah Wirausaha Baru
Pola
Pelatihan/
Pembiayaan
Klaster Pendampingan/
(Lending
UMKM Promosi
Model)
BDSP
Pelatihan
55
Beberapa Program Kerja Pengembangan UMKM
Ketentuan
Penelitian
56
Ketentuan
PBI No. 14/22/PBI/2012 tanggal 21 Des 2012 sebagai acuan BI dalam pengembangan
UMKM serta monitoring pencapaian kredit UMKM oleh perbankan minimum 20%.
57
Penelitian
Hasil penelitian sebagai acuan dalam rencana pengembangan UMKM ke depan serta
untuk pemberian rekomendasi kepada stakeholders.
Penelitian yang reguler dilakukan adalah:
• Komoditas, Produk, Jenis Usaha (KPJU) Unggulan
Bertujuan mengidentifikasi KPJU unggulan di daerah yang berkontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja, daya saing dan inflasi
daerah.
Penelitian KPJU telah dilaksanakan di semua Provinsi. Up-dating dilakukan setiap 5
tahun oleh KPwDN terkait.
• Model pembiayaan (lending model) skala mikro dan kecil
Bertujuan memberikan informasi mengenai pola pembiayaan
komoditas/produk/jasa usaha potensial yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM
dalam mengembangkan usaha dan oleh bank dalam mengidentifikasi potensi risiko
terkait bidang usaha komoditas tersebut.
Hasil penelitian yang telah dilakukan juga diunggah dalam website Info UMKM untuk
dapat diakses oleh masyarakat dan pihak yang membutuhkan.
58
Pengembangan Infrastruktur Pendukung
Pengembangan infrastruktur pendukung pemberian kredit UMKM yang dapat
mengatasi hambatan akses UMKM kepada pembiayaan
• Pengembangan credit rating untuk UMKM
Tengah dikembangkan dengan tujuan mengurangi asymmetric information antara
bank dengan UMKM dan membantu bank dalam memutuskan pembiayaan kepada
UMKM melalui penyediaan informasi mengenai creditworthiness individu UMKM.
• Mendukung Pendirian Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah
PPKD didirikan untuk meningkatkan bankability UMKM dan sebagai alternatif
substitusi keterbatasan agunan yang dimiliki UMKM dalam memperoleh kredit dari
bank
59
Program Pemberdayaan UMKM
Program pemberdayaan UMKM dilakukan dengan tujuan meningkatkan kapabilitas
dan bankabilitas UMKM. Jenis kegiatan yang dilakukan adalah :
• Pelatihan dan Edukasi
Bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan bank dan UMKM serta
lembaga terkait lainnya dalam rangka meningkatkan akses UMKM pada
pembiayaan.
• Da Pengembangan klaster
Meningkatkan daya saing UMKM melalui peningkatan interaksi dan kerja sama
diantara pelaku usaha dalam klaster agar menghasilkan manfaat dan efisiensi yang
lebih tinggi. Sasaran akhir kegiatan adalah pengendalian inflasi dari sisi supply dan
peningkatan kapasitas ekonomi.
•
Pemanfaatan sertipikat tanah dan asuransi ternak secara terintegrasi untuk
akses pembiayaan UMK
Sertipikasi hak atas tanah UMK digunakan sbg agunan tambahan, sedangkan
asuransi ternak untuk mitigasi risiko kredit bank karena kehilangan dan kematian
ternak sekaligus menjaga kelangsungan usaha peternak. Program ini diintegrasikan
dengan program pemberdayaan lainnya dalam rangka meningkatkan elijibilitas dan
akses UMK kepada sumber-sumber pembiayaan.
60
Program Kemitraan
Program kemitraan dilakukan dalam rangka mendukung program Pemerintah,
khususnya terkait penyediaan kredit program.
KREDIT PROGRAM KREDIT PROGRAM
SUBSIDI BUNGA PENJAMINAN PEMERINTAH
• Pendanaan berasal dari Bank Pelaksana • Penyediaan kredit/pembiayaan bersumber
yang disalurkan kepada Usaha Mikro dan dari dana perbankan dengan penjaminan
Kecil (UMK) dengan tingkat bunga pasar, oleh pemerintah melalui perusahaan
namun sebagian menjadi beban pemerintah penjamin.
dalam bentuk subsidi bunga. • Jenis kredit program dengan skema ini
• Jenis-jenis kredit program dengan skema ini adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR).
yaitu: KKP-E, KPEN-RP, dan KUPS
KKP-E adalah kredit investasi dan atau modal kerja yang diberikan oleh Perbankan
kepada petani/peternak melalui kelompok tani atau koperasi yang didukung
dengan subsidi bunga dari pemerintah.
KPEN-RP adalah kredit investasi yang diberikan oleh Perbankan kepada petani
sawit, kakao, dan karet yang didukung dengan subsidi bunga oleh pemerintah
kepada petani.
KUPS adalah kredit yang diberikan oleh Bank Pelaksana kepada Pelaku Usaha
Pembibitan Sapi yang didukung dengan subsidi bunga oleh Pemerintah.
61
SKIM PEMBIAYAAN YANG BERPIHAK
KEPADA UMKM
Sektor Jasa Keuangan dibawah Pengawasan OJK
PASAR MODAL
Pergadaian
PENGERTIAN UMKM
PEMETAAN UMKM
PENGEMBANGAN USAHA DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
KENDALA PENDANAAN UMKM
64 | Page
PENGERTIAN UMKM
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang UMKM.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang UMKM
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang UMKM
Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah,
yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing
yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia
65 | Page
GAPOKTAN
66 | Page
PENGEMBANGAN USAHA DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
67 | Page
KENDALA PENDANAAN UMKM
Masyarakat miskin/UMKM seringkali memiliki kendala
untuk mengakses sumber pendanaan dari lembaga
keuangan, khususnya perbankan.
Kendala akses pendanaan UMKM antara lain disebabkan
oleh :
tidak memiliki keterampilan;
tidak memiliki modal yang memadai;
tidak memiliki agunan;
memiliki agunan namun tidak mencukupi;
memiliki agunan namun tidak memenuhi aspek legalitas
(misal: tanah tidak bersertifikat).
68 | Page
Kendala Akses Pendanaan (2)
Masyarakat
Usaha Besar
Pe Us
ng a h
em a
n
aa
• Pemerintah/
ba
i tr
ng
m
Pemerintah
Ke
an
Daerah;
• Pemerintah/
• BUMN
Pemerintah
Penumbuhan • Bank dan
Daerah; UMKM Pembiayaan/
Iklim Usaha Lembaga
• Dunia usaha; Penjaminan
Keuangan Non-
• Masyarakat.
Bank (termasuk
penjaminan)
• Dunia usaha
(termasuk asing)
Koordinasi dan pengendalian pemberdayaan UMKM dilaksanakan oleh Kementerian yang tugas
dan tanggungjawabnya di bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Channeling Pemerintah/
Executing Industri Pemda
Bank Keuangan Mikro
Sindikasi
LAKU PANDAI Pemberdayaan
BPR/BPRS UMKM
PT PNM
Pinjaman
(Persero) Kredit
LKM UMKM
Kemitraan
Dana
Investasi KSP Dunia
Pensiun
Pendampingan Usaha
dan pelatihan
Perusahaan
Investasi BUMDesa
Asuransi
LSM
Penjaminan
Kredit
Perusahaan
Ket: pendanaan kepada industri keuangan mikro harus disesuaikan
dengan peraturan-perundangan yang berlaku
Penjaminan/
Asuransi
* sesuai kemampuan Bank Umum yang dicantumkan dalam Rencana Bisnis Bank
30/09/2015 ©Otoritas Jasa Keuangan 73 | Page
Pola Pembiayaan UMKM Secara Tidak Langsung oleh Perbankan
1. Pola Channeling
• Melakukan
analisis kredit
BPR/ BPRS • Memutuskan
kredit
PKS Lembaga
Keuangan Non Penyaluran
Perjanjian
Bank Lainnya kredit
kerjasama
(termasuk KSP UMKM
BANK dan BMT)
Menanggung
risiko kredit
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/35/DPAU tanggal 29 Agustus 2013 Tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank
Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Pelaporan
Laporan
Triwulanan
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/35/DPAU tanggal 29 Agustus 2013 Tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank
Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
3. Pola Sindikasi
BPR/ BPRS
BANK
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/35/DPAU tanggal 29 Agustus 2013 Tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan
oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
82
GAMBARAN UMUM KREDIT
Produktif
Wirausaha
Layak/Visible
KREDIT
83
GAMBARAN UMUM KREDIT
Usaha
Mempunyai Perhitungan
KUR Produktif &
RPC kredit
Layak
84
KUR BRI
85 | Page
KETENTUAN KUR 2017
Permenko Nomor 09 Tahun 2017
Debitur yang dapat dilayani dengan KUR adalah Individu/perseorangan atau badan hukum yang
melakukan usaha produktif berupa:
1. Usaha mikro, kecil dan menengah
2. Calon TKI
3. Calon Pekerja Magang di luar negeri
4. Anggota keluarga dari karyawan/karyawati atau TKI
5. TKI Purna
6. Pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Industri Perdagangan
Pertanian Perikanan Jasa
Pengolahan Terkait
87
RINCIAN KUR MIKRO DAN KUR RITEL 2017
Permenko Nomor 09 Tahun 2016
Debitur yang dapat dilayani dengan KUR adalah Individu/perseorangan atau badan hukum
yang melakukan usaha produktif berupa:
Usaha mikro, kecil dan menengah
Calon TKI
Pasar Sasaran Calon pekerja Magang diluar negeri
Anggota keluarga dari karyawan/karyawati tetap atau TKI
TKI purna
Pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
88
PERSYARATAN KUR MIKRO DAN KUR RITEL 2016
89
Close Sistem Financing
Jaringan Kerja
41.651
Agen
BRIlink
22.402
ATMBRI
178.775
613Teras Keliling 9.945 Jaringan Kantor EDCBRI
1. Kanca: 462
2. KCP: 600
3. BRI Unit: 5.356
4. Teras BRI: 2.543
5. Kantor Kas: 984
Jaringan Kerja Kanwil BRI Yogyakarta
Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Bank penyelenggara Laku Pandai bekerjasama
Keuangan Inklusif yang selanjutnya disebut Laku dengan Agen untuk menyediakan produk Bank
Pandai adalah kegiatan menyediakan layanan bagi masyarakat yang belum terlayani jaringan
perbankan dan/atau layanan keuangan lainnya kantor Bank. Agen dapat berupa:
yang dilakukan tidak melalui jaringan kantor, a. Agen perorangan; dan/atau
namun melalui kerjasama dengan pihak lain dan b. Agen berbadan hukum.
perlu didukung dengan penggunaan sarana
teknologi informasi.
Sumber: Peraturan OJK No 19/POJK.03/2014 Tentang Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif
99 | Page
Penjaminan Kredit UMKM
104 | Page