Anda di halaman 1dari 10

SOSIALISASI PERATURAN DAERAH PROVINSI

BANTEN NOMOR 1 TAHUN 2022 TENTANG


FASILITASI PENYELENGGARAAN PESANTREN

Disampaikan oleh : ANDI SOHANDI


Menimbang : a. untuk mendukung dan memperkuat fungsi pesantren sebagai
Lembaga Pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat perlu
dilakukan upaya pengembangan. Diperlukan fasilitasi yang terintegrasi.

b. bahwa pemerintah daerah sesuai kewenangannya dapat


memberikan fasilitasi dukungan pelaksana terhadap fungsi Pendidikan,
dakwah dan pemberdayaan masyarakat kepada pesantren
sebagaimana dalam UU Nomor 18 tahun 2019 tentang pesantren.
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. UU Nomor 23 Tahun 2000 tentang pembentukan Provinsi Banten;

3. Nomor 15 tahun 2010 tentang Perubahan Atas UU nomor 12 tahun 2011 tentang Pemerintah
Daerah;

4. Peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan


Pendidikan.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG FASILITASI PENYELENGGARAAN PESANTREN

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam peraturan daerah yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Provinsi Banten
2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagi unsur penyelenggara yang memimpin pelaksaan urusan pemerintah yang
menjadi kewenangan Daerah Otonom
3. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Gubernur dan DPRD dalam penyelanggara urusan dan rencana pembangunan
Tahunan Daerah
4. Pondok Pesantren adalah Lembaga yang didirikan oleh perseorangan atau Lembaga yang menanamkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT.
5. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya masyarakat serta berupaya untuk mengembangkannya.
6. Sarana dan prasarana adalah ketersediaan local, asrama, perpustakaan, informasi dan teknologi, laboratorium, dan
sarana ibadah yang dimiliki oleh pesantren.
Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Daerah ini meliputi:


a. fyngsi, jenis, unsur, penyelenggara, dan pendirian pesantren;
b. Pelaksanaan dam perencanaan fasilitasi penyelenggara pesantren;
c. Peran serta masyarakat dan dunia usaha;
d. Kerjasama
e. Sistem informasi
f. Pembinaan dan pengawasan;
g. pendanaan
BAB II
FUNGSI, JENIS, UNSUR, PENYELENGGARA DAN PENDIRIAN PESANTREN

Pasal 3

(1) Pesantren menyelenggarakan fungsi; Pendidikan, dakwah dan pemberdayaan masyarakat.


(2) Fungsi penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan b sesuai ketentuan Peraturan UU

Pasal 4

Pesantren sebagaimana dimaksud pada ayat 3 berkewajiban;


a. Berkomitmen mengamalkan islam yang Rahmatan lil alamin dan berdasarkan Pancasila UUD 1945 dan Bhineka
Tunggal Ika;
b. Memenuhi unsur pesantren
c. Mendaftarkan keberdaan pesantren ke Kementrian Agama

Pasal 5

Keberadaan pesantren sebagimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (4) dibuktikan dengan adanya izin terdaftar dalam
bentuk PSP yang diberikan oleh kemntrian agama.
BAB III
PERENCANAAN FASILITASI PENYELENGGARAAN PESANTREN
Pasal 6

Penyusunan perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dilaksanakan dengan berpedoman pada:
a. RPJMD
b. Rencana Strategis
c. RKPD
d. Rencana Kerja

BAB IV
PELAKSANAAN FASILITASI PENYELENGGARAAN PESANTREN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7

Fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan sesuai kemampuan keuangan daerah
BAB V
PERAN SERTA MASYARAKAT DAN DUNIA USAHA
Pasal 14

Masyarakat dapat berperan serta dalam pengembangan pesantren

BAB VI
KERJA SAMA
Pasal 17

1. Pemerintah Daerah mengembangkan pola kerja sama dalam pengembangan Pesantren


2. Kerjasama dapat dilakukan dengan BUMD, BUMN dan Instansi Pemerintahan Pusat atau di daerah
BAB VII
SISTEM INFORMASI
Pasal 18

pemerintah daerah dapat memfasilitasi pesantren dengan system informasi berupa ketersediaan internet

BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 19

gubernur melaksanakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan pesantren di daerah.
Secara umum dilaksanakan oleh inspektorat.

BAB IX
PENDANAAN
Pasal 20

pendanaan pembangunan penyelenggaraan pesantren berasal dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21

Peraturan gubernur sebagai pelaksanaan dari peraturan daerah ini ditetapkan paling lama 2 tahun sejak
peraturan daerah ini diundangkan.

Pasal 22
Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan peraturan daerah ini dengan penempatannya dalam lembaran daerah
provinsi Banten

Anda mungkin juga menyukai