Anda di halaman 1dari 24

TINJAUAN SINGKAT

PENYALAHGUNAAN NAPZA
PADA ANAK DAN REMAJA

MD 2
Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran Umum:


Peserta mampu memahami isu penyalahgunaan Napza

Tujuan Pembelajaran Khusus, peserta mampu:


1. Menjelaskan epidemiologi penyalahgunaan Napza
2. Menjelaskan etiologi, gambaran klinis dan jenis terapi rehabilitasi
penyalahgunaan Napza
POKOK PEMBAHASAN

Epidemiologi Penyalahgunaan Napza

Etiologi, Gambaran Klinis dan Jenis


Terapi Rehabilitasi Penyalahgunaan
Napza
Epidemiologi Penyalahgunaan Napza

Bagaimana
Sejarah Napza
di Indonesia ???
1. Epidemiologi Penyalahgunaan Napza
(1)

Sejarah penyalahgunaan Napza di Indonesia:


• Penyalahgunaan Napza di Indonesia telah tercatat sejak jaman pendudukan
Belanda

• 1920: pendirian pabrik rokok kretek pertama di Indonesia & berkontribusi


terhadap pendapatan negara, mensubsidi pendidikan, kesehatan, kejuaraan
olahraga & mempekerjakan ribuan tenaga kerja

• Pasca kemerdekaan – 1960 tidak tercatat masalah penyalahgunaan Napza

• Catatan resmi masalah ini dimulai akhir tahun 60an


1. Epidemiologi Penyalahgunaan Napza (2)

Sejarah penyalahgunaan Napza di Indonesia:


 Pada awal tahun 1970-an jenis zat yang banyak disalahgunakan:
 Heroin dan morphine (disuntikkan)

 Pada akhir 1970 – 1990 


 perubahan penggunaan campuran : ganja, benzodiazepin dan alkohol (tiga
dimensi)
 Pasien mencari perawatan karena gaduh gelisah

 1990 awal : Ecstasy


 1994 mulai tercatat penggunaan heroin di RSKO
1. Epidemiologi Penyalahgunaan Napza (3)

Sejarah penyalahgunaan Napza di Indonesia:


 Beberapa tahun terakhir  Ganja dan Metamfetamin (shabu)
 Belakangan ini terdapat indikasi penggunaan zat lain yg sebelumnya tidak umum
digunakan yang disebut sebagai NPS (New Psychoactive Substance)
 Sebagian besar zat yang legal
 NPS : penyalahgunaan zat baik dalam bentuk murni atau diolah yang tidak
dikendalikan oleh SCND thn 1961 atau Convention on Psychotropics Substances
1971 tapi dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan masyarakat
APA ITU ZAT PSIKOAKTIF BARU (NPS)?

• Istilah "baru" tidak selalu mengacu pada penemuan-penemuan baru, karena


beberapa NPS pertama kali disintesis beberapa puluh tahun yang lalu.
• Istilah NPS untuk zat yang baru-baru ini muncul di pasar dan yang belum
dikendalikan dalam Konvensi di atas.

NPS sering dibuat dengan modifikasi struktur kimia dari zat yang dilarang tapi
belum tercantum dalam UU, oleh karena itu sering disalah-konsepsikan sebagai
“Legal High” (Mabuk Legal).
1. Epidemiologi Penyalahgunaan Napza (4)

• Pemerintah Indonesia melalui


Kementerian Kesehatan
secara rutin memperbaharui
Permenkes terkait
penggolongan NPS
• Permenkes terbaru
perubahan penggolongan
narkotika  Permenkes No
7/2018
2. Etiologi, Gambaran Klinis dan Jenis Rehabilitasi
(1)

Narkoba NAPZA

Zat yang masuk kedalam tubuh


dan mempengaruhi susunan syaraf
Terminologi otak yang jika disalahgunakan
akan menyebabkan gangguan fisik,
psikis dan fungsi sosial

PPDGJ III : Gangguan Mental dan Perilaku akibat Penggunaan Zat


Psikoaktif
2. Etiologi, Gambaran Klinis dan Jenis Rehabilitasi (2)

 Obat (Drug) : Suatu zat yang masuk kedalam tubuh dan


dapat mengubah fungsi dan struktur dari organ tubuh
 Penggolongan obat:
1. Obat Bebas
2. Obat Bebas Terbatas
3. Obat Psikotropika
4. Obat Narkotika
ZAT PSIKOAKTIF

Suatu zat yang masuk ke dalam tubuh dan tidak hanya merubah fungsi dan struktur
organ tubuh tapi juga berpengaruh pada otak sehingga dapat menimbulkan perubahan :

1. Sistem Kesadaran

2. Sistem Pola Pikir

3. Sistem Perasaan

4. Sistem Persepsi Panca Indra


Alkohol
Golongan
Opioida
lainnya

Inhalansia Kanabis

Penggolongan
Zat Psikoaktif
Halusinoge
Kokain
n

Sedatif dan Stimulansia


Hipnotika lainnya
Produk
Tembakau
PROSES KETERGANTUNGAN NAPZA

Banyak alasan awal orang menggunakan Napza yang dapat terangkum dalam
3 hal dibawah ini:
• Fun (pleasure), misalnya untuk berkumpul bersama teman sebaya,
merayakan suatu peristiwa/pesta
• Forget (pain amelioration), misalnya untuk melupakan kesedihan akibat
perceraian orangtuanya, rasa duka akibat kehilangan orang yang dicintainya
• Functional (purposeful), misalnya untuk masuk kalangan sosial tertentu,
untuk melakukan suatu bisnis atau kerja
PROGRESI PENGGUNAAN

• Penggunaan Rekreasional / Eksperimental


• Jumlah sedikit – sedang
• Tatanan sosial, dorongan ingin tahu, belum ada masalah
• Penggunaan Sirkumstansial / Situasional
• Mencari efek untuk mengatasi kondisi tertentu
• Penggunaan Intensif / Reguler
• Motivasi bebas dari masalah dan pertahanan kemampuan
• Mulai mengalami masalah terkait penggunaan zat
• Penggunaan Kompulsif / Adiktif
• Dosis tinggi dan rutin
• Zat paling penting dalam hidupnya
• Memenuhi kriteria ketergantungan
KRITERIA KETERGANTUNGAN NAPZA

Kriteria ketergantungan Napza ditegakkan berdasarkan DSM IV (tiga atau lebih dari butir-butir berikut
terjadi disetiap saat dalam periode waktu 12 bulan), yaitu :
• Toleransi
• Withdrawal/Putus zat
• Napza yang dikonsumsi jumlahnya semakin banyak
• Keinginan yang kuat untuk terus-menerus memakai Napza dan usaha yang sia-sia untuk berhenti
• Banyak membuang waktu dan melakukan aktivitas untuk mendapatkan Napza
• Mengalami masalah dalam kehidupan sosial, pekerjaan, atau fungsi rekreasi.
• Tetap menggunakan Napza walaupun mengetahui kerugian yang diakibatkan obat tersebut terhadap
dirinya.
RENCANA RAWAT PROGRAM TERAPI

 Dalam program terapi rehabilitasi untuk anak  Perlu diperhatikan bagaimana


mereka dapat memulihkan gangguan adiksi Napza tanpa meninggalkan
pendidikan
 3 jenis layanan yang dapat dikombinasikan:
1. Rawat jalan
2. Half Way House
3. Rawat inap
Pelaksanaan Rehabilitasi yang Efektif
dari NIDA (National Institute on Drug Abuse) (1)

1. Tidak ada satu terapi tunggal yang sesuai bagi semua individu
2. Terapi harus selalu tersedia
3. Terapi yang efektif tidak hanya memperhatikan masalah penggunaan
narkotikanya tetapi juga berbagai kebutuhan individu dan permasalahan lain
terkait masalah penggunaan narkotika
4. Rencana terapi individu harus dinilai terus menerus dan dimodifikasi sesuai
kebutuhan
Pelaksanaan Rehabilitasi yang Efektif
dari NIDA (National Institute on Drug Abuse) (2)

5. Menjalankan terapi memerlukan waktu yg cukup dlm mendukung keberhasilan terapi


6. Konseling individu dan/atau kelompok serta terapi perilaku lain adalah komponen
penting bagi keberhasilan terapi adiksi
7. Pemberian obat-obatan adalah unsur yang penting dalam terapi, dengan tetap
mengkombinasikan konseling dan terapi perilaku lainnya
8. Individu yang mempunyai gangguan penggunaan Napza dan gangguan mental harus
mendapat terapi untuk keduanya secara bersamaan
Pelaksanaan Rehabilitasi yang Efektif
dari NIDA (National Institute on Drug Abuse) (3)

9. Detoksifikasi medis merupakan langkah awal terapi penyalahgunaan narkotika

10. Terapi tidak perlu harus dilakukan secara sukarela untuk bisa efektif

11. Kemungkinan penggunaan Napza selama menjalani terapi harus dimonitor secara terus
menerus

12. Program-program terapi haruslah menyediakan assesmen untuk HIV dan AIDS,
hepatitis B dan C, dan penyakit infeksi lainnya

13. Pemulihan penyalahgunaan Napza dapat merupakan proses jangka panjang dan
seringkali membutuhkan beberapa episode terapi.
PELAKSANAAN REHABILITASI BAGI PECANDU DAN KORBAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA ANAK & REMAJA

 Non diskriminasi

 Kepentingan terbaik anak

 Keberlangsungan hidup dan perkembangan

 Partisipasi
PENUGASAN 1

• Bagi peserta menjadi 3 kelompok


• Setiap masing-masing kelompok membahas kasus yang peserta ketahui yang
pernah terjadi atau ditangani di lingkungan masing-masing.
• Setiap kelompok menggambarkan :
• Klasifikasi zat / tren Napza yang digunakan diwilayah masing-masing
• Progresi adiksi anak/remaja pada kasus yang pernah ditangani
• Penanganan yang tepat bagi anak dan remaja yang sudah pernah dilakukan
PENUGASAN 2

• Peserta dibagi menjadi 3 kelompok


• Masing-masing kelompok membahas Pelaksanaan Rehabilitasi bagi pecandu
dan korban penyalahgunaan Napza pada anak mengacu pada prinsip
pelaksanaan rehabilitasi yang efektif dari NIDA
• Setiap kelompok mengklasifikasikan dari prinsip-prinsip tersebut yang sudah berhasil
diterapkan dan yang belum diterapkan
• Setiap kelompok menjelaskan alasan prinsip-prinsip yang belum berhasil
diterapkan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai