Anda di halaman 1dari 43

KEKERASAN

SEKSUAL DALAM
PERSPEKTIF ISLAM
KELOMPOK 6.
NAMA ANGGOTA

1.PUTRI FAJRINA HERNADI (22710035)


2.NELIA YUNIARISTA (22710037)
3.ANGGIT APRILIA (22710038)
4.RIFQI RIZA AULIA (22710039)
5.NOVI RAHMADANI (22710040)
Kedatangan islam mengangkat derajat
wanita, akan tetapi belakangan ini banyak
sekali berita berita mengenai kasus kasus
kekerasan seksual dan kebanyakan
korbannya adalah perempuan. Meskipun
laki – laki juga bisa menjadi korban
pelecehan seksual, akan tetapi tetap
kebanyakan perempuan yang jadi
korbannya.
Dalam ajaran islam, saling menghargai
adalah salah satu cara untuk menghindari
perilaku penyimpangangan seksual,
karena dengan saling menghargai orang
akan tau batasan batasan syari. Salah satu
cara untuk menghindari penyimpangan
seksual yaitu dengan menjauhi perkara
perkara yang menimbulkan syahwat.
PENGERTIAN
KEKERASAN SEKSUAL
Kekerasan seksual adalah segala tindakan seksual yang tidak diinginkan, permintaan untuk melakukan
perbuatan seksual, tindakan lisan atau fisik atau isyarat yang bersifat seksual, atau perilaku lain apapun
yang bersifat seksual, yang membuat seseorang merasa tersinggung, dipermalukan, dan terintimidasi,
sehingga menciptakan lingkungan yang mengintimidasi, bermusuhan atau tidak sopan. Kekerasan
seksual meliputi pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam
lingkup rumah tangga tersebut dan pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup
rumah tangganya dengan dan tjuan tertentu (UU P KDRT pasal 8)
Perbuatan
Kekerasan
Seksual dalam
Pandangan Islam
Kekerasan seksual merupakan penyimpangan
terhadap norma agama dan moral. Kedua bentuk
ini mengakibatkan bahaya, baik ditinjau dari aspek
psikologis maupun sosiologis sehingga
penyimpangan ini masuk dalam ranah patologi
sosial.
Ajaran Islam memandang bahwa prostitusi maupun
pelecahan seksual merupakan perbuatan dosa
atau keji dan melanggar larangan Allah SWT.
Q.S Al - A'raf ayat 33

‫ش َما َظ َه َر ِم ۡن َها َو َما َب َط َن َو ااۡل ِ ۡث َم َو ۡال َب ۡـغ َى‬


َ ‫قُ ۡل ِا َّن َما َحرَّ َم َرب َِّى ۡالـ َف َوا ِح‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰلل‬
ِ ‫ـق َواَ ۡن ُت ۡش ِر ُك ۡوا ِبا ِ َما َلمۡ ُي َن ِّز ۡل ِبهٖ س ُۡل ٰط ًنا وَّ اَ ۡن َتقُ ۡولُ ۡوا َع َلى‬
ِّ ‫ِب َغ ۡي ِر ۡال َح‬
‫َما اَل َت ۡع َلم ُۡو َن‬

Terjemahan :
Katakanlah (Muhammad), “ Tuhanku hanya mengharamkan segala
perbuatan keji yang terlihat dan yang tersembunyi, perbuatan dosa,
perbuatan zalim tanpa alasan yang benar, dan (mengharamkan) kamu
mempersekutukan Allah dengan sesuatu, sedangkan Dia tidak
menurunkan alasan untuk itu, dan (mengharamkan) kamu membicarakan
tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui.”
JENIS-JENIS KEKERASAN SEKSUAL
01
Pemain – kekuasaan atau “ liquid pro quo ” dimana
pelaku melakukan pelecehan di tukar dengan benefit
yang bisa mereka berikan karna posisi sosialnya,
misalnya dalam memperoleh atau mempertahankan
pekerjaan, mendapat nilai bagus, rekomendasi,
proyek, promosi, order, dan kesempatan kesempatan
lain.

02
Berperan sebagai figur ibu/ayah, pelaku pelecehan
mencoba untuk membuat hubungan seperti mentor
dengan korbannya, sementara itu intensi
seksualnya di tutupi dengan pretensi berkaitan
dengan atensi akademik, profesional, atau
personal. Ini di gunakan oleh guru yang
melecehkan muridnya.
03
Anggota kelompok (geng), di anggap
sebagai anggota dari suatu kelompok
tertentu. Misalnya, pelecehan di lakukan
pada seseorang yang ingin di anggap
sebagai anggota kelompok tertentu,
biasanya di lakukan oleh anggota – anggota
kelompok yang lebih senior.
04
Pelecehan di tempat tertutup, pelecehan
ini di lakukan oleh pelaku secara
tersembunyi, dengan tidak ingin terlihat
oleh siapapun, sehingga tidak ada saksi.

05
Groper, pelaku yang suka memegang –
megang anggota tubuh korban. Aksi
memegang- megang tubuh ini dapat di
lakukan di tempat umum atau di tempat
yang sepi.
06
Oportunis, yaitu pelaku mencari
kesempatan adanya kemungkinan untuk
melakukan pelecehan. misalnya, di tempat
umum yang penuh sesal, pelaku akan
mempunyai kesempatan mendaratkan
tangannya di bagian – bagian tubuh
tertentu korban.

07
Confidante, yaitu pelaku yang suka mengarang
cerita untuk menimbulkan simpati dan rasa
percaya diri korban. Sebagai contoh, korban
mula – mula terbawa perasaan karena pelaku
membawa korban pada situasi dimana sikorban
dipaksa untuk menjadi pelipur lara atas
penderitaan yang di ceritakannya.
08
Incompetent, yaitu orang yang secara
sosial tidak kompeten dan ingin
mendapatkan perhatian dari seseorang
yang tidak mempunyai perasaan yang
sama terhadap pelaku pelecehan,
kemudian setelah di tolak, pelaku balas
dendam dengan cara melecehkan si
penolak.

09
Lingkungan, yaitu di anggap sexualized
environment,lingkungan yang mengandung obsenitas,
gurauan–gurauan berbau seks, granitifi yang ekspilist
menampilkan hal–hal seksual dan sebagainya.
Biasanya hal ini tidak di tujukan secara personal pada
sesorang, tetapi bisa menyebabkan lingkungan yang
ofensif terhadap orang orang tertentu.
10
Tindakan seksual lewat sentuhan fisik maupun non-
fisik dengan sasaran organ seksual atau
seksualitas korban. Ia termasuk menggunakan
siulan, main mata, ucapan bernuansa seksual,
mempertunjukan materi pornografi dan keinginan
seksual, colekan atau sentuhan di bagian tubuh.
.

11
Pelecehan Seksual tubuh, gerakan atau isyarat
yang bersifat seksual sehingga mengakibatkan
rasa tidak nyaman, tersinggung, merasa
direndahkan martabatnya, dan mungkin sampai
menyebabkan masalah kesehatan dan
keselamatan.
12
Eksploitasi Seksual, tindakan penyalahgunaan
kekuasan yang timpang,atau penyalahgunaan
kepercayaan, untuk tujuan kepuasan seksual,
maupun untuk memperoleh keuntungan dalam
bentuk uang, sosial, politik dan lainnya

13
Kontrol seksual, termasuk lewat aturan diskriminatif
beralasan moralitas dan agama cara pikir di dalam
masyarakat yang menempatkan perempuan
sebagai simbol moralitas komunitas, membedakan
antara “perempuan baik-baik” dan perempuan
“nakal”, dan menghakimi perempuan sebagai
pemicu kekerasan seksual menjadi landasan upaya
mengontrol seksual (dan seksualitas) perempuan.
FAKTOR
PEMICU
KEKERASAN
SEKSUAL
• Faktor Sosial atau Budaya, banyak fakta yang
memperlihatkan ketimpangan relasi gender,
posisi laki–laki cenderung berbeda dalam sekian
banyak aspek kehidupan.. Ketimpangan gender
adalah perbedaan peran dan hak perempuan dan
laki–laki. Laki–laki mempunyai “Hak Istimewa” di
dan di nilai sebagai subjek dan cakap hukum,
sedangkan perempuan di nilai sebagai makhluk
yang pasif dan lemah dan objek kehidupan.
Akibatnya, tidak jarang laki – laki menjadikan
perempuan sebagai “barang” milik laki laki yang
di perlakukan semena – mena, termasuk dengan
cara kekerasan.
• Belum ada peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai tindak kejahatan pelecehan
seksual secara khusus atau konsentrasi mengatur
masalah pelecehan seksual itu sendiri. Didalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
pelecehan seksual kerap disandingkan dengan
kejahatan kesusilaan atau kejahatan yang
melanggar kesopanan. Didalam pasal 281 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana hanya mengatur
tentang kejahatan kesusilaaan dengan unsur
“sengaja dan secara terbuka melanggar
kesusilaan” dan unsur “sengaja di depan orang
lain bertentangan dengan kehendaknya”.
• Faktor pergaulan bebas pada remaja, terkadang
sang anak yang menginjak masa remaja ini akan
banyak mengalami kebingungan, oleh sebab itu,
ia butuh bimbingan, arahan dan dukungan sosial
dari orang orang sekitar agar tumbuh menjadi
remaja yang baik secara jasmani dan rohani.
Perubahan fisik dan emosinya inilah yang
membuat sang anak ingin memisahkan dirinya
dari orang tuanya dan mulai mencari jati dirinya.
Dan masa masa inilah sang remaja mudah
terpengaruh oleh perbuatan negatif. Dimulai dari
rasa penasaran bahkan mencoba perbuatan
negatif tersebut, seperti salah satunya yaitu
perilaku penyimpangan seksual.
• Faktor pergaulan bebas pada remaja, terkadang
sang anak yang menginjak masa remaja ini akan
banyak mengalami kebingungan, oleh sebab itu,
ia butuh bimbingan, arahan dan dukungan sosial
dari orang orang sekitar agar tumbuh menjadi
remaja yang baik secara jasmani dan rohani.
Perubahan fisik dan emosinya inilah yang
membuat sang anak ingin memisahkan dirinya
dari orang tuanya dan mulai mencari jati dirinya.
Dan masa masa inilah sang remaja mudah
terpengaruh oleh perbuatan negatif. Dimulai dari
rasa penasaran bahkan mencoba perbuatan
negatif tersebut, seperti salah satunya yaitu
perilaku penyimpangan seksual.
QS. Ali 'Imran Ayat 14

‫اط ۡي ِر ۡال ُمقَ ۡنطَ َر ِة ِم َن‬


ِ َ‫ت ِم َن النِّ َسٓا ِء َو ۡالبَـنِ ۡي َن َو ۡالقَن‬
ِ ‫اس حُبُّ ال َّشهَ ٰو‬
ِ َّ‫ُزي َِّن ِللن‬
ُ ‫ك َمتَا‬
‫ع‬ ِ ‫ض ِة َو ۡال َخ ۡـي ِل ۡال ُم َس َّو َم ِة َوااۡل َ ۡن َع ِام َو ۡال َح ۡـر‬
َ ِ‫ث‌ؕ ٰذ ل‬ َّ ِ‫ب َو ۡالف‬ َّ
ِ َ‫الذه‬
‫هّٰللا‬
ِ ‫ۡال َح ٰيو ِة ال ُّد ۡنيَا ‌ۚ َو ُ ِع ۡن َد ٗه ح ُۡس ُن ۡال َم ٰا‬
‫ب‬
Artinya :
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta
terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan,
anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas
dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik.”
DAMPAK KEKERASAN
SEKSUAL TERHADAP KORBAN
1
Dampak dalam kehidupan pribadi dan sosial korban merasa direndahkan, hubungan keluarga atau
bersosialisasi sangat sulit membina hubungan kembali terutama pada pria karena adanya rasa takut.
Pada saat penyerangan berlangsung, korban tidak percaya dan menganggap penyerangan
pelecehan seksual hanya terjadi pada orang lain, bukan dirinya, kemudian muncul rasa takut, minder
atau menutupi bagian-bagian tubuh yang dapat menimbulkan untuk mengundang pelaku untuk
melakukan pelecehan seksual

2
Dampak perilaku: gangguan tidur, gangguan nafsu makan, dan kecenderungan bunuh diri.

3
Dampak fisik : Sakit kepala, gangguan pencernaan, rasa mual, menurun atau
bertambahnya berat badan, mengigil tanpa sebab yang jelas dan nyeri tulang
belakang.
TUJUAN
PENDIDIKAN
SEKS BAGI
REMAJA
Tujuan pendidikan seks menurut syan'at Islam :
1) Membentuk pribadi muslim yang berdasarkan
atas Al-Qur'an dan As-Sunnah.
2) Membentuk manusia yang berakhlak mulia,
memiliki akidah dan keimanan yang kuat serta
taat beribadah kepada Allah SWT.
3) Untuk mencapai kebahagiaan dalam mem-
bentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah
warahmah.
4) Untuk melahirkan generasi yang bertanggung
jawab.
5) Mencegah kerusakan dalam masyarakat yang
ditimbulkan oleh penyimpangan dalam masalah
seks.
Sanksi Pidana Bagi Pelaku
Kekerasan Seksual
persetubuhan dengan orang yang berusia di bawah 16 tahun adalah
persetubuhan yang melanggar ketentuan hukum pidana. Bahkan di
dalam pasal 287 ayat [1] KUHP ditentukan bahwa barang siapa
bersetubuh dengan perem- puan yang bukan istrinya, sedang
diketahuinya atau harus patut di- sangkanya, bahwa umur perempuan
itu belum cukup 15 tahun kalau tidak nyata berapa umurnya, bahwa
perempuan itu belum masanya untuk dikawin, dihukum penjara
selama-lamanya sembilan tahun. Dengan demikian, menurut hukum,
kontak seksual dalam bentuk persetubuhan dengan orang di bawah
usia 16 tahun masuk dalam ruang lingkup tindak pidana.
Menurut Hukum Islam
Hukuman hudud yaitu hukuman yang diancam dengan had dan lebih
ditentukan oleh syara. Dan menjadi hak Allah. Hukuman ini telah
01
ditentukan oleh syara’ dan tidak ada batas minimal dan maksimal,
hukuman ini tidak bisa lepas oleh perseorangan (orang yang menjadi
korban atau keluarganya) atau masyarakat yang diwakili oleh negara.

Jarimah qishash dan diyat


Qishash dapat diartikan sebagai pembalasan setimpal dengan
02 perbuatannya. Qishash merupakan hukuman yang sesuai dengan
perbuatannya. Untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban, hukuman
qishash dapat lebih menjamin. Sedangkan jarimah diyat adalah harta
yang wajib diberikan sebagai pengganti kerugian sebab membunuh
atau melukai.

Hukuman takzir adalah pidana diluar had dan qishash atau diyat
03 dan hukuman itu dilaksanakan oleh penguasa dalam negara .
UPAYA MENGATASI KEKERASAN SEKSUAL
Membentengi anak dan keluarga pendidikan
agama yang kuat dan benar. Contohnya:
Mengajarkan kepada anak tentang batas aurat
yang telah diatur dalam islam, mengajarkan
adab meminta izin ketika memasuki rumah
atau tempat tidur orang lain (termasuk kamar
orang tua), mendidik anak agar senantiasa
menjaga pandangan, mendidik anak agar tidak
melakukan khalwat dan ikhtilat.
Memberikan perlindungan lingkungan yang sehat bagi anak sejak usia
dini, ditujukan untuk mencapai sebuah kebaikan dan keselamatan
bersama antar sesama manusia dan makhluk hidup lainnya. Maka
tidak heran jika Islam disimbolkan sebagai rahmatan lil alamin.
Perlindungan anak dalam islam adalah model perlindungan yang
berlapis, bersinergi dan sempurna terhadap tumbuh kembang anak.
Pertama, anak dilindungi oleh keluarga dalam hal ini orangtua dan
seluruh anggotanya. Islam memiliki konsep Hadhanah yang
menekankan pengasuhan anak kepada kedua orangtua dan keluarga
dekat, sehingga anak dapat diasuh dengan penuh kasih sayang dan
penuh tanggung jawab.
Penguatan hak perempuan. Dalam Islam penguatan hak
peempuan dapat membantu mengurangi terjadinya kekerasan
seksual. Islam memandang perempuan sebagai individu yang
memiliki hak yang sama dengan laki-laki, dan memiliki hak
untuk melindungi diri dari tindakan kekerasan, Penguatan hak
perempuan dapat dilakukan dengan memberikan akses yang
sama untuk pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, serta
memberikan perlindungan hukum yang kuat bagi perempuan.
Menegakkan kebenaran san amar makruf nahi mungkar, dalam
pembentukan keluarga maupun masyarakat berakhlak baik.
Yakni dengan memiliki kesadaran moral yang tinggi, dan
menghargai hak- hak perempuan, dapat membantu mencegah
terjadinya tindakan kekerasan seksual. Oleh karena itu, penting
untuk membentuk masyarakat yang memiliki akhlak mulia dan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama, serta memberikan edukasi
tentang pentingnya menghormati hak-hak perempuan.
Pernikahan dinilai menjadi salah satu solusi atas banyaknya
kasus kekerasan seksual di tanah air. Sebab, dari pernikahan
inilah diharapkan akan timbul keluarga yang sakinah,
mawaddah, warahmah. "Istri akan mencintai suami, suami akan
mencintai istri, orang tua akan mencintai anak, anak akan
menghormati orang tua, kalau sudah begitu kejahatan itu tidak
akan terjadi.
REFRENSI
Amin, M. (2019). Penguatan Hak Perempuan dalam Islam. Al-Tahrir: Jumal Pemikiran
Islam, 19(1), 95-110. https://doi.org/10.21154/al- tahrir.v1911.1912
Ali, S. (2019). Islamic Law and the Challenges of Violence Against Women in Muslim
Communities. Religions, 10(7), 408. https: //doi.org/10.3390/rel10070408
Shalaby, M. (2016). Combating Sexual Violence: The Egyptian Legal Framework in
Comparison to International Law. Journal of International Women's Studies, 17(1), 107-121.
https: //vc.bridgew.edu/jjws/vol17/iss1/8
Wulandari, R., Suteja, J. (2019). Konseling Pendidikan Seks dalam Pencegahan Kekerasan
Seksual Anak (KSA). Profesional, Emphaty, and Islamic Counseling Journal, (2) 1, 64-65
REFRENSI
Islam Melawan
Kekerasan SeksualHafidz
Muftisany
Penerbit: INTERA
Hak Cipta dilindungi
Undang-Undang All
Rights Reserved
Terbit Digital: 2021
Perpustakaan Nasional
RI: Katalog Dalam
Terbitan (KDT) Islam
Melawan Kekerasan
Seksual - Hafidz
Muftisany - INTERA
REFRENSI BUKU
ISLAM DAN GENDER
Editor :
Deni Febrini, MPd
Azizah Aryati, Mag
Copyright © 2013 Deni Febrini, MPd, Azizah Aryati, Mag
Penyunting : Nia Januarini
DIKLD
Desain Sampul & Penata Isi : Ardhya Pratama
Korektor : Muhamad Cahadiyat Kurniawan
PT Penerbit IPB Press
Kampus IPB Taman Kencana Bogor
Cetakan Pertama: April 2014
Dicetak oleh Percetakan IPB
ISBN: 978-979-493-606-1
REFRENSI BUKU
Pendidikan Seksbagi Remaja
Akhmad Azhar Abu Miqdad
Cetakan I, Juni 1997
Cetakan II, Maret 2000
Cetakan III, September 2001
Desain Cover
Haitamy el Jaid
Tata Letak
Ayu, Bima
Penerbit
MITRA PUSTAKA
Celeban Timur UH III/548 Yogyakarta 55167 Telp. (0274)
381542, Fax. (0274) 383083 E-mail:
pustakapelajar@yahoo.com
Pencetak Pustaka Pelajar Offset
REFRENSI
REFRENSI BUKU
REFRENSI BUKU
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai