Anda di halaman 1dari 70

ADEKUASI HEMODIALISIS

Pelatihan HD Dokter Umum


Perhimpunan Nefrologi Indonesia
2022
PENDAHULUAN
• Dialisis rutin dapat mencegah kematian akibat uremia, namun bagaimana
mempertahankan survival masih menjadi permasalahan penting.

• USRDS – angka harapan hidup pasien dialisis:


• + 8 tahun: 40 - 44 tahun
• + 4.5 tahun untuk usia 60 - 64 tahun.

• Banyak bukti menunjukkan bahwa angka mortalitas pasien dialisis baru telah
menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Mailloux LU. Uptodate 2015


LAMA HIDUP PASIEN DENGAN TERAPI PENGGANTI GINJAL
Mortalitas masih tinggi
INDONESIAN JUMLAH PASIEN STOP HD TAHUN 2018
RENAL REGISTRY
INDONESIAN
RENAL REGISTRY
INDONESIAN
RENAL REGISTRY
DIALISIS YANG TIDAK ADEKUAT MENGURANGI SURVIVAL

Faktor lain terkait dialisis yang dapat mengurangi survival antara lain:
Lama dialisis
Kadar K+ <4.0 atau >5.6 mEq/L
Pasien yang didialisis di fasilitas non-profit
Nephrologist yang terlalu banyak pasien
Besarnya unit dialisis

Mailloux LU. Uptodate 2015


PENYEBAB KEMATIAN PASIEN DIALISIS
• Penyakit kardiovaskular,
+ 50% dari mortalitas
• Infeksi
• Berhenti dialisis,
+15-25% dari mortalitas
Penyebab kematian

Terbanyak kelainan kardiovaskular


FAKTOR RISIKO YANG TIDAK TERKAIT DIALISIS

• Kondisi kormorbid, diabetes, penyakit jantung, hipertensi, kelainan


metabolik lain, LVH, hiperlipidemia.
• Penyakit ginjal yang mendasari, GN kronik dan PKD vs HTN vs DN
• Usia, lanjut usia
• Negara, AS vs Eropa dan Jepang
• Ras, Afro-Amerika dan Asia Amerika vs Kulit Putih
• Faktor Psikososial
• Nutrisi, malnutrisi, hipoalbuminemia
• Asupan garam
• Residual renal function (fungsi ginjal sisa)
• Lainnya, inflamasis, enzim jantung(cTnT), gangguan tidur, perawatan dialisis,
kadar Hb, fraktur, frailty, ketidakpatuhan, aktivitas fisik, lain-lain.
Faktor risiko kelainan kardiovaskular pada
pasien dialisis
KONSEP ADEKUASI DIALISIS

Dosis minimal dialisis yang diperlukan untuk


bertahan hidup

Dosis dialisis yang diperlukan agar pasien bisa


hidup secara optimal

Lacson E, Wish J B. In: Dialysis, 2nd. Ed: WilliamL.Henrich. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia. P. 99-113
KRITERIA DIALISIS ADEKUAT SECARA KLINIS

• Keadaan umum dan status nutrisi yang baik


• Tekanan darah yang normal
• Tidak ada anemia, kondisi fisik membaik
• Keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa yang normal
• Metabolisme kalsium dan fosfat yang terkontrol serta tidak ada osteodistrofi
• Tidak ada komplikasi akibat uremia yang lain
• Pemulihan fungsi personal, keluarga dan pekerjaan
• Kualitas hidup yang baik

N.K. Man, J. Zingraff, P. Jungers. In: Long –term Hemodialysis. Kluwer Academic Publisher, The Netherlands. pp. 49-60
UREA SEBAGAI SURROGATE MARKER TOKSISITAS
UREMIK
• Petanda klasik akumulasi dan pembuangan toksin uremik
• 60 Dalton
• Merupakan metabolit dari metabolism asam amino
• Tergantung pada asupan protein dan keseimbangan antara anabolisme dan
katabolisme protein
• Awalnya klirens urea dipikirkan dapat mewakili klirens dari solut terlarut air lain
dengan efek patogeniknya.
• Saat ini klirens urea diketahui tidak (semuanya) sejalan dengan small water-
soluble compounds, protein-bound solutes atau middle molecules.
SPEKTRUM TOKSIN UREMIA BUKAN HANYA UREUM

Small water soluble solutes Protein-bound solutes Middle molecules


Asymmetric dimethylarginine 3-Deoxyglucosone Adrenomedullin
Benzylalcohol CMPF* Atrial natriuretic peptide
ß-Guanidinopropionic acid Fructoselysine ß2-Microglobulin
ß-Lipotropin Glyoxal ß-Endorphin
Creatinine Hippuric acid Cholecystokinin
Cytidine Homocysteine Clara cell protein
Guanidine Hydroquinone Complement factor D
Guanidinoacetic acid Indole-3-acetic acid Cystatin C
Guanidinosuccinic acid Indoxyl sulfate Degranulation inhibiting protein I
Hypoxanthine Kinurenine Delta-sleep-inducing peptide
Malondialdehyde Kynurenic acid Endothelin
Methylguanidine Methylglyoxal Hyaluronic acid
Myoinositol N-carboxymethyllysine Interleukin 1ß
Orotic acid P-cresol Interleukin 6
Orotidine Pentosidine Kappa-Ig light chain
Oxalate Phenol Lambda-Ig light chain
Pseudouridine P-OHhippuric acid Leptin
Symmetric dimethylarginine Quinolinic acid Methionine-enkepahlin
Urea Spermidine Neuropeptide Y
Uric acid Spermine Parathyroid hormone
Xanthine Retinol binding protein
*CMPF is carboxy-methyl-propyl-furanpropionic acid Tumor necrosis factor alpha

Vanholder R. et al New insights in uremic toxins. Kidney Int, 2003, 63; 84: S6–S10
STUDI YANG RELEVAN DENGAN ADEKUASI DIALISIS
ADEKUASI DIALISIS

• Metoda urea kinetic modelling menjadi dasar dari


penghitungan dosis dialisis sebagai parameter
adekuasi
• Perhitungan ini dijadikan suatu perhitungan
matematis
ADEKUASI DIALISIS DAN KEMATIAN

Efek dosis dialisis


terhadap survival
The National Cooperative Dialysis Study (NCDS) tahun 1980 adalah studi RCT,
multisenter pertama yang melihat pengaruh dosis dialisis terhadap luaran pasien
Ureum predialisis 38 vs 26 mmol. Dialisis 2.5-3.5 jam vs 4.5-5 jam

Kt/v tinggi dan dialisis panjang

Kt/V tinggi dan dialisis panjang

Kt/V rendah dan dialisis panjang

Kt/v rendah dan dialisis pendek

NCDS 1980
Kt/V Lebih Tinggi Memiliki Survival yang Lebih Baik

Kt/v=1.2

Probabilitas gagal dialisis lebih


tinggi untuk Kt/V ≤0.8 and
menurun pada Kt/V >0.9.

Gotch FA,Sargent Kidney Int 1985;28:526


ADEKUASI DIALISIS DAN KEMATIAN

• Setelah itu formula kt/v mengalami


perkembangan

• Banyak studi yang meneliti mortalitas dan


morbiditas berdasarkan parameter kt/v
PERKEMBANGAN FORMULA KT/V

• Formula pertama Gotch and Sargent : Kt/V = ln ( Co/Ct) dimana Co=


ureum pre dan Ct =ureum post
• Konsep Urea Reduction Rate : URR % = (1-Ct/Co) x 100 %
• Formula kedua Gotch : Kt/V = -ln (1-URR)
• Daurgidas : konsep istilah R yaitu Co/Ct atau ureum post /ureum pre dan
membuat formula pertama Single Pool (sp) Kt/V :
• sp Kt/V = - ln R- 0,008 x t – f x UF/W
• Kmd disempurnakan menjadi formula kedua
• sp Kt/V = - ln (R – 0,008xt) + (4-3,5xR) x UF/W
PERKEMBANGAN FORMULA KT/V

• Tattenhal mengajukan formula equilibriate Kt/V karena adanya


resirkulasi”urea rebound”
• Akses arteri ; eKt/V = spKt/V – (0,6 x sp K/V) + 0,03
• Akses vena ; eKt/V = spKt/V – (0,47 x sp K/V) + 0,02

• Gotch menyampaikan konsep standard Kt/V mingguan karena urea


dibentuk secara kontinyu : std Kt/V ditargetkan 2,0 per minggu
kemudian e Kt/V atau sp Kt/V ditargetkan sesuai dengan frekuensi
dialisis per minggu nya : stKdt/V= S⁄(1- 7,4/F ( UFw=V)
PERKEMBANGAN FORMULA KT/V

• Daurgidas menyempurnakan formula std Kt/V dengan


memasukkan faktor fungsi ginjal sisa :

• Kemudian disederhanakan oleh Leypoldt menjadi :


MENGAPA KITA HARUS MENGUKUR DOSIS
DIALISIS?
 Terdapat hubungan antara dosis dialisis yang diberikan (delivered
dose of hemodialysis) dan morbiditas serta mortalitas pasien.

 Tidak selalu dapat berpatokan pada gejala klinis.


Meningkatkan dosis dialisis dapat
memperbaiki survival

Kidney Int 1996; 50:550


APLIKASI KLINIS PENGHITUNGAN DOSIS DIALISIS
Target sesuai panduan yang berlaku :
•KDIGO
•NKF KDOQI 2015
•PNPK TERAPI PENGGANTI GINJAL KEMKES INDONESIA 2015
•PANDUAN HEMODIALISIS DAN CAPD PERNEFRI

Penghitungan matematis bisa manual atau menggunakan


kalkulator secara online (aplikasi yang dapat diunduh gratis)
NKF-KDOQI
Guideline
Update
2015
Minimum dialysis dose
• SpKt/V > 1.2 US

• eKt/V > 1.2 Europe

• StdKt/V 2.14

• PNPK :
• sp Kt/V 1,8 untuk HD 2 kali seminggu
• Sp Kt/V 1,2 untuk HD 3 kali seminggu
Standard Kt/V
DOSIS HEMODIALISIS DENGAN
UREA REDUCTION RATIO (URR)
Urea predialisis – urea post dialisis
URR = ------------------------------------------------- x 100
Urea predialisis

Keuntungan: Praktis/sederhana, mempunyai korelasi yang baik dengan luaran dialisis

Keterbatasan: Kurang tepat untuk menilai dosis dialisis, tidak


memperhitungkan pembentukan urea intradialitik dan pembuangan urea secara
konveksi akibat ultrafiltrasi.

Lacson E, Wish J B. In: Dialysis, 2nd. Ed: WilliamL.Henrich. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia. P. 99-113
Contoh Perhitungan URR
• Ny. S, 50 tahun • Diketahui :
• BB pre 52 kg • Ureum pre HD = 200 mg/dl
• BBK 50 kg • Ureum post HD = 60 mg/dl
• HD 2x seminggu • Berapa URR ?
• Lama HD 5 jam • Jawab :
• Qb 250 ml/menit 200 mg/dl – 60 mg/dl
URR = ---------------------------- x 100 %
• Dializer F7 200 mg/ dl
• Ureum pre 200 mg/dl
• Ureum post 60 mg/dl = 140 mg/dl = 70 %
--------------- x 100 %
• Berapa URR Ny. S ? 200 mg/dl
URR & Kt/V : Ultrafiltrasi berpengaruh
terhadap dosis hemodialisis
DOSIS HEMODIALISIS DENGAN Kt/V

Kt/V (Gotch Formula)


K= kliren urea dari dialiser L/jam
t = waktu dialisis jam
v = volume distribusi urea L

Kt/V (Daurgidas Formula)


• SpKt/V : Single Pool Kt/V
• eKt/V : equilibrated Kt/V
• StdKt/V : Standardized Kt/V
LANGKAH LANGKAH PENGGUNAAN KLINIS KT/V
• Tentukan frekuensi HD rutinnya per minggu (minimal 3 kali seminggu)
• Kemudian buat resep HD dengan menggunakan Kt/V formula Gotch

• Lakukan HD sesuai resep , 1 bulan kemudian hitung Kt/V yang dicapai


dengan formula sp Kt/V formula Daurgidas hasilnya disebut delivered Kt/V

• Evaluasi adekuasi dengan resep awal bila sudah tercapai maka lanjutkan
dengan resep HD sebelumnya, bila kurang maka harus ada penyesuaian
resep HD
CONTOH :
LANGKAH LANGKAH PENGGUNAAN KLINIS KT/V
Menentukan resep HD kronik dengan. GOTCH FORMULA

Seorang pasien tn A 50 tahun sudah dijadwalkan HD rutin 3 kali seminggu


Data : berat badan 67 kg
Dializer yang dipakai merk F10 HPS dengan klirens ureum : 193 ml/menit
pada Qb 200 ml/menit dan Qd 500 ml /menit (lihat pada brosur dializer)
Maka tentukan resep tindakan HD nya
Perhitungan :
Target Kt/V : 1,2
Tentukan volume (V) cairan tubuhnya : bisa dengan normogram, Watson
formula, atau 0,6 x BB
Secara praktis : V = 67 x 0,6 = 40,2 liter bulatkan menjadi 40 liter atau 40.000 ml
Lihat klirens (clearance) ureum dari dializer yang dipakai (dlm contoh ini F10 HPS)
pada brosur
CONTOH MELIHAT
KLIRENS UREUM
DARI BROSUR
DIALIZER
CONTOH :
LANGKAH LANGKAH PENGGUNAAN KLINIS KT/V
Menentukan resep HD kronik dengan. GOTCH FORMULA
Lanjutan

Klirens dializer (K) : 193ml/menit maka untuk mencapai target Kt/V 1,2
Perhitungan dengan Gotch formula :

K x t/ V = 1,2
K x t = 1,2 x V
K x t = 1,2 x 40.000
193 x t = 48.000
T = 48.000/193
= 248 menit dibulatkan 240 menit atau 4 jam
Maka resep HD : 3 kali seminggu , dializer F10 HPS (klirens 193 ml/menit)
td 4 jam Qb : 200 ml/menit Qd; 500 ml/menit Uf : sesuaikan sd target BB
kering tercapai
Setelah 1 bulan periksa ureum pre dan post
HD dan hitung Ktv delivered dengan
formula Daurgidas
Misal hasilnya
Formula Daurgidas
ureum post dialisis : 80
Kt/V = -Ln (R-0.008t)+(4-3.5xR) x UF
ureum pre dialisis : 230
W
UF = 3 liter
Ln = logaritma
W = 67 kg
R = ureum post dialisis
R = ureum post/pre = 80/230 = 0,34
ureum pre dialisis
Kemudian hitung Kt/V bisa dengan cara manual
UF = volume ultrafiltrasi dalam liter
dengan kalkulator
W = berat badan post dialisis
Kt/V = -Ln (0,34-0.008t)+(4-3.5x0,34) x 3
67
= 1,27

Atau dengan kalkulator pada aplikasi


Perhitungan dengan kalkulator pada aplikasi secara online

Misal hasilnya
ureum post dialisis : 80
ureum pre dialisis : 230
UF = 3 liter
W = 67 kg Hasil 1,27 : cukup
maka resep HD
R = ureum post/pre = 80/230 = 0,34 sebelumnya bisa
dilanjutkan
Contoh calculator Kt/V dengan aplikasi lain
Computerized software
Mathematical logarithm
Kt/v = -Ln (R-0.008t)+(4-3.5xR) x UF

W
Ln = natural logarithm
R = postdialysis BUN
predialysis BUN
UF = Ultrafiltration volume in liters
W = Postdialysis weight in kg
Contoh aplikasi QMD
Contoh aplikasi medcalc
Waktu dan Metode Pengambilan Ureum Post Dialisis
Mempengaruhi Nilai Kt/V
UREA REBOUND
• Organ dengan aliran darah yang rendah
(20 % dari total cardiac output) seperti
kulit, tulang dan otot bisa menjadi
tempat reservoar urea
• 70% urea disimpan di organ ini
•MAKA, selama HD urea yang hilang
terutama dari area dengan perfusi yang
tinggi, sehingga urea akan meningkat dan
stabil dalam 60 menit setelah HD
Prosedur pengambilan sampel darah post
dialisis– KDOQI 2006
Prinsip:
Efek resirkulasi terjadi cepat, bila Qb diturunkan sd 100 ml/menit,
kadar urea meningkat dalam 10 -20 detik

1.Kurangi kecepatan aliran darah mencapai 100 mL/min selama 15


detik
2.Kemudian stop pompa sebelum sampel darah diambil
3.Ambil sampel darah dari arterial line
4.Beri label “post dialysis”
PERMASALAHAN PADA APLIKASI KLINIS

Pada panduan NKF KDOQI 2015


disebutkan bila HD bukan 3 kali
seminggu maka adekuasi dinilai
dengan standard Kt/V minimal 2,1 per
minggu
Apabila melihat kurva std Kt/V, bahkan
spKt/V harus lebih dari 2,5.
PERMASALAHAN PADA APLIKASI KLINIS
• Indonesia dengan kondisi saat ini pasien hanya bisa HD 2 kali seminggu, maka sesuai standar
dari PNPK Kemkes 2015 maka Kt/V target adalah 1,8
• Bila dihitung dengan rumus yang sama untuk menentukan preskripsi HD maka dengan Klirens
dializer (K) : 193ml/menit maka untuk mencapai target Kt/V 1,8
• Perhitungan dengan Gotch formula :

K x t/ V = 1,8
K x t = 1,8 x V
K x t = 1,8 x 40.000
193 x t = 72.000
T = 72.000/193
= 373 menit atau 6 jam 13 menit

Ini akan memberatkan pasien maupun unit dialisis dalam menentukan jadwal HD

Sehingga adekuasi pasien HD di Indonesia pada umumnya masih kurang
KT/V BISA DILIHAT JUGA PADA MESIN HEMODIALISIS

• Perkembangan mesin HD saat ini banyak membantu meringankan perawat dalam


manajemen HD itu sendiri
• Kt/V bisa dilihat pada mesin HD tertentu, tetapi harus dipastikan bahwa itu
sesuai dengan kondisi sesungguhnya dari pasien
• Perhitungan Kt/V pada mesin terdiri dari 2 metoda
• Measured : mesin akan menghitung Kt/V berdasarkan kadar solut yang melewati
sensor nya secara actual (online) teknik ini akan menghasilkan Kt/V yang sebenarnya.
Dializer bisa single use atau reuse
• Beberapa istilah pada mesin : Online Clearance Monitor (OCM), real time dialysis monitoring

• Calculated : mesin akan menghitung Kt/V berdasarkan data preskripsi HD yang


diinput oleh perawat kemudian mesin akan mengkalkulasi secara matematis / model
biasanya dengan klirens dializer yang sudah diinput ke dalam program mesin. Metoda
ini baik dan akan sesuai dengan kondisi sebenarnya dengan syarat dializer yang
dipakai single use
• Beberapa istilah pada mesin : calculated with “dose finder”
Key competitive elements
Adequacy Assured

The OCM® enables continuous


monitoring of the:
•Real time values for the effective in-vivo
urea clearance (K)
•Effective dialysis treatment time
•Accumulated cleared plasma (Kt)
•Plasma sodium concentration
•Current dialysis dose administered (Kt/V)
> Non-invasive and completely automatic
> Requires no additional disposable, laboratory or staff effort
> An effective quality assurance tool to monitor the delivery of dialysis dose
> No extra costs per treatment
Penyebab Perbedaan antara Delivered dan
Prescribed Dialysis Dose
Delivered lebih rendah dari prescribed: Delivered dose melebihi prescribed:
 Kecepatan aliran darah rendah Sampel darah (urea) post dialisis
 Performa dialiser tidak baik diambil dari jalur vena
 Kecepatan aliran dialisat rendah Sampel darah post dialisis (urea)
tercampur infus NS
 Program mesin yang tidak tepat
V yang rendah
 HD berakhir terlalu cepat
 Sampel darah (urea) predialisis
diambil setelah HD mulai
 Resirkulasi akses
Jika Kt/V yang tidak adekuat

Cek apakah resep HD benar dikerjakan : aliran darah, waktu dialisis atau
berat badan kering yang berubah (sehingga volume berubah)
Masalah akses vaskular  resirkulasi

Kesalahan pengambilan sampel darah post HD (terlambat  Kt/V ↓)


Jika Kt/V tetap rendah
 Naikkan waktu terapi dengan perhitungan baru
 Preskripsi dialiser yang lebih efisien dengan klirens yang lebih tinggi sehingga
membutuhkan waktu yang lebih pendek
 Naikkan Qb dan Qd : lebih sering Qb untuk meningkatkan klirens
 Latihan otot sebelum atau selama dialisis akan memperbaiki Kt/V dengan
meningkatkan suplai darah ke jaringan otot yang kaya urea namun perfusinya
jelek, sehingga keseimbangan urea akan membaik.
Management of Low
Kt/V
FAKTOR DIALISIS LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN OUTCOME

1. Pembuangan middle molecule


• Kapasitas untuk membuang middle molecules >> dialiser hi-flux, strategi
dialisis konvektif (HDF)

2. Pembuangan fosfat
• Manajemen hiperfosfatemia: dialisis, restriksi fosfat dalam diit, mengikat
fosfat dalam usus dengan phosphate-binder
• Dapat ditingkatkan dengan hi-flux HD dan HDF, dialiser dengan luas
permukaan yg lbh besar, meningkatkan frekuensi dialisis (short daily atau daily
nocturnal)
FAKTOR DIALISIS LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN OUTCOME

3. Mempertahankan fungsi ginjal sisa


• Sebagian besar pasien yang memulai dialisis masih memiliki RRF; namun
pada akhir tahun pertama sebagian besar pasien akan kehilangan RRF
sepenuhnya.
• 10-20% pasien masih punya RRF setelah lebih dari 3 tahun dialisis.
• RRF 2-3 ml/menit klirens urea berperan besar dalam eliminasi toksin uremik.
• = kadar B2 mikroglobulin, fosfat, K, Ur, Cr dan asam urat menurun; kadar Hb
naik; perbaikan status nutrisi; Qol meningkat; berkurangnya kebutuhan akan
restriksi diit dan cairan.
• Kehilangan RRF ~ LVH
FAKTOR DIALISIS LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN OUTCOME

Faktor risiko hilangnya RRF:


• Aktivasi sistem imun akibat membran yang bioinkompatibel dan air
dialisat yang tidak murni
• Hipotensi intradialitik
• Pemakaian ACE-I atau agent nefrotoksik lain (radiokontras,
aminoglikosida, NSAID)
• Hiperkalsemia
•Kehilangan RRF dapat dihambat dengan CCB dan preskripsi target BB post
HD yang adekuat.
FAKTOR DIALISIS LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN OUTCOME

4. Komposisi dialisat

Natrium
•Kontrol balans Na yang baik efektif dalam mengendalikan TD, restriksi 6 g garam
atau 100 mmol Na per hari.
•Na terutama dibuang melalui ultrafiltrasi.
•Untuk mencegah balans Na positif maka kadar Na dialisat tidak boleh melebihi 2-3
mmol/l dari kadar rata-rata Na serum pre dialisis pasien.
FAKTOR DIALISIS LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN OUTCOME

Kalium
•Buangan kalium idealnya sama dengan jumlah kalium yang terakumulasi selama
periode interdialitik.
•Kadar kalium dialisat standar: 2.0 – 4.0 mmol/l.
FAKTOR DIALISIS LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN OUTCOME

Kalsium
•Balans Ca positif interdialitik dan kalsifikasi vaskular merupakan faktor
risiko KV mayor pada pasien PGTA, sehingga pemberian Ca intradialitik
sebaiknya dihindari.
•Balans Ca negatif intradialitik dapat terjadi pada pasien dengan Ca-based
P-binder.
•Kadar Ca dialisat standar: 1.25 -1.5 mmol/l (KDIGO)
•Kadar Ca dialisat yang lebih tinggi dikaitkan dengan akumulasi Ca di
jaringan, sedangkan kadar Ca dialisat yang lebih rendah akan merangsang
sekresi PTH.
FAKTOR DIALISIS LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN OUTCOME

Bikarbonat
•Asidosis metabolik kronik berkaitan dengan penurunan sintesis protein dan
peningkatan katabolisme protein serta berperan dalam terjadinya gangguan
mineral dan tulang.
•Kadar bikarbonat pre-HD 20-23 mmol/l dikaitkan dengan perbaikan survival.
•Kadar bikarbonat standar: 35-40 mmol/l.
•Alkalinisasi berlebihan akan mengakibatkan penurunan perfusi serebral.
FAKTOR DIALISIS LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN OUTCOME

5. Waktu terapi
•Pada nilai Kt/V yang sama, waktu terapi yang lebih panjang berkorelasi dengan
klirens urea, kreatinin, fosfat, B2 mikroglobulin yang lebih besar, dibandingkan
dengan waktu terapi yang lebih pendek.
•Waktu terapi mingguan merupakan satu faktor yang memiliki pengaruh terbesar
thd dosis dialisis.
•Dialsis yang lebih sering atau lebih lama atau dengan nocturnal.
FAKTOR DIALISIS LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN OUTCOME

6. Status hidrasi
•Overhidrasi >> (HTN, LVH, mortalitas KV)
•Tujuan HD yang adekuat adalah untuk menormalkan homeostasis cairan tubuh
dan volume ekstraselular
•Evaluasi overload: edema, HTN, sesak, JVP naik, USG (diameter IVC), CXR, BIA
•Hi-UF (>1000 ml/jam) ~ hipotensi intradialitik  risiko mortalitas jangka panjang.
•Restriksi cairan (0,5 – 0,75 liter lebih dari volume urin per hari), restriksi garam 6
g/hari.
FAKTOR DIALISIS LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN OUTCOME

7. Diit protein dan asupan kalori


•Pasien HD berisiko malnutrisi (protein-energy wasting, nafsu makan menurun,
infeksi, komorbid lain, perawatan RS, tidak makan pasca dialisis).
•Rekomendasi asupan per hari: protein 1,2 g/kgBBI, kalori 30-35 kkal/kgBBI
•Evaluasi status nutrisi rutin (klinis dan biokimia).

8. Akses vaskular
•Pilihan akses vaskular berkaitan erat dengan outcome
•Pilihan pertama: AV fistula  AV graft  kateter vena sentral
FAKTOR DIALISIS LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN OUTCOME

9. Kualitas hidup
•Merupakan indikator paling sensitif untuk menilai efikasi dialisis
•Penilaian aspek fisik dan mental
•Dipengaruhi faktor sosial (transportasi ke pusat dialisis, lama waktu menunggu
sebelum terapi dimulai, penyesuaian waktu dialisis dengan waktu kerja/sekolah,
kurangnya aktivitas).
•DEPRESI (Beck depression index).
•Latihan fisik, occupational therapy programs, waktu berdiskusi pasien dan staf
KONSEP ADEKUASI DIALISIS TERBARU DARI KDIGO

Anda mungkin juga menyukai