Sistem Bilangan Real
Sistem Bilangan Real
1. 0a = 0, untuk setiap a di R .
2. Jika a < b dan c bilangan real positif sebarang, maka ac < bc.
N Bukti :
Karena a < b, maka b – c > 0. Perhatikan bahwa
bc – ac = (b – c)c > 0.
T Jadi ac < bc.
Bukti :
Menurut sifat trikotomi, berlaku salah satu dari: (i) x = 0, atau
H (ii) x > 0, atau –x > 0. Jika x=0, maka x2 = xx – 0. Jika x > 0,
maka x2 = xx > 0. Jika –x > 0, maka x2 = (-x)(-x) > 0.
LATIHAN
Sebagai catatan, kedua sifat pada sistem bilangan real di atas berlaku juga pada sistem
bilangan rasional. Sedangkan sistem bilangan bulat dan sistem bilangan asli
mempunyai sifat yang berbeda dengan sistem bilangan real dan hal ini akan dibahas
lebih jauh pada teori bilangan
KETAKSAMAAN
a 1
Contoh 2 : Misalkan a, b, dan c adalah bilangan real
positif dan a + b + c =1. Tunjukkan bahwa
1 1 1
9
a b c
Penyelesaian: Dari a + b + c = 1 diperoleh
1 b c 1 a c 1 a b
1 1 1
a a a b b b c c c
sehingga
1 1 1 b c a c a b
=
1 +
1 + 1
a b c a a b b c c
a b a c c b
= 3
b a c a b c
a b a c c b
Menurut contoh 1, 2 , ≥ 2, ≥ 2. Oleh karena itu
b a c a b c
1 1 1
2+2+2+3= 9
a b c
Contoh 3 : Buktikan bahwa jika a dan b bilangan real positif
maka
a 2 b2 ab 2
≥ ≥ ab ≥1 1
2 2 a b
a 2 b2 a b 2
ab
2 2 1
a b1
2 2 2
a1 a2 an
QM =
n
AM = a
GM = a1a2 an
n
n
HM = 1
a1 1
a2 1
an
TEOREMA
Sifat :
Jika a, b, c dan x, y, z sebarang bilangan real, maka
(ax + by + cz)2 ≤ (a2 + b2 + c2) (x2 + y2 + z2)
dan terjadi sama dengan jika dan hanya jika a : b : c = x : y : z
Teorema :
Untuk bilangan – bilangan real ai dan bi (i = 1, 2, … , n) berlaku
2 2 2 2 2 2
a
( a1b1 + a2b2 + … + anbn ) ≤ ( 1
2 a 2 ... a b
n) ( 1 b2 ... bn)
atau
n n n
ai bi a b i i
i 1 i 1 i 1
n n n
NILAI
MUTLAK
Perkenalan
Kesimpulan :
• Jarak dari 2 ke 0 adalah 2 – 0 = 2, jarak dari –2 ke 0 adalah 0 – ( –2) = 2.
• Bila x > 0, jarak dari x ke 0 adalah x – 0 = x, bila y < 0, jarak dari y ke 0 adalah
0 – y = –y . Perhatikan bahwa di sini –y adalah bilangan positif karena y < 0.
Bila z = 0 maka jarak z ke 0 adalah 0.
• Dari kenyataan ini, jarak dari x ke 0 adalah x bila x ≥ 0, dan jarak dari x ke 0
adalah –x bila x < 0. Hasil ini dapat ditulis dalam bentuk
x, bila x 0
jarak x ke 0 =
x, bila x 0
Nilai Mutlak dari Bilangan Real x
Definisi :
Nilai mutlak dari bilangan real x, ditulis x ,
didefinisikan sebagai
x, bila x 0
x
x, bila x 0
Perhatikan gambar berikut, titik 0 membagi garis bilangan atas dua
daerah : x ≥ 0 dan x < 0. Pada daerah x ≥ 0 berlaku x x, dan pada
daerah x < 0 berlaku x x. . Dalam hal ini kita mengatakan
bahwa x berganti pada titik 0
Definisi
Bentuk Akar
2 2
• Jika a ≥ 0, maka x a a x x x a
2 2
• Jika a ≥ 0, maka x a x a atau x a x a
x a, bila x a
xa
a x, bila x a
Catatan.
Berdasarkan sifat pertama dan
kedua, kita dapat mengkuadratkan
bentuk pertaksamaan dengan nilai
mutlak bila syaratnya telah dipenuhi.
Untuk pertaksamaan yang memuat
lebih dari satu bentuk nilai mutlak, sifat
ketiga digunakan pada garis bilangan.
CONTOH 1
Tentukan himpunan jawab pertaksamaan 3x 2 1
Jawab :
3x 2 1
3 x 2 1 atau 3 x 2 1
3x 1 atau 3 x 3
1
x 3
atau x 1
Himpunan jawab =
, 1 1,
3
CONTOH 2
Tentukan himpunan jawab pertaksamaan x2 x 2
Jawab :
x2 x 2
2 x2 x 2
x 2 x 2 0 dan x 2 x 2 0
x 122 1 34 0 dan ( x 1) ( x 2) 0
definit positif 1 x 2
Himpunan Jawab =
R 1,2 1,2
CONTOH 3
Tentukan himpunan jawab pertaksamaan 2 x x 1 2
Jawab :
Tuliskan pertaksamaannya tanpa bentuk nilai mutlak
dengan menggunakan sifat
x, bila x 0 x 1, bila x 1
x dan x 1
x, bila x 0 1 x, bila x 1
Proses penyelesaiannya pada garis bilangan adalah sebagai
berikut.
x<0 0≤x<1 x≥1
x x xx xx
x 1 1 x x 1 1 x x 1 x 1
Gantikan ke pertaksamaannya Gantikan ke pertaksamaannya Gantikan ke
pertaksamaannya
2x 1 x 2 2x 1 x 2 2x x 1 2
3x 1 2 x 1 2 3x 1 2
3x 1 x 1 3x 3
x 13 x 1
Himpunan jawab = 3 , 0 0,1 1 3 ,1
1 1
SUKU BANYAK (POLINOM)
Misalkan F menyatakan sistem bilangan real,
sistem bilangan rasional atau bilangan kompleks
dan n adalah bilangan bulat tidak negatif.
Bentuk
n an 1 n 1 a1 a0
x x ..... x 0
an an an
R A B {(a, b); a A, b B}
Contoh
Misalkan A = {1, 2} dan B = {a, b, c}
Maka beberapa relasi dari himpunan A ke
himpunan B adalah:
– R1 = {(1, a), (1, b), (2, a), (2, c)}
– R2 = {(1, a), (2, b)}
Peta dan Prapeta Fungsi
Dari relasi yang ada, terdapat relasi
khusus yang memenuhi sifat bahwa setiap
elemen di domain mempunyai tepat satu
pasangan di kodomain. Relasi khusus
itulah yang disebut sebagai fungsi.
Contoh 3
Misalkan A = {a, b} dan B = {1, 2} maka,
Produk kartesius antara A dan B adalah:
A B {( a, 1), (a, 2), (b, 1), (b, 2)}
Misalkan n(AB) adalah banyaknya anggota
AB , maka relasi dari A ke B ada sebanyak
2n ( AB ) 24 16
yaitu,
R1 { }, R2 {(a,1)}, , R16 A B {(a,1), (a, 2), (b,1), (b, 2)}
Dari semua relasi ini yang memenuhi sifat
fungsi dari A ke B adalah
Sifat :
• Jika n(A) = p dan n(B) = q , maka
banyaknya fungsi yang dapat terbentuk
dari himpunan A ke himpunan B adalah qp
Pengertian Peta dan Prapeta
Fungsi
Misalkan y f (x ) adalah suatu fungsi, dengan domain D f
dan range R f , maka
a.Jika x D f maka f (x) disebut peta dari x.
b.Jika y R f maka himpunan {x D f ; f ( x) y}
disebut prapeta dari y, dan dinotasikan dengan f 1 ( y )
c.Jika A D f , maka f ( A) { f ( x); x A} disebut peta dari himpunan A.
1
d.Jika B R f , maka f ( B) {x D .
f ; f ( x ) B} disebut prapeta dari himpunan B.
Peta dan prapeta suatu interval dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep
pertidaksamaan, sehingga untuk contoh ini dapat dijelaskan sebagai berikut,
2
Proses menentukan peta dari interval [0,3] oleh fungsi y f ( x) x
x 0,3
0 x3
0 x2 9
0 f ( x) 9
2
Jadi, peta dari interval [0,3] oleh fungsi y f ( x) x adalah interval [0,9].
Sementara
, itu, proses untuk menentukan prapeta dari interval [0,9] oleh fungsi
y f ( x) x 2
f ( x) 0,9
x 2 0,9
0 x2 9
3 x 3
2
Jadi, prapeta dari interval [0,9] oleh fungsi y f ( x) x adalah interval [-3,3].
Operasi-operasi pada fungsi
Operasi-operasi dasar pada fungsi diantara
lain adalah:
• (f + g)(x) = f(x) + g(x)
• (f - g)(x) = f(x) - g(x)
• (f g)(x) = f(x)g(x)
• (f /g)(x) = f(x)/g(x); g(x) 0
• (f n)(x) = (f(x))n
• n f ( x) n f ( x)
Klasifikasi jenis fungsi
Secara umum jenis fungsi dibagi menjadi
tiga, yaitu:
• Fungsi Aljabar
• Fungsi Transenden
• Fungsi Campuran
Fungsi Aljabar
Sebuah fungsi disebut fungsi aljabar jika
fungsi tersebut dibentuk dari fungsi
konstan (f(x) = k) dan fungsi identitas
(f(x) = x) melalui operasi-operasi dasar
fungsi (penambahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, pemangkatan dan
penarikan akar).
Contoh dari fungsi aljabar adalah:
a. Fungsi polinomial
f ( x) a n x n a n 1 x n 1 a1 x a 0 ; a n 0
dimana ai R, i = 0, 1, …, n dan n bilangan bulat nonnegatif.
b. Fungsi Rasional
Fungsi rasional adalah pembagian antara dua fungsi polinomial
a n x n a n 1 x n 1 a1 x a 0
f ( x)
bm x m bm 1 x m 1 b1 x b0
c. Fungsi-fungsi lain yang terbentuk dengan melakukan operasi-operasi
dasar fungsi, seperti:
f ( x) 3 3x
( x 1) x
g ( x)
x2 5
h( x) x x 2 10 x 45
Fungsi Transenden
Fungsi campuran adalah fungsi yang terbentuk dari fungsi aljabar dan
fungsi transenden, seperti:
f ( x) 3 x sin x
h( x) 2 x log x x 2
Fungsi-fungsi khusus
a.Fungsi genap
Sebuah fungsi f disebut fungsi genap jika
f ( x ) f ( x)
Sebuah fungsi genap dapat kita lihat karakteristik pada grafiknya, yaitu
simetris terhadap sumbu y.
b.Fungsi ganjil
Sebuah fungsi f disebut fungsi ganjil jika
f ( x) f ( x)
Sebuah fungsi ganjil dapat kita lihat karakteristik pada grafiknya, yaitu
simetris terhadap titik asal (0, 0).
c.Fungsi Bilangan Bulat Terbesar
Jika x bilangan real maka x
menyatakan bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan x.
Fungsi Komposisi
Fungsi f dan g pada gambar di bawah memenuhi Rf ∩ Dg ≠ Ø.
Fungsi komposisi dari g dan f (f dilanjutkan g), ditulis g○ f,
adalah suatu fungsi yang daerah asalnya himpunan bagian dari
Df dan aturannya ditentukan oleh (g○ f) (x) = g(f(x)) . Daerah asal
dan daerah nilai fungsi g○ f adalah Dg○ f = {x Df : f(x)Dg} dan
Rg○ f = {y Rg : y = g(t), t Rf}. Diagram panah fungsi komposisi
g○ f diperlihatkan pada gambar berikut:
Contoh
Jika f(x) = x dan g(x) = 1 – x2, tentukan
fungsi g ○ f dan f ○ g beserta daerah asal dan
daerah nilai fungsi komposisinya.
Jawab
Daerah asal dan daerah nilai fungsi f dan g adalah
D f 0, , R f 0, , D g R, dan Rg ,1
Fungsi g ○ f Karena Rf ∩ Dg = 0, Ø, maka fungsi g ○ f terdefinisi
dengan aturan
( g f )( x) g f ( x) g ( x ) 1 x
f(x) = f ( ax + b ) = px2 + q x + r
diinverskan
c nc
i 1
Teorema
Kelinearan Sigma
Misalkan {ai}, dan {bi}menyatakan dua barisan
dann c suatun konstanta, maka:
1. i 1
cai c ai
i 1
n n n
2. (a
i 1
i bi ) ai bi
i 1 i 1
n n n
3. (a
i 1
i bi ) ai bi
i 1 i 1
Beberapa Penjumlahan Khusus
n
nn 1
1. i 1 2 3 ... n
i 1 2
n
nn 12n 1
2.
i 1
2 2 2 2
i 1 2 3 ... n 2
6
nn 1
n 2
3.
i 1
i 3
13
2 3
3 3
. . . n 3
2
n
nn 1 6n 3 9n 2 n 1
4.
i 1
4 4 4 4
i 1 2 3 ... n 4
30
Rumus-Rumus Pola Bilangan
1. Jumlah dari n bilangan asli ganjil yang pertama = n2
2 Jumlah dari n bilangan asli genap yang pertama = n(n + 1)
3. Pada pola bilangan segitiga Pascal , jumlah bilangan pada
baris ke n = 2n – 1
4. Bilangan persegi yang ke n = n2
5. Bilangan persegi panjang yang ke-n = n(n + 1)
1
6. Bilangan segitiga yang ke n = n(n + 1)
2
7. Pasangan bilangan yang hasil penjumlahannya sama
dengan hasil perkaliannya adalah
n
n dan dengan n > 1
n 1
n n
n+ =nx
n 1 n 1
Barisan dan Deret Matematika
Bentuk umum :
• a, a + b, a + 2b, a + 3b, … , a + (n + 1)b
• U1, U2 , U3 , U4 , … , Un
RUMUS RINGKAS
Selisih
3a + b 5a + b 7a + b
Selisih kedua
2a 2a
Contoh
Carilah pola bilangan -1, 0, 3, 8, 15, 24, …
Penyelesaian :
Suku ke 1 2 3 4 5 6 7 …
Besar suku -1 0 3 8 15 24 … …
Selisih pertama 1 3 5 7 9
Selisih kedua 2 2 2 2
Berdasarkan pola di atas maka :
2a = 2 a=1
3a + b = 3 + b = 1, b = -2
a + b + c = 1 – 2 + c = -1, c = 0
Jadi pola : Un = an2 – 2n + 0 = n2 – 2n + 0
Jika kita mengetahui suatu pola bilangan mempunyai selisih
ketiga yang konstan, maka rumusan dari pola bilangan
tersebut adalah
Un = an3 + bn2 + cn + d
Perhatikan gambar berikut
Suku ke 1 2 3 4
Selisih ketiga 6a
Contoh :
Carilah pola bilangan 4, 15, 38, 79, 14
4 15 38 79 144
11 23 41 65
12 18 24
6 6
Berdasarkan pola di atas diperoleh
6a = 6 → a = 1
12a + 2b = 12
12 + 2b = 12
2b = 0
b=0
7a + 3b + c = 11
7 + 0 + c = 11
c=4
a+b+c+d=4
1+0+4+d=4
d=−1
Jadi suku ke n adalah Un = n3 + 4n – 1
SISTEM PERSAMAAN
Persamaan Linier
Definisi :
Persamaan linear adalah suatu kalimat matematika terbuka
yang variabel berderajat (berpangkat) satu.
Bentuk Umum :
Bentuk umum dari sebuah persamaan linear adalah:
ax = c (1 variabel)
ax + by = c (2 variabel)
ax + by + cz = d (3 variabel)
dimana a, b, c dan d konstanta.
Penyelesaian (solusi) Persamaan Linear
f2 (x1 , x2 , … , xn) = c2
. .
. .
fm(x1 , x2 , … , xn) = cm
Penyelesaian (Solusi)
Sistem Persamaan Linier
untuk penyelesaian
a b c
Kasus 1. , maka SPL punya banyak
p q r
solusi
a b
p q
Kasus 2. , maka SPL punya tepat satu
solusi a b c
p q r
Definisi :
salah satu metode yang sederhana, yaitu dengan cara
menghilangkan suatu atau beberapa variabel dari
semua persamaan yang lain, sehingga diperoleh
nilai dari variabel yang kita inginkan. Setelah itu
mensubstitusikan nilai variabel yang telah kita
peroleh tersebut ke dalam persamaan-persamaan
lain sehingga diperoleh nilai variabel-variabel
lainnya.
Contoh
Diketahui SPL berikut
x 5 y 10
2x 6 y 4
Tentukanlah solusinya !
Penyelesaian :
SPL yang diberikan sama dengan SPL berikut ini:
2 x 10 y 20
2x 6 y 4
Dengan mengeliminasi kedua persamaan linear
tersebut, akan diperoleh 4y = 16, sehingga diperoleh
y=4. Selanjutnya substitusikan nilai y=4 ke dalam
salah satu persamaan linear yang ada, sehingga
diperoleh
2x 6 y 4
2 x 6(4) 4
2 x 20
20
x 10
2
Contoh :
persamaan non linear 1 , 2 dan 3 variabel adalah:
2x2 = 6
x2 + 5y = 10
2xy + 6y = 4 log (x)
x + 2y1/2 – z = 2x2
Definisi : sistem persamaan non linear (SPNL)
Suatu sistem persamaan non linear adalah
kumpulan dari beberapa persamaan non linear
yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Contoh :
SPNL dengan 2 variabel dari 2 SPNL dengan 3 variabel dari 3
Persamaan Persamaan
x ( x 2) 2 y z 2
xy 5 y 10
3x y 2 z 7
2 x 6 xy 4 2 x 3 y 2 z 11
2 5
x y 1 5 x 2 y 3 z 2 xy
3 4
3x y 4 z 9 y
4 x 3 y yz 1
x y
Penyelesaian (solusi)
Sistem Persamaan Non Linier
Di dalam mencari solusi SPNL tidak ada metode yang baku,
namun kita bisa mencoba dengan pemisalan variabel,
substitusi atau eliminasi.
Contoh :
Tentukan solusi dari sistem berikut ini:
2 5
x y 1
3 4
4
x y
Penyelesaian :
1 1
Dengan pemisalan suatu variabel baru a dan b akan
x y
diperoleh sistem persamaan linear, yaitu:
2a 5b 1
3a 4b 4
16
yang jika kita mencari solusinya akan diperoleh a dan
23
11 1 23 1 23
b x
, sehingga dany .
23 a 16 b 11
Dan
Tetaplah Tersenyum …