Anda di halaman 1dari 35

DASAR HUKUM

BEA METERAI

UNDANG-UNDANG
NO 13 TAHUN 1985

UNDANG-UNDANG
NO. 10 TAHUN 2020
meterai tempel desain tahun 2009 tidak dapat
ditukarkan dengan meterai tempel desain tahun
2014
SPESIFIKASI
METERAI

Berlaku Mulai 1 Januari 2021


Perbedaan Pajak dan Bea
Ada beberapa ciri dalam Bea :

Bea tidak diperlukan nomor identitas baik untuk wajib pajak


maupun objek pajaknya

Saat pembayaran pajak (bea, red) terjadi lebih dahulu daripada


saat terutang.

Frekuensi pembayaran pajak (bea, red) terutang dapat


dilakukan secara insidentil ataupun berkali-kali dan tidak
terikat dengan waktu
Pengertian Bea Meterai
Pasal 1 angka 1 UU Bea Meterai

“ Bea Meterai adalah pajak atas dokumen.

Pasal 1 angka 2 UU Bea Meterai

“ Dokumen adalah sesuatu yang ditulis atau tulisan, dalam


bentuk tulisan tangan, cetakan, atau elektronik, yang
dapat dipakai sebagai alat bukti atau keterangan.
Bea Meterai dikenakan 1 (satu) kali untuk setiap Dokumen
(Pasal 4 UU Bea Meterai)
Objek, Pihak, Saat Terutang, dan Tarif
OBJEK THRESHOLD PIHAK YANG TERUTANG SAAT TERUTANG TARIF
(Pasal 3) (Pasal 3) (Pasal 9) (Pasal 8) (Pasal 5)

Surat perjanjian, beserta rangkapnya -


Masing-masing pihak atas Saat dibubuhi tanda
Akta notaris beserta grosse, salinan, dan kutipannya -
dokumen yang diterimanya tangan
Akta PPAT beserta salinan dan kutipannya -
Surat berharga - Pihak yang menerbitkan dokumen
Dokumen transaksi surat berharga, termasuk Pihak yang menerima dokumen Saat selesai dibuat
-
dokumen transaksi kontrak berjangka
Surat keterangan, pernyataan, atau surat lainnya yang
-
sejenis, beserta rangkapnya
Dokumen lelang - Saat diserahkan Rp10.000
Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nilai Pihak yang menerima dokumen kepada pihak untuk
nominal lebih dari Rp5.000.000,00 yang: siapa dokumen
1. menyebutkan penerimaan uang Rp5.000.000 tersebut dibuat
2. berisi pengakuan bahwa utang seluruhnya atau
sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan

Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti di Pihak yang mengajukan dokumen Saat diajukan ke
-
pengadilan pengadilan
Dokumen yang dibuat di luar negeri sesuai Pihak yang menerima manfaat atas Dokumen digunakan
ketentuan dokumen di Indonesia
Non-Objek Bea Meterai
Bea Meterai tidak dikenakan atas Dokumen berupa: 1
dokumen yang terkait lalu lintas orang dan barang tanda terima pembayaran gaji,
uang tunggu, pensiun, uang
1. surat penyimpanan barang tunjangan, dan pembayaran
lainnya yang berkaitan dengan
2. konosemen hubungan kerja, serta surat yang
diserahkan untuk mendapatkan
3. surat angkutan penumpang dan barang pembayaran dimaksud
4. bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang
tanda bukti penerimaan uang negara
5. surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan
dari kas negara, kas pemerintah
pengirim
daerah, bank, dan Lembaga lainnya
6. surat lainnya yang dapat dipersamakan dengan surat yang ditunjuk oleh negara
sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai
dengan angka 5 berdasarkan ketentuan peraturan
segala bentuk ijazah perundang-undangan

Pasal 7 UU Bea Meterai


Non-Objek Bea Meterai
Bea Meterai tidak dikenakan atas Dokumen berupa: 2
kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk dokumen yang menyebutkan simpanan
penerimaan lainnya yang dapat dipersamakan uang atau surat berharga, pembayaran uang
dengan itu yang berasal dari kas negara, kas simpanan kepada penyimpan oleh bank,
pemerintahan daerah, bank, dan lembaga koperasi, dan badan lainnya yang
lainnya yang ditunjuk berdasarkan ketentuan menyelenggarakan penyimpanan uang, atau
peraturan perundang-undangan pengeluaran surat berharga oleh kustodian
kepada nasabah
tanda penerimaan uang yang dibuat untuk
keperluan intern organisasi tanda pembagian keuntungan, bunga, atau
imbal hasil dari surat berharga, dengan
surat gadai nama dan dalam bentuk apa pun
dokumen yang diterbitkan atau dihasilkan
oleh Bank Indonesia dalam rangka
pelaksanaan kebijakan moneter

Pasal 7 UU Bea Meterai


Pembayaran Bea Meterai

Meterai Tempel
Meterai Elektronik
Meterai Dalam Bentuk Lain
Surat Setoran Pajak
Meterai Tempel
Ciri-ciri umum meterai tempel adalah:
gambar lambang negara Garuda Pancasila

frasa “Meterai Tempel”

angka yang menunjukkan nilai nominal

Selain memiliki ciri umum, meterai tempel juga memiliki


ciri khusus sebagai unsur pengaman pada desain, bahan,
dan teknik cetak.
Meterai Tempel

Dilakukan dengan membubuhkan meterai tempel yang sah dan berlaku, serta belum
pernah dipakai
Ketentuan pembubuhan:
a. meterai tempel direkatkan dengan utuh dan tidak rusak di tempat tanda tangan akan
dibubuhkan
b. tanda tangan dibubuhkan sebagian di atas kertas dan sebagian di atas meterai tempel,
disertai pencantuman tanggal, bulan, dan tahun penandatanganan

Meterai tempel memiliki ciri umum dan ciri khusus, yang tercantum dalam Lampiran
Tambahan ciri khusus pada meterai tempel ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Our Center
Venus has a beautiful name and is the
second planet from the Sun. It’s terribly
hot—even hotter than Mercury—and its
atmosphere is extremely poisonous. It’s
the second-brightest natural object in the
night sky after the Moon
Meterai Elektronik

Memberikan kesetaraan antara


dokumen kertas dan elektronik

Memberikan kemudahan dalam


pembayaran bea meterai yang terutang
atas dokumen berbentuk elektronik
Meterai Elektronik

1. Gambar lambang negara


Garuda Pancasila
2. Tulisan “METERAI ELEKTRONIK”

3. Angka “10000” dan


Tulisan “SEPULUH RIBU RUPIAH”

4. Kode unik

Pembayaran Bea Meterai dengan menggunakan Meterai Elektronik


dilakukan dengan membubuhkan Meterai Elektronik melalui Sistem Meterai Elektronik,
pada Dokumen yang terutang Bea Meterai
Meterai Dalam Bentuk Lain

METERAI TERAAN

METERAI KOMPUTERISASI

METERAI PERCETAKAN
(Meterai percetakan hanya digunakan dalam pemungutan Bea
Meterai atas surat berharga berupa cek dan bilyet giro)
Meterai Dalam Bentuk Lain

Meterai Teraan Meterai Komputerisasi Meterai


Percetakan
Ketentuan  Pembayaran Bea Meterai dengan menggunakan Meterai Dalam Bentuk Lain dilakukan oleh Pembuat Meterai dengan
Pembubuhan membubuhkan Meterai Dalam Bentuk Lain pada Dokumen yang terutang Bea Meterai
 Dalam hal dokumen terdiri atas dua lembar atau lebih, Meterai dibubuhkan pada lembar pertama dokumen
 Pembuat Meterai wajib melakukan deposit  Pembubuhan dilakukan berdasarkan
 Pembubuhan meterai mengurangi saldo deposit sebesar nilai nominal meterai permintaan Pemungut Bea Meterai
Deposit yang dibubuhkan tanpa didahului deposit
 Pemungut Bea Meterai wajib melakukan
penyetoran Bea Meterai
 warna teraan merah  tulisan “BEA METERAI LUNAS”  tulisan “METERAI PERCETAKAN”
 logo Kementerian Keuangan  angka yang menunjukkan tarif  logo Kementerian Keuangan
 tulisan “Direktorat Jenderal Pajak”  angka yang menunjukkan tarif
 logo dan/atau tulisan nama Pembuat  nama Pembuat Meterai
Meterai
Unsur-unsur  tulisan “METERAI TERAAN”
 angka yang menunjukkan tarif
 tanggal, bulan, dan tahun
pembubuhan
 nomor mesin
 kode unik.
Izin Pembuatan
 Pembuat Meterai dapat melakukan pemindahbukuan
Meterai Dalam Bentuk Lain
atau pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang
seharusnya tidak terutang atas:
a. penyetoran yang tidak berhasil generate kode deposit
b. deposit yang masih tersisa pada saat dilakukan  MDBL meliputi meterai teraan, meterai komputerisasi,
pencabutan izin berdasar permohonan WP PBK dan meterai percetakan
 Dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- SKPLB MDBL  Pembuatan MDBL dilaksanakan oleh Pembuat Meterai
undangan di bidang perpajakan 01
06
Dirjen Pajak melalui Kepala KPP tempat Pembuat 02 Pembuat Meterai adalah WP yang:
Meterai diadministrasikan dapat melakukan PENCABUTA a. memiliki MTMD, untuk membuat meterai teraan
KRITERIA
pencabutan izin pembuatan MDBL berdasarkan N IZIN b. terutang Bea Meterai lebih dari 1.000 dokumen dalam 1 bulan dan
permohonan Pembuat Meterai atau secara jabatan 05 memiliki perangkat, untuk membuat meterai komputerisasi
03 c. menyelenggarakan usaha percetakan serta mendapat izin Botasupal
dan penetapan sebagai perusahaan pencetak warkat debet dan
 Pembuat Meterai yang telah memperoleh izin harus 04 dokumen kliring dari BI, untuk membuat meterai percetakan
menyetorkan Deposit sebelum membuat MDBL (kecuali DEPOSIT PEMBERIAN
meterai percetakan) IZIN
 Kode deposit untuk meterai teraan 411611 – 2xx  Untuk menjadi Pembuat Meterai, WP harus mengajukan permohonan izin
 Deposit meterai teraan sebesar 15jt atau kelipatannya pembuatan MDBL secara tertulis kepada Dirjen Pajak melalui Kepala KPP
 Kode deposit untuk meterai komputerisasi 411611 – 101, tempat WP terdaftar
sebesar perkiraan kebutuhan pemeteraian  Atas permohonan izin diberikan bukti penerimaan
 Kesalahan deposit pada meterai teraan tidak dapat  Berdasarkan permohonan izin, Dirjen Pajak melalui Kepala KPP tempat WP
meng-generate kode deposit terdaftar menerbitkan surat izin atau surat penolakan permohonan izin,
 Pembuat Meterai dilarang membuat paling lama 5 hari kerja sejak tanggal bukti penerimaan
komputerisasi dengan jumlah yang melebihi deposit
meterai
 Pembuat meterai komputerisasi dan meterai percetakan
wajib menyampaikan laporan pembuatan meterai ke KPP
tempat Pembuat Meterai terdaftar paling lama tanggal
10 setiap bulan
Surat Setoran Pajak

SUBJEK
Pembayaran Bea Meterai dengan menggunakan SSP dilakukan hanya untuk
pembayaran Bea Meterai oleh Pihak Yang Terutang

KRITERIA
 Pemeteraian kemudian atas dokumen yang digunakan sebagai alat bukti
di pengadilan, dengan jumlah lebih dari 50 dokumen Pembayaran paling lama 30 hari
 Meterai tempel tidak tersedia atau tidak dapat digunakan sejak saat terutangnya Bea Meterai,
 Terjadi kegagalan Sistem Meterai Elektronik dalam hal:
 meterai tempel tidak tersedia
atau tidak dapat digunakan
TATA CARA  terjadi kegagalan Sistem Meterai
 menyetorkan Bea Meterai yang terutang ke kas negara, menggunakan Elektronik
formulir SSP atau kode billing dengan KAP 411611 dan KJS 100
 membuat daftar dokumen, dalam hal pembayaran dilakukan atas dua
atau lebih dokumen yang terutang Bea Meterai
 melekatkan SSP yang telah ditera NTPN dengan dokumen yang terutang
Bea Meterai atau daftar dokumen
Penentuan Keabsahan Meterai

Meterai Penentuan
Meterai Meterai
Bentuk
Tempel Elektronik
Lain Keabsahan
Meterai

Pembayaran sah sepanjang Pembayaran sah sepanjang Pembayaran sah sepanjang  Dirjen Pajak menentukan
memenuhi ketentuan: memenuhi ketentuan: memenuhi ketentuan: keabsahan Meterai, dalam hal
 menggunakan meterai tempel  pembubuhan dilakukan  Pembubuhan dilakukan oleh diperlukan
yang sah dan berlaku, serta melalui Sistem Meterai Pembuat Meterai,  Keabsahan Meterai ditentukan
belum pernah dipakai Elektronik  Deposit cukup (untuk meterai berdasarkan hasil penelitian
 memenuhi ketentuan  Meterai elektronik yang teraan dan komputerisasi) keabsahan Meterai
pembubuhan meterai tempel dibubuhkan pada dokumen  Pembubuhan meterai  Dirjen Pajak dapat meminta
memiliki kode unik dan percetakan berdasarkan keterangan atau penjelasan dari
keterangan tertentu permintaan Pemungut pihak yang melaksanakan
 Unsurnya sesuai pencetakan meterai tempel atau
ketentuan pembuatan meterai elektronik
Tidak memenuhi ketentuan?
Pembayaran Bea Meterai tidak sah dan dokumen dianggap tidak bermeterai
Pemeteraian Kemudian
Dilakukan untuk:
Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau
kurang dibayar

Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti


pengadilan

* Pihak yang wajib membayar Bea Meterai melalui Pemateraian

Kemudian
PIHAK
Pasal 10 - 11
Pemungu
t
Pemungutan Bea Meterai yang terutang atas Dokumen
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
dapat dilakukan oleh pemungut Bea Meterai.

Kewajiban Pemungut Bea Meterai:


Memungut Bea Meterai yang terutang atas dokumen
tertentu dari pihak yang terutang
Menyetorkan Bea Meterai ke kas negara
Melaporkan pemungutan dan penyetoran Bea Meterai
ke kantor DJP

* Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan pemungut dan tata cara pemungutan,
penyetoran, dan pelaporan Bea Meterai diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 151 Tahun 2021
Penetapan Pemungut Bea Meterai

Data/Informasi

Surat Penetapan
sebagai Pemungut Pemungut
Bea Meterai Bea Meterai

Surat Pemberitahuan
untuk ditetapkan sebagai
Pemungut Bea Meterai
Penetapan berlaku pada awal bulan berikutnya
setelah tanggal Surat Penetapan sebagai Pemungut Bea Meterai
Objek dan Kriteria

OBJEK PEMUNGUTAN KRITERIA PEMUNGUT

surat berharga berupa cek dan bilyet giro WP yg memfasilitasi penerbitan dokumen

 dokumen transaksi surat berharga


 surat keterangan, surat pernyataan, atau surat lainnya yang sejenis WP yang menerbitkan dan/atau
 dokumen yang menyatakan jumlah uang lebih dari Rp5 juta, yang: memfasilitasi penerbitan dokumen,
 menyebutkan penerimaan uang dengan jumlah lebih dari 1.000
 berisi pengakuan bahwa utang seluruhnya atau sebagiannya dokumen dalam 1 bulan
telah dilunasi atau diperhitungkan

Dokumen yang mendapat fasilitas PEMBEBASAN dari pengenaan Bea Meterai DIKECUALIKAN dari pemungutan Bea Meterai
Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan

OBJEK SAAT PEMUNGUTAN CARA PEMUNGUTAN CARA PENYETORAN CARA PELAPORAN

surat berharga berupa cek Saat dokumen Membubuhkan meterai 411611 – 900  Pelaporan dengan
dan bilyet giro diterima dari pembuat percetakan melalui pembuat menyampaikan SPT
meterai meterai Masa Bea Meterai

dokumen transaksi surat Saat dokumen selesai  Membubuhkan meterai  411611 – 902, dan  Melalui
berharga dibuat elektronik pada dokumen mencantumkan NPWP sistem/aplikasi
Distributor di kolom yang
surat keterangan, surat Saat dokumen
keterangan disediakan oleh
pernyataan, atau diserahkan kepada
(untuk pemungutan DJP
surat lainnya yang pihak yang terutang
dengan membubuhkan
sejenis
meterai elektronik)
dokumen yang menyatakan  Dalam hal terjadi kegagalan
jumlah uang lebih dari 5jt,  411611 – 901
sistem meterai elektronik,
yang: pemungutan dilakukan (apabila terjadi
 menyebutkan penerimaan dengan membuat daftar kegagalan sistem
uang dokumen yang tidak dapat meterai elektronik)
 berisi pengakuan bahwa dibubuhi meterai elektronik,
utang seluruhnya atau yang dilampirkan dalam
sebagiannya telah dilunasi SPT Masa Bea Meterai
atau diperhitungkan
Kewajiban Pemungut Bea Meterai

Untuk masa pajak berikutnya, Pemungut


Permintaan meterai elektronik dari distributor, dapat meminta meterai elektronik setelah
sebesar kebutuhan pemeteraian melakukan penyetoran Bea Meterai yang
untuk 1 masa pajak pada 2 bulan pertama terutang untuk masa pajak sebelumnya
yang telah menjadi kewajibannya

24 Des ’21 1 Jan ‘22 31 Jan ‘22 10 Feb ’22 20 Feb ’22

Tanggal Batas waktu Batas waktu


surat Pemungutan penyetora pelaporan
penetapan n untuk untuk masa
masa pajak Januari 2022
(masa pajak pertama) masa pajak pajak Januari
Januari 2022 2022
WP yang Berstatus sebagai Pemungut dan Pihak yang Terutang

Kas
Negara Penyetoran

Deposit

Pembuatan
dan Distribusi Distribusi Pemungut Bea Pemungutan
Perum Peruri Distributor Pihak yang
Meterai Terutang

Pembayaran Pihak yang


Terutang * WP membayar Bea Meterai, sebagai:
Penjualan *  pihak yang terutang, atau
 pihak yang membayar Bea Meterai,
PT XXX berdasarkan kesepakatan
Mekanisme Penyetoran

Kas
Negara Penyetoran Paling Lambat 10 Feb ‘22
Pemungut menyetorkan Bea
Meterai atas pemungutan
di masa pajak Januari 2022
Deposit sebesar 600 x Rp10.000

Pembuatan
dan Distribusi Distribusi Pemungut Bea Pemungutan
Perum Peruri Distributor Pihak yang
Meterai Terutang

Tanggal 31 Des ‘21 Masa Pajak Januari 2022


Pemungut mendapat 1.000 Pemungut
kuota meterai elektronik membubuhkan 600
meterai elektronik
Sanksi
Pemungut Bea Meterai yang tidak melaksanakan kewajiban pemungutan
dan/atau penyetoran, diterbitkan SKP untuk menagih Bea Meterai yang tidak
atau kurang dipungut dan/atau tidak atau kurang disetor, ditambah sanksi
administratif sebesar 100% (seratus persen) dari Bea Meterai yang tidak
atau kurang dipungut dan/atau tidak atau kurang disetor.
Pasal 11 ayat (2) dan ayat (3) UU Bea Meterai

Bea Meterai yang wajib dibayar melalui Pemeteraian Kemudian atas


dokumen yang Bea Mterainya tidak atau kurang dibayar sebesar
Bea Meterai yang terutang ditambah sanksi administratif sebesar
100% (seratus persen) dari Bea Meterai yang terutang.
Pasal 17 ayat (1) jo. Pasal 18 ayat (2) UU Bea Meterai 2020
Pembebasan Bea Meterai

Fasilitas pembebasan dari pengenaan Bea Meterai diberikan atas dokumen:

 yang menyatakan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dalam rangka
percepatan proses penanganan dan pemulihan kondisi sosial ekonomi suatu daerah
akibat Bencana Alam
 yang menyatakan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang digunakan
untuk melaksanakan kegiatan yang semata-mata bersifat keagamaan dan/atau sosial
yang tidak bersifat komersial
 dalam rangka mendorong atau melaksanakan program pemerintah dan/atau
kebijakan lembaga yang berwenang di bidang moneter atau jasa keuangan
dokumen transaksi surat berharga dengan batas nilai nominal tertentu
 yang terkait pelaksanaan Perjanjian Internasional yang telah mengikat berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Perjanjian Internasional atau
berdasarkan asas timbal balik
Pasal 21 Larangan Pejabat
Pejabat yang berwenang dalam menjalankan tugas atau jabatannya, dilarang:
menerima, mempertimbangkan, atau menyimpan Dokumen sebagaimana
a. dimaksud dalam Pasal 3 yang Bea Meterainya tidak atau kurang dibayar

melekatkan Dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


b. yang Bea Meterainya tidak atau kurang dibayar pada Dokumen lain
yang berkaitan
membuat salinan, tembusan, rangkap, atau petikan dari Dokumen
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 yang Bea Meterainya tidak atau
kurang dibayar
c.
memberikan keterangan atau catatan pada Dokumen
d. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 yang Bea Meterainya tidak atau
kurang dibayar
Kedaluwarsa

“ Bea Meterai yang terutang menjadi kedaluwarsa


setelah jangka waktu 5 (lima) tahun sejak saat
terutang.
Pasal 23 UU Bea Meterai
Ketentuan Pidana Pasal 24

Setiap orang yang:


meniru atau memalsu Meterai yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia, dengan maksud untuk memakai
atau meminta orang lain memakai Meteri tersebut sebagai
Meterai asli, tidak dipalsu, atau sah; atau

Membuat meterai dengan menggunakan cap asli secara melawan


hukum, termasuk membuat meterai elektronik, dan meterai dalam
bentuk lain, secara melawan hukum
dipidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
Ketentuan Pidana Pasal 25
Setiap orang yang memakai, menjual, menawarkan, menyerahkan,
mempunyai persediaan untuk dijual atau memasukkan ke wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia:

Meterai dipalsu atau dibuat secara melawan hukum seolah-olah


asli, tidak dipalsu, dan dibuat secara tidak melawan hukum;
atau
Barang yang dibubuhi meterai sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, seolah-olah barang tersebut asli, tidak dipalsu, dan
dibuat secara tidak melawan hukum
dipidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah)
Ketentuan Pidana Pasal 26

Setiap orang yang dengan sengaja menghilangkan


tanda, menghilangkan ciri, atau memakai, menjual,
menawarkan, menyerahkan, mempunyai persediaan
untuk dijual, atau memasukkan ke wilayah NKRI
seolah-olah meterai tersebut belum dipakai, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
atau pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah)
Materi bersumber dari Direktorat Jenderal Pajak

Anda mungkin juga menyukai