Anda di halaman 1dari 22

Pendidikan Islam

Aqidah dalam Islam

• Konsep Aqidah
• Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah
• Sumber Dan Fungsi Aqidah
• Prinsip-Prinsip Aqidah Islam .
1. Pengertian
• Aqidah menurut bahasa berasal dari bahasa Arab, dari akar kata ‘aqada, ya’qidu, ‘aqdan,
‘aqiidatan, yang bermakna buhul, ikatan, keyakinan, kukuh, kuat.

• Menurut istilah, aqidah diartikan sebagaimana pendapat beberapa ahli berikut ini.
̠
a. ‘aqidah yakni beberapa hal yang wajib diyakini kebenarannya oleh hatimu, yang menimbulkan
ketenangan jiwa, menjadi keyakinan yang tak ada keraguan di dalamnya (Ilyas, 2004), yang dikutip
dari Hasan Al-Banna.
b. ‘Aqidah merupakan kebenaran yang dapat diterima oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan
fitrah. Kebenaran itu tersemat dalam hati manusia secara pasti serta menolak berbagai hal yang
bertentangan dengan kebenaran tersebut, pengertian ini dikemukakan oleh Abu Bakar Jabir al-
Jazairy, (Sudarsono Shobron, et al, 2005).
c. ‘Aqidah adalah keyakinan yang kukuh kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitabkitab-Nya, Rasul-
Rasul-Nya, hari akhir, takdir baik dan yang buruk, termasuk seluruh isi al-Quranul karim dan
Sunnah Shahihah yang mengandung pokok-pokok agama, berbagai perintah dan khabar atau
beritanya… (Al-Hamad, 2006).
• Beberapa defenisi di atas, memberikan penjelasan bahwa aqidah
Islam memiliki kategori sebagai berikut.
1) Keyakinan yang murni tanpa campuran apapun
2) Kebenaran yang dapat diterima akal, wahyu dan fitrah manusia
3) Kebenaran disematkan dalam hati manusia dan menolak segala hal
dengan kebenaran yang diyakininya
4) Keyakinan yang menghubungkan jiwa manusia dengan sang
pencipta, yang menimbulkan ketenangan jiwa
5) Keyakinan yang kuat dan mantap terhadap para Allah Swt, para
Malaikat-Nya, Kitabkitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari kiamat, Takdir
baik dan Takdir buru
2. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah
Hasan al-Banna mengemukakan beberapa pokok bahasan dalam ruang
lingkup aqidah Islam, yaitu sebagai berikut.
1) Hal-hal yang terkait dengan persoalan Ilâhiyât yaitu membahas
tentang berbagai hal yang berhubungan dengan Tuhan Allah (Ilâh),
yang meliputi; wujud Allah, nama dan sifat-sifat-Nya, perbuatan-
perbuatan-Nya, dan sebagainya.
2) Hal-hal yang terkait dengan Nubuwwât yaitu membahas tentang
berbagai hal yang memiliki keterkaitan dengan persoalan kenabian
dan kerasulan, termasuk membahas tentang kitab-kitab yang
diturunkan kepada para Rasul, mu’jizat, dan sebagainya.
3) Hal-hal yang berhubungan dengan Rûḥaniyyât yaitu
membahas tentang segala hal yang berhubungan dengan
alam metafisik (alam ghaib), seperti malaikat, jin, syaithan,
ruh, dan sebagainya.
4) Hal-hal yang berhubungan dengan sam'iyyât (sesuatu yang
hanya dapat diketahui lewat sam'iy (dalil al-Quran dan as-
Sunnah), seperti alam barzah, akhirat, azab kubur, tanda-
tanda kiamat, surga, neraka, dan sebagainya (Ilyas, 2004)
Golongan Ahlus Sunnah wa al-Jama’ah menetapkan ruang lingkup
pembahasan aqidah adalah merujuk pada rukun iman yang 6, yaitu:
1) Iman kepada Allah SWT.
2) Iman kepada Malaikat (termasuk pembahasan tentang makhluk
ruhani lainnya, seperti jin, iblis, dan syaithan).
3) Iman kepada Kitab-Kitab Allah
4) Iman kepada Nabi dan Rasul.
5) Iman kepada Hari Akhir.
6) Iman kepada Qadha dan Qadar.
Lihat al-Baqarah (2: 177 dan 185).
3. Sumber Dan Fungsi Aqidah
1. sumber aqidah
• sumber utama ajaran Islam, termasuk aqidah Islam adalah al-Quran
dan Hadits/Sunnah Nabi yang maqbulah. Sebagaimana firman Allah
Swt dalam Quran surah al-‘Alaq ayat 1
‫أح ٌد‬ ِ
َ ُ ‫قُ ْل ه‬
‫اهلل‬ ‫و‬
“Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.”
• Ayat tersebut adalah salah satu dari banyak ayat al-Quran yang
menunjukkan bahwa keimanan atau aqidah Islam itu hanya percaya
pada Allah yang Esa
• Dalam Q.S Al-Baqarah 2: 177 disebutkan:
ِ َّ ِ ‫رِب‬ ِ ِ ِ ِ ِ
‫وٱلْيَو‬ َ ‫بٱلله‬ ‫ءَ َام َن‬ ‫م ْن‬ َ َّ ْ‫ٱل‬ ‫ولَـٰك َّن‬ َ ‫وٱلْ َم ْغرب‬ َ ‫ٱلْ َم ْشرق‬ ‫قبَ َل‬ ‫وه ُك ْم‬ ِ ‫ج‬‫و‬ ‫ا‬۟
‫و‬ ُّ
‫ل‬‫و‬ ‫ت‬ ‫َأن‬  َّ ‫رِب‬ْ‫ل‬‫ٱ‬ ‫س‬ ‫ي‬َّ
‫ل‬
َ ُ ُ َُ َ ْ
ِ ٰ‫وٱلْ ِكتَـ‬ ‫وٱلْملَ ٰـِٓئ َك ِة‬ ‫آلخ ِر‬
‫وٱلنَّبِيِّ ۧـ َن‬ َ ‫ب‬ ِ ْ‫ال‬ ‫ِم‬
َ َ َ
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke
barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman
kepada Allah, hari akhir, malaikatmalaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi”
Ayat di atas dikuatkan dengan penggalan Hadits Nabi Saw berikut.
‫ أن تؤمن باهلل ومالئكته وكتبه ورسله واليوم‬:‫ فأخربين عن اإلميان ؟ قال‬: ‫قال‬
 ‫ وتؤمن بالقدر خريه وشره‬،‫اآلخر‬
Dia (Malaikat) berkata: beritahukan padaku tentang iman". Lalu, beliau
bersabda: "engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan hari akhir, serta beriman kepada
”…takdir baik maupun buruk
C. Fungsi Aqidah
• Secara umum, fungsi aqidah (Islam) adalah sebagai dasar bagi seluruh aktifitas
kehidupan manusia.
• Secara khusus fungsi ‘aqidah Islam mencakup berbagai hal berikut ini.
1. Membentuk kesalehan individual sebagai upaya seseorang untuk
mempersiapkan bekal kehidupan setelah mati
2. Menyelamatkan seseorang dari perbuatan-perbuatan menyimpang, baik
secara social maupun komunal, seperti syirik, tahayul, khurafat, nifaq, dan lain
sebagainya
3. Mengukuhkan keimanan dan ketakwaan seseorang yang berupaya untuk
menjadikan dirinya lebih baik di mata Sang Pencipta dan manusia lainnya
4. Membentuk akhlak mahmudah dan selalu pasrah serta berserah diri kepada
Allah di dunia, sebagai modal mencapai kebahagiaan di akhirat.
D. Prinsip-Prinsip Aqidah Islam
• Meskipun setiap kepercayaan atau agama memiliki aqidah
atau keyakinan, tetapi antara satu dengan yang lainnya
berbeda dalam hal prinsip. Demikian pula halnya dengan
aqidah Islam.
• Secara umum aqidah Islam mengandung prinsip
monotheisme (bertuhan Esa), sementara agama atau
kepercayaan yang lain, ada yang berprinsip polytheisme
(bertuhan banyak), Dinamisme (menuhankan benda), dan
Animisme (bertuhankan roh-roh leluhur), bahkan ada yang
tidak bertuhan (Atheisme).
• Adapun prinsip-prinsip yang dianut ‘aqidah Islam secara spesifik
adalah sebagai berikut:

1. Mengandung kebenaran logis yang diterima umum


• Aqidah Islam meskipun mempercayai hal-hal yang bersifat hal-hal
yang abstrak, akan tetapi secara umum keberadaan Allah bagi umat
Islam tak perlu lagi dibuktikan karena sudah sangat umum dan
terkenal.
2. Sesuai Fitrah Manusia
• Perlu disadari dan diyakini bahwa aqidah Islam itu sesuai dengan
fitrah manusia. Jika manusia tidak menggunakan rasio atau akalnya,
secara fitrah, manusia mengakui akan adanya kekuatan yang jauh
lebih kuat dari manusia itu sendiri.
• Oleh sebab itu, pada masa lalu muncul faham dinamisme, animisme
dan juga polytheisme. Hal ini membuktikan bahwa secara fitrah,
manusia mengakui ada yang lebih kuat dari dirinya, namun mereka
masih berfikir secara sederhana dan tradisional.
• Secara fitrah juga, manusia butuh pada sesuatu yang pasti, butuh
pada kedamaian dan ketenangan jiwa, butuh pada sesuatu Yang Maha
Kuat sebagai tempat berlindung.
• Hadist berikut merupakan salah satu dalil, bahwa fitrah aqidah telah
ada sejak manusia dalam kandunga.
‫نصرانه أو‬ ‫ي‬ ‫أو‬ ‫دانه‬‫و‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫اه‬
‫و‬ ‫فأب‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫ا‬‫س‬ِ‫ل‬ ‫عنه‬ ‫ب‬ِ
‫ر‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫ح‬ ‫ة‬
‫طر‬ ِ
‫الف‬ ‫على‬ ‫لد‬
ُ ُ ‫مو‬
‫و‬ ‫ي‬ ٍ
‫لود‬
ِّ ُ ِّ َ ُ ُُ َ ُ َ ُ ‫ىَّت‬ َ ْ ‫ُك ّل‬
‫جسانه‬
ّ ‫مُي‬
Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah hingga ia fasih
(berbicara). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi,
Nasrani, atau Majusi.” (HR. al-Baihaqi dan athThabarani).
3. Tidak Mengandung Keraguan Sedikitpun
Di dalam Islam aqidah harus diyakini beriringan dengan ilmu
pengetahuan.
Keyakinan harus memiliki dasar berpijak, yakni ilmu al-yaqin. Untuk
sampai pada level ilmu yakin, manusia harus melalui tahap-tahap
berikut ini:
a. Syak atau ragu
Posisi hati dan jiwa pada tahap syak, berada diantara pembenaran atau
penolakan terhadap sesuatu.
b. Zhan
• Satu dari dua hal lebih besar kecenderungannya dari pada yang
lainnya, disebabkan adanya dalil yang menguatkan.
c. Ghalabatu al-zhan
• Kecendrungan lebih kuat memilih salah satu karena sudah yakin akan
kebenarannya
d. Ilmu al-yaqin
• Keyakinan yang tidak terkontaminasi atau tercemar dengan keraguan,
sedikitpun. Inilah yang disebut dengan ilmu al-yaqin, dan tahap inilah
yang dinamakan sebagai aqidah (Nurzannah, Akrim, dan M. Yunus D,
2015).
4. Mendatangkan Ketentraman Jiwa

• ketenteraman dalam jiwa seseorang disebabkan oleh adanya


kesesuaian antara fitrah yang dimiliki dengan ideology atau
keyakinanan yang dianutnya.
• Sedangkan Ideologi atau keyakinan yang dianut seseorang merupakan
kebutuhan dari fitrah manusia itu sendiri.
• Maka keyakinan harus bersesuaian dengan fitrah
5. Menolak Segala Macam yang Berseberangan

• Dengan Keyakinan Secara logis, tidak mungkin seseorang memganut


dua keyakinan yang kuat sekaligus.
• Hal itu akan mendatangkan pertentangan atau peperangan batin (Psy
War).
6. Memiliki Tingkat Keyakinan yang Kukuh

a. Apabila informasi tentang keyakinan yang dianut didapatkan dari


beberapa sumber yang benar dan terpercaya, maka akan semakin
kukuhlah keyakinan yang dianutnya
b. Apabila seseorang sudah merasakan manfaat, kegunaan, dan
keuntungan spiritual dari keyakinan yang dianutnya, maka akan
bertambah kukuh keyakinannya bahkan tak dapat tergoyahkan oleh
keyakinan apapun.
• Tugas presentasi kelompok
• 
• Kelompok 1:
• Iman kepada Allah dan Malaikat
• 
• Kelompok 2:
• Iman kepada Kitab, dan Nabi/Rasul-Nya.
• 
• Kelompok 3:
• Iman kepada Hari Kiamat, Qadha dan Qadar
• 
• Kelompk 4:
• hal-hal yang merusak iman
• 
• Kelompok 5:
• Syirk modern dan bahayanya
Wassalam

Anda mungkin juga menyukai