Anda di halaman 1dari 16

Kaidah/ Norma di

Masyarakat
Kaedah Sosial sebagai Perlindungan Kepentingan
Kaedah Sosial

Manusia hidup bermasyarakat mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhannya.


Tujuan manusia tersebut menunjukkan bahwa di antara sesama anggota masyarakat
terjadi hubungan atau kontak dalam rangka mencapai dan melindungi kepentingannya.
Manusia sebagai pribadi pada dasar­nya dapat berbuat menurut kehendaknya atau bebas.
Tetapi manusia sebagai makhluk sosial yang hidup di masyarakat tidak dapat berbuat
bebas menurut Kehendaknya.

Dalam kontak sosial manusia dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang mengatur tingkah
laku dan sikap mereka, karena jika tidak demikian akan terjadi ketidak seimbangan
dalam masyarakat. Dengan pembawaan sikap pribadinya biasanya manusia ingin
dipenuhi kepentingannya terlebih dahulu tanpa mengingat kepentingan orang lain. Jika
keadaan seperti itu tidak diatur atau tidak dibatasi oleh ketentuan-ketentuan maka
manusia yang lemah akan tertindas. Ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia atau
yang menjadi pedoman manusia untuk berperilaku guna menjaga keseimbangan
kepentingan mereka dalam masyarakat itu dinamakan kaidah sosial./ norma
sosial.
2
Kaidah/norma Sosial :
Adalah patokan-patokan atau pedoman-pedoman perihal tingkah laku dan
perikelakuan yang diharapkan.
Kaidah berasal dari bahasa Arab / Norma berasal dari bahasa Latin
Kaidah/Norma berisi :
- Perintah, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk berbuat
sesuatu oleh karena akibat2nya dipandang baik.
- Larangan, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat
sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik.

Guna
 kaidah/norma tersebut adalah untuk memberi petunjuk kepada
manusia bagaimana seorang harus bertindak dalam masyarakat serta
perbuatan-perbuatan mana yang harus dijalankan dan perbuatan-perbuatan
mana pula yang harus dihindari.
KAEDAH (NORMA) HUKUM DAN KAEDAH SOSIAL

Faktor-faktor pendorong untuk hidup bermasyarakat


manusia ingin selalu hidup berkelompok dengan
sesamanya atau hidup bermasyarakat, karena didorong oleh
beberapa hal yakni (teori Maslow):
– Hasrat untuk memenuhi makan dan minum atau untuk
memenuhi kebutuhan ekonomis.
– Hasrat untuk membela diri.
– Hasrat untuk mengadakan keturunan.

4
Jenis-jenis Kaedah Sosial
Kaedah sosial yang menjadi pedoman manusia berperilaku dalam
masyarakat ada bermacam-macam, yaitu :
1. Kaedah agama atau kaedah kepercayaan yaitu kaedah sosial yang
asalnya dari Tuhan dan berisikan larangan-larangan, perintah-perintah
dan anjuran-anjuran. Kaedah ini merupakan tuntunan hidup manusia
untuk menuju ke arah yang baik dan benar. Kaedah agama
mengatur tentang kewajiban-kewajiban manusia kepada Tuhan dan
kepada dirinya sendiri. Pelanggaran terhadap kaedah agama ada
sanksinya, namun sanksi itu akan datang dari Tuhan. Contoh-contoh
sebagai berikut:
– Jangan memuja berhala, berbaktilah kepada Ku saja dan cintailah Aku
lebih dari segala sesuatu.
– Hormatilah ibu bapaKmu.
– Jangan membunuh.
– Jangan mencuri.
– Jangan berbuat cabul.
5
2. Kaedah kesusilaan, adalah peraturan hidup yang berasal dari suara hati
manusia. Suara hati manusia menentukan perbuatan mana yang baik dan
perbuatan mana yang buruk, oleh karenanya kaedah kesusilaan bergantung
pada setiap pribadi manusia. Manusia itu berbuat baik atau berbuat buruk
karena bisikan suara hatinya. Kaedah kesusilaan mendorong manusia untuk
kebaikan akhlak pribadinya guna penyempurnaan manusia. Kaedah
kesusilaan melarang juga manusia untuk mencuri, berbuat cabul dan lain-lain,
karena hal tersebut juga dirasa bertentangan dengan kaedah kesusilaan yang
ada dalam hati nurani setiap manusia yang normal. Kaedah kesusilaan
ditujukan kepada sikap batin manusia, asalnya dari manusia sendiri maka
yang mengancam setiap pelanggaran kaedah kesusilaan adalah batin
manusia itu sendiri. Dengan kata lain sanksi untuk mereka yang melanggar
kaedah kesusilaan bukanlah paksaan dari luar dirinya melainkan dari
batinnya sendiri, oleh karena itu kaedah kesusilaan bersifat otonom.
Contoh-contoh kaedah kesusilaan misalnya:
– Berbuatlah jujur.
– Hormatilah sesamamu.
– Jangan berzinah.
– Jangan mencuri.
– Jangan membunuh. 6
3. Kaedah kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan
dalam masyarakat tertentu. Kaedah kesopanan, dasarnya adalah
kepantasan, kebiasaan atau kepatutan yang berlaku dalam masyarakat.
Oleh karena itu kaedah kesopanan dinamakan pula kaedah sopan santun,
tata krama atau adat. Kaedah sopan santun atau kaedah kesopanan
ditujukan kepada sikap lahir setiap pelakunya demi ketertiban masyarakat
dan untuk mencapai suasana keakraban dalam pergaulan, sehingga tujuannya
bukan manusia sebagai pribadi tetapi manusia sebagai makhluk sosial yang
hidup bersama di tengah masyarakat. Sanksi terhadap setiap pelanggar
kaedah kesopanan adalah mendapat celaan dari masyarakat dimana ia
berada. Dengan demikian maka sanksi itu dipaksakan oleh kekuasaan dari
luar yaitu masyarakat. Karena itu kaedah kesopanan bersifat heteronom.
Contoh-contoh kaedah kesopanan misalnya :
– Orang muda wajib menghormati orang yang lebih tua.
– Jika seseorang akan memasuki rumah orang lain harus minta izin lebih
dahulu.
– Mempersilakan duduk seorang wanita hamil yang berada dalam kendaraan
umum yang sarat penumpang.
7
4. Kaedah hukum adalah peraturan yang dibuat atau yang dipositifkan secara
resmi oleh penguasa masyarakat atau penguasa negara, mengikat setiap
orang dan berlakunya dapat dipaksakan oleh aparat masyarakat atau aparat
negara, sehingga berlakunya kaedah hukum dapat dipertahankan. Kaedah
hukum ditujukan kepada sikap lahir manusia atau perbuatan konkrit yang
dilakukan oleh manusia. Kaedah hukum tidak mempersoalkan apakah
sikap batin seseorang itu baik atau buruk, yang diperhatikannya adalah
bagaimana perbuatan lahiriah orang itu. Kaedah hukum tidak akan memberi
sanksi kepada seseorang) yang mempunyai sikap batin yang buruk
(cogitationis poenam nemo patitut),
tetapi yang akan diberi sanksi oleh kaedah hukum adalah perwujudan
sikap batin yang buruk itu menjadi perbuatan nyata atau perbuatan
konkrit.
Namun demikian kaedah hukum tidak hanya memberikan kewajiban
saja tetapi juga memberikan hak. Asal mula dan sanksi bagi pelanggar
kaedah hukum datang dari luar diri manusia maka sifatnya heteronom.
8
Contoh-contoh kaedah hukum misalnya :
– Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing
agamanya dan kepercayaannya (Pasal 2 ayat 1 UU No.1/1974).
– Tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat
sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu (Pasal 1234 BW).
– Apabila suatu persetujuan perburuhan dibuat tertulis maka biaya akta
beserta lain-lain biaya tambahan harus dipikul oleh majikan (Pasal 1601 d
BW).
– Barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain tanpa hak, diancam
karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun
(Pasal 338 KUHP).
– Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama
lima tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah (Pasal 362
KUHP) .

9
Ciri-ciri kaedah hukum :
1. Adanya perintah dan atau larangan dan kebolehan.
2. Larangan dan perintah itu harus dipatuhi/ditaati orang dan ada sanksi
hukum yang tegas. (Imperatif)
3. Kebolehan tidak harus dipatuhi. (Fakultatif)
Setiap anggota masyarakat harus bertingkah laku sedemikian rupa
sehingga tata tertib masyarakat tetap terpelihara baik. Hukum
merupakan peraturan-peraturan yang beraneka ragam dan mengatur
hubungan orang dalam masyarakat. Hukum mewujudkan diri dalam
peraturan hidup bermasyarakat yang dinamakan kaedah hukum. Setiap
orang yang melanggar suatu kaedah hukum akan mendapat sanksi
berupa akibat hukum tertentu yang nyata. Dengan dikenakannya sanksi
bagi mereka yang melanggar kaedah hukum, maka hukum itu bersifat
mengatur dari memaksa. Sanksi di sini adalah berfungsi sebagai
pemaksa manakala seseorang tidak mau patuh dan taat pada hukum.
Jika dalam kehidupan bermasyarakat sanksi benar-benar dikenakan
secara adil kepada siapa saja yang melanggar hukum, maka akan
tercipta ketertiban dan keadilan dalam masyarakat. 10
Perbedaan antara kaidah hukum dengan kaidah
sosial lainnya :

1. Perbedaan antara kaidah hukum dengan


kaidah agama dan kesusilaan dapat ditinjau
dari berbagai segi :
• Ditinjau dari tujuannya
- kaidah hukum bertujuan untuk menciptakan
tata tertib masyarakat dan melindungi
manusia beserta kepentingannya.
- Sedangkan kaidah agama dan kesusilaan
bertujuan untuk memperbaiki pribadi agar
menjadi manusia ideal.
• Ditinjau dari sasarannya :
- kaidah hukum mengatur tingkah laku manusia dan diberi sanksi bagi
setiap pelanggarnya
- sedangkan kaidah agama dan kaidah kesusilaan mengatur sikap batin
manusia sebagai pribadi.
-Kaidah hukum menghendaki tingkah laku manusia sesuai dengan
aturan sedangkan kaidah agama dan kaidah kesusilaan menghendaki
sikap batin setiap pribadi
• Ditinjau dari sumber sanksinya
-kaidah hukum dan kaidah agama sumber sanksinya berasal
dari luar dan dipaksakan oleh kekuasaan dari luar diri
manusia (heteronom)
- sedangkan kaidah kesusilaan sanksinya berasal dan
dipaksakan oleh suara hati masing2 pelanggarnya (otonom).

• Ditinjau dari kekuatan mengikatnya


- pelaksanaan kaidah hukum dipaksakan secara nyata oleh
kekuasaan dari luar
- sedangkan pelaksanaan kaidah agama dan kesusilaan pada
asasnya tergantng pada yang bersangkutan.

 Ditinjau dari isinya


- kaidah hukum memberikan hak dan kewajiban (atribut
dan normatif)
- sedang kaidah agama dan kaidah kesusilaan hanya
memberikan kewajiban saja (normatif
2. Perbedaan antara kaidah hukum
dengan kaidah kesopanan
 Kaidah hukum memberi hak dan kewajiban, kaidah kesopanan hanya
memberikan kewajiban saja.
 Sanksi kaidah hukum dipaksakan dari masyarakat secara resmi
(negara), sanksi kaidah kesopanan dipaksakan oleh masyarakat secara
tidak resmi.
3. Perbedaan antara kaidah kesopanan dengan kaidah agama dan kaidah
kesusilaan
 Asal kaidah kesopanan dari luar diri manusia, kaidah agama dan
kaidah kesusilaan berasal dari pribadi manusia
 Kaidah kesopanan berisi aturan yang ditujukan kepada sikap lahir
manusia, kaidah agama dan kaidah kesusilaan berisi aturan yang
ditujukan kepada sikap batin manusia
 Tujuan kaidah kesopanan menertibkan masyarakat agar tidak ada
korban, kaidah agama dan kaidah kesusilaan bertujuan
menyempurnakan manusia agar tidak menjadi manusia jahat.
Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. dan Prof. Purnadi
Purbacaraka menggolongkan ke empat macam kaedah
sosial di atas menjadi dua golongan yaitu :

Kaedah Agama / Kepercayaan


ASPEK PRIBADI
Kaedah Kesusilaan

Kaedah Kesopanan
ASPEK ANTAR
Kaedah Hukum PRIBADI

16

Anda mungkin juga menyukai