KLH 8 BUMN Dan BUMD
KLH 8 BUMN Dan BUMD
dengan PP;
– Anggaran Dasar Persero harus disetujui oleh Men.
1. Pengertian
adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara
dan tidak terbagi atas saham.
2. Maksud dan Tujuan
– menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk
kemanfaatan umum berupa penyediaan barang/jasa
yang berkualitas tinggi dgn harga terjangkau
– mencari keuntungan dgn melakukan penyertaan modal
pada badan usaha lain.
4. Organ Perum
– Menteri BUMN: memberikan persetujuan atas
kebijakan pengembangan usaha Perum
diusulkan oleh Direksi
– Direksi: mengelola Perum diangkat dan
diberhentikan oleh Men.BUMN
– Dewan Pengawas: mengawasi pelaksanaan
tugas direksi dlm mengelola Perum, diangkat
dan diberhentikan oleh Men.BUMN
3. Pendirian
– Pembuatan AP yg berisi AD Perum dan disetujui
Men.BUMN
– Penerbitan dan pengundangan PP tentang Pendirian
Perum
– Status badan hukum diperoleh sejak tgl
D. Klasifikasi BUMD
1. Perusahaan Umum Daerah
2. Perusahaan Perseroan Daerah
F. Pendirian BUMD
1. Pendirian BUMD ditetapkan dengan Perda
2. Kepemilikan Modal Daerah:
a. Perum Daerah:
- Modal seluruhnya dimiliki oleh daerah dan tidak terbagi
atas saham
- Status Badan Hukum Perum Daerah diperoleh pada saat
Peraturan Daerah (Perda) mengatur mengenai
pendiriannya mulai berlaku.
b. Persero Daerah
- BUMD berbentuk PT yang modalnya terbagi atas saham
yang seluruhnya atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki
oleh 1(satu) daerah.
- Status hukum Badan Persero Daerah diperoleh sesuai dengan
UU PT (UU No.40 Thn 2007)
G. ORGAN BUMD
alat kepengurusan BUMD, terdiri dari:
1. Perum Daerah;
a. KPM (Kuasa Pemilik Modal) adl Gub/Bup/wali yang mewakili
Pemerintah Daerah dlm kepemilikan kekayaan daerah yang
dipisahkan pada BUMD.
b. Dewan Pengawas bertugas melakukan pengawasan dan memberi
nasehat kpd direksi dlm menjalankan pengurusan Perum
c. Direksi bertanggung jawab atas pengurusan unt kepentingan dan
tujuan Perum dan mewakili ke dlm dan keluar pengadilan sesuai AD
2. Persero Daerah
a. RUPS b. Komisaris c. Direksi
3. Setiap orang dlm kepengurusan BUMD dlm 1 Daerah dilarang
memiliki hub. Keluarga sampai derajat ke-3 berdasarkan garis
lurus ke atas, kebawah, kesamping, termasuk hub, perkawinan.