Anda di halaman 1dari 66

SHOW ROOM BELANJA

KERAMIK

Nama : Tri Marta Wijaya


Nim : 20124001
Dosen Pembimbing: 1. Ir. Maulina Dian P, MT.
2. Ir. Ima Rachima N, Ir. M. Ars.
BAB. 1

A. LATAR BELAKANG
Pada saat sekarang ini semuanya serba mengikuti trend yang ada sesuai berkembangnya ilmu dan teknologi.
Begitu pula dengan model keramik dari berbagai merk. Semua pabrikan keramik sanggup mengeluarkan berbagai
model yang unik, stylist, dan economis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang cenderung
konsumtif dan mudah bosan. Bagi orang kalangan atas, mereka juga selalu mengikuti perkembangan tersebut, tanpa
pikir panjang apabila ada produk terbaru dari suatu pabrikan mereka langsung memesan keramik tersebu. Dengan
demikian, adanya showroom belanja keramik sangat membantu bagi orang kalangan menengah ke bawah, mereka
dapat membeli keramik dengan harga yang terjangkau. Belanja Keramik adalah sebuah showroom keramik yang
berlokasi di Jalan Raya cikaret cibinong tepatnya di bogor yang masih menggunakan cara manual dalam melakukan
pencatatan data showroom keramik. Kegiatan pemasaran yang dilakukan selama ini juga pemasaran yang hanya
mengandalkan lokasi yang strategis dan kenalan-kenalan dekat. Cara ini kurang efektif karena belum bisa memberikan
kemudahan, efisiensi, dan keamanan yang lebih. Apalagi pada era globalisasi seperti sekarang ini setiap perusahaan
dituntut agar lebih meningkatkan kualitas pengelelohan gedung dengan tampilan semenarik dan senyaman yang mana
bertujuan untuk menarik sebanyak-banyaknya.
Showroom Belanja Keramik di daerah cibinong sudah berdiri sejak 2020 berada dibawah kepemilikan PT . Kokoh Inti Arebama Tbk.
Adapun visi misi di dirikan pt tersebut
 
VISI 
◦ Untuk menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia dengan pertumbuhan yang berkelanjutan untuk mendistribusikan produk
bahan bangunan berkualitas baik dari kedua SCG dan non produk SCG untuk melayani kebutuhan pelanggan dan kepuasan dengan upaya
tertinggi dan kontribusi dari staf yang sangat kompeten.
MISI
◦ Bertanggung jawab dalam penjualan dan pemasaran semua produk KIA dan produk bahan bangunan lainnya
◦ Untuk meningkatkan dan memperkuat jaringan distribusi nasional untuk mendukung ekspansi penjualan bisnis SCG
◦ Untuk meningkatkan proses bisnis untuk memenuhi kepuasan pelanggan dengan efisiensi rantai pasokan dan sistem TI
◦ Untuk mempertahankan komitmen yang kuat untuk mengembangkan jaringan dealer kami dan menciptakan hubungan bisnis yang
berkelanjutan bagi semua pemangku kepentingan
Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai analisis dan pengembangan sistem informasi
showroom mobelanja keramik di cikaret untuk project pengelolahan tata ruang dan perawatan gedung.
B. TUJUAN

Adapun tujuan di lakukan perombakan desain pada showroom Belanja keramik ini adalah sebagai berikut :
a) Meningkatkan kenyaman konsumen
b) Memprioritaskan pelayanan yang baik pada konsumen
c) Meningkatkan daya jual dimasyarakat
d) Terawatnya fasilitas showroom dengan baik

C. SASARAN

• Konsumen disekitar cikaret danCibinong


• Pengelola Bangunan Belanja Keramik
D. RUMUSAN MASALAH

1. Mempelajari aspek-aspek dalam sebuah bangunan sebelum melakukan managemen pada banguna
2. Mengumpulkan data keseluruhan bangunan
3. Menganalisa data
4. Menentukan program management yang akan dilakukan menyesuaikan dengan aspek yang sudah
dipelajari
E. PERMASALAHAN

Umum:
• Penataan dan pengelelohan bangunan harus memperhatikan kebutuhan semua kalangan konsumen agar
menjadi nilai tambah dalam bersaing di dalam penjualan kramik

• Memenuhi Aspek kesehatan, Aspek kemudahan, Aspek Kenyaman, danAspek Keselamatan.


• Memenuhi persyaratan bangunan sehat, fungsi dan user
E. PERMASALAHAN

Umum:
• Penataan dan pengelelohan bangunan harus memperhatikan kebutuhan semua kalangan konsumen agar
menjadi nilai tambah dalam bersaing di dalam penjualan kramik

• Memenuhi Aspek kesehatan, Aspek kemudahan, Aspek Kenyaman, danAspek Keselamatan.


• Memenuhi persyaratan bangunan sehat, fungsi dan user
F. PENDEKATAN MASALA

Umum:
• Menganalisa semua aspek yang mempengaruhi berkaitan dengan keberhasilan suatu bangunan

• Melakukan tinjauan lagi terhadap ruangan terkait maslah apa saja yang ditemukan
• Membuat perencanaan tata kelola gedung dan juga maintenance nya
BAB. 2

A. Tinjauan khusus
Showroom :
• Ruang Pameran / Kamar Pajang
• Ruang Pamer
• Menurut Oxford:
“A place where a goods for sale is displayed”
Showroom atau dalam bahasa indonesia disebut ruang pamer biasa didefinisikan sebagai tempat untuk memamerkan produk tertentu, seperti otomotif, furniture,
dll yang berfungsi untuk meningkatkan pemasaran.
Showroom memiliki 2 jenis, yaitu:
1. Showroom permanen, adalah showroom yang dipakai untuk jangka
panjang dan bersifat menetap.
2. Showroom sementara, adalah showroom yang dipakai hanya untuk
beberapa waktu tertentu seperti pameran.
BAB. 2
A. Tinjauan Umum dan Persyaratan UU
Aspek keandalan bangunan gedung
Berikut ini akan kami jelaskan empat aspek keandalan bangunan gedung yang akan dinilai oleh pengkaji teknis atau penyedia jasa
SLF.
1. Aspek kesehatan bangunan gedung
Dalam hal ini, pengkaji teknis atau penyedia jasa SLF akan menilai bangunan gedung mengenai kemampuannya untuk mendukung
beban muatan (struktur bangunan gedung) serta kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya seperti
kebakaran, angin kencang, maupun petir.
Apa saja persyaratan kesehatan bangunan gedung yang diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2002? Berikut
penjelasannya!
a. Sistem penghawaan
Persyaratan sistem penghawaan merupakan kebutuhan sirkulasi dan pertukaran udara yang harus disediakan pada bangunan
gedung. Untuk memenuhi persyaratan sistem penghawaan, bangunan gedung haruslah dilengkapi dengan ventilasi alami dan/atau
ventilasi mekanik atau buatan sesuai dengan fungsinya. Dengan tercukupinya sistem penghawaan di bangunan gedung, maka
sistem penghawaan akan memberikan kelembaban udara yang cukup sehingga kesehatan lingkungan kerja tetap terjaga.
Selain itu, terdapat beberapa cara untuk meningkatkan kualitas udara di dalam bangunan gedung. Adapun caranya adalah sebagai
berikut:
1. Penataan ruang yang tepat
2. Membatasi asap rokok/aktivitas merokok di dalam ruangan
3. Menyediakan lahan terbuka, ruang terbuka hijau, dan memperbanyak penanaman tumbuhan hijau di lingkungan bangunan
gedung
4. Memastikan tidak ada jamur pada elemen bangunan gedung dan perabot akibat kelembaban yang tinggi

b. Sistem pencahayaan
Dalam Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2002, sistem pencahayaan harus disediakan pada bangunan gedung, baik melalui
sistem pencahayaan alami dan/atau pencahayaan buatan, maupun juga pencahayaan darurat. Selain itu, bangunan gedung yang
dilengkapi dengan sistem pencahayaan alami yang cukup dapat menghemat energi listrik yang diperlukan karena tidak lagi
bergantung pada pencahayaan buatan.
c. Sistem sanitasi
Sistem sanitasi merupakan suatu usaha untuk memberikan fasilitas di dalam bangunan gedung yang dapat menjamin keadaan
lingkungan bangunan gedung selalu bersih dan sehat. Untuk menunjang lingkungan bersih dan sehat, bangunan gedung harus
dilengkapi dengan fasilitas sanitasi yang baik dan benar. Artinya, kebutuhan sistem sanitasi yang harus disediakan di dalam dan di
luar bangunan harus memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor/air limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air
hujan.
d. Penggunaan bahan
Penggunaan bahan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2002 haruslah
aman bagi kesehatan setiap orang, termasuk juga penghuninya. Penggunaan bahan dalam pembangunan bangunan gedung juga
tidak boleh menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
2. Aspek keselamatan bangunan gedung
Persyaratan keselamatan dalam hal ini meliputi kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan serta
kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya seperti kebakaran maupun petir. Jika dilihat lebih detail
lagi, terdapat beberapa persyaratan keselamatan yang menjadi syarat uji kelaikan bangunan gedung. Adapun aspek keselamatan
gedung
1. Ketahanan struktur
Penilaian struktur bangunan juga harus menghitung kemampuan memikul beban terhadap pengaruh-pengaruh aksi sebagai
akibat dari beban-beban yang mungkin bekerja selama umur layanan struktur, baik beban muatan tetap maupun beban muatan
sementara yang timbul akibat bencana alam seperti gempa bumi, longsor, petir, maupun angin.
2. Proteksi bahaya kebakaran
Jika memperhatikan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008, yang dimaksud dengan sistem proteksi
kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan adalah sistem yang terdiri atas peralatan, kelengkapan dan sarana baik yang
terpasang maupun terbangun pada bangunan yang digunakan untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif, maupun cara-
cara pengelolaan dalam rangka melindungi bangunan dan lingkungannya terhadap bahaya kebakaran.

3. Proteksi penangkal petir


Dalam aspek persyaratan keselamatan, setiap bangunan gedung harus dilengkapi dengan instalasi sistem proteksi petir yang
melindungi bangunan, manusia, dan peralatan di dalamnya terhadap bahaya sambaran petir. Adapun persyaratan komponen sistem
proteksi petir terbagi menjadi dua, di antaranya adalah sebagai berikut:

a) Sistem proteksi petir eksternal. Antara lain dari terminasi udara, sistem konduktor penyalur dan sistem terminasi bumi
(elektroda pembumian).
b) Sistem proteksi petir internal, yang bertujuan untuk mencegah penjalaran/penerusan akibat arus petir yang berbahaya dalam
bangunan gedung melalui sistem bonding ekipotensial atau pemisahan berjarak (insulasi elektrikal) dengan cara membuat
zona-zona proteksi.
4. Instalasi listrik
Setiap bangunan gedung yang dilengkapi dengan instalasi listrik termasuk sumber daya
listriknya harus dijamin aman, andal, dan akrab lingkungan.
Sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
26/PRT/M/2008, bahwa setiap instalasi, kontrol, dan distribusi pengkawatan peralatan listrik
dalam bangunan gedung harus memenuhi SNI 04-0225-2000 atau edisi terbaru Persyaratan
Umum Instalasi Listrik (PUIL)..

5. Bahan peledak
Setiap bangunan gedung yang dilengkapi dengan pendeteksi bahan
peledak termasuk sumber penangkalnya harus dijamin aman, andal,
dan akrab lingkungan.
3. Aspek kenyamanan bangunan gedung
Persyaratan kenyamanan bangunan gedung yang akan dinilai oleh pengkaji teknis atau penyedia jasa SLF meliputi kenyamanan
ruang gerak dan hubungan antar ruang, kondisi dalam ruang, pandangan, maupun tingkat getaran dan tingkat kebisingan.
1. Kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang
Sebuah bangunan gedung idealnya dirancang untuk dapat mengakomodasi segala aktivitas manusia yang menghuni di
dalamnya. Selain itu, bangunan gedung haruslah didukung dengan lingkungan yang nyaman dan sehat bagi penggunanya supaya
dapat berfungsi secara optimal. Aspek kenyamanan ruang umumnya dipengaruhi oleh kenyamanan ruang gerak dan kenyamanan
hubungan antar ruang. Kenyamanan ruang gerak dapat diperoleh dari dimensi ruang dan tata letak ruang yang memberikan
kenyamanan bergerak selama berada di dalam ruangan. Sementara kenyamanan hubungan antar ruang merupakan tingkat
kenyamanan yang diperoleh dari tata letak ruang dan sirkulasi antar ruang dalam bangunan gedung untuk terselenggaranya fungsi
bangunan.
2. Kondisi udara di dalam ruangan
Kenyamanan kondisi udara di dalam ruangan merupakan tingkat kenyamanan yang diperoleh dari temperatur dan kelembaban di
dalam ruangan untuk terselenggaranya fungsi bangunan gedung. Kualitas udara yang buruk di dalam ruangan bangunan gedung
dapat menimbulkan gangguan kesehatan sehingga perlu upaya penanggulan secara tepat dan berkesinambungan..
3. Pandangan
Kenyamanan pandangan merupakan kondisi di mana hak pribadi orang dalam melaksanakan segala aktivitas/kegiatannya di dalam
bangunan gedung tidak terganggu dari bangunan gedung lain di sekitarnya.
4. Tingkat getaran dan tingkat kebisingan
Kenyamanan tingkat getaran dan kebisingan merupakan tingkat kenyamanan yang ditentukan oleh suatu keadaan yang tidak
mengakibatkan penggunaan dan fungsi bangunan gedung terganggu oleh getaran dan/atau kebisingan yang timbul baik dari dalam
maupun luar bangunan gedung.
4. Aspek kemudahan bangunan gedung
Persyaratan kemudahan bangunan gedung yang akan dinilai oleh pengkaji teknis atau penyedia jasa SLF meliputi kemudahan
bangunan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung. Selain itu, aspek ini juga mengatur tentang kelengkapan sarana dan prasarana
dalam pemanfaatan bangunan gedung.
a.Kemudahan bangunan horizontal
Setiap bangunan gedung sesuai dengan fungsi dan klasifikasi bangunan gedungnya harus memenuhi beberapa persyaratan
kemudahan untuk menunjang terselenggaranya fungsi bangunan gedung. Kemudahan hubungan horizontal (mendatar/garis datar)
antar ruang dalam bangunan gedung merupakan keharusan bangunan gedung untuk menyediakan pintu dan/atau koridor antar
ruang. Sarana hubungan horizontal antar ruang/antar bangunan dapat meliputi; pintu, selasar, koridor, jalur pedestrian, jalur
pemandu, maupun jembatan penghubung.
b.Kemudahan hubungan vertikal
Dalam UU Nomor 28 Tahun 2002 Pasal 29 telah disebutkan bahwa kemudahan hubungan vertikal bangunan gedung, termasuk
sarana transportasi vertikal dapat berupa penyediaan tangga, ramp, serta lift.

Ketentuan pemasangan lift lebih lanjut juga diatur secara jelas melalui Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung, di mana setiap bangunan gedung dengan jumlah lantai lebih dari 5 (lima) harus dilengkapi dengan sarana
transportasi vertikal (lift) yang dipasang sesuai dengan kebutuhan dan fungsi bangunan gedung.
c.Akses evakuasi dalam keadaan darurat kebakaran
Keadaan darurat merupakan kejadian, insiden tidak terduga atau tidak direncanakan yang dapat berakibat membahayakan nyawa
manusia, mengganggu kelancaran kerja, maupun mengakibatkan kerusakan fisik dan lingkungan sehingga harus dicegah dan
ditanggulangi secara cepat dan tepat agar kerugian dan korban jiwa yang ditimbulkannya dapat ditekan sekecil mungkin.

d.Fasilitas dan aksesibitas bagi penyandang cacat


Sebagaimana yang telah diatur di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/2006, fasilitas dan aksesibilitas bagi
penyandang cacat atau berkebutuhan khusus menjadi kewajiban yang harus tersedia di setiap bangunan gedung kecuali rumah
tinggal. Selain itu, dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat pada
bangunan gedung harus memenuhi persyaratan teknis yang berlaku. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat mengunduh dokumen
PERMEN PUPR No. 30/PRT/2006.
c.Akses evakuasi dalam keadaan darurat kebakaran
Keadaan darurat merupakan kejadian, insiden tidak terduga atau tidak direncanakan yang dapat berakibat membahayakan nyawa
manusia, mengganggu kelancaran kerja, maupun mengakibatkan kerusakan fisik dan lingkungan sehingga harus dicegah dan
ditanggulangi secara cepat dan tepat agar kerugian dan korban jiwa yang ditimbulkannya dapat ditekan sekecil mungkin.

d.Fasilitas dan aksesibitas bagi penyandang cacat


Sebagaimana yang telah diatur di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/2006, fasilitas dan aksesibilitas bagi
penyandang cacat atau berkebutuhan khusus menjadi kewajiban yang harus tersedia di setiap bangunan gedung kecuali rumah
tinggal. Selain itu, dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat pada
bangunan gedung harus memenuhi persyaratan teknis yang berlaku. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat mengunduh dokumen
PERMEN PUPR No. 30/PRT/2006.
B. PERSYARATAN KHUSUS
faktor-faktor yang menjadi nilai unggul dari ritel modern tersebut. Nurdiani (2010) menyatakan keunggulan
ritel modern, yaitu nyaman (bersih dan aman), harga bersaing, lengkap dan mudah terjangkau. Pendapat di atas
bisa disimpulkan bahwa faktor kunci unggulnya ritel modern hanya dari fisik (nyaman, aman, bersih), harga
barang dan lokasi strategis. Ayers dan Odegaard (2018) menemukan bahwa kesuksesan dalam ritel modern
ditentukan oleh pengelolaan keuangan, barang dagang dan penentuan anggaran/biaya, supply chains dan
inventory serta inovasi produk dagangan

faktor kunci di atas memiliki korelasional seperti berikut ini :


konsep sistem bisnis di ritel modern
memiliki keterkaitan dengan fungsi
inventory, supplier, supervisor, sistem
pembayaran/kasir dan sistem pencatatan
(ACC/accounting). Sepuluh faktor kunci
keberhasilan ritel berjalan didalam fungsi-
fungsi tersebut. Seorang pemilik ritel
membutuhkan strategi, seperti dalam
penentuan: inventory, supplier, sistem
pencatatan/accounting, siapa yang menjadi
kasir serta karyawan. Strategi yang dibuat
harus berdampak pada meningkatnya
penjualan dan timbulnya kepercayaan
konsumen pada ritel yang bersangkutan.
Strategi dijalankan oleh pemilik ritel
bersama-sama dengan supervisor ritel.
Pemilik dan supervisor mengaplikasikan dan
mendorong tumbuhnya inovasi pada semua
SDM yang menjalankan ritel seperti:
mengendalikan kelengkapan barang, harga,
teknologi yang dipakai, media promosi,
keuangan dan pelayanan yang bermutu.
Fungsi dari sebuah showroom adalah untuk memamerkan barang atau product yang ditawarkan kepada konsumen. Barang yang dipajang
dalam sebuah showroom bermacam macam seperti mobil, komputer, meubel, barang antik, batu alam, kerajinan, batik, gerabah, dll. Sebagai tempat
memamerkan produk, ruang pamer harus mempunyai kemampuan untuk menampilkan produk yang di pamerkan secara maksimal. Tiap barang yang
dipasang di showroom tentunya mempunyai kharakteristik yang khas dan memerlukan perlakuan yang berbeda beda.
PERSYARATAN FASILITAS SHOWROOM
◦ Motivasi utama orang datang ke showroom adalah membeli atau hanya melihat-lihat produk yang dipamerkan. Dan ada hal-hal yang berbeda yang
dituntut dalam sebuah fasilitas showroom yaitu:
◦ Tersedianya ruang bebas kolom dan luas untuk memamerkan produk yang ada didalam.
◦ Terletak dijalan yang mudah dijangkau dengan mobil.
◦  
KRITERIA UMUM SHOWROOM
◦ Kecenderungan yang dituntut dari sebuah showroom antara lain sebagai berikut :
◦ Memiliki kesan dengan pembukaan yang cukup besar penghawaandan pencahayaan yang cukup(penutup dinding menggunakan kaca).
Untuk memberikan kesan yang nyaman aman dan berkualitas bagi pemilik dan penghuni apartemen, maka dari itu bangunan showroom tersebut haruslah dikelola
dengan baik dalam hal pemeliharaan, perawatan, perbaikan.

DASAR- DASAR PENENTUAN FASILITAS SHOWROOM


Penentuan fasilitas pada bangunan showroom keramikdidasarkanpada permintaan pemilik atau owner yang telah disesuaikan dengantuntutan kebiasaan pengunjung. Seluruh
fasilitas yang dibangun Penentuan fasilitas pada bangunan showroom keramik didasarkan pada permintaan pemilik atau owner yang telah disesuaikan dengan tuntutan
kebiasaan pengunjung. Seluruh fasilitas yang dibangun hendaknya mampu untuk memberi kenyamanan bagi para pengunjung.
Ditinjau dari pengguna fasilitas tersebut, maka penentuan jenis fasilitas yang akan dibangun didasarkan atas kebutuhan dari seluruh pelaku dalam bangunan ini.
Pengelompokkan fasilitas pada bangunan tersebut didasarkan pada sifat dan karakteristik dari fasilitas tersebut, yaitu:
• Publik, fasilitas ini terbuka bagi semua orang yang datang sehingga harus memiliki akses dari luar.
• Privat, fasilitas ini tidak terbuka untuk umum dan hanya pihak pengelola saja yang boleh mengakses.
FASILITAS SHOWROOM
Orang yang datang ke showroom ini mempunyai tujuan untuk melihat-lihat keramikdan yang dibutuhkan dalam seputar keramik, untuk itu showroom harus dilengkapi dengan
berbagai fasilitas yang ada yaitu:
a. Fasilitas Utama:
• Showroom
• Gudang stock
• Ruang pekerja
b.Fasilitas Penunjang: d. Fasilitas Service:
• Ruang tunggu • Gudang
• Pos jaga
c. Fasilitas Pengelola: • Loading dock
• Lobby • Parkir
• Ruang sales
e. Fasilitas Penerima
• Ruang kabag. HRD • Ruang penerima
• Ruang administrasi
FASILITAS SHOWROOM
Orang yang datang ke showroom ini mempunyai tujuan untuk melihat-lihat keramikdan yang dibutuhkan dalam seputar keramik, untuk itu showroom harus dilengkapi dengan
berbagai fasilitas yang ada yaitu:
a. Fasilitas Utama:
• Showroom
• Gudang stock
• Ruang pekerja
b.Fasilitas Penunjang: d. Fasilitas Service:
• Ruang tunggu • Gudang
• Pos jaga
c. Fasilitas Pengelola: • Loading dock
• Lobby • Parkir
• Ruang sales
e. Fasilitas Penerima
• Ruang kabag. HRD • Ruang penerima
• Ruang administrasi
C. Konsep Kepuasan Pelanggan

Konsep tentang kepuasan pelanggan masih bersiat abstrak. Untuk mengetahui tingkat kepuasan
pelanggan secara baik, maka perlu dipahami sebab-sebab kepuasan. Definisi kepuasan pelanggan menurut
beberapa ahli yaitu :
1. Menurut Philip Kottler (2002 : 24) Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
yang muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap kinerja/hasil suatu produk dan
harapan-harapannya.
2. Menurut Day (Tjiptono, 2000 : 24) Kepuasan pelanggan adalah respon terhadap evaluasi
ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan
pemakainya.
3. Menurut JF. Engel (Tjiptono, Fandy. 2000 : 24) Kepuasan pelanggan adalah evaluasi purna beli di mana
alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya membelikan hasil sama atau melampaui harapan pelanggan,
sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan.
Umumnya harapan pelanggan merupakan perkiraan dan keyakinan pelanggan tentang apa yang akan
diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk. Sedangkan kinerja yang dirasakan adalah
persepsi pelanggan terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli. Pelanggan yang
merasa puas akan setia lebih lama, kurang sensitif pada harga dan memberikan komentar baik tentang
perusahaan.
BAB. 3
Data

A. LOKASI
Alamat : Jl. Raya Cikaret No.18, Harapan Jaya, Cibinong, Bogor, Jawa Barat 16914
Lama Berdiri Bangunan : Tahun 2020-Sekarang
Luas Lahan : 2.025 m
Luas Showroom : 610m2
Jam kerja : 09.00 – 19.30
Fasilitas :
1. Parkir Pelanggan dan loading doc
2. showroom
3. tempat kasir
4. rest room pegawai dan musholah
5. inventory product
B. TAPAK
1. Site plane
Luas Lahan : 2.025 m
Luas Showroom : 610m2 1 lantai
GSB :8m
B. TAPAK
2. Denah
Luas Lahan : 2.025 m
Luas Showroom : 610m2 1 lantai
GSB :8m
BAB 4.
ANALISA
A.ANALISA BEFORE SHOWROOM BELANJA
KERAMIK
Berdasarkan dari aspek- aspek yang sudah dianalias
sebelumnya dengan memperhatikan kondisi bangunan sekarang
maka dapat ditentukan identifikasi masalah sebagai berikut

1.ASPEK KESEHATAN
A. Sistem penghawaan
◦ sirkulasi udara yang ada pada bangunan existing sudah
cukup hanya tinggal perapihan untuk menutupi nya agar
terlihat rapih

Opsi penyelesaian :
◦ Penambahan plafon dan kaca agar udara alami masuk
Berdasarkan dari aspek- aspek yang sudah dianalias
sebelumnya dengan memperhatikan kondisi bangunan sekarang
maka dapat ditentukan identifikasi masalah sebagai berikut

1.ASPEK KESEHATAN
A. Sistem penghawaan
◦ sirkulasi udara yang ada pada bangunan existing sudah
cukup hanya tinggal perapihan untuk menutupi nya
agar terlihat rapih

Opsi penyelesaian :
◦ Penambahan plafon dan kaca agar udara alami masuk

35
B . Sistem pencahayaan
◦ sirkulasi cahay sudah sangat mencukupi dengan
cakupan ruang exsisting yang sekarang.
Opsi penyelesaian :
◦ Hanya perlu sedikit penambahan jumlah dan juga
perawatn agar pencahayaan jadi maksimal

36
C . Sistem sanitasi

◦ Ruangan yang berdebu dan kotor


◦ Kurangnya kotak sampah terpilah
Opsi penyelesaian :
◦ Penambahan unit kotak sampah
◦ Pengaturan jam kebersihan rutin

37
D . Penggunaan Bahan
◦ Untuk penggunaaan bahan bngunan sangat memaadai
dari segi keaamanan karena menggunakan H beam yg
sangat kokoh

38
2. ASPEK KESELAMATAN

A. Ketahanan Struktur
◦ Cat pada kolom struktur pada h beam dan mulai terjadi
pengaratan

Opsi penyelesaian :
◦ Pengecatan kembali struktur

39
Identifikasi Masalah
B. Proteksi kebakaran

◦ Kurangnya unit pemadam kebakaran

Opsi penyelesaian :
◦ Penambahan unit tabung pemadam

40
Identifikasi Masalah
D. Instalasi Listrik
◦ Pemasangan instalasi listrik sudah memnuhi standar
pemasangan yang mengikuti Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008, bahwa
setiap instalasi, kontrol, dan distribusi pengkawatan
peralatan listrik dalam bangunan gedung harus
memenuhi SNI 04-0225-2000 atau edisi terbaru
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)..

41
Identifikasi Masalah
E. Bebas bahan peledak
◦ Bahan material yang dipakai sangat aman dari bahan
peledak

42
Identifikasi Masalah
E. Security
◦ Tidaka adnya pos jaga

Opsi penyelesaian:
◦ Penamabahan posjaga di dekat pintu masuk

43
Identifikasi Masalah
3. ASPEK KENYAMANAN

A. Pandangan , kenyamana ruang gerak


◦ Barang yang akan dijual kurang tertata rapih

Opsi penyelesaian :
◦ Penambhan unit rak display

44
Identifikasi Masalah
B . Kebisingan dan getaran
◦ Pintu yg terbuka membuat Area service menjadi terlalu bising
Ditambah terlalu dekat dengan accses jalan

Opsi penyelesaian :
◦ Mengganti opening pada showroom

45
Identifikasi Masalah
4. ASPEK kemudahan bangunan gedung

A. Kemudahan akses horizontal

◦ Parkiran motor menghalangi loading doc

Opsi penyelesaian :
◦ Penambahan area parkir

46
RESUME MANAGEMEN BANGUNAN BELANJA KERAMIK

No ASPEK KELOMPOK ASPEK Kondisi Identifikasi Masalah   Penyelesaian


Sistem Penghawaan   Sirkulasi udara yang ada pada
bangunan existing sudah cukup
Penambahan ac vertical juga berfungsi sebagi support bagi
hanya tinggal perapihan untuk
exhaust. Dan penambahan kipas di area tunggu dan
menutupi nya agar terlihat rapih
showroom

Sistem pencahayaan   Sistem pencahyaan   Penambahan plafon dan kaca agar udara alami masuk serta
sirkulasi cahay sudah sangat mengurangi biaya listrik pada siang hari dan juga berfungsi
mencukupi dengan cakupan ruang sebagi cover bagi exhaust. Danjuga memperhatikan
exsisting yang sekarang. Hanya Penataan ruang yang tepat
perlu sedikit penambahan jumlah Membatasi asap rokok/aktivitas merokok di dalam ruangan
dan juga perawatn agar Menyediakan lahan terbuka, ruang terbuka hijau, dan
pencahayaan jadi maksimal memperbanyak penanaman tumbuhan hijau di lingkungan
bangunan gedung
Memastikan tidak ada jamur pada elemen bangunan gedung
dan perabot akibat kelembaban yang tinggi

Aspek kesehatan

1 Sistem sanitasi   Ruangan yang berdebu dan kotor  


Kurangnya kotak sampah terpilah
disediakan nya karyawan khusus kebersihan yang stanby
untuk membersihkan area showroom agar kebersihan didalam
terjaga.
diarea luar juga sangat dibutuhkan kotak sampah pemisah
bahan organic, anorganik dan,pecah belah agar kebersihan
diluar terjaga saat pengunjung ramai.

Penggunaan Bahan   Penggunaan Bahan  


Untuk penggunaaan bahan bngunan
sangat memaadai dari segi
keaamanan karena menggunakan H
beam yg sangat kokoh  

Securiy   tidak adanya pos jaga di area masuk   Dilakukan pengecatan berkala pad kolom keseluruhan agar
dan cctv pengawas diarea parkir mencegah korosi pada beam menggunakan cat khusus besi.
  pelanggan

Ketahan struktur   Cat pada kolom struktur pada h   Dilakukan pengecatan berkala pad kolom keseluruhan agar
beam dan mulai terjadi pengaratan mencegah korosi pada beam menggunakan cat khusus besi.

Proteksi Kebakaran   Kurangnya unit pemadam   Penemambahan proteksi kebakaran di beberapa area agar
kebakaran dapat diakses dan juga selalu dijaga saat perawatan rutinnya.

Instalasi Listrik    

Pemasangan instalasi listrik sudah


memnuhi standar pemasangan yang
mengikuti Peraturan Menteri
Aspek keselamatan Pekerjaan Umum Nomor
26/PRT/M/2008, bahwa setiap
instalasi, kontrol, dan distribusi pemasangan nya sudah memenuhi standar tinggal perawatan
pengkawatan peralatan listrik dalam rutin yg harus dilakukan secara berkala.
bangunan gedung harus memenuhi
SNI 04-0225-2000 atau edisi terbaru
Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL).

2
penggunaan bahan peledak    
Bahan material yang dipakai sangat
aman dari bahan peledak  

Pandangan dan kenyaman ruang gerak    

Penyusunan barang yg dipamerkan


tidak tersusun secara rapi sehingga
menghabiskan banyak ruang gerak, Penambahan rakdisplay dengan tujuan kerapihan dan
dan juga mengurangi keindahan saat memberikan kesanluas pada bangunan.
dipandang

Aspek kenyamanan
Kebisingan Dan getaran    
Pintu yg terbuka membuat Area
Penambahan penyekat seperti panel glass kaca sebagai
service menjadi terlalu bising
penghalang pngurang kebisingan danmenambah penerangan
Ditambah terlalu dekat dengan
alami
accses jalan

kemudahan akses horizontal    


Maka dilakukan pembangunan parkiran mobil tepan didepan
gudang yang tidak terlalu menghalangi view dan kegiataan
Parkiran motor menghalangi loading
doc loading doc.

Aspek kemudahan Akses


3 Bangunan
titik kumpul darurat    
Akses berkumpul darurat akan ditempatkan tepat di depan
showroom yang mana parkiran mobil telah pindahkan
Belum tersedianya titik kumpul
darurat pada gedung
Identifikasi Masalah

B. Titik area berkumpul evakuasi bencana


dan ,kebakaran

◦ Belum tersedianya titik kumpul darurat pada gedung

Opsi penyelesaian :
◦ Penambahan area titik kumpul darurat

48
B.Rangkuman

p 49
1. Aspek kesehatan bangunan gedung
Dalam hal ini, pengkaji teknis atau penyedia jasa SLF akan menilai bangunan gedung mengenai kemampuannya untuk mendukung beban muatan (struktur
bangunan gedung) serta kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya seperti kebakaran, angin kencang, maupun petir.

Before After

◦ Sistem Penghawaan

sirkulasi udara yang ada


pada bangunan existing
sudah cukup hanya tinggal
perapihan untuk
menutupi nya agar terlihat
rapih

◦ Sistem penghawaan
Penambahan ac vertical juga
berfungsi sebagi support bagi
exhaust. Dan penambahan kipas di
area tunggu dan showroom
p 50
Before After

◦ Sistem pencahyaan

sirkulasi cahay sudah


sangat mencukupi dengan
cakupan ruang exsisting
yang sekarang. Hanya
perlu sedikit penambahan
jumlah dan juga perawatn
agar pencahayaan jadi
maksimal

◦ Sistem pencahayaan
Penambahan plafon dan kaca agar udara alami masuk serta mengurangi biaya listrik pada siang
hari dan juga berfungsi sebagi cover bagi exhaust. Danjuga memperhatikan
• Penataan ruang yang tepat
• Membatasi asap rokok/aktivitas merokok di dalam ruangan
• Menyediakan lahan terbuka, ruang terbuka hijau, dan memperbanyak penanaman tumbuhan
hijau di lingkungan bangunan gedung
• Memastikan tidak ada jamur pada elemen bangunan gedung dan perabot akibat kelembaban
yang tinggi
p 51
Before After

◦ Sistem sanitasi

Perawatan rutin bangunan


dirasa sangat kurang karena
tidak adanya tim kebersihan
yang membersihkan tiap
beberapa jam sekali sehingga
debu menempel pada material,
Tempat sampah hanya di
sediakan 1 yg man sangat
tidak memnuhi kebutuhan
sanitasi terutama jika ramai
pengunjung.
◦ Sistem sanitasi
disediakan nya karyawan khusus kebersihan yang stanby untuk
membersihkan area showroom agar kebersihan didalam terjaga.
diarea luar juga sangat dibutuhkan kotak sampah pemisah bahan
organic, anorganik dan,pecah belah agar kebersihan diluar terjaga
saat pengunjung ramai.

p 52
2. Aspek keselamatan gedung
Persyaratan keselamatan dalam hal ini meliputi kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan serta kemampuan
bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya seperti kebakaran maupun petir.

After
Before
◦ Ketahanan struktur

Pembangunan showroom
ini belum lam berdiri
hanya sja pada bagian
kolom hbeam sudah
berkarat yang mana dapat
mempercpat korosi pada h
beam dan mempengaruhi
kethanan struktur

◦ Ketahan struktur
Dilakukan pengecatan berkala pad
kolom keseluruhan agar mencegah
korosi pada beam menggunakan cat
khusus besi.

p 53
Before After

◦ Proteksi kebkaran

Proteksi kebakaran tidak


terexpose di area yang
biasa diakses

◦ Proteksi kebakaran
Penemambahan proteksi kebakaran
di beberapa area agar dapat diakses
dan juga selalu dijaga saat
perawatan rutinnya.
p 54
Before

◦ security
After
Tidak adanya pos jagadan
cctv di area parkiran

◦ security.
Penambahan pos jaga dan cctv
untuk keamanan barang pelanggan

p 55
3. Aspek kenyamanan gedung
Persyaratan kenyamanan bangunan gedung yang akan dinilai oleh pengkaji teknis atau penyedia jasa SLF meliputi kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang, kondisi dalam ruang, pandangan, maupun tingkat getaran dan tingkat kebisingan.

Before After

◦ Pandangan ,
kenyamana ruang gerak
Penyusunan barang yg
dipamerkan tidak tersusun
secara rapi sehingga
menghabiskan banyak
ruang gerak, dan juga
mengurangi saat
dipandang

◦ Pandangan , kenyamana ruang


gerak
Penambahan rakdisplay dengan tujuan
kerapihan dan
memberikan kesanluas pada bangunan.

p 56
Before After

◦ Kebisingan dan getaran

Jarak jalan raya dengan


showroom sangat dekat
sehingga tingkat getaran
dankebisingan cukup
tinggi

◦ Kebisingan dan getaran


Penambahan penyekat seperti panel glas
s kaca sebagai penghalang
pngurang kebisingan danmenambah pen
erangan alami

p 57
4. Aspek kemudahan bangunan gedung

Persyaratan kemudahan bangunan gedung yang akan dinilai oleh pengkaji teknis atau penyedia jasa SLF meliputi kemudahan bangunan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung. Selain itu, aspek ini juga mengatur tentang kelengkapan sarana dan prasarana dalam pemanfaatan bangunan gedung.
.

Before After

◦ Kemudahan akses
horizontal
◦ Kemudahan akses horizontal

Parkir motor menghalangi Maka dilakukan pembangunan


loading doc dan tampilan parkiran mobil tepan didepan
depan showroom gudang yang tidak terlalu
menghalangi view dan kegiataan
loading doc.

p 59
Before

◦ Aksess berkumpul
darurat
After
Area berkumpul tidak
sedia saat ini untuk upaya
penyelamtan diri saat ad ◦ Aksses berkumpul darurat.
bncana
Akses berkumpul darurat akan
ditempatkan tepat di depan
showroom yang mana parkiran
mobil telah pindahkan

p 60
Penataan
ruangan
Untuk penataan ruang di existing yang sekarang
hanya tersedia meja dan dan bangku. Dimana
kursngnya privasi untuk pekerja.

After ;
Penambahan furniture yang dapat memisahkan
antara pelanggan dan kasir

p 61
BAB 5.
ANALISA
No ASPEK KELOMPOK ASPEK Kondisi Penyelesaian
Identifikasi Masalah
Sirkulasi udara yang ada pada
bangunan existing sudah cukup
Sistem penghawaan
hanya tinggal perapihan untuk
menutupi nya agar terlihat rapih
Penambahan ac vertical juga berfungsi sebagi support bagi
exhaust. Dan penambahan kipas di area tunggu dan showroom

Sistem pencahayaan Sistem pencahyaan sirkulasi cahay Penambahan plafon dan kaca agar udara alami masuk serta
sudah sangat mencukupi dengan mengurangi biaya listrik pada siang hari dan juga berfungsi sebagi
cakupan ruang exsisting yang cover bagi exhaust. Danjuga memperhatikan Penataan ruang yang
sekarang. Hanya perlu sedikit tepat
penambahan jumlah dan juga Membatasi asap rokok/aktivitas merokok di dalam ruangan
perawatn agar pencahayaan jadi Menyediakan lahan terbuka, ruang terbuka hijau, dan
maksimal memperbanyak penanaman tumbuhan hijau di lingkungan
bangunan gedung
Memastikan tidak ada jamur pada elemen bangunan gedung dan
perabot akibat kelembaban yang tinggi

Aspek kesehatan Sistem sanitasi Ruangan yang berdebu dan kotor


Kurangnya kotak sampah terpilah

disediakan nya karyawan khusus kebersihan yang stanby untuk


membersihkan area showroom agar kebersihan didalam terjaga.
diarea luar juga sangat dibutuhkan kotak sampah pemisah bahan
1 organic, anorganik dan,pecah belah agar kebersihan diluar terjaga
saat pengunjung ramai.

Penggunaan Bahan Penggunaan Bahan Untuk


penggunaaan bahan bngunan sangat
memaadai dari segi keaamanan
karena menggunakan H beam yg
sangat kokoh

Securiy tidak adanya pos jaga di area masuk Dilakukan pengecatan berkala pad kolom keseluruhan agar
dan cctv pengawas diarea parkir mencegah korosi pada beam menggunakan cat khusus besi.
pelanggan
Ketahan struktur Cat pada kolom struktur pada h beam Dilakukan pengecatan berkala pad kolom keseluruhan agar
dan mulai terjadi pengaratan mencegah korosi pada beam menggunakan cat khusus besi.

Proteksi Kebakaran Kurangnya unit pemadam kebakaran Penemambahan proteksi kebakaran di beberapa area agar dapat
diakses dan juga selalu dijaga saat perawatan rutinnya.

Instalasi Listrik
Pemasangan instalasi listrik sudah
Aspek keselamatan
memnuhi standar pemasangan yang
mengikuti Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor
26/PRT/M/2008, bahwa setiap
instalasi, kontrol, dan distribusi pemasangan nya sudah memenuhi standar tinggal perawatan
pengkawatan peralatan listrik dalam rutin yg harus dilakukan secara berkala.
bangunan gedung harus memenuhi
SNI 04-0225-2000 atau edisi terbaru
Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL).

2
penggunaan bahan
peledak

Bahan material yang dipakai sangat


aman dari bahan peledak

Pandangan dan kenyaman


ruang gerak
Penyusunan barang yg dipamerkan
tidak tersusun secara rapi sehingga
menghabiskan banyak ruang gerak, Penambahan rakdisplay dengan tujuan kerapihan dan
dan juga mengurangi keindahan saat memberikan kesanluas pada bangunan.
dipandang

Aspek kenyamanan
Kebisingan Dan getaran
Pintu yg terbuka membuat Area
Penambahan penyekat seperti panel glass kaca sebagai
service menjadi terlalu bising
penghalang pngurang kebisingan danmenambah penerangan
Ditambah terlalu dekat dengan accses
alami
jalan

kemudahan akses
horizontal
Maka dilakukan pembangunan parkiran mobil tepan didepan
gudang yang tidak terlalu menghalangi view dan kegiataan
Parkiran motor menghalangi loading
loading doc.
doc

3 Aspek kemudahan Akses Bangunan


titik kumpul darurat

Akses berkumpul darurat akan ditempatkan tepat di depan


showroom yang mana parkiran mobil telah pindahkan
Belum tersedianya titik kumpul
darurat pada gedung
DAFTAR PUSTAKA

REFERENSI:
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Bangunan Gedung
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung
• Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
• Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
• memperhatikan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008
• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 70 Tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.
• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1077/MENKES/PER/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang
Rumah
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Bangunan Gedung
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung
• Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor 14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan
Kemudahan Bangunan Gedung
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan
Gedung
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Bangunan Gedung
• Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Thank You

Anda mungkin juga menyukai