Anda di halaman 1dari 24

PENERAPAN

KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
PARKIR BAWAH TANAH
(BASEMENT)
KELOMPOK 2
1. BACHTIAR CHAHYADHI (R0209010)
2. BERNITYA ASHA PARENTI (R0209011)
3. CUT SAFTIA DESRINA (R0209012)
4. DEAN FANTRIA N.L. (R0209013)
5. DINDA KUSUMANINGRUM (R0209015)
6. EKA FEBRIYANTI (R0209016)
7. ELYAS TAFSIR (R0209017)
8. FAZIN KURNIAWATI (R0209018)
9. FHIFFIN DEALY ENGUIRE (R0209019)
Apakah parkir bawah tanah itu????
Yaitu : suatu aktivitas sebuah kendaraan yang berhenti
sementara untuk menurunkan muatan atau berhenti
cukup lama di bawah tanah.

Parkir bawah tanah merupakan salah satu jenis parkir


di luar jalan (off street parking).
Faktor bahaya dan Potensi Usaha preventif untuk
bahaya parkir basement: mencegah PAK :
 Kebakaran
1. pemeriksaan kesehatan sebelum
 Gempa bumi
kerja, berkala dan khusus,
 Keracunan gas2 CO
2. membekali pekerja basement
 Kecelakaan kendaraan
dengan ilmu keselamatan dan
kesehatan kerja dan setiap
pekerja harus menggunakan
masker
3. pengelola basement seharusnya
memasang alat penghisap
gas/alat deteksi gas agar pada
ruangan basement gas kendaraan
bermotor bisa langsung
dikeluarkan.
Apa saja hal2 yg harus dipertimbangkan
sebelum membangun tempat parkir basement?
Aspek Fungsional
Aspek Teknik
Aspek kinerja
Aspek Estetika
Aspek ekonomi
Aspek kontekstual thd lingkungan
Ketentuan pembangunan sebuah tempat
parkir :
1.Ukuran lebar pintu
keluar masuk
 Lebar: 3 m
 Panjangnyamenampu
ng 3 mobil berurutan dg
jarak antar mobil sekitar
1,5 m.
 Oleh karena itu
panjang dan lebar
pintu keluar masuk
minimum 15 meter.
2. Pergerakan kendaraan di
area parkir dapat dibedakan
menjadi jalur sirkulasi gang.
Patokan umum yang dipakai:
Panjang sebuah jalur gang
tidak >1000 m2.
Jalur gang yang
dimaksudkan untuk
melayani >50 kendaraan
dianggap sebagai jalur
sirkulasi.
Lebar minimum jalur
sirkulasi :
a. jalur 1 arah = 3,5 m
b. jalur 2 arah = 6,5 m
Prinsip perencanaan pintu masuk
dan keluar adalah :
Letak jalan masuk atau keluar Jarak pintu masuk dan
ditempatkan sejauh mungkin dari
pintu keluar area parkir
persimpangan.
dengan elemen-elemen
Letak jalan keluar atau masuk jalan lainnya (untuk off
ditempatkan sedemikian rupa street parking).
sehingga kemungkinan konflik Jalur antara area parkir
dengan pejalan kaki dan
pengendara yang lain dapat
dengan elemen-elemen
dihindarkan. jalan (persimpangan
jalan dan letak fire
Letak jalan keluar ditempatkan hydrant).
sedemikian rupa sehingga
memberikan jarak pandang yang
cukup saat memasuki area lalu
lintas.
PENEMPATAN SARANA PARKIR DI DALAM BANGUNAN BAIK
PADA SEBAGIAN BANGUNAN UTAMA, PADA BASEMENT
MAUPUN PADA BANGUNAN KHUSUS PARKIR DITETAPKAN
SEBAGAI BERIKUT INI :

Tinggi minimum ruang struktur (head room) untuk ruang parkir


adalah 2,25 m.
Setiap lantai parkir harus memiliki sarana untuk sirkulasi horizontal
atau sirkulasi vertical untuk orang dengan ketentuan bahwa tangga
spiral dilarang digunakan.
Lantai untuk ruang parkir luasnya mencapai 500 m2 atau lebih harus
dilengkapi ramp naik dan turun masing-masing unit.
Bangunan parkir yang menggunakan ramp spiral diperkenankan
maksimal 5 lantai.
Lebar ramp lurus satu arah minimum 3,00 m dan untuk dua arah
harus terdapat pemisah minimum lebar 0,50 m sehingga lebar
minimum berjumlah 6,5 m.
Ketentuan ramp pada bangunan parkir

Kemiringan ramp lurus bagi jalan kendaraan pada


bangunan parker maksimal 1 : 7.

Apabila lantai parker mempunyai sudut kemiringan,


sudut kemiringan tersebut maksimal 1 :20.

Pada ramp lurus jalan satu arah, lebar minimal 3 m


dengan ruang bebas struktur di kanan kiri minimal 60
cm.
Lanjutan :
Pada ramp melingkar jalan satu arah, lebar jalan
minimal 3,6 m dan untuk jalan dua arah lebar jalan
minimal 7 ins dengan perbatasan jalan lebar 50 cm,
tinggi minimal 10 cm.

Jari-jari tengah ramp melingkar minimal 9 m dihitung


dari as jalan terdekat.

Setiap jalan pada ramp melingkar harus mempunyai


ruang bebas 60 cm terhadap struktur bangunan.
Ketentuan yg lain:
Sarana yang harus disediakan pada parkir basement :
 ruang tunggu supir,
 toilet,
 mushola,
 kantin dan
 ruang yang sesuai dengan kebutuhan.
Alat pemadam kebakaran, detector gas-gas berbahaya
dan fasilitas kesehatan dan keselamatan lainnya.
DASAR HUKUM
Undang-Undang No.l tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
Permenaker No.PER.05/MEN/96 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Permenaker 0l/MEN/1980 tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung.
Basement Solo PP No 36 th 2005 tentang
Grand Mall Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung.
Box Hydrant ( Fire Alarm )
Sistem Pemadam Kebakaran dengan panel kaca bertuliskan
Push Button dapat dipecahkan
dengan tangan.

Di dalam BOX HIDRANT trdpt


BOX HIDANT
APAR&selang hydrant

Dua buah ditempatkan disetiap


koridor pada almari selang
hydrant ( disebelah atas )
apabila kotak alarm dipecahkan
FIRE ALARM dan tombol ditekan fire alarm
bell peringatan akan berbunyi.
Pasal 59 Ayat (1)
Untuk bangunan gedung bertingkat,
sarana jalan keluar termasuk
penyediaan tangga darurat/kebakaran.
Sistem peringatan bahaya berupa
sistem alarm kebakaran dan/ atau
sistem peringatan menggunakan
audio/tata suara.
Manajemen penanggulangan bencana
atau keadaan darurat termasuk
menyediakan rencana tindak darurat
penanggulangan bencana pada
bangunan gedung. Bangunan tertentu
misalnya jumlah penghuni lebih dari
500 orang, atau luas lebih dari 5.000
m2, dan/atau ketinggian di atas 8
(delapan) lantai.
Pasal 60 ayat (2) KENYATAANNYA?
????
 Area parkir merupakan
 belum adanya jalur untuk
tempat parkir dan daerah
naik turun kendaraan khusus pejalan kaki dari tempat
bagi penyandang cacat dan parkir menuju pintu masuk
lanjut usia yang dilengkapi mall,
dengan jalur aksesibilitas  Belum adanya jalur untuk
serta memungkinkan naik orang cacat dan lansia,
turunnya kursi roda.
SISTEM VENTILASI
Solo Grand Mall PP n0 36 th 2005 ayat 2
 setiap lantainya harus mempunyai
sistem ventilasi alami permanen
yang memadai.
 Bangunan atau ruang parkir
tertutup harus dilengkapi dengan
sistem ventilasi mekanik/buatan
untuk pertukaran udara; dan Gas
buang mobil pada setiap lantai
ruang parkir bawah tanah
(basemen) tidak boleh mencemari
udara bersih pada lantai lainnya.
Kenyataannya????
belum maksimalnya ventilasi sehingga didalam
basement terasa sesak, panas dan sirkulasi udara
kurang lancar.
Pasal 61 ayat (1)
a. Penyediaan tempat
parkir direncanakan
dengan
pertimbangan
fungsi bangunan
gedung, dan tidak
mengganggu
lingkungan.
b. Tempat parkir dapat
berupa pelataran
parkir, dalam
gedung, dan/atau
gedung parkir.
SOP Pencegahan kebakaran di SOLO
GRAND MALL
Sebelum meninggalkan ruangan kantor sebaiknya periksalah
semua peralatan yang menggunakan listrik dan pastikan
bahwa telah diputuskan hubungannya dengan listrik.
Pastikan puntung rokok atau tembakau yang masih menyala
tidak tertinggal di ruangan manapun.
Jangan membebani suatu titik sambungan listrik secara
berlebihan dengan menggunakan adaptor.
Jangan masukkan kabel lepas kedalam Socet dinding,
gunakan Plug / Steker yang semestinya.
Gudang dijaga agar tetap bersih.
Beritahukan / informasikan kepada Engineering Department
jika ada kesalahan atau kerusakan pada Instalasi Listrik atau
Plug kabel dan lain – lain sesegera mungkin.
Study KASUS :
Sabtu (7/7) sekitar Pukul 15.30 Wita, terjadi longsor di
proyek parkir basement Jalan Sulawesi, Denpasar. Dua
tewas dalam kejadian ini.

Analisa KASUS:
Belum memiliki AMDAL dan IMB
Jika Menurut PerUU:

 Izin Amdal, bukan hanya untuk bangunan yang


berpotensi menghasilkan limbah saja, tapi semua
bangunan yang membawa dampak dan akibat pada
lingkungan.
 Untuk proyek bangunan yang diperuntukkan bagi
publik memang harus punya IMB serta Amdal.
Apalagi, projek basement yang lokasinya berada di
pusat kota dan di kawasan pasar yang padat
pengunjung.
MATUR NUWUUN

rencang2....

Anda mungkin juga menyukai