Anda di halaman 1dari 16

MATA KULIAH

BAHAN PERKERASAN JALAN

Dr. Ir. Andi Alifuddin, ST, MT,AER

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PERTEMUAN KE-1
KONTRAK PERKULIAHAN
 Perkuliahan dilaksanakan 14 kali tatap muka plus 2 kali ujian (UTS + UAS)
Satu kali tatap muka = kuliah 2 kali 50 menit, 60 Menit pemberian tugas terstruktur dan 60 menit belajar mandiri
Dosen melaksanakan perkuliahan sesuai silabus dan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) kurikulum PSTs FT-UMI
tahun 2019
Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan minimal 12 kali (exclude 2x ujian)
 Bila dosen terlambat 15 menit dan tidak ada pemberitahuan maka mahasiswa boleh meninggalkan kelas dan
melakukan pengisian presensi kehadiran
 Mahasiswa terlambat 20 menit dan tanpa ada pemberitahuan tidak boleh mengikuti perkuliahan
 Nilai ujian = Nilai tes tulis + nilai tugas + nilai diskusi/ tanya jawab/ presentasi
 Mahasiswa ketahuan menyontek atau memberi contekan langsung mendapat sangsi tidak lulus
Mahasiswa masuk kuliah penuh (14x)+ujian 2x+mengumpulkan semua tugas -- nilai min
SILABUS
Arti penting perkerasan jalan, komponen, jenis material dan mekanisme pembebanan, fungsi dan karateristik
Karateristik bahan dan dasar pertimbangan
Pengertian jenis, komposisi aspal dan Sifat dan proses terjadinya aspal dan modifikasi aspal
Standar pemeriksan /pengujian dan spesifikasi aspal
Sumber dan jenis batuan, proses terjadinya agregat, pengertian agregat, sifat dan karateristik agregat
Standar pengujian sifat fisik agregat, macam gradasi dan spesifikasi terhadap karateristik campuran aspal
Standar pemeriksaan/pengujian dan spesifikasi agregat
Spesifikasi dan mix design agregat secara grafis dan analitis, pemgertian aspal beton, karateristik dan fungsi
campuran aspal beton
Perencanaan campuran aspal dan agregat (orientasi dan targetnya)
Sifat dan spesifikasi parameter Marshall
Pengujian dan karateristil Marshall test, dan kadar aspal optimum
Pelaksanaan pencampuran aspal dan agregat di lapangan dan sistim pengendalian mutu
Iidentifikasi dan kuantifikasi penyebab kerusakan jalan & penentuan deduct value nilai PCI
DAFTAR
Kontrak PUSTAKA
perkuliahan (1)

Asphalt Institute, 1983, Principles of Construction Hot Mix Asphalt Pavement.


Silvia Sukirman,2010, Perencanaan Tebal Lapis Perkerasan Lentur, Penerbit NOVA, Bandung
Krebs, RD and Walker, RD, 1971, Highway Material
Roberts, Kandhal and Brown, 1991, Hot Mix Asphalt Material, Mixture Design and Construction
Silvia Sukirman. 2003, Beton Aspal Campuran Panas, Penerbit Granit, Jakarta
KONTRAK PERKULIAHAN
Jenis Struktur Perkerasan

Jenis perkerasan
◦ Jalan raya (Highway)
◦ Bandar udara
◦ Rel kereta api (Railway)

Jenis struktur perkerasan


◦ Fleksibel (Flexible pavement)
◦ Kaku (Rigid pavement)
◦ Komposit (Composite pavement)
Struktur Lapis Perkerasan

• Pekerasan Tellford
Perkerasan Lentur • Pekerasan Macadam
(Flexible Pavement) • Pekerasan Beton Aspal
• Pekerasan Paving Block

Perkerasan Kaku • Pekerasan Beton Semen Jenis-Jenis


(Riqid Pavement) Perkerasan
Jalan

• Pekerasan Komposit (Pekerasan Beton


Perkerasan semen dan Permukaan Aspal
Komposit
Struktur Lapis Perkerasan (1)

Sealed granular road


Gravel road (Jalan kerikil) (Jalan kerikil dilapisi aspal tipis)

Composite pavement
GRANULAR (KERIKIL) GRANULAR (KERIKIL) (perkerasan komposit)

SOIL (TANAH) SOIL (TANAH)


ASPHALT (AGG+ASPAL)

CONCRETE (BETON)
Asphalt pav’t (Jalan aspal) Concrete pav’t (Jalan beton)

ASPHALT (AGG+ASPAL) GRANULAR (KERIKIL)


CONCRETE (BETON)
GRANULAR (KERIKIL)
GRANULAR (KERIKIL) GRANULAR (KERIKIL)
SOIL (TANAH) SOIL (TANAH)
Struktur Lapis Perkerasan (2)

Heavy duty concrete


Block pavement (lalin berat) Railway
(Jalan beton utk lalin berat)
Rel
CONCRETE (BETON) ASPHALT or
BALLAST (GRANULAR)
CEMENT TREATED
CEMENT TREATED
GRANULAR (KERIKIL) SUB-BALLAST (GRANULAR)
(STAB SEMEN)
GRANULAR (KERIKIL) SOIL (TANAH) SOIL (TANAH)

SOIL (TANAH) Mengapa harus diberi lapis perkerasan?


Mengapa perkerasan dibuat berlapis?
Semakin keatas tegangan yang dipikul semakin besar
maka butuh perkerasan yang semakin bermutu.
Perkerasan bagian bawah dapat menggunakan bahan
PAVEMENT yang mutunya lebih rendah (harga lebih murah)

(PERKERASAN)
Daya dukung tanah dasar rendah, maka butuh lapis
TANAH DASAR perkerasan
Cross-Section perkerasan
Basic pavement layers Heavy duty pevement P
(Lapis perkerasan standar) (Perkerasan utk kendaraan berat)

Surfacing Wearing course AC-WC


Tack Coat
(Lapis Permukaan) Binder course AC-BC
Tack Coat
AC-Base
Base course Base course
(Lapis pondasi atas/ LPA) Prime Coat

Agregat Kls.A
Sub-base course Sub-base course
(Lapis pondasi bawah/ LPB)

Capping Agregat Kls.B


Subgrade (Landasan)
(Tanah dasar)
Subgrade Tanah dasar
Dapat terbuat dari lapisan beraspal, bahan berbutir, bahan
yang distabilisasi dengan semi/kapur
Dapat terbuat dari lapisan beraspal, bahan berbutir,
bahan yang distabilisasi dengan semen/kapu
POTONGAN Berbagai jenis Lapis Aus adalah sebagai berikut :

MELINTANG
1. Lapis Aus (Wearing Course) :
SMA; BMA; HSMA-WC; AC-WC konventional; AC-WC Superpave; AC-WC
Modofied; HRS-WC; DGEM; Microasbuton A, Lasbutag, Penetrasi Macadam, Burtu,
Burda; dsb.
2. Lapis Pengikat (Binder Course)
HSMA-BC; AC-BC konvensional; AC-BC Superpave; AC-BC Modified; HRS-
Base;OGEM; Microasbuton B; dsb.

Jalan Aspal

Agregat S = 15 cm 3,5 m 2m 1,5 m


3,5 m
2m
1,5 m

AC-BC = 18.5 cm AC-WC = 5 cm


Saluran beton precast CTB= 15 cm
80 x 100 cm AC-WC = 4 cm Agregat A = 15 cm AC-BC = 8 cm
 Berbagai jenis Lapis Pondasi Atas adalah sebagai berikut :
1. Tanpa Pengikat :
Wearing course
Lapis Pondasi Agregat Kelas A; Dry Bound Macadam
(Asphalt) Tack coat (Aspal
2. Dengan Pengikat : emulsi atau Aspal +
a. Pengikat Air : minyak tanah)

Water Bound Macadam Binder course


b. Pengikat Semen : (Asphalt)
PCC (Portland Cement Concrete); CTB; Soil Cement Base Prime coat (Aspal +
minyak tanah)
c. Pengikat Aspal :
ATB Konvensional; AC-Base: dsb
 Berbagai jenis Lapis Pondasi Bawah adalah sebagai berikut :
Base course
1. Tanpa Pengikat :
(Unbound material/ granular)
Lapis Pondasi Agregat Kelas B
2. Dengan Pengikat Aspal :
ATSB Konvensional; CTSB: dsb
Bahan Pengikat Antar Lapis Perkerasan (Bonding)
 Prime Coat (Lapis Resap Pengikat) harus dihampar diatas permukaan pondasi tanpa bahan pengikat, seperti pada Lapis Pondasi Agregat

 Tack Coat (Lapis Perekat) harus dihampar di atas permukaan berbahan pengikat, seperti : Lapis Penetrasi Macadam, Laston (AC), Lataston , CTB,
Perkerasan Beton
 Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat :
 Aspal emulsi mengikat sedang (medium setting) atau mengikat lambat (slow setting). Aspal emulsi dapat diencerkan dengan perbandingan 1 bagian air
bersih dan 1 bagian aspal emulsi dengan syarat tersedia alat pengaduk mekanik
 Aspal keras (minyak) Pen.80/100 atau Pen.60/70 diencerkan dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak tanah adalah 80 – 85
bagian minyak per 100 bagian aspal keras.
Fungsi Lapis Perkerasan
Tujuan Dasar
2. Menlindungi Aplikasi Perkerasan
tanah dasar dari air Jalan

3. Memperkecil
1.Mendukung
terjadinya
beban lalu lintas
pelepasan butir

Pendekatan pada sistem multi layer adalah tegangan


5, Lentur dan 6. disebarkan sedemikian rupa sehingga lapis terbawah
4. Memberikan
Tahan terhadap menerima beban sekecil mungkin dan lapis teratas
Texture permukaan
cuaca merupakan lapisan terkuat.
Fungsi Lapis Perkerasan Lapis permukaan (wearing course) merupakan lapis paling atas dari struktur perkerasan jalan yang
fungsi utamanya adalah;
1. Lapis penahan beban vertical dari kendaraan, oleh itu harus memiliki stabilitas tinggi selama masa
pelayanan
2. Lapis aus (wearing course) karena menerima gesekan dan getaran roda dari kendaraan yang
mengerem
3. Lapis kedap air, sehingga air hujan yang jatuh diatas lapis permukaan tidak meresap ke lapis
dibawahnya yang berakibat rusaknya struktur perkerasan jalan
AC-WC = 4 cm 4. Lapis yang meyebakan beban ke lapis pondasi

AC-BC = 5 -7 cm Lapis pondasi (base course)atas merupakan lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi bawah
dan lapis permukaan dan berfungsi sebagai :
1. Bagian struktur perkerasan yang menahan gaya vertical dari beban kendaraan dan disebarkan ke
lapis dibawahnya
2. Lapis peresap untuk lapis pondasi bawah
3. Bantalan atau perletakan lapis permukaan

Lapis pondasi bawah (Subbase course) lapis perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi dan
tanah dasar dan berfungsi sebagai :
1. Bagian dari struktur perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan beban kendaraan ke lapis
tanah dasar, lapis ini harus cukup stabil dan mempunyai CBR sama atau lebih besar dari 20%,
serta Indeks Plastis (IP) sama atau lebih kecil dari 10%
2. Efesiensi penggunaan material yang relative murah, agar lapis diatasnya dapat dikurangi tebalnya
3. Lapis peresa[, agar air tanah tidak terkumpul di pondasi
4. Lapis pertama, agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan lancer sehubungan dengan kondisi
lapangan yang memaksa harus menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca atau lemahnya daya
dukung tanah dasar menahan roda alat berat
5. Sebagai filter untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi
Syarat butir lapis pondasi bawa harus memenuhi : Jenis pondasi bawah yang umum digunakan di Indonesia adalah lapis pondasi agregat kelas C. syarat
dan ketentuan berdasarkan spesifikasi Bina Marga
≥5 Dengan:
D15 = Diameter butir pada persen lolos = 15%
≤5 D85 = Diameter butir pada persen lolos = 85%
 Secara umum, CBR yang ekonomis untuk tanah dasar adalah sama dengan atau diatas 6%. Bilamana CBR tanah dasar
agak kecil maka tanah dasar tersebut harus ditingkatkan dengan cara yang ekonomis yaitu pemasangan capping layer
yang terdiri dari “Timbunan Pilihan“ (CBR > 10) :
1. Jika CBR antara 3% sampai 5% maka digunakan capping layer sekitar 20 cm
2. Jika CBR dibawah 3% maka digunakan capping layer sekitar 35 cm
Pemasangan capping layer ini dimaksudkan untuk memperoleh CBR gabungan antar capping layer dengan CBR tanah di
bawahnya yang mendekati 6%.
Perlu digarisbawahi bahwa :
Tebal komponen perkerasan boleh disubstitusi hanya dengan material yang lebih tinggi mutunya bukan sebaliknya. Jika
dieqivalentkan dengan bahan yang lebih rendah maka akan terjadi Fatique Cracking terlebih dahulu sebelum terjadinya
rutting. Hal ini sering dilakukan di proyek tanpa disadari. Bandingkan dengan Under Reinforced pada Beton Bertulang.

Jika mutu material tidak memenuhi syarat maka :


1. Campuran Aspal :
a. Stabilitas rendah, maka corrugation (keriting) atau shoving (sungkur) akan terjadi.
b. Marshall Quotient tinggi, campuran mudah retak karena agak kaku.
c. Rongga udara tinggi, mudah teroksidasi sehingga mudah getas.
d. Rongga udara kecil, bleeding (kegemukan).
e. Kelekatan batuan terhadap aspal kurang, kekuatan rendah.
2. Lapis Pondasi Agregat :
a. CBR rendah, lapisan beraspal diatasnya cepat retak maka umur berkurang
b. Abrasi agregat tinggi atau pipih, agregat mudah pecah maka interlocking hilang sehingga
kekuatan menurun.
Jika mutu pelaksanaan tidak memenuhi syarat maka :
1. Campuran Aspal :
a. Suhu campuran > 165°C , terjadi perubahan sifat-sifat kimia aspal sehingga cepat getas.
b. Pemadatan kurang, kepadatan yang diperoleh kurang maka stabilitas kurang dan rongga udara
besar sehingga kekuatan menurun dan cepat getas.
2. Lapis Pondasi Agregat :
3. Pemadatan kurang, kepadatan yang diperoleh kurang maka CBR akan turun drastic (tidak linear)
sehingga daya dukung menurun drastis yang mengakibatkan lapisan berasapal diatasnya mudah
retak.
Catatan :
 Timbunan Biasa : dari bahan galian tanah/batu yang tidak boleh
• PI tinggi
• Expansive (kembang susut) tinggi dan sangat tinggi (lamp. 3.2.A Spek)
• Kadar air alamiah sangat tinggi yang tidak praktis dikeringkan
 Tebal hamparan timbunan per lapis maks. 20 cm dan min. 10 cm, kecuali diatas tanah lunak.
 Kepadatan 100%, jika kurang 30 cm dibawah elevasi tanah dasar dan 95%, jika lebih 30 cm dibawah elevasi tanah dasar
TERIMA KASIH

GANTUNGKAN CITA-CITAMU
SETINGGI LANGIT
(AIM HIGH)

Anda mungkin juga menyukai

  • Pertemuan 6
    Pertemuan 6
    Dokumen17 halaman
    Pertemuan 6
    andi alifuddin
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen45 halaman
    Bab Iii
    andi alifuddin
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii1
    Bab Iii1
    Dokumen24 halaman
    Bab Iii1
    andi alifuddin
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    andi alifuddin
    Belum ada peringkat