Anda di halaman 1dari 49

ASKEP KLIEN DENGAN

KEGAWATDARURATAN STROKE
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN
PADA KLIEN DENGAN STROKE
PENGERTIAN
STROKE adalah penyebab kematian kedua di dunia dengan
angka lebih dari 5.1 juta. Angka kematian pada pria dan wanita
relatif sama, tetapi angka kematian di negara-negara miskin dan
sedang berkembang jauh lebih besar dari pada angka kematian
stroke di negara-negara maju. Tahun 2020, angka kematian
karena stroke diperkirakan akan mencapai 7.6 juta orang.
• Stroke (bahasa inggris : stroke) adalah suatu kondisi yang terjadi
ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu.
Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan
serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau
mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat
menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan
itu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika
Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005).
• Menurut WHO (1997) stroke adalah adanya tanda-
tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan
fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala
yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain
yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000)
• Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi
penyebab yang tiba-tiba defisit neurologis karena
insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak.
Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh trombus,
biasanya sekunder terhadap arterisklerosis, terhadap
embolisme berasal dari tempat lain dalam tubuh,
atau terhadap perdarahan akibat ruptur arteri
(aneurisma) (Lynda Juall Carpenito, 1995).
PATOFISIOLOGI
1. Stroke non hemoragik
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran
darah otak oleh thrombus atau embolus. Trombus
umumnya terjadi karena berkembangnya aterosklerosis
pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi
tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi
berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi
kompleks iskemia akhirnya terjadi infark pada jaringan
otak. Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan
menuju arteri serebral melalui arteri karotis. Terjadinya
blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang
tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan
neurologist fokal. Perdarahan otak dapat disebabkan
oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.
2. Stroke hemoragik
Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan
darah mengalir ke substansi atau ruangan
subarachnoid yang menimbulkan perubahan
komponen intracranial yang seharusnya konstan.
Adanya perubahan komponen intracranial yang tidak
dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan
peningkatan TIK yang bila berlanjut akan
menyebabkan herniasi otak sehingga timbul
kematian. Di samping itu, darah yang mengalir ke
substansi otak atau ruang subarachnoid dapat
menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak
dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan
aliran darah berkurang atau tidak ada sehingga terjadi
nekrosis jaringan otak.
ETIOLOGI
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan
stroke antara lain:
1. Thrombosis Cerebral.
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang
mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi
jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan
kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi
pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.
Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas
simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat
menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala
neurologis seringkali memburuk pada 48 jam setelah
thrombosis.
Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan
thrombosis otak :
a. Atherosklerosis
Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta
berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh
darah. Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam.
Kerusakan dapat terjadi melalui mekanisme berikut:
- Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan
berkurangnya aliran darah.
- Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi
thrombosis.
- Merupakan tempat terbentuknya thrombus, dan
kemudian melepaskan kepingan thrombus
(embolus).
- Dinding arteri menjadi lemah, terjadi aneurisma
kemudian robek dan terjadi perdarahan.
b. Hypercoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental , peningkatan
viskositas/hematokrit meningkat dapat melambatkan
aliran darah serebral.
c. Arteritis (radang pada arteri)

2. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh
darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada
umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang
terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli
tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang
dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat
menimbulkan emboli:
a. Katup-katup jantung yang rusak akibat
Rheumatik Heart Desease (RHD).
b. Miokard infark
c. Fibrilasi,. Keadaan aritmia menyebabkan
berbagai bentuk pengosongan ventrikel
sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan
sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan
mengeluarkan embolus-embolus kecil.
d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri,
menyebabkan terbentuknya gumpalan-
gumpalan pada endocardium.
3. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral
termasuk perdarahan dalam ruang
subarachnoid atau kedalam jaringan otak
sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena
atherosklerosis dan hypertensi. Akibat
pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan
perembesan darah kedalam parenkim otak
yang dapat mengakibatkan penekanan,
pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang
berdekatan ,sehingga otak akan membengkak,
jaringan otak tertekan
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim
terjadi:
a. Aneurisma Berry, biasanya defek kongenital.
b. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis.
c. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan
emboli septis.
d. Malformasi arteriovenous, terjadi hubungan
persambungan pembuluh darah arteri, sehingga
darah arteri langsung masuk vena.
e. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang
menimbulkan penebalan dan degenerasi
pembuluh darah.
FAKTOR – FAKTOR RESIKO STROKE
1. Hipertensi: faktor resiko utama
2. Penyakit kardiovaskuler, emboli serebral
berasal dari jantung: gagal jantung, penyakit
jantung kongestif
3. Kolesterol tinggi, obesitas
4. Peningkatan hemolitik meningkatkan resiko
infark serebral
5. Diabetes: dikaitkan dengan aterogenesise
terakseberasi
6. Kontrasepsi oral (khusus dengan disertai
hypertensi, merokok dan kadar estrogen tinggi)
7. Merokok, menyalahgunakan obat (khusus kokain)
konsumsi alkohol.
KLASIFIKASI
1. Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan
gejala kliniknya, yaitu:
a. Stroke Haemorhagi
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan
subarachnoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
otak pada daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat
melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi
saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
b. Stroke Non Haemorhagi
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis
serebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat,
baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi
perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan
hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder.
Kesadaran umummnya baik.
2. Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya:
a. TIA (Trans Iskemik Attack) gangguan neurologis
setempat yang terjadi selama beberapa menit
sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan
hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu
kurang dari 24 jam.
b. Stroke involusi: stroke yang terjadi masih terus
berkembang dimana gangguan neurologis terlihat
semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat
berjalan 24 jam atau beberapa hari.
c. Stroke komplit: dimana gangguan neurologi yang
timbul sudah menetap atau permanen. Sesuai
dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh
serangan TIA berulang.
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung
pada daerah dan luasnya daerah otak yang terkena.
1. Pengaruh terhadap status mental :
• Tidak sadar : 30% – 40%
• Konfuse : 45% dari pasien biasanya sadar
2. Daerah arteri serebri media, arteri karotis interna
akan menimbulkan:
• Hemiplegia kontralateral yang disertai
hemianesthesia (30%-80%)
• Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35%-50%)
• Apraksia bila mengenai hemisfer non
dominant(30%)
3. Daerah arteri serebri anterior akan menimbulkan
gejala:
• Hemiplegia dan hemianesthesia kontralateral
terutama tungkai (30%-80%)
• Inkontinensia urin, afasia, atau apraksia tergantung
hemisfer mana yang terkena
4. Daerah arteri serebri posterior
• Nyeri spontan pada kepala
• Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35-50%)
5. Daerah vertebra basiler akan menimbulkan:
• Sering fatal karena mengenai pusat-pusat vital di
batang otak
• Hemiplegia alternans atau tetraplegia
• Kelumpuhan pseudobulbar (kelumpuhan otot mata
Apabila dilihat bagian hemisfer mana yang terkena,
gejala dapat berupa:
1. Stroke hemisfer kanan
• Hemiparese sebelah kiri tubuh
• Penilaian buruk
• Mempunyai kerentanan terhadap sisi kontralateral
sebagai kemungkinan terjatuh ke sisi yang berlawanan
2. stroke hemisfer kiri
• Mengalami hemiparese kanan
• Perilaku lambat dan sangat berhati-hati
• Kelainan bidang pandang sebelah kanan
• Disfagia global
• Afasia
• Mudah frustasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan radiologi
a. CT scan: didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk
ventrikel, atau menyebar ke
permukaan otak.
b. MRI untuk menunjukkan area yang mengalami
infark,hemoragik.
c. Angiografi serebral: Membantu menentukan penyebab
stroke secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi
arteri.
d. Pemeriksaan foto thorax dapat memperlihatkan keadaan
jantung, apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang
merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada
penderita stroke.
Gambar CT-Scan menunjukkan area di sebelah kiri lebih gelap yang menandakan
adanya kematian jaringan di otak
Gambar A menunjukan area keputihan yang merupakan perdarahan
2. Pemeriksaan laboratorium
a. Pungsi lumbal: Menunjukan adanya tekanan
normal dan cairan tidak mengandung darah
atau jernih.
b. Pemeriksaan darah rutin
c. Pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut
dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah dapat
mencapai 250 mg dalam serum dan
kemudian berangsur-angsur turun kembali.
d. Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari
kelainan pada darah itu sendiri.
TINDAKAN KEGAWATDARURATAN STROKE

Airway
• Terdapat sumbatan jalan nafas berupa sekret.
• Suara nafas : gargling / ngorok 
Breathing
• Tampak sesak 
• Penggunaan otot bantu pernafasan (-)
• Frekuensi nafas : 36x/menit
• Irama nafas : tidak teratur 
• Kedalaman nafas : dangkal
• Terdapat suara nafas tambahan : ronchi basah
Circulation 
• Sirkulasi perifer 
• Nadi
• Tekanan darah
• Akral dingin
• Warna kulit
• CRT  
• Terdapat edema
• Sirkulasi jantung
• Irama jantung  
• Bunyi jantung
• Nyeri dada
Disability
• Terjadi penurunan kesadaran
PENATALAKSANAAN STROKE

Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor


kritis sebagai berikut:
1. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan:
a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu
lakukan pengisapan lendir yang sering, oksigenasi,
kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu
pernafasan.
b. Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien,
termasuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
2. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.
3. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai
kateter.
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan
secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan
PENGOBATAN KONSERVATIF

1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS)


secara percobaan, tetapi maknanya pada tubuh
manusia belum dapat dibuktikan.

2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid,


papaverin intra arterial.

3. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan


untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi
thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
PENGOBATAN PEMBEDAHAN
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah
serebral:
1. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri
karotis, yaitu dengan membuka arteri karotis di
leher.
2. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan
pembedahan dan manfaatnya paling dirasakan
oleh pasien TIA.
3. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut.
4. Ligasi arteri karotis komunis di leher khususnya
pada aneurisma.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
a. Kesadaran: umumnya mengelami penurunan
kesadaran
b. Suara bicara: kadang mengalami gangguan yaitu
sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara
c. Tanda-tanda vital: tekanan darah meningkat, denyut
nadi bervariasi.
2. Pemeriksaan integumen
a. Kulit: jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak
pucat dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit
kan jelek. Di samping itu perlu juga dikaji tanda-
tanda dekubitus terutama pada daerah yang
menonjol karena klien stroke non hemoragik harus
bed rest 2-3 minggu
3. Pemeriksaan kepala dan leher
a. Kepala: bentuk normocephalik
b. Muka: umumnya tidak simetris yaitu miring ke salah
satu sisi
c. Leher: kaku kuduk jarang terjadi.
4. Pemeriksaan dada
Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas
terdengar ronchi wheezing ataupun suara nafas tambahan,
pernafasan tidak teratur akibat penurunan refleks batuk
dan menelan.
5. Pemeriksaan abdomen
Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest
yang lama, dan kadang terdapat kembung.
6. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
Kadang terdapat incontinensia atau retensio urine.
7. Pemeriksaan ekstremitas
Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi
tubuh.
8. Pemeriksaan neurologi:
a. Pemeriksaan nervus cranialis
Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII
dan XII central.
b. Pemeriksaan motorik
Hampir selalu terjadi kelumpuhan/kelemahan pada
salah satu sisi tubuh.
c. Pemeriksaan sensorikDapat terjadi hemihipestesi.
d. Pemeriksaan reflek
Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh
akan menghilang.
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN:
1. Meningkatkan perfusi serebri dan oksigenasi yang
adekuat.
2. Mencegah dan meminimalkan komplikasi dan
kelumpuhan permanen.
3. Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
4. Memberikan dukungan terhadap proses
mekanisme koping dan mengintegrasikan
perubahan konsep diri.
5. Memberikan informasi tentang proses penyakit,
prognosis, pengobatan dan kebutuhan
rehabilitasi.
TUJUAN AKHIR KEPERAWATAN:
1. Meningkatnya fungsi serebral dan
menurunnya defisit neurologis.
2. Mencegah/meminimalkan komplikasi.
3. Kebutuhan sehari-hari terpenuhi baik oleh
dirinya maupun orang lain.
4. Mekanisme koping positip dan mampu
merencanakan keadaan setelah sakit
5. Mengerti terhadap proses penyakit dan
prognosis.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d.
penumpukan sputum (karena kelemahan,
hilangnya refleks batuk)
2. Penurunan perfusi serebral b.d. adanya
perdarahan, edema atau oklusi pembuluh darah
serebral
3. Gangguan mobilitas fisik b.d. kerusakan
neuromuskuler, kelemahan, hemiparese
THANKS 4 UR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai