PENGENALAN

FARMAKOLOGI
 FARMAKOLOGI
PHARMACON •Obat
LOGOS •Ilmu
DEFINISI
CABANG-CABANG FARMAKOLOGI
FARMAKOGNOSI

FARMASI

FARMAKOLOGI KLINIK

FARMAKOTERAPI

FARMAKOKINETIKA

FARMAKODINAIKA

TOKSIKOLOGI
CABANG-CABANG FARMAKOLOGI
 CABANG-CABANG FARMAKOLOGI

FARAMAKOGNOSI : mempelajari
tentang tumbuh-tumbuhan dan bahan-
bahan alamiah lain sebagai sumber
obat
 Pharmacon Toxicon

Toxicology (Toxicon + Logos) :

Suatu cabang dari ilmu farmakologi yang mempelajari efek yang tidak dikehendaki
dari senyawa kimia pada sistem biologi mulai dari individual sel sampai pada
ecosystem yang lebih kompleks (ASPET,2000)

9
 Theophrastus von Hohenheim
(Paracelcus,1493 – 1541)

Alle Ding' sind Gift und nichts ohn' Gift;

allein die Dosis macht, dass ein Ding kein Gift ist.
(All things are poison and nothing is without poison,
only the dose permits something not to be poisonous)
Theophrastus von Hohenheim
(Paracelcus,1493 – 1541)
All things are poison, nothing is without poison

Toxic
Minimum Toxic Concentration

Therapeutic
Minimum Therapeutic Concentration

 Ineffective
 OBAT
Setiap zat kimia (alami maupun sintetik) selain makanan yang mempunyai pengaruh atau
dapat menimbulkan efek pada organisme hidup, baik efek psikologis, fisiologis, maupun biokimiawi.

Penetapan diagnosa, pencegahan

(preventif), dan penyembuhan (kuratif),
simtomatik

TUJUAN Pemulihan kembali (rehabilitatif) dan

PENGOBATAN peningkatan kesehatan (promotif)

Kontrasepsi
SUMBER-SUMBER OBAT
Tumbuhan
• Kina, Digitalis, Curcuma

Hewan
• Insulin, madu

Mineral
• Kaolin, Natrium

Mikro organisma
• Antibiotika

Sintesis kimia
• Parasetamol, asam salisilat

Bioteknologi
• Insulin, hormon
MACAM-MACAM SEDIAAN OBAT

Tablet KAPSUL SERBUK

MACAM-MACAM SEDIAAN OBAT

SIRUP
SUSPENSI EMULSI
LARUTAN
MACAM-MACAM SEDIAAN OBAT
MACAM-MACAM SEDIAAN OBAT
MACAM-MACAM SEDIAAN OBAT
MACAM-MACAM SEDIAAN OBAT
CREAM

SUPPOSITORIA

SALEB

VAGINAL TABLET
Penggolongan obat menurut UU

1. Obat bebas : obat yg dapat dibeli secara bebas & tidak membahayakan si pemakai
dalam batas dosis yg dianjurkan.
Tanda : lingkaran bulat warna hijau dengan garis tepi hitam. Obat bebas ini
digunakan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan. Misalnya : vitamin/multi vitamin
(Livron B Plex, )
2. Obat bebas terbatas (daftar W = waarschuwing = peringatan) : obat keras yg dapat
diserahkan tanpa resep dokter dalam bungkus aslinya dari produsen.
Tanda : lingkaran biru bergaris tepi hitam.
Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza).
OBAT BEBAS TERBATAS

Pada kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang

bertandakotak kecil berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi
hitam, dengan tulisan sebagai berikut :

P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.

P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
3. Obat Keras (daftar G = gevarlijk=berbahaya), adlh semua obat yg :

a. Memiliki Dosis Maksimal atau yg tercantum dl daftar obat keras yg ditetapkan

pemerintah
b. Diberi tanda khusus lingkaran bulat merah dg garis tepi hitam dan huruf K yg
menyentuh garis tepi
c. Semua obat baru, kecuali jika dinyatakan tidak berbahaya.
d. Semua obat parenteral/injeksi/infus i.v.
4. Psikotropika : obat yg mempengaruhi mental/jiwa, merangsang atau menenangkan,
mengubah pikiran/perasaan/prilaku seseorang. Misal : golongan ekstasi, diazepam dan
turunan golongan benzodiazepine lainnya, barbital/luminal.

5. Narkotika (obat bius atau daftar O = opium)

Merupakan obat yg diperlukan dlm bidang pengetahuan, memiliki efek sebagai anti nyeri,
serta dpt menimbulkan ketergantungan dan ketagihan (adiksi) yg sangat merugikan. Misal :
candu/opium, morfin, petidin, metadon, kodein.
PERMENKES N0.72/2016
OBAT HIGH ALERT
adalah obat-obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi
dalam pengelolaannya, karena seringkali menyebabkan
kesalahan/medication error, dan/ atau kejadian sentinel.
 OBAT HIGH ALERT
 OBAT RISIKO TINGGI, yaitu obat yang bila terjadi kesalahan (error) dapat
menimbulkan kematian atau kecacatan seperti, insulin, heparin, atau
kemoterapeutik : obat dg indeks terapi sempit, sering menimbulkan ROTD
 LASA (look alike sound alike) /NORUM (nama obat rupa dan ucapan mirip).
 ELEKTROLIT KONSENTRAT :
Potasium klorida (KCl) dengan konsentrasi sama ataulebih dari 2 mEq/ml.
Potasium fosfat dengan konsentrasi sama atau lebih besardari 3 mmol/ml.
Natrium klorida (NaCl) dengan konsentrasi lebih dari 0,9%
Magnesium sulfat dengan konsentrasi 50% atau lebih.
OBAT-OBAT RISIKO TINGGI
LOOK ALIKE
 SOUND ALIKE

LOSEC LASIX

lesiCHOL lesCHOL

PRAvastatin SIMvastatin

cefoTAXIME cefoPERAZONE

LANSOprazol OMEprazol

AZIthromycin ERYthromycine
 Rute Pemberian Obat (Umum)
Parenteral Inhalasi
(IV)
Oral

Transdermal
Parenteral
Topikal (SC, IM)

Rectal
CARA PENGGUNAAN OBAT
CARA PENGGUNAAN OBAT
CARA PENGGUNAAN OBAT

PATCH
CARA PENGGUNAAN OBAT

SPRAY

DIHISAP
 PENYIMPANAN OBAT
Persyaratan Penyimpanan :

- Suhu dingin 2-8 ˚ C (lemari pendingin/kulkas)

- Suhu kamar < 30˚C
- Kelembaban 30 – 50 %
- Tidak terkena cahaya langsung
◦ - Sistem FEFO (First Expiry First Out)/FIFO (First In First Out)
GUIDE TO GOOD STORAGE PRACTICES FOR
PHARMACEUTICAL - WHO
PENYIMPANAN OBAT
- Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh produsen.
- Tertera dalam brosur/kemasan obat.
- Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku : narkotik psikotropik
PEMANTAUAN SUHU
BAGAIMANA OBAT
BEKERJA
 RUTE PEMBERIAN OBAT

ENTERAL PARENTERAL
• Oral • Intravenous (IV) •Nose (Intranasal)
• Intra-arterial (IA) • Eye (Opthalmic)
•Sublingual • Subcutaneous (SC) • Ear (Otic)
• Intradermal (ID) • Vagina
•Rectal • Intramuscular (IM) • Urethra
• Intraperitoneal (IP) • Urinary Bladder
• Lungs (Inhalation) • Intrathecal
• Skin (Topical) • Epidural
• Directly Into Target Tissue
Parenteral Inhaled
(IV)
Oral

Transdermal
Parenteral
Topical (SC, IM)

Rectal
Proses yg dialami obat sebelum tiba di tempat kerja.
Sblm obat yg diberikan pada pasien tiba pd tujuannya dlm
tubuh (tempat kerja/target site), obat mengalami proses
yaitu :
1. Fase biofarmasi/biofarmasetika/farmasetika
2. Fase farmakokinetika
3. Fase farmakodinamika
 site
of administration
Drug a

1. Absorption

Drug in plasma
2. Distribution
Drug/metabolites
3. Metabolisme
in tissues

Drug/metabolites
in urine, feces, bile
4. Elimination

Modified from Mycek et al. (1997)

Skema obat dalam bentuk tablet
FASE FARMASETIKA
Fase-fase melarut dari tablet
Pharmaceutical availability : menyatakan
kecepatan larut (dan jumlah) dari obat yg
tersedia in vitro dari bentuk farmaseutisnya.
Bioavailability (BA) = ketersediaan hayati :
persentase obat yg diresorpsi tubuh dr suatu
dosis yg diberikan dan tersedia, untuk
melakukan efek terapinya.
FASE FARMAKOKINETIKA
ABSORPSI

DISTRIBUSI

METABOLISME

EKSKRESI
Prinsip Farmakokinetika

Setiap proses yang dilakukan tubuh terhadap obat,

yaitu absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.
Skema obat dalam bentuk tablet
Absorpsi : Penyerapan obat dari usus ke
dalam sirkulasi
Berkaitan dengan rute pemberian obat dan mempengaruhi
bioavaibilitas obat dalam tubuh
VARIASI ABSORPSI OBAT
SEDIAAN ORAL :
Liquids, elixirs, syrups Fastest
Suspension solutions ê
Powders ê
Capsules ê
Tablets ê
Coated tablets ê
Enteric-coated tablets Slowest
KONSEP PENTING:

Serum Concentration
BIOAVAILABIITY :
Fraksi obat yang mencapai
sirkulasi sistemik setelah rute
tertentu admin'n
Injected Dose

DIPENGARUHI OLEH:
first pass metabolism (contoh:
Lidocaine, propranolol)
Solubility
Instability (contoh: Penicillin G, Oral Dose
insulin)
Time
Bioavaibility : Ketersediaan hayati, yaitu persentase obat secara utuh
mencapai sirkulasi umum untuk melakukan kerjanya.

Obat akan berkurang kadarnya melalui mekanisme:

• Gangguan atau ketidaksempurnaan proses absorpsi di dalam sistem

saluran cerna
• Proses metabolisme tahap pertama. (Metabolisme First Pass). Obat
yang diabsorpsi usus dibawa oleh darah menuju ke hati dan
mengalami metabolisme
 First-pass Effect
Pada beberapa obat menyebabkan tidak efektif
bila digunakan peroral
Dosis obat p.o lebih besar dari dosis i.v
Bila obat dimetabolisme menjadi bentuk aktif,
menyebabkan kumulatif dari metabolit
Dipilihkan rute pemberian lainnya (misalnya,
IV atau intramuscular injection)

Diberikan dosis oral permulaan yang tinggi

(loading) dengan tujuan menjenuhkan liver
enzymes
First-Pass Effect
Routes that bypass the liver:
◦ Sublingual Transdermal
◦ Buccal Vaginal
◦ Rectal* Intramuscular
◦ Intravenous Subcutaneous
◦ Intranasal Inhalation
(rute rectal, mengalami first pass efect lebih
tinggi dibandingkan rute lain diatas)
 DISTRIBUSI

TEMPAT KERJA (RESEPTOR) DEPOT JARINGAN

Terikat  Bebas BEBAS  TERIKAT

Absorpsi Obat Bebas Ekskresi

Obat Terikat
Metabolit
Biotransformasi

Distribusi : proses pendistribusian obat ke sistem peredaran darah.

Obat akan didistribusikan dan diikat oleh protein plasma (Albumin, Globulin,
dll) dan diikat secara REVERSIBEL.
VOLUME DISTRIBUSI OBAT

Drugs may distribute into any Plasma

or all of the following (4 litres)

compartments: Interstitial Fluid

◦ Plasma (10 litres)
◦ Interstitial Fluid
◦ Intracellular Fluid Intracellular Fluid
(28 litres)
It takes time for a drug to distribute in the body
Drug distribution is affected by elimination

Serum Concentration 1.5

Drug is not eliminated

1.0
Elimination Phase

0.5

Distribution Phase Drug is eliminated

0
0
Time
 Parameter Farmakokinetik
Volume Distribusi (Vd)
Ukuran tubuh yang tersedia untuk diisi obat (Terdistribusi di Plasma,
Darah atau cairan plasma)
Cleareance/ Bersihan
Ukuran kemampuan tubuh untuk menghilangkan obat di dalam tubuh
Waktu Paruh (T ½)
Waktu yang dibutuhkan untuk mengubah jumlah obat dalam tubuh
menjadi separuhnya selama eliminasi
Bioavaibilitas (ketersediaan hayati)/ F
METABOLISME
Proses perubahan struktur kimia obat yang dikatalisis oleh enzim.
Menjadi lebih polar... Larut dalam air.... Ekskresi melalui ginjal... Urine
Aktif menjadi Inaktif ....... Untuk mengakhiri kerja obat
Prodrug (inaktif) menjadi Drug (aktif)
Pengaruh enzim....... Penggunaan bersamaan bersaing .... mempengaruhi kerja obat
Menginduksi emzim ,,,,,,,
Menghambat enzim ,,,,,,,
EKSKRESI
Proses pengeluaran Obat dari dalam tubuh
◦ Ginjal … urine
◦ Kulit
◦ Paru-paru
◦ Usus... Feses
◦ Rambut
EFEK OBAT
EFEK TERAPI
REAKSI OBAT YANG TIDAK DIINGINKAN (ROTD)/EFEK SAMPING
ALERGI
IDIOSINKRASI
EFEK TERATOGENIK
 FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI EFEK
FARMAKOLOGI

1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Genetik
4. Faktor Lingkungan
5. Interaksi Obat-Farmakokinetik
6. Interaksi Obat – Farmakodinamik
7. Patofisiologis
PENGGOLONGAN OBAT
BERDASARKAN :
SUMBER BAHAN BAKU : ALAMIAH, SINTESIS, SEMISINTESIS
PERUNDANG-UNDANGAN : OBAT BEBAS, OBAT BEBAS TERBATAS, OBAT KERAS,
NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA (OBAT KERAS TERTENTU).
RUTE PEMBERIAN : ORAL, TOPIKAL, PARENTERAL, NASAL, ANAL, VAGINAL,
TRANSDERMAL DLL.
KELAS TERAPI : BERDASARKAN EFEK TERAPINYA : ANALGETIK, ANTI
HIPERTENSI, ANTI ASMA DLL.
MACAM-MACAM
OBAT
BERDASARKAN KELAS TERAPI
 PENGGOLONGAN OBAT
BERDASARKAN KELAS TERAPI
1. ANALGETIKA
2. ANTIPIRAI
3. ANESTETIKA UMUM
4. ANESTETIKA LOKAL
5. ANTI ALERGI DAN OBAT ANAFILAKSIS
6. ANTIDOTUM
7. ANTI EPILEPSI-ANTI KONVULSI
8. ANTI INFEKSI
9. ANTINEOPLASTIK
10. DLL
ANALGETIKA
= OBAT PEREDA NYERI
- ANALGETIKA PERIFER .. NYERI RINGAN SAMPAI SEDANG
CO: PARASETAMOL, ASAM MEFENAMAT, PIROKSIKAM
- ANALGETIKA OPIOID... NYERI HEBAT.... GOL NARKOTIKA
CO: CODEIN, MORFIN
ANTIPIRAI
MENGHAMBAT PRODUKSI ASAM URAT,
MENINGKATKAN
EKSKRESI ASAM URAT, ANTI NYERI
ANTI INFEKSI
ANTI BAKTERI : Amoxycillin, Cefixim, Gentamycin
ANTI JAMUR : Itraconazole, Griseofulvin, Nystatin
ANTI VIRUS : Tenofovir, Lamivudin
ANTI PARASIT : Anti cacing, anti malaria
KARDIOVASKULAR
ANTIHIPERTENSI : Amlodipin, Captopril, Valsartan, Hidrokhlorotiazid
ANTI ANGINA PECTORIS : Amlodipin
OBAT GAGAL JANTUNG : Digoksin, furosemide, spironolakton
ANTI ARITMIA : Amiodaron
ANTI KONVULSI
ANTI KEJANG
- PHENYTOIN
- CARBAMAZEPIN
- PHENOBARBITAL
 SEKIAN dan
TERIMA KASIH