SGD 12 Skenario 3
SGD 12 Skenario 3
Date
Terminologi
✤ Pernafasan kussmaul: pola pernapasan yang sangat dalam dengan frekuensi yang normal atau semakin
kecil.
✤ Kaku kuduk: leher kaku atau sensasi nyeri atau rasa tidak nyaman di leher ketika mencoba untuk
menggerakkan atau memutar kepala dari sisi ke sisi.
✤ PCH: pernafasan cuping hidung, terjadi ketika pasien sesak napas untuk memaksimalkan udara yang
masuk ke paru
✤ Sopor: stupor, gangguan kesadaram yang menyerupai tidur dalam dan hanya dapat dibangunkan
sebagian dengan rangsang nyeri yang kuat dan berulangkali, komunikasi minimal, reaksi ada berupa
gerakan menolak sakit dan mengerang.
✤ Satu minggu ini pasien mengalami muntah dan mencret, frekuensi >5x/hari,
demam tinggi selama 3 hari dan 2 hari ini tidak mau makan dan minum.
✤ Pemeriksaan fisik, keadaan umum: sopor, temperatur 40C, hidung: PCH (+),
thorax: retraksi (+), pernafasan kussmaul, RR: 80x/i, abdomen: peristaltik
meningkat, eksremitas: akral dingin, CRT >3”, pols tidak teraba.
Analisis Masalah
1. Apakah tindakan awal yang harus dilakukan jika terjadi kejang demam pada anak?
Letakkan anak di tempat datar, letakkan di tempat yang luas dan bebas, posisikan anak tidur
menyamping agar tidak tersedak saat kejang, longgarkan pakaian terutama bagian leher,
jangan memasukkan benda apapun ke mulut termasuk minuman atau obat-obatan
Penyakit tertentu, cedera, keracunan hingga efek samping dari obat-obatan; dapat juga terjadi
akibat faktor lain dari otak atau organ lain seperti gangguan pada sirkulasi darah otak
(cerebellum/batang otak) yang terjadi akibat perdarahan, trombosis maupun emboli
Kompos mentis=sadar sepenuhnya, apatis=tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungannya, delirium=mengalami kekacauan gerakan, siklus
tidur, kacau, disorientasi, serta meronta-ronta, somnolen=mengantuk namun masih dapat sadar bila dirangsang, tetapi bila rangsangan berhenti akan tidur
kembali, sopor=mengantuk yang dalam, namun masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat tetapi tidak terbangun sempurna dan tidak dapat
menjawab pertanyaan dengan baik, semikoma=penurunan kesadaran yang tidak memberikan respon terhadap pertanyaan, tidak dapat dibangunkan sama
sekali, koma=penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak memberikan respon terhadap pertanyaan, tidak ada gerakan dan tidak aad respon terhadap
rangsang.
9. Mengembalikan tanda vital pasien dan mempertahankan hemodinamik pasien dalam batas normal, pemberian cairan resusitasi untuk mengatasi
dehidrasi atau kekurangan cairan pada pasien.
Hb: rendah, leukosit: tinggi, ht: rendah, KGD: rendah, natrium, kalium, klorida: rendah
Mapping Concept
Gangguan keseimbangan
asam basa
Demam
Kejang
Penurunan kesadaran
Learning Objective
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan:
bangun (wakefulness)
ketanggapan (awareness)
Etiologi
Sistem sirkulasi gagal menghantarkan oksigen dan nutrien —> penurunan tekanan oksigen
parsial —> asidosis laktat
• Fase ireversibel: cedera organ yang berat dan tidak responsive —> gagal multi-organ dan
kematian
Patofisiologi
(4) : spontan
✤ Pemeriksaan fisik : nadi, tekanan darah, suhu tubuh, respirasi, kulit, kepala,
konjungtiva, mukosa mulut, telinga, hidung, orbita, leher, dada dan perut
- Adanya gerakan otomatik ini menunjukkan bahwa fungsi nukleus di batang otak masih baik;
hal ini berarti bahwa prognosis relatif baik
- Adanya kejat mioklonik multifokal dan berulang kali; gejala ini biasanya disebabkan oleh
gangguan metabolisme sel hemisfer otak
- Letak lengan dan tungkai; bila lengan dan tungkai dalam posisi fleksi maka hal ini berarti
gangguan terletak di hemsifer otak (dekortikasi). Bila kedua lengan dan tungkai dalam
keadaan ekstensi (rigiditas deserebrasi) maka ini menunjukkan adanya gangguan di batang
otak dan keadaan ini sangat serius.
Tatalaksana
✤ 1) Pernapasan
✤ a. Harus diusahakan agar jalan napas tetap bebas dari obstruksi
✤ b. Posisi: miring, kepala lebih rendah dari badan
✤ 2) Tekanan darah: Harus diusahakan agar tekanan darah cukup tinggi untuk
memompa darah ke otak
✤ 3) Otak
✤ a. Periksalah kemungkinan adanya edema otak
✤ b. Hentikan kejang yang ada
Tatalaksana
✤ 4) Vesika urinaria
✤ 5) Gastro-intestinal