Anda di halaman 1dari 57

KLUSTER INDUSTRI

Oleh:
Jamzani Sodik
PENGERTIAN KLUSTER:
 Kluster industri sendiri sering dibatasi
melalui dua cara yang berbeda.
 Pertama adalah dibatasi secara
fungsional.
 Kedua, kluster industri ditekankan
secara geografis
continued…
I. Kluster dibatasi secara fungsional.
 Sebagaimana dikemukakan oleh Michael Porter (1990;

2000) kluster industri lebih dipandang sebagai sekelompok


perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan yang serupa
di dalam suatu ekonomi nasional daripada hanya sekadar
terletak di dalam lokasi tertentu.
 Karena itu, faktor yang paling penting di dalam kluster

industri adalah adanya keterkaitan (linkages) antara


perusahaan-perusahaan di dalam sektor tertentu atau
dengan sektor-sektor yang lain tetapi saling mendukung.
continued…
II. Kluster dibatasi secara geografis.
 Kluster industri yang ditekankan pada sekelompok industri

yang ada di dalam wilayah tertentu. Hal ini, misalnya


terlihat dari batasan Schmitz dan Nadvi yang melihat
kluster industri sebagai ‘sectoral and spatial
concentration of firms’ (Schmitz and Nadvi
1999:1503).
continued…
 Alfred Marshall merupakan ekonom generasi pertama
yang serius melihat potensi kluster industri bagi
terdorongnya pertumbuhan ekonomi suatu negara,
khususnya setelah dia mencermati berkembangnya
sentra-sentra industri di Inggris, Jerman dan di
negara-negara lain di Eropa pada peralihan abad ke-
19 menuju abad ke-20.
continued…
 Alfred Marshall (1919)
 Kluster adalah industrial distrik dan
sentra industri merupakan kluster
produksi yang berdekatan
 Becattini (1990)
 sentra industri merupakan wilayah sosial
yang ditandai dengan adanya komunitas
manusia dan perusahaan yang keduanya
cenderung bersatu
continued……
 Rosenfeld (1997)
 kluster industri adalah industri yang
terkonsentrasi secara geografi yang
bergerak pada bidang yang sama atau
merupakan yang terkait, maupun industri
pendukung yang memiliki hubungan
komunikasi, penggunaan infrasturktur
yang sama, tenaga kerja dan jasa serta
menghadapi peluang dan ancaman yang
sama.
continued…
 Porter (1990)
 kluster industri merupakan konsentrasi
geografis dari perusahaan dan institusi
yang saling berkaitan satu sama lain
dalam bidang tertentu.
continued…
 Kumpulan/kelompok bisnis dan industri yang terkait
melalui suatu rantai produk umum, ketergantungan
atas keterampilan tenaga kerja yang serupa, atau
penggunaan teknologi yang serupa atau saling
komplementer (OECD, 2000);
 Kelompok industri dengan focal/core industry yang
saling berhubungan secara intensif dan membentuk
partnership, baik dengan supporting industry
maupun related industry (Deperindag, 2000);
continued…
 Konsentrasi geografis dari perusahaan dan industri
yang saling berkompetisi, komplementer, atau saling
terkait, yang melakukan bisnis satu dengan lainnya
dan/atau memiliki kebutuhan serupa akan
kemampuan, teknologi dan infrastruktur (Munnich
Jr., et al. 1999);
 Aglomerasi dari industri yang bersaing dan
berkolaborasi di suatu daerah, yang berjaringan
dalam hubungan vertikal maupun horizontal,
melibatkan keterkaitan pembeli-pemasok umum, dan
mengandalkan landasan bersama atas lembaga-
lembaga ekonomi yang terspesialisasi (EDA, 1997);
continued…
 Kelompok/kumpulan secara sektoral dan geografis dari
perusahaan yang meningkatkan eksternalitas ekonomi
(seperti munculnya pemasok spesialis bahan baku dan
komponen, atau pertumbuhan kelompok keterampilan
spesifik sektor) dan mendorong peningkatan jasa-jasa
yang terspesialisasi dalam bidang teknis, administratif,
dan keuangan (Ceglie dan Dini, 1999);
 Hubungan erat yang mengikat perusahaan-perusahaan
dan industri tertentu secara bersama dalam beragam
aspek perilaku umum, seperti misalnya lokasi geografis,
sumber-sumber inovasi, pemasok dan faktor produksi
bersama, dan lainnya (Bergman dan Feser, 1999);
Ciri- ciri kluster (Humprey &
Scmitz, 1995)
 merupakan konsentrasi perusahaan pada
lokasi dan sektor tertentu
 terdiri beberapa perusahaan (perusahaan
kecil & menengah)
 membentuk jaringan lokal
 mengadopasi sistem produksi yang fleksibel
 aktivitas kluster ditentukan oleh kondisi
sosial dan kebudayaan daerah
 tumbuh sistem inovasi regional
Keunggulan dalam kluster:
 minimisasi biaya transportasi dan
transaksi
 menghemat biaya material
 meningkatkan fleksibelitas fluktuasi
pasar
 inovasi dan perbaikan produk melalui
pembentukan lingkungan yang
kompetitif dan pertukaran informasi
Penghematan Kluster
(Marshall, 1919):
 konsentrasi pekerja trampil
 dekat dengan pemasok spesialis
 fasilitas untuk mendapat pengetahuan
Proses difusi Kluster:
 Vertikal/konvergensi
 beberapa tahap proses produksi terkait
(pemintalan, perakitan) yang melewati sub
proses yang berbeda
 Lateral
 tahapan yang sama terlibat (industri pakaian
wanita dan pria)
 Diagonal
 beberapa proses jasa terlibat (perbaikan,
perdagangan, pengumpulan)
Kluster sebagai bentuk
kompetisi:
 Kluster dan Produktivitas
 kemudahan akses terhadap tenaga kerja
spesialis dan pemasok
 akses terhadap informasi
 komplementaritas
 kemudahan akses kelembagaan dan
barang publik
 motivasi dan pengukuran yang lebih baik
Cont’d……
 Kluster dan Inovasi
 dalam kluster perusahaan dapat mengenal
kondisi pasar (permintaan ) lebih baik.
 Keeratan hubungan dengan perusahaan lain
dalam kluster akan membantu perusahaan
mengembangkan teknologi, peralatan, mesin,
pelayan dan konsep pemasaran.
 Perusahaan dalam kluster dapat saling menukar
informasi, pengetahuan yang merubah dan
meningkatkan penggunaan teknologi yang
mendorong inovasi.
Cont’d.....
 Kluster dan formasi Bisnis Baru
 akses skill, aset, input dan staff
 akses lembaga keuangan lokal dan
investasi
Implikasi bagi Perusahaan
 pemilihan lokasi
 tempat yang menarik
 up grading kluster
 bekerja kolektif
Kluster IKM di Indonesia
 Ada tiga alasan mengapa keberadaan IKM sangat
diperlukan (Berry, Rodriquez & Sandeem,2001),
 Pertama, kinerja IKM cenderung lebih baik dalam
menghasilkan tenaga kerja yang produktif.
 Kedua, IKM sering meningkatkan produktivitasnya
melalui investasi dan aktif mengikuti perubahan
teknologi.
 Ketiga, IKM diyakini memiliki keunggulan dalam
fleksibilitas dibandingkan usaha besar.
Kluster IKM di Indonesia
 Di Indonesia, sebagian besar kluster industri yang
ada lebih cenderung hanya sampai pada perolehan
keuntungan yang disebabkan oleh lokasi yang sama
(external economies).
 Studi yang dilakukan oleh Hastu Prabatmodjo (1999)
di industri kerajinan kulit di Cibaduyut, misalnya,
menemukan fakta bahwa kompetisi di antara
industri-industri yang ada itu lebih mengedepan
lokasi bersama daripada kerjasama.
Kluster IKM di Indonesia
 Supratikno (2004:124-25) mengklasifikasikan kluster
industri di Indonesia ke dalam empat kelompok.
 Kel I, apa yang dia sebut sebagai ‘dormant cluster’,
(tidak aktif) yang sebagian besar didominasi oleh
sektor informal.
Menurutnya lebh dari 90 persen kluster industri di
Indonesia terkatagori di dalam kelompok ini.
 Kel II, adalah ‘active cluster’. Kelompok kedua ini
mulai mampu memperbaiki teknologi yang dimiliki
dan memperbaiki kualitas produksinya. Tetapi
produk-produknya masih cenderung dipasarkan di
dalam negeri.
Kluster IKM di Indonesia
 Kel III adalah ‘dynamic cluster’. Di samping mulai
mampu memperbaiki teknologi dan kualitas
teknologi, kluster kelompok ini mulai mampu
membangun jaringan di dalam memasarkan
produknya di luar negeri.
 Kel IV adalah ‘modern or advanced cluster’.
Kelompok demikian telah mampu menerapkan
teknologi tingkat tinggi guna memproduksi barang-
barang yang berkualitas dan mampu memasarkan
produknya, baik di pasar domestik maupun
internasional.
Kluster IKM di Indonesia
 Potensi IKM di Indonesia sebenarnya sangat besar.
Hanya saja, potensi yang besar itu belum
termaksimalkan. Salah satu kelemahan dari sektor
industri yang mengelompok (clustered) adalah
bahwa mereka cenderung hanya menikmati
keuntungan-keuntungan akibat lokasi yang sama
(external economies). Mereka belum maksimal
memanfaatkan jaringan untuk bekerjasama (joint
action) guna memecahkan permasalahan-
permasalahan yang mereka hadapi.
Kluster IKM di Indonesia
 Ke depan, agar IKM itu bisa terus tumbuh
berkembang, langkah strategis yang perlu dilakukan
adalah mendorong munculnya modal sosial di antara
pelaku usaha di kelompok kluster, upgrading
teknologi dan kualitas produk, dan networking di
pasar internasional.
Peranan IKM dalam Perekonomain
Nasional
 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hingga kini
masih menjadi salah satu sektor unggulan, bahkan jadi
penopang utama perekonomian Indonesia. Sektor UMKM
telah terbukti tahan dari berbagai krisis ekonomi yang
melanda negeri ini termasuk pada saat terjadinya krisis
moneter (2017). 
 UMKM punya peran strategis dalam struktur
perekonomian nasional. Dalam kurun waktu lima tahun
terakhir kontribusi sektor ini terhadap produk domestik
bruto (PDB) meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34
persen. Pun dengan serapan tenaga kerja, meningkat
dari 96,99 persen menjadi 97,22 persen pada periode
yang sama. 
KLUSTER IKM SLEMAN
 Pada tahun 2008, kegiatan industri di Kabupaten
Sleman mampu menyumbang PDRB sebesar 15,49%.
 Sampai dengan tahun 2009 di Kabupaten Sleman
terdapat 48 sentra industry yang terdiri dari sentra
industry pengolahan pangan (14 sentra), sentra
industry sandang dan kulit (3 sentra), sentra industry
kimia dan bahan bangunan (10 sentra), sentra
industry logam (2 sentra), dan sentra industry
kerajinan (19 sentra).
KLUSTER IKM DIY
 Peranan pengusaha kecil dan pengrajin,
utamanya di DIY cukup besar baik dalam
penyerapan tenaga kerja, produktifitas usaha
serta dampaknya terhadap peningkatan
pendapatan masyarakat.
 Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi (SE) 2016,
sebanyak 77 persen lebih jumlah tenaga kerja
kategori industri pengolahan diserap IMK.
 Pertumbuhan produksi IMK triwulan IV tahun 2017
(yoy). Dari 15 jenis industri, sebanyak 11 jenis
industri IMK mengalami pertumbuhan positif. Jenis-
jenis industri manufaktur mikro dan kecil yang
mengalami kenaikan pertumbuhan positif di atas 20
persen diantaranya Industri minuman mengalami
kenaikan sebesar 34,18 persen; Industri pakaian jadi
tumbuh 33,52 persen; Industri bahan kimia dan
barang dari bahan kimia mengalami kenaikan 30,41
persen; industri furnitur mengalami kenaikan
produksi sebesar 25,40 persen dan sebagainya.
Aneka Produk Kerajinan Sentra
IKM Pundong
Produk Kerajinan Patung & Topeng Kayu Sentra
IKM Bobung, Desa Putat, Kec Patuk, GK
Produk Kerajinan Tenun dan Alas Kaki ATBM Sentra
IKM Gamplong
Produk Kerajinan Perak Sentra IKM
Blekonang, Tepus, GK
Aneka Produk Kerajinan Sentra IKM Patangpuluhan
Showroom kerajinan EXIS Sentra IKM Patangpuluhan
KLUSTER IKM KOTA
MAGELANG
 5 produk IKM Kota Magelang di dominasi oleh
produk unggulan daerah yaitu (2015):
1. Getuk
2. Ceriping telo
3. Kerupuk tahu
4. Tahu
5. Mainan anak
KEBIJAKAN PEMERINTAH
Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Industri (MP3EI)
SKEMA MP3EI
6 (ENAM) KORIDOR
PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
"Sentra Produksi
dan Pengolahan Hasil Bumi dan "Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil ''Pusat Produksi dan
Lumbung Energi Nasional“ Tambang & Lumbung Energi Nasional“ Pengolahan Hasil Pertanian,
• CPO • Migas Perkebunan, dan Perikanan
• Batubara • Batubara Nasional'‘
• Karet • Aluminium • Nikel
• Galangan Kapal • Besi Baja • Perikanan
• Jembatan selat Sunda • Tanaman Pangan
• Perkebunan

Koridor Sulawesi-
Koridor Maluku Utara
Koridor Kalimantan
Sumatera

Koridor Papua-Maluku

Koridor Jawa
Koridor Bali-Nusa Tenggara
"Pengolahan Sumber Daya Alam
"Pendorong Industri dan Jasa yang Melimpah dan SDM yang
Nasional« ''Pintu Gerbang Sejahtera“
• Industri Tekstil Pariwisata Nasional dan Pendukung • Food & Energy Estate
• Industri Alat Angkut dan Mesin Pangan Nasional'‘ • Pertambangan
• Industri Makanan Minuman • Pariwisata • Migas
• Industri Telematika • Pertanian dan Perikanan
• Jabodetabek
PROGRAM PENGEMBANGAN 6 KORIDOR
EKONOMI
a). Strategi Utama
1)Mengembangkan Koridor Ekonomi Indonesia: Membangun pusat-pusat
pertumbuhan di setiap pulau, dengan pengembangan klaster industri
berbasis sumber daya unggulan (komoditi dan/atau sektor)
2)Memperkuat Konektivitas Nasional (locally integrated, internationally
connected)  mengurangi transaction cost, mewujudkan sinergi antar pusat
pertumbuhan, mewujudkan akses pelayanan yang merata, meliputi :
• Konektivitas intra dan inter pusat pertumbuhan
• konektivitas international (gate perdagangan dan wisatawan),
• Konektivitas lokal untuk pembangunan inklusif (akses dan kualitas
pelayanan dasar yang merata di seluruh Indonesia
3)Mempercepat Kemampuan IPTEK Nasional
b). Strategi Pendukung
4)Mengembangkan kebijakan Investasi
5)Mengembangkan kebijakan perdagangan, termasuk kerjasama perdagangan
6)Mengembangkan kebijakan pembiayaan
7)Kebijakan pengembangan Public Private Partnership (PPP)
PROGRAM UTAMA MP3EI
13 Aktivitas Ekonomi
A.Industri diantaranya merupakan
1. Pengembangan Industri E. Pertanian Bidang Usaha Industri, yaitu:
Baja 13. Pengembangan Kelapa
2. Pengembangan Industri Sawit 1. Pengembangan Kelapa
Makanan - Minuman
3. Pengembangan Industri
14. Pengembangan Karet Sawit
15. Pengembangan 2. Pengembangan Karet
Tekstil Pertanian Pangan
4. Pengembangan Industri 16. Pengembangan
3. Pengembangan Batubara
Mesin dan Peralatan Industri Kakao
4. Pengembangan Nikel
Transportasi 17. Perkayuan 5. Pengembangan Tembaga
5. Pengembangan Industri 18. Peternakan 6. Pengembangan Minyak
Perkapalan dan Gas
6. Pengembangan Industri 7. Pengembangan Industri
Alutsista Makanan – Minuman
F. Kelautan (kakao, rumput laut,
B.Pertambangan gula)
19.Pengembangan Perikanan
7. Pengembangan Nikel
8. Pengembangan Tembaga
8. Pengembangan Industri
9. Pengembangan Industri Tekstil
G. Pariwisata 9. Pengembangan Industri
Bauksit /Aluminium 20.Pengembangan Pariwisata Mesin dan Peralatan
Transportasi
C. Telematika 10. Pengembangan Industri
10.Pengembangan Industri H. Kawasan Strategis Perkapalan
Telematika 21.Kawasan Selat Sunda 11. Pengembangan Industri
22.Kawasan Jabodetabek Baja
12. Pengembangan Industri
D. Energi Aluminium
11.Pengembangan Batubara
12.Pengembangan Minyak dan
13. Pengembangan Industri
Gas Telematika
d). Fokus 6 (enam) Koridor Ekonomi
Program utama difokuskan pada 6 (enam) koridor ekonomi sesuai dengan
sebaran kegiatan ekonomi utama, yaitu:
1)Koridor Sumatera : Kelapa Sawit, Karet, Batubara, Besi-Baja, JSS;
2)Koridor Jawa: Industri Makanan-Minuman, Tekstil, Permesinan
Transportasi, Perkapalan, Alutsista, Telematika;
3)Koridor Kalimantan : Kelapa Sawit, Batubara, Alumina/Bauksit, Migas,
Perkayuan, Besi-Baja;
4)Koridor Nusa Tenggara dan Bali: Pariwisata, Peternakan, Perikanan;
5)Koridor Sulawesi : Pertanian Pangan, Kakao, Perikanan, Nikel, Migas;
6)Koridor Papua-Maluku: Food estate, Tembaga, Peternakan, Perikanan,
Migas, Nikel.

Anda mungkin juga menyukai