Anda di halaman 1dari 15

Pandangan Persatuan Perawat

Nasional Indonesia Terhadap


RUU Kesehatan (Omnibus Law)

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional


Indonesia

Badan Legislasi DPR RI,


15 November 2022
Assalamualaikum Wr. Wb

Yang Terhormat Pimpinan Badan Legislasi DPR RI


Bapak/ Ibu Para Anggota Dewan terhormat yang kami
muliakan
Pandangan Sejarah
Dimensi dalam pembentukan undang-undang secara komprehensif
tidak terlepas dari sejarah bagaimana suatu Undang-Undang itu
diundangkan dan disahkan dalam lembaran negara.
 
Pada Tahun 1974 perawat se-indonesia menyatukan diri dalam
sebuah Organisasi Profesi bernama Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI), salah satu misi utamanya sejak dibentuk adalah
bagaimana lahirnya Undang-Undang khusus tentang Keperawatan,
atas inisiasi DPR RI tanggal 17 Oktober tahun 2014 menjadi puncak
perjuangan perawat dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor
38 Tahun 2014 tantang keperawatan sebagai sejarah dan cikal bakal
pengembangan pelayanan keperawatan di indonesia
Pandangan Sistem
Perlindungan dan kepastian hukum
Pengembangan dan Qualitas
Keperawatan (Profesionalisme)
Sistem keperawatan yang baik

PRAKTIK
PEMERINTAH
Pengawas
KREDENSI an
PENDIDIK HAK &
AL pembinaa
ORGANISASI AN Jenis KEWAJIBA
Registrasi TUGAS n
PROFESI Perwat N
lisensi pengemba
ngan

KONSIL WEWENANG

UNDANG-UNDANG KEPERAWATAN
Pandangan Filosofis

Pelayanan Keperawatan mewujudkan


salah satu tujuan nasional dalam
memajukan kesejahteraan umum yang
diselenggarakan melalui pembangunan
nasional secara bertanggung jawab,
akuntabel, bermutu, aman, dan
terjangkau oleh perawat yang memiliki
kompetensi, kewenangan, etik, dan moral
tinggi guna memberikan pelindungan dan
kepastian hukum kepada perawat dan
masyarakat
Pandangan Sosiologis

Kondisi objektif saat ini, telah terbit peraturan pelaksana


yakni Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2019
tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 38
Tahun 2014 Tentang Keperawatan dan sangat
implementatif kepada Perawat dalam melakukan pelayanan
Kesehatan baik pelayanan kesehatan di Fasilitas Layanan
Kesehatan maupun pelayanan Kesehatan mandiri,
terutama memberikan Pelindungan kepada Masyarakat dari
pelayanan kesehatan yang tidak bermutu.
Pada masa pandemi covid-19
yang melanda dunia termasuk
indonesia, perawat menjadi garda
terdepan dalam penanganan
covid-19, rela dikontrak secara
sukarela, rela meninggalkan
keluarga, bahkan mahasiswa
keperawatan pun dilibatkan
menjadi relawan sebab negara
dalam keadaan darurat
membutuhkan banyak tenaga
kesehatan. Secara kuantitas
tenaga Perawat paling banyak
jumlahnya dibandingkan dengan
kelompok tenaga kesehatan
lainnya. Ribuan perawat menjadi
korban dalam penanganan covid-
19 tercatat sebanyak 717 perawat
yang gugur.
Tentang PPNI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai tempat
berhimpun perawat seluruh indonesia, yang memiliki perwakilan
di 34 Provinsi dan 510 kabupaten/kota di Indonesia serta 6.081
komisariat di indonesia serta 4 Perwakilan di Luar Negeri, salah
satu misi PPNI, mengupayakan dan mengutamakan kepentingan
anggota dalam pelaksanaan praktik yang profesional, beretika
dan bermanfaat selayaknya profesi dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
 
Secara struktural PPNI juga memiliki peran penting dalam
memastikan setiap produk kebijakan dalam bidang kesehatan
yang ditetapkan oleh eksekutif maupun legislatif benar-benar
berpihak kepada rakyat sebagai pengguna jasa pelayanan
kesehatan.
Pandangan Rill
Pembahasan terkait rencana RUU Kesehatan dengan
menggunakan metode Omnibus Law, telah mencederai
nilai sejarah perjuangan perawat dalam mendorong
lahirnya Undang-Undang 38 Tahun 2014 tentang
keperawatan serta melemahkan perjuangan perawat
dalam melakukan pelayanan kesehatan, menurunkan
semangat praktik keperawatan baik yang dilakukan di
fasilitas-fasilitas layanan kesehatan maupun praktik
mandiri perawat di daerah kepulauan, terluar, dan
terpencil.
Fakta dan Masukan

Dalam hal persaingan ditingkat global, satu sisi


negara mendorong tenaga perawat sebanyak-
banyaknya untuk bekerja di luar negeri, sisi lain
Undang-Undang Keperawatan ingin dihapus atau
dicabut.
 
Seharusnya, Undang-Undang 38 Tahun 2014
tentang keperawatan ini diperkuat dengan diterbitkan
peraturan pelaksanan yang lebih teknis seperti
sertifikasi tenaga perawat dan atau ditambahkan
terkait Norma kesejahteraan.
Pandangan Yuridis

Dari segi keberlakuannya, Undang-Undang Keperawatan sudah


establish mengatur perawat sesuai harapan masyarakat, memberi
pelindungan pada masyarakat, meningkatkan mutu pelayanan
perawat dan memberi pelindungan kepada perawat. hal tersebut
dikarenakan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 mengatur
sistem keperawatan Indonesia secara komprehensif yaitu mengatur
pendidikan keperawatan, Pelayanan dan praktik keperawatan yang
didahului dengan penapisan melalui kredensialing. Dan kehidupan
profesional yg kondusif sebagaimana telah dijelaskan dalam latar
belakang konsideran menimbang;
Dalam konsideran menimbang
dinyatakan Bahwa :

a. Untuk memajukan kesejahteraan umum sebagai salah satu


tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan
undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945
perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan;
b. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan diwujudkan
melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan, termasuk
pelayanan keperawatan;
c. Penyelenggaraan pelayanan keperawatan harus dilakukan
secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan
terjangkau oleh perawat yang memiliki kompetensi,
kewenangan, etik, dan moral tinggi;
d. Mengenai keperawatan perlu diatur secara komprehensif
dalam peraturan perundang-undangan guna memberikan
pelindungan dan kepastian hukum kepada perawat dan
masyarakat
Pandangan Implemtatif

Implementasi dari sistem tersebut telah dibuat peraturan


pelaksanaanya yakni 6 Norma Peraturan Menteri Kesehatan, 1
Peraturan Presiden, 1 Peraturan Pemerintah (harmonisasi dengan
UU lain), 1 Kepmenkes, 1 Permendikbud, 1 Peraturan organisasi,
lebih dati 80 % telah terbit dan konsil keperawatan telah terbentuk
juga yang mengamanatkan beberapa peratruan teknis lainnya
 
Dengan adanya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang
Keperawatan berserta turunannya, meningkatkan perawat yang
praktik di masyarakat dalam penyehatan masyarakat dengan jumlah
lebih dari 7500 perawat dan capacity untuk perawat di fasilitas
pelayanan kesehatan
Kesimpulan Pandangan
Sehingga apabila dicabut, akan mengaburkan lagi norma-
norma yg telah terbentuk dan potensi untuk sistem
berubah-ubah sangat besar dan dapat mempengaruhi
peningkatan perkembangan perawat sebagai ujung
tombak pelayanan kesehatan.

Untuk itu, pada kesimpulannya Persatuan Perawat


Nasional Indonesia sebagai Organisasi Profesi
Perawat dengan Tegas MENOLAK dileburnya
Undang-undang Keperawatan menjadi satu dalam
RUU Kesehatan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai