Pencapaian Saluran Irigasi Yg Berkelanjutan Terhadap Ketahanan Pangan
Pencapaian Saluran Irigasi Yg Berkelanjutan Terhadap Ketahanan Pangan
Akhir-akhir ini kesenjangan antara produksi dan konsumsi beras dari tahun ke tahunmakin
melebar dan perlu kewaspadaan bersama.
Sementara itu dari identifikasi diperolehin formasi, bahwa luas
daerah irigasi (yang terdiri atas irigasi teknis, semi teknis, sederhanairigasi fungsional, yang
dapatdan desa) tercatat seluas 7,28juta ha. Dari luasan tersebut 6,4juta ha merupakan
jaringanditanami seluruhnya bilamana
sumber air untuk irigasi dalamkeadaan cukup.
Saat ini sekitar 80% dariproduksi padi dalam negeriberasal dari sawah beririgasi, sementara
itu program keta-hanan pangan akan terganggu(kurang dapat dijamin keber-
hasilann_ya) karena masihbanyaknya masalah-masalahyang menghambat kinerja
dankeberkelanjutan fungsi jaringan
.
Pencapaian ketahanan Pangan
dan Pengelolaan irigasi yang
berkelanjutan
.
Permasalahan Pengelolaan Somber Daya Air
Akhir-akhir ini kesenjangan antara produksi dan konsumsi beras dari tahun ke tahunmakin
melebar dan perlu kewaspadaan bersama.
Sementara itu dari identifikasi diperolehin formasi, bahwa luas
daerah irigasi (yang terdiri atas irigasi teknis, semi teknis, sederhanairigasi fungsional, yang
dapatdan desa) tercatat seluas 7,28juta ha. Dari luasan tersebut 6,4juta ha merupakan
jaringanditanami seluruhnya bilamana
sumber air untuk irigasi dalamkeadaan cukup.
Saat ini sekitar 80% dariproduksi padi dalam negeriberasal dari sawah beririgasi, sementara
itu program keta-hanan pangan akan terganggu(kurang dapat dijamin keber-
hasilann_ya) karena masihbanyaknya masalah-masalahyang menghambat kinerja
dankeberkelanjutan fungsi jaringan
.
irigasi yang telah dibangun, misalnya:
• Luas areal pertanian Uaringan irigasi) yang rusak karena banjir atau
bencana alam lainnya rata-rata mencapai 100.000 ha/th, sedangkan
pada tahun 2002 ini mencapai 172.000 ha.
• Terjadinya alih fungsi lahan irigasi menjadi peruntukan lain, dengan
laju rata-rata seluas 15.000 sampai 20.000 ha/th.
• Daerah irigasi yang penyediaan airnya lebih dapat dijamin
keandalannya melalui waduk hanya seluas 719.000 ha (8% dari
jaringan irigasi yang ada), sedangkan sebagian besar lainnya dari run-
off river flow, yang sangat rentan karena tergantung kepada besarnya
aliran air di sungai.
.
3. Kendala-kendala lnstitusi/Kelembagaan
Kendala-kendala kelembagaan yang bersifat multidimensi diantaranya mencakup -hal seperti berikut
:
1. Semakin tidak memadainya kerangka acuan hukum
maupun peraturan yang ada,
2. Tidak adanya peraturan yang mengharuskan
pembayaran iuran layanan air irigasi jumlah besar (bulk
irrigation water supply) dan pembayaran dari
pembuangan air limbah perkotaan dan industri,
3. Lemahnya institusi sektoral dalam merumuskan
kebijakan terpadu Sumber daya air, perencanaan
investasi, dan pengendalian pencemaran air;
4. Koordinasi yang tidak memadai diantara instansi-instansi
pemerintah dalam menangani masalah-masalah yang
memerlukan keterpaduan aksillangkah dan kerjasama
antar-instansi;
.
5. Masih adanya "budaya administrasi proyek
pembangunan" yang menjauhkan perhatian akan
pemberian pelayanan yang efektif dan program yang
berdasar pada insentif ekonomi dan sanksi-sanksi
peraturan;
6. Penundaan siklus pemeliharaan menyebabkan
diperlukannya kegiatan rehabilitasi yang belum waktunya
(premature) dengan dana besar dari pinjaman luar
negeri;
7. Kompleksitas pengalihan sumber daya man usia dari
pemerintah pusat kepada provinsi dan kabupaten/kota
(lokal); dan
8. Tidak adanya mekanisme yang memadai dalam
konsultasi antar stakeholder.
.
4. Kebijakan Pengelolaan Terpadu Somber Daya Air Wilayah
Sungai
Sungai merupakan salah satu sumber daya air utama yang mempunyai peran penting
bagi hidup dan kehidupan, perlu ditingkatkan fungsi dan dayagunanya serta dilindungi
secara berkelanjutan. Baik sebagai bagian dari ekosistem maupun sekaligus sebagai
penunjang pengembangan berbagai aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial budaya
maupun
pertahanan dan keamanan.
Di samping itu, daerah pengaliran sungai/wilayah sungai adalah tempat bertumpunya
hampir semua kegiatan ekonomi, seperti kegiatan pertanian, industri, /jasa, prasarana
transportasi serta kawasan perkotaan dan permukiman. Kegiatan-kegiatan sektoral terse
but dalam pemanfaatan wilayah sungai dapat sa ling mengisi (komplementer) maupun
bersaing dalam penggunaan Ia han maupun penggunaan airnya serta mempunyai
pengaruh timbal balik terhadap ketersediaan air, baik kuantitas maupun kualitas.
.
Sungai merupakan salah satu sumber
daya air utama yang mempunyai peran
penting bagi hidup dan kehidupan, perlu
ditingkatkan fungsi dan dayagunanya
KEBIJAKAN PENGELOLAAN TERPADU
serta
dilindungi secara berkelanjutan.
SUMBER DAYA AIR
.
Keterbatasan air sebagai sumber daya memerlukan upaya-
upaya perlindungan yang menyeluruh dari hulu ke hilir
sebagai satu kesatuan ekosiste danpengembangan
pendayagunaanyangberwa-wasanlingkungansehingga
sumber daya air dapat diman-faatkan secara berkelanjutan,
melalui berbagai pengembangan manajemen
Lingkungan yangdidukung
Dengan berbagai prasarana
dan sarana baik fisikmaupun
non fisik. Berbagai upaya
Perlindungan pengembangan
danpendayagunaan dalam
memenuhi multi-dimensi
fungsi sungai
.
1.Batasan Pengelolaan Wilayah Sungai/DPS
.
Mengingat keterkaitan air dengan daur hidrologi, dimana hulu dan hilir merupakan
satu kesatuan maka penanganannya dilaksanakan melalui pendekatan "Manajemen
Terpadu Daerah Pengaliran Sungai/DAS".
Sedangkan untuk mewujudkan perlindungan dan pengendalian sumber air yang
lebih efektif, perlu dilakukan reformasi di bidang kelembagaan dan peraturan
perundang-undangan terutama yang terkait dengan konservasi serta upaya
penegakannya (law enforcement).
Beberapa pengertian yang terkait dengan pengaturan sungai :
• Sumber Daya Air
Adalah air (air permukaan, air tanah, air hujan), sumber air
(tempat/wadah air yang terdapat pada, diatas, dan
dibawah permukaan tanah) dan semua potensi yang
terkandung didalamnya.
.
• Daerah Pengaliran Sungai (DPS)
Satu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk secara
alamiah, dimana air meresap dan/atau mengalir melalui
sungai dan anak-anak sungai yang bersangkutan.
• Garis Sempadan Sungai
Garis batas luar pengamanan sungai. Dalam kaitan ini
daerah yang dibatasi oleh dua garis sempadan sungai
ditetapkan sebagai daerah manfaat sungai.
• Kemampuan - Guna sumber air dalam DPS
Adalah kemampuan suatu daerah pengaliran sungai yang
dapat dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat dan
pembangunan nasional.
• Pengendalian Air
Upaya-upaya pengendalian yang dilakukan terhadap
perilaku aliran sungai yang rusak.
.
2. Kebijakan Pengelolaan Terpadu DPSBatasan Pengelolaan
Wilayah Sungai/DPS
.
2.2 Peraturan Pemerintah
a) Peraturan Pemerintah No. 22 Th. 1982 tentang Tata
Pengaturan Air
b) Peraturan Pemerintah No. 35Th. 1992 tentang Sungai
c) Peraturan Pemerintah No. 69 Th. 1996 tentang
Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan
Tata Cara Peranserta Masy dalam Penataan Ruang
d) Peraturan Pemerintah No. 27 Th. 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
e) Peraturan Pemerintah No. 25Th. 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
sebagai Daerah Otonom.
f) Peraturan Pemerintah No. 77Th. 2001 tentang lrigasi
g) Peraturan Pemerintah No. 82Th. 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air.
.
3. Reformasi Peraturan dan Perundang-
UndanganKebijakan Pengelolaan Terpadu DPS
.
2. Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Pengairan
a) Pemeliharaan preventif
b) Pemeliharaan korektif
c) Pemeliharaan darurat
d) Pengamatan instrumen keamanan bendungan
3. Pengendalian Banjir
a) Pemantauan dan prediksi banjir
b) Pengaturan (distribusi)aliran banjir dan pencegahan
banjir
c) Penanggulangan banjir
d) Perbaikan kerusakan akibat banjir
4. Pengelolaan Lingkungan Sungai
a) Perencanaan peruntukan lahan Daerah Sempadan Sungai
b) Pengendalian penggunaan lahan sempadan sungai
c) Pelestarian biota air
d) Pengembangan parawisata, olah raga dan transportasi air
5. Pemberdayaan MasyarakatPengendalian Banjir
a) Program penguatan ekonomi perdesaan
b) Program pengembangan pertanian konservasi, sehingga dapat
berfungsi produksi dan pelestarian Sumber daya air dan tanah.
c) Penyuluhan dan transfer teknologi untuk menunjang program
pertanian konservasi dan peningkatan kesadaran masyarakat.
. d) Berbagai bentuk insentif (rangsangan) dapat memacu produktivitas.
e) Upaya mengembangkan kemandirian dan memperkuat posisi tawar
menawar masyarakat lapisan bawah.
f) Memonitor dan evaluasi terhadap perkembangan sosial, ekonomi
masyarakat, serta tingkat kesadaran masyarakat untuk berperan
serta dalam pengelolaan DPS.
5. Kebijakan Pengelolaan Irigasi