Anda di halaman 1dari 61

SEKILAS TENTANG HIV

AIDS DAN PENYAKIT


TERKAIT HIV

KONSELING DAN TES HIV


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2015
APA ITU HIV?
PENGERTIAN

H : Human
 I : Immunodeficiency
V : Virus

A : Acquired
I : Immune
D : Deficiency
S : Syndrome

ARV Nurse Training, Africaid, 2004


Human Immunodeficiency Virus (HIV)
 Retrovirus

 2 jenis : HIV-1 & HIV-2

 Struktur terdiri dari :


 Envelope
 Capsid
 Core
Replikasi Virus

ds DNA 6
Genomic RNA
vpr
Integrase Protease
HIV DNA 3 5
Proviral DNA
2 RT
1
Transcription 4
RNA
mRNA

Polyprotein
Spliced mRNA Protein
PENULARAN
PENULARAN

HIV positif
HIV negatif
positif
HIV didapatkan di

darah

cairan sperma

cairan vagina

air susu ibu


Apakah hubungan sosial biasa dapat
menularkan HIV?
Tidak !
Karena hubungan sosial biasa tidak memungkinkan
terjadinya pertukaran cairan tubuh yang dapat
menularkan HIV.
Ingat, HIV tidak menular melalui:
CARA PENULARAN
Darah yang tercemar
Tranfusi darah
Jarum suntik
Luka terkontaminasi darah HIV

Hub seks tidak aman


Anal
Vaginal
Oral

Ibu positif ke bayi


Kehamilan
Persalinan
Menyusui
Sekilas tentang HIV

Riwayat Perjalanan Infeksi HIV


1000

900
CD4+ sel T
800

700
Sindrom
TB
600 infeksi Asimtomatik
akut HIV
CD4+ Hitung sel

500
HZV
400 Periode
jendela OHL
300 Tingkat HIV RNA OC
200 dlm plasma PPE
PCP
100 CM
Antibodi CMV, MAC
0
0 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bulan ke…….. Tahun ssdh infeksi HIV
Module 1 Sub Module 3 – PPT02
Window periode (masa jendela)
Masa dimana seseorang mulai tertular HIV sampai
dengan timbul antibodi HIV.
Artinya Bila seseorang tertular HIV, selama 12 minggu
atau lebih pasca paparan HIV orang tersebut bila
diperiksa anti HIV hasilnya akan negatif, karena pada
masa tersebut antibodi HIV belum terbentuk, tetapi
sebenarnya orang tersebut sudah terinfeksi HIV dan
pada masa inilah HIV sangat efektif ditularkan kepada
orang lain.
BAGAIMANA SESEORANG
MENGETAHUI TERTULAR HIV
ORANG YANG TERINFEKSI HIV
● BANYAK ORANG YANG
TERINFEKSI HIV TERLIHAT DAN
MERASA SEHAT

● ORANG YANG TERINFEKSI HIV


TIDAK TAHU BAHWA DIRINYA
SUDAH TERINFEKSI HIV

● TES HIV ADALAH SATU-SATUNYA


CARA UNTUK MENGETAHUI
APAKAH SESEORANG SUDAH
TERINFEKSI HIV
Tes HIV
● Biakan virus
● Deteksi antigen : p24
● Deteksi materi genetik : DNA provirus / RNA (Viral Load)
● Deteksi antibodi : penyaring & konfirmasi

 paling banyak digunakan adalah tes


antibodi HIV
A1

Strategi III A1 + A1 -
Diagnosis
Laporkan
A2
negatif

Anggap
A1+A2+ A1+A2-
Anggap Negatif

indeterminate
Ulangi A1 dan A2

Risiko Risiko
A1+A2+ A1+A2- A1-A2-
tinggi rendah
Laporkan
A3
negatif

A1+ A2- A3- A1+ A2+ A3- A1+ A2- A3+ A1+ A2+ A3+

Anggap Laporkan
indeterminate positf
Hasil pemeriksaan antibodi HIV

Non reaktif (negatif)


 Reaktif (Positif)
Negatif palsu (fals -)
Positif palsu (fals+)
Indeterminate
 HASIL NEGATIF PALSU DAPAT:
 Orang yang diperiksa dalam masa jendela
 Serokonversi pada stadium lanjut
 Agamaglobulinaemia
 Kesalahan teksnis pemeriksaan

 HASIL POSITIF PALSU:


 Autoantibodi
 Antibodi dari ibu pada bayi yang baru lahir
 Kesalahan pemeriksaan
Pemilihan reagensia
● Penyaring darah & produk darah serta
transplantasi (strategi I) :
● Sensitivitas tertinggi, sebaiknya  99 %
● Surveilans (strategi I & II) :
● Spesifisitas > 95 %
● Diagnosis (strategi II & III) :
● Pertama : sensitivitas tertinggi (>99 %)
● Berikutnya (ke-2 & 3) : spesifisitas lebih tinggi dari
yang pertama
● Asal antigen atau prinsip tes berbeda
Pemeriksaan laboratorium lain untuk memulai atau
pemantauan pengobatan

● Jumlah sel CD4+ darah tepi


Digunakan sebagai patokan pasien untuk
memulai terapi ARV

● Viral load (HIV RNA)


Pengobatan anti-retroviral yang berhasil akan
menyebabkan viral load tidak terdeteksi setelah 4
sampai 6 bulan
CD4 dan ‘Viral Load’
Penurunan CD4
CD4 Lambat

500
Rata-rata

IO I
200 O
Cepat
Kematian Kematian

5 tahun 10 tahun 15 tahun


PENYAKIT TERKAIT HIV
Dapat merupakan TANDA AWAL manifestasi HIV
dimana sistem kekebalan tubuh mulai melemah

TIDAK OTOMATIS menunjukkan seseorang


terinfeksi HIV

Perlu CURIGA infeksi HIV terutama bila penyakit


sering kambuh dan sulit diobati atau ada perilaku
beresiko
STADIUM KLINIS
Stadium Klinis 1

 Tidak ada gejala


 Pembesaran Kelenjar Limfe Menetap (Persistent
Generalized Lymphadenopathy)
Persistent generalized lymphadenopathy

Enlarged mastoid lymph gland

Enlarged
occipital Enlarged
lymph gland submandibular
lymph gland

Enlarged
Enlarged deep anterior
posterior cervical
cervical lymph lymph glands
Stadium Klinis 2
 Berat badan menurun <10% dari BB semula
 Infeksi saluran napas berulang (sinusitis, tonsilitis, otitis
media, faringitis)
 Herpes zoster
 Cheilitis angularis
 Ulkus oral yang berulang
 Papular pruritic eruption
 Dermatitis seboroika
 Infeksi jamur kuku

27
Dermatitis seboroika

• Gatal
• Bersisik
• Kemerahan
• ~ P. ovale
Papular pruritic eruption (PPE)

 Lengan,
tungkai,
pinggang,
bokong
 Simetris
Papular pruritic eruption (PPE)

 Pengobatan
 Steroid topikal
 Antihistamin
 Prednison
jangka pendek
 UVB, UVA
Cheilitis angularis
Herpes zoster (shingle)
Infeksi jamur kuku (onikomikosis)

1. Subungual distal
2. White superfisial
3. Subungual proksimal
4. Kandida
5. Distrofik total

Disebabkan oleh T. rubrum


Stadium Klinis 3

 Berat badan menurun >10% dari BB semula


 Diare kronis yg tdk diketahui penyebabnya berlangsung > 1 bulan
 Demam persisten tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau konstan > 37,5 oC)
> 1 bulan
 Kandidiasis Oral persisten (thrush)
 Oral Hairy Leukoplakia
 TB paru
 Infeksi bakteri berat (pnemonia, empiema, pyomiositis, infeksi tulang atau sendi,
meningitis atau bakteremia)
 Stomatitis ulseratif nekrotizing akut, gingivitis atau periodontitis
 Anemi (< 8g/dL), netropeni (< 0,5x109/L) dan/atau trombositopeni kronis yg tdk dpt
diterangkan sebabnya
Kandidiasis Pseudomembran
Oral Hairy Leukoplakia
 Tampak sebagai lesi/plaque
atau seperti proyeksi rambut
bergelombang pada bagian
lateral lidah yang tidak nyeri
& tidak dapat hilang dgn
menggosoknya
 Merupakan tanda supresi
imun & prognosis jelek
 Pemeriksaan histopatologi
menunjukkan Eipstein-Barr
(EBV) intrasel
Stadium Klinis 4
 HIV wasting syndrome (BB turun 20% + diare kronik
> 1 bln atau demam >1 bln yg tdk disebabkan peny lain)
 Pneumonia Pneumocystis (PCP)
 Pneumonia bakteri berat yg berulang
 Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial, genital atau anorektal > 1
bulan atau viseral)
 Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, paru)
 TB ekstra paru
 Sarkoma Kaposi
 Infeksi Cytomegalovirus (CMV) (retinitis atau organ lain)
 Toksoplasmosis SSP
 Ensefalopati HIV
 Kriptokokus ektra pulmoner termasuk meningitis
 DLL
Candidiasis
Esofagus
PCP Pneumonia bakterial
Nyeri Kepala
Biasanya disebabkan oleh:

•Toksoplasmosis
 Defisit neurologis dan kejang
 Toksoplasmosis dapat dicegah bila pasien
minum kotrimoksazol

•Meningitis akibat Kriptokokus


 Kaku kuduk dan meningismus
Toksoplasmosis- Respon terhadap terapi
TB ekstra pulmonal

TB kelenjar Efusi Perikardial


Sarkoma Kaposi
‘Wasting syndrome’
HIV adalah IMS (infeksi menular seksual)
HUBUNGAN IMS & HIV

AIDS
MELEMAHKAN TUBUH

IMS & HIV


MEMPERCEPAT
IMS HIV

PERILAKU SEKSUAL BERISIKO


Bagaimana mencegah penularan HIV AIDS dan IMS

• Gunakan prinsip ABCD, jauhi seks, bersikap saling setia pada pasangan, cegah
dengan kondom dan jauhi obat-obat terlarang (NAPZA)
• Seks aman adalah kegiatan seksual yang menggunakan akal dan menjaga
kesehatan
• Seks aman memperlihatkan cinta, perhatian, rasa hormat serta tanggung jawab untuk
pasangan kita maupun diri kita sendiri
• Katakan tidak untuk seks sebelum nikah
• Katakan tidak untuk drugs
• Bertanyalah kepada profesional bila kita mempunyai masalah atau ingin mengetahui
mengenai seks aman atau napza sehingga kita tidak tersesat
• Jangan percaya pada semua mitos yang berhubungan dengan seks
• Lakukan kegiatan yang positif dalam menjalani masa remaja
• Hati-hati dengan coba-coba maupun ingin tahu yang berbahaya
• Ingatlah bahwa waktu tidak dapat diulang dan tidak dapat ditunda, apa yang kita
lakukan sekarang adalah awal dari masa depan kita
Pak Kondom dan Bu Kondom

&
Bila kita mendapat gejala atau tanda-tanda
terserang IMS apa yang harus dilakukan?
 Berhenti melakukan kegiatan seks bebas
 Segera berobat kedokter untuk menyembuhkan IMS
 Hubungi tempat konsultasi/konseling/hotline service untuk membantu
memecahkan masalah dan merubah perilaku yang tidak aman
 Jangan coba-coba menyembuhkan diri sendiri atau menjalankan
pengobatan berdasarkan mitos
 Pengobatan dini dapat menolong kita terhindar dari hal-hal yang
merugikan masa depan kita dikemudian hari
(kemandulan,keganasan,AIDS)
 Jangan mengulangi kegiatan seks bebas bila sudah melakukan
pengobatan, karena pengobatan ke 2 atau selanjutnya akan lebih sulit
untuk diobati
HEPATITIS VIRUS DAN KO-INFEKSI
HIV
Hepatitis Virus
Virus transmisi

Hepatitis A Fecal-oral: makanan atau minuman


yang tercemar
Hepatitis B Hubungan seksual, Ibu ke anak,
paparan darah (transfusi, IDU, tato)
Hepatitis C Paparan darah (transfusi, IDU, tato);
hubungan seksual, jarang terjadi
penularan dari ibu ke anak melalui
plasenta
HIV, HBV & HCV
Resiko Penularan

Jenis penularan HIV HBV HCV

Heterosexual Tinggi Tinggi Sangat rendah


(tanpa kondom)

Homosexual Tinggi Tinggi Rendah


(tanpa kondom)

IDU Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi


(sharing)

MTCT 15-40% 50-90% 2-10%

Pekerjaan tertentu 0.3% 20-50% 2-10%


Koinfeksi HIV, HBV dan HCV
HIV

HCV HBV
Pencegahan
 Skrining pen-donor darah

 Inaktifasi virus produk yang berasal dari plasma

 Koseling dan Pelayanan medis


 Riwayat penggunaan Nafza dan perilaku seksual
 Informasi untuk mengurangi dampak resiko
 Vaksinasi A dan atau B

 Injeksi dengan melakukan kewaspadaan universal


KO - INFEKSI HIV
 Semua orang yang terinfeksi HIV harus ditapis HBV dan HCV

 Pasien dengan HIV dan HCV/HBV bersamaan dapat mengalami percepatan perjalanan penyakit

 Prevalensi kasus HIV dan HCV bersamaan pada IDU sangat tinggi disebabkan karena cara
penularannya sama terutama melalui kontaminasi darah

 Pertimbangan pengobatan tetap harus diberikan walaupun belum ada terapi HCV yang secara
khusus disetujui

 Saat ini hanya pasien dengan infeksi HIV stabil dan penyakit hati terkonpensasi yang dberi anti
virus

 HCV dapat merusak pengembalian imunitas setelah terapi ART pada HIV

 Dari data yang diperoleh terapi dengan pegylated interferon dan ribavirin menunjukkan respon
yang lebih baik dibandingkan interferon konvensional pada terapi HCV

 ART dapat menambah toksisitas pada hepar setelah diinduksi oleh proses peradangan oleh
Hepatitis Virus
Pemeriksaan kesehatan
Evaluasi fungsi hati untuk melihat adanya penyakit hati
yang kronis
Evaluasi berat ringan nya penyakit disertai kemungkinan
pengobatan.
Interferon alpha dan ribavirin untuk Hepatitis C
Vaksinasi terhadap hepatitis A dan B
Hindari sesuatu yang dapat merusak hati
Minuman beralkohol & obat obat tertentu yg hepatotoksik
Program terapi OAT pada TB - HIV

• OAT direkomendasikan bagi Odha


dengan TB
• Program INH Profilaksis (IPT)
•Terapi OAT terintergrasi dalam
program ARV di Indonesia
• Dibutuhkan Adherence ketika Odha
memulai OAT
Terapi Ko-infeksi TB-
HIV

•Menjamin terapi yang lengkap (penting)

•Terapi TB/HIV sama seperti HIV (-), kecuali:


•Jangan gunakan pengobatan rifampin atau rifabutin 2 x seminggu
jika jumlah sel CD4 < 100 sel/μL

•Waspada terhadap interaksi obat dan reaksi paradoksikal (IRIS)

• Paling sedikit diberikan selama 6 bulan


•Pada kasus tertentu diberikan 9 bulan
Terapi ko-infeksi TB-HIV
Status klinis Tidak ada CD4 Ada CD4
Hanya TB paru (tidak ada OAT diberikan sampai selesai, Jika CD4 > 350:
tanda lain Stad 3 atau 4) baru dilanjutkan dengan ART Mulai dan selesaikan OAT, lalu mulai
ART kecuali jika timbul tanda2 Stad 4
non-TB (mulai lebih dini, tergantung
penilaian klinis)
Jika CD4 200-350:
TB paru disertai tanda2 Stad Mulai OAT Mulai OAT. Mulai ART setelah fase
3 atau 4 lainnya Waktu pemberian ART intensif (mulai lebih cepat jika
tergantung penilaian klinis yg toleransi baik)
berkaitan dgn tanda2 lain Jika CD4 < 200
imuno defisiensi Mulai OAT. Mulai ART segera jika
OAT dapat ditoleransi (2 minggu – 2
bulan)
TB ekstra paru Mulai terapi TB
Mulai ART segera jika OAT dapat ditoleransi (2 minggu – 2 bulan)
tanpa melihat jumlah CD4
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai