Anda di halaman 1dari 7

ASPEK MENYIMAK DAN PERAN ASPEK MENYIMAK

Kelompok 4

Dini Yulianti
Siti Nurjanah
Siti Jahroh
Siti Salhaz Nengsih
Siti Solihah
Hakikat Pembelajaran Menyimak
Keterampilan menyimak sangat berperan dalam kehidupan manusia di lingkungan masyarakat, Keberhasilan dalam
memahami serta menguasai pelajaran diawali oleh kemampuan menyimak yang baik. Kemampuan seseorang dalam
menyimak dapat dilihat dari latar belakangnya. Latar belakang masing-masing orang mempunyai perbedaan, baik
psikologis, sosiologis, maupun pendidikannya.

Menurut Rahminah (2005), menyimak dapat diartikan sebagai koordinasi berbagai


komponen-komponen keterampilan baik keterampilan mempersepsi, menganalisis,
mampu menyintensis. Apabila seseorang dalam menyimak mampu mengintegrasikan
komponen-komponen tersebut maka dapat dikatakan berhasil dalam kegiatan menyimak.

Tarigan (1994: 28) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi,
serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami
makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa
lisan.
Semi (dalam Duiqchoey 2009) Menyimak merupakan salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat represif. Menyimak yaitu mendengarkan baik-baik apa yang
diucapkan atau dibaca orang. Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterprestasi, menilai dan mereaksi
atas makna yang terkandung di dalamnya.

2.1 Aspek Keterampilan Menyimak dan Peranannya.


Aspek – aspek yang harus diperhatikan dalam keterampilan
menyimak yaitu:
(1) Penyimak
(2) Pembicara
(3) Bahan Simakan
1. Penyimak
Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu,
penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak
dengan intensif.

2. Pembicara
Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang.
berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah
narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan (penyimak).

3. Bahan simakan
Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam
menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan
pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau
informasi.
Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu
tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam
komunikasi. Selain itu bahan simakan juga perlu dikaji :
a. Tujuan pembicara, dengan mencari tujuan pembicara, penyimak akan mudah
menangkap maksud, mendapatkan fakta, mendapatkan inspirasi, menganalisis gagasan
pembicara, mengevaliasi, dan mencari hiburan.
b. Urutan pembicara, agar lebih mudah pemyimak mencari pesan pembicara. Walaupin
pembicara berkata agak cepat, penyimak dapat mengikuti dengan hati-hatidan
mendapatkan gambaran tentang pengurutan penyajian. Urutan penyajian terdiri dari
tiga komponen, yaitu pembuka, isi, penutup.
c. Topik utama pembicara, topik utama ialah topik yang selalu dibicarakan, dibahas dan
dianalisisi pembicaraan berlangsung. Dengan mengetahui topik utama penyimak dapat
memprediksi apa saja yang akan dibicarakan dalam komunikasi lisan.
d. Topik bawahan, umumnya pembicara akan membagi topik utama menjadi topik
bawahan.hal itu agar pesan yang disampaikan penyimak mudah dicerna oleh
pendengar.
e. Akhir pembicaraan, akhir pembicaraan biasanya terdiri atas, kesimpulan, himbauan,
dan saran.
Bahan simakan yang dapat menarik perhatian haruslah memenuhi butir-butir berikut ini:

a. Tema Harus up-to-date.


b. Tema Terarah dan Sederhana.
c. Tema dapat menambah pengalaman dan pemahaman.
d. Tema bersifat sugestif dan evaluatif.
e. Tema bersifat motivatif.
f. Pembicara harus dapat menghibur.
g. Bahasa sederhana mudah dimengerti.
h. Komunikasi dua arah.
Kesimpulan

Dalam kegiatan menyimak sudah ada faktor kesengajaan, perhatian, dan usaha
pemahaman akan sesuatu yang disimak. Kegiatan menyimak dapat dilakukan oleh seseorang
dengan bunyi bahasa sebagai sumbernya, sedangkan mendengar dan mendengarkan bisa
bunyi apa saja. Jadi, menyimak, kandungan makna yang lebih spesifik bila dibandingkan
dengan mendengar dan mendengarkan. Namun, sekali lagi dalam penggunaannya istilah
mendengarkan dan menyimak sering digunakan secara bergantian atau disamakan artinya.
Menyimak merupakan suatu kegiatan yang bersifat aktif-reseptif. Dikatakan aktif karena
dalam proses menyimak diperlukan adanya aktivitas mental terutama dalam mengolah
bunyi-bunyi bahasa yang didengar. Menyimak sebagai suatu kegiatan mempunyai tiga aspek,
diantaranya yaitu penyimak, pembicara dan bahan simakan.

Anda mungkin juga menyukai