Anda di halaman 1dari 11

PEMULIAAN ANGGREK

BERBASIS TEKNIK MOLEKULER

I Putu Merteyasa
2280811010
•Pemuliaan tanaman hias di Indonesia sudah saatnya memanfaatkan
teknologi berbasis molekuler. Selama ini pemuliaan konvensional memang telah
memberi kontribusi yang besar pada hibrida baru setiap tahun. Namun, terobosan baru
sangat diperlukan untuk memenuhi tuntutan pasar tanaman hias di era sekarang.
Khususnya pada anggrek, bioteknologi atau teknik biologi molekuler dapat memainkan
peranan penting bagi peningkatan sifat komersial hibrida anggrek bila
dikombinasikan dengan sistem kultur jaringan. Dengan isolasi dan
karakterisasi gen yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman
anggrek akan membantu memahami fungsinya. Bila semua dapat terlaksana, tidak
mustahil pemanfaatan teknik molekuler dapat meningkatkan optimisme bahwa
hibrida anggrek dengan ciri-ciri novel dapat dinikmati melalui pemuliaan molekuler di
Indonesia.
•Anggrek sangat diminati masyarakat karena
keindahan dan keragaman bunganya. Keluarga
terbesar tanaman berbunga ini banyak di
antaranya memiliki nilai komersial, sebagai
bunga potong atau bunga pot (Griesbach
2002). Konsumsi dan pengembangan anggrek di
dunia sangat luar biasa dan sudah sangat maju di luar
negeri. Metode pemuliaan konvensional dengan
cara penyilangan dan seleksi yang telah
dilakukan terus menerus, membuka jalan bagi para
pemulia untuk menciptakan varietas baru yang
memiliki sifat-sifat yang diinginkan yaitu bentuk,
warna, aroma, arsitektur tanaman, lama kesegaran
maupun ketahanan terhadap hama dan penyakit.
Namun demikian, semua karakter positif tidak
mungkin berada dalam satu rangkaian genom spesies
tunggal saja. Pendekatan molekuler telah membuka
cara baru untuk transformasi genetik tanaman
dengan tujuan merangkai sifat-sifat baru, seperti
bentuk tanaman, bunga, dan arsitektur
pembungaan, aroma, dan lain-lain.
. Gen modifikasi postur tanaman
Di kalangan industri anggrek, bentuk- bentuk tanaman kerdil mulai diminati konsumen.
Berbagai usaha dilakukan untuk membentuk tanaman menjadi kerdil antara lain melalui
pemberian zat penghambat seperti paclobutrazol, atau melalui kultur in vitro
• Gen modifikasi warna
Warna bunga merupakan hal yang paling menarik untuk dimanipulasi secara genetik,
terbukti telah banyak hasil yang dipublikasikan di luar negeri. Modifikasi warna bunga ini dapat
dilakukan dengan cara memodifikasi mekanisme peningkatan produksi pigmen, termasuk di
antaranya pada flavonoid, karotenoid, dan betalains. Flavonoids berkontribusi spektrum yang luas dari
warna pada tanaman, termasuk merah, biru, pigmen kuning, dan ungu. Enam subgroup dari flavonoid
pada tanaman, di antaranya adalah flavon, flavonol, flavandiol, chalcone, anthocyanin, dan tanin
terkondensasi (atau proanthocyanidin).
• Gen untuk memodifikasi arsitektur pembungaan
Percabangan malai (inflorescence) bunga merupakan sifat penting pada bunga potong seperti
Oncidium. Standard internasional bunga potong Oncidium, kurang lebih enam percabangan.
Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh musim. Musim panas dan lembab pada daerah subtropis,
percabangan terhambat hingga hanya mencapai satu cabang saja. Namun, pada musim dingin dan musim
semi percabangan meningkat. Mekanisme kontrol arsitektur pembungaan selama ini belum diketahui,
namun demikian dapat dipelajari pemahaman kita tentang percabangan tunas melalui pengamatan dan
penelitian pada tanaman lain. Beberapa gen yang telah diamati yang memiliki peran penting dalam
percabangan antara lain: gen yang mengkode kelompok protein poliena dioxygenase, gen CCD
(carotenoid cleavage dioxygenase) (Dad1/ PhCCD8) yang diidentifikasi dari tunas dan akar petunia,
enzim CCD menghambat percabangan
• Gen untuk memperpanjang vase life
Masalah memperpanjang vase life (lama kesegaran) sangat populer di negara-negara
pengekspor bunga potong, karena biasanya vase life yang lebih panjang diperlukan untuk
mengatasi jarak tempuh pengiriman di luar daerah. Upaya-upaya cepat telah dilakukan dan
teknologi telah berkembang dan bergeser ke arah teknologi molekuler. Anggrek Oncidium
dan Odontoglossum telah berhasil diintroduksi dengan gen etr1 (Bovy et al.
1995) dari Arabidopsis untuk menurunkan sensitivitas etilen eksogen. Di Thailand
telah dimulai penelitian dengan tujuan yang sama pada anggrek Dendrobium potong,
namun dengan cara berbeda yaitu menggunakan gen antisense yang memblokir
pembentukan etilen. Baru - baru ini diperoleh gen reseptor etilen yang termutasi,
gen ipt yang mampu menunda penuaan
• Gen yang manipulasi aroma
Salah satu daya pikat bunga anggrek pada konsumen adalah aroma. Beberapa anggrek
asli Indonesia memiliki aroma yang bermacam- macam dan harum. Spesies-
spesies Phalaenopsis beraroma wangi seperti Phalaenopsis amboinensis, Phalaenopsis
violacea atau bellina, dan Phalaenopsis schilleriana. Beberapa spesies lain juga
beraroma wangi antara lain adalah Dendrobium crumenatum (anggrek merpati),
Dendrobium anosmum, Vanda tricolor, dan Vanda limbata. Komponen utama
yang ada dalam tanaman Phalaenopsis violacea adalah linalool dan geraniol
yang produksinya dikendalikan oleh gen linalool sintase. Gen yang mengkode
linalool sintase juga ada pada tanaman lain seperti artemisia dan kemangi, bahkan gen ini
telah diisolasi dan dikarakterisasi.
. Gen yang mengontrol pembungaan
Anggrek memiliki perilaku pembungaan berbeda-beda. Beberapa anggrek
spesies berkarakter merespons terhadap fotoperiodik dan zat pengatur tumbuh. Pada
Phalaenopsis, dalam waktu 4 minggu dengan suhu malam hari sekitar 15o-20°C dan
suhu siang hari sekitar 25°C akan mendorong pembungaan. Intensitas cahaya selama
periode induksi suhu rendah dapat memengaruhi pembentukan tangkai bunga. Hal
ini telah menjadi standar untuk mengontrol pembungaan pada anggrek
Phalaenopsis yang bermanfaat untuk mengatur jadwal produksi. Regulasi
ekspresi gen yang mampu merangsang dan memberhentikan pembungaan telah
dipelajari pada tanaman Arabidopsis dan tanaman monokotil. Hasilnya menunjukkan
bahwa konservasi gen serupa ada pada spesies tanaman lain yang berbeda. Salah satu
gen terkait yang mengkode fase perubahan dari vegetatif ke tahap reproduksi
adalah gen (LFY) LEAFYb (Benloch et al. 2007). Gen tersebut sudah pernah dikloning
dari Phalaenopsis hibrida.
. Gen untuk ketahanan hama dan penyakit

Di era sekarang, tanaman yang sehat merupakan tuntutan yang tidak kalah
penting agar berdaya saing tinggi. Tanaman yang tahan terhadap hama dan
penyakit sangat dibutuhkan untuk mengurangi penggunaan pestisida dan
insektisida dalam suatu budidaya anggrek. Gen ketahanan terhadap
penyakit telah banyak diteliti dan diaplikasikan pada anggrek. Gen
wasabi yang telah diintroduksikan pada tanaman anggrek
Phalaenopsis untuk menahan serangan mikroba Erwinia carotovora
yang dapat menyebabkan penyakit busuk lunak (Sjahril et al. 2006).
. Teknologi Transformasi Genetik pada Anggrek
Teknologi introduksi gen dikenal sebagai teknologi transformasi genetik. Pada anggrek,
teknologi transfer gen sudah banyak dilakukan baik menggunakan particle gun
(particle bombardment) maupun melalui mediasi Agrobacterium tumefascient.
Namun, kunci keberhasilan transfer gen ke suatu tanaman adalah pada regenerasi
tanamannya. Transformasi genetik pada anggrek sudah banyak dipublikasikan termasuk pada
Dendrobium, Oncidium, Cymbidium, & Phalaenopsis (Julkifle et al. 2010, Subramaniam &
Rahman 2010). Meskipun demikian, tidak mudah menggunakan protokol yang telah
diperoleh sebelumnya tersebut, untuk melakukan transformasi genetik pada tanaman
yang diinginkan saat ini. Hal ini disebabkan protokol regenerasi pada masing-masing
spesies berbeda-beda, selain itu untuk menghindari variasi somaklonal dalam tanaman
transgenik sangat sulit apabila sistem regenerasinya tidak handal.
Kesimpulan
•Penerapan bioteknologi pada tanaman anggrek khususnya bioteknologi molekuler
meliputi Gen modifikasi postur tanaman, Gen modifikasi warna, Gen untuk memodifikasi arsitektur
pembungaan, Gen untuk memperpanjang vase life, Gen yang manipulasi aroma, Gen yang
mengontrol pembungaan, Gen untuk induksi jantan mandul, Gen untuk ketahanan hama dan
penyakit. Walaupun pemanfaatan teknologi berbasis molekuler yang diterapkan pada tanaman hias
terutama anggrek di Indonesia masih sangat jarang, sehingga tidak banyak ditemukan laporan
mengenai introduksi gen pada tanaman anggrek. aplikasi gen untuk anggrek melalui
teknik rekayasa genetik sangat baik di gunakan karena dapat membuat varietas unggul
pada tanaman anggrek.

Anda mungkin juga menyukai