Anda di halaman 1dari 30

PENGHITUNGAN PPh PASAL

21
DARI PENGHASILAN BRUTO
(LAINYA)

Bayu Hadi Kusumo, SE


PPh Ps 21 yg Dihitung dari Jumlah Bruto (komulatif 1 tahun kalender))

*Peserta kegiatan: peserta


PENERIMA PENGHASILAN
perlombaan,peserta PENGHASILAN dewan
rapat/konferensi/kunker,peserta
diklat;peserta kegiatan lainnya komisaris/pengawas yg
honorarium tidak tidak merangkap sbg
teratur pegawai tetap
perusahaan
jasa produksi,
tantiem, gratifikasi,
mantan pegawai
bonus/imbalan tdk
Tarif Pasal 17 (1) teratur
huruf a
x peserta program
penarikan dana
Jumlah bruto pensiun yg masih
pensiun
berstatus pegawai

pembayaran
peserta kegiatan*
utuh/tdk dipecah
PENGHITUNGAN PPh
PASAL 21
YANG BERSIFAT FINAL
Penghitungan PPh Pasal 21 Bruto (cont).

PMK-262/PMK.03/2010: Tata Cara Pemotongan PPh Ps 21 Bagi Pejabat Negara,


PNS, Anggota TNI, Anggota Polri, dan Pensiunannya atas Penghasilan yang Menjadi
Beban APBN/ APBD

Penghasilan berupa Honor dan Imbalan lain

Diterima Pejabat Negara, PNS, anggota TNI/POLRI sumber dana


dari Keuangan Negara /Daerah, kecuali yang dibayarkan kepada
PNS golongan II d ke bawah dan anggota TNI/POLRI berpangkat
Pembantu Letnan Satu ke bawah atau Ajun Inspektur Tingkat Satu
ke bawah.

5% (Gol III) atau 15% (Gol IV) X Penghasilan Bruto - Final


UANG PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN, THT, DAN JHT
YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS #5b 2

(PP No. 68 Tahun 2009 tgl 16 November ‘09)

UANG PESANGON
0 s/d 50.000.000,- 0% UANG MANFAAT PENSIUN, THT, & JHT
50 juta s/d 100 juta 5% > 0 s/d 50.000.000,- 0%
100 juta s/d 500 juta 15% > 50.000.000,- 5%
> 500 juta 25%

Bersifat FINAL
(dlm hal dibayar sekaligus)

dianggap dibayarkan sekaligus dalam hal sebagian atau seluruh


pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) th kalender.
Contoh 1:
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dipotong atas
Uang Pesangon dengan jumlah Rp 175.000.000,00.

Penghasilan bruto Rp 175.000.000,00

Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang :

0% x 5% x 15% x
Jumlah
Rp50.000.000,00 Rp50.000.000,00 Rp75.000.000,00
= RP               = Rp   = Rp
Rp13.750.000,00
0,00 2.500.000,00 11.250.000,00 (+)
Dalam hal pembayaran Uang Pesangon dilakukan dalam beberapa kali pembayaran,
misalnya :

a. Bulan Desember 2009 = Rp   50.000.000,00

b. Bulan April 2010 = Rp 125.000.000.00 (+)

Jumlah Rp 175.000.000,00

Perhitungan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 didasarkan pada jumlah pembayaran


sebagai satu kesatuan, yaitu sebesar Rp 175.000.000.00

Pajak Penghasilan Pasal 21 yang harus dipotong :

Bulan Desember 2009: Jumlah penghasilan bruto Rp   50.000.000,00

Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang :

0% x Rp50.000.000.00 = Rp 0,00

Bulan April 2010 : Jumlah penghasilan bruto Rp 125.000.000,00

Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang :

5% x Rp 50.000.000.00 = Rp   2.500.000,00

15% x Rp75.000.000.00 = Rp 11.250.000,00 (+)

Jumlah = Rp 13.750.000,00
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
PENGHASILAN YG DITERIMA OLEH BUKAN PEGAWAI
Yang termasuk BUKAN PEGAWAI
tenaga ahli yg melakukan
Yang menerima/memperoleh pekerjaan bebas (pengacara,
pemain musik & seniman
penghasilan sehubungan dg akuntan, dokter,arsitek, olahragawan;
lainnya;
pekerjaan, jasa, atau kegiatan: konsultan, notaris, penilai,
aktuaris);

pemberi jasa segala bidang


penasihat, pengajar, pelatih, termasuk teknik komputer,
Pengarang, peneliti,
penceramah, penyuluh, telekomunikasi, elektronika, agen iklan;
penerjemah;
moderator; fotografi, ekonomi, sosial,
kepanitiaan;

petugas penjaja barang


pengawas/pengelola proyek; pembawa pesan/perantara; Dinas luar asuransi;
dagangan;

distributor MLM/ direct


selling/ kegiatan sejenis
lainnya
PTKP BULANAN

PTKP

Tahun WP OP (Rp.) status kawin (Rp.) tanggungan (Rp.)

Bulanan 4,500,000 375,000 375,000


PPh Pasal 21:
Bukan Pegawai

Berkesinambungan Tidak
berkesinambungan Exc. Pasal 13 ayat (1) berkesinambungan

(50 % x Ph Bruto)
(50 % x Ph Bruto)
- (50 % x Ph Bruto)
PTKP sebulan*,
Dihitung secara
Dihitung secara
kumulatif
kumulatif
* Syarat: hanya memperoleh
penghasilan dari 1 pemberi kerja

Dalam hal Dokter Yang Praktik di RS/Klinik Jumlah Penghasilan Bruto adalah
Sebesar Jasa Dokter Yang Dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelum
Dipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/Klinik
Contoh Penghitungan

Pak Adi (memiliki NPWP, TK/0) terikat kontrak eksklusif untuk memberikan jasa
sebagai pemain musik di café PT Coffee King setiap hari Sabtu & Minggu. Di bulan
tersebut, dia tidak memiliki penghasilan lain di luar imbalan dari PT Coffee King.

Honorarium bulan berjalan 20.000.000


Dasar perhitungan= 50% x 20.000.00 10.000.000
PTKP sebulan (TK/0) 4.500.000
----------------
Penghasilan Kena Pajak sebulan 5,500.000
PPh terutang bulan berjalan:
5% x 5,500.000 275.000
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
PENGHASILAN PEGAWAI TIDAK TETAP
PTKP HARIAN

PTKP
Tahun WP OP (Rp.) status kawin (Rp.) tanggungan (Rp.)

Harian PTKP SEBENARNYA dibagi 360 hari


PPh Pasal 21:
Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Pemagang
(1-1-2016)

Upah/Uang Saku Harian, Dibayarkan Bulanan Atau


Mingguan, Satuan, Borongan Jumlah Upah Kumulatif satu
bulan melebihi Rp 10.200.000
Upah/Uang Saku per hari
Dikali 12
≤ 450.000 > 450.000 Dikurangi PTKP Setahun

Tidak Dipotong Dikurangi 450.000


Penghasilan Kena Pajak
Dipotong 5%
Dikenakan Tarif Ps 17
Rp 4,5 jt <upah kumulatif sebulan < Rp10,2
jt PPh Ps 21 Setahun
Upah sehari dikurangi PTKP harian Dibagi 12

Tarif PPh 21 : 5% PPh Pasal 21 Sebulan


Contoh Perhitungan PPh Ps 21 Pegawai Tidak
Tetap
(TIDAK dibayar bulanan)
Sutarman (K/0) punya NPWP, adalah buruh harian sebagai tukang bangunan di PT
TEKNITAMA, selama bulan Desember 2016 bekerja selama 12 hari dan menerima upah
harian Rp 500.000. Hitung PPh pasal 21 yang harus dipotong atas penghasilan
Sutarman yang dibayar harian.

Penghitungan PPh Ps 21 hari 1-9:


Upah Sehari Rp. 500.000
Batas Tidak Kena Pajak Rp. 450.000
Dasar Perhitungan Rp. 50.000
PPh Ps 21/hari = 5% x 50.000 Rp. 2.500
PPh Ps 21 yg harus dipotong (hari 1-9) = 9 x 2.500 Rp. 22.500

Pada hari ke-10, Upah Sutarman = Rp.5 juta (telah melebihi Rp.4.500.000),
sehingga harus dilakukan penghitungan ulang PPh Ps 21 menggunakan PTKP
harian sebenarnya.
Contoh Perhitungan PPh Ps 21 Pegawai Tidak Tetap
(TIDAK dibayar bulanan) [cont.]

Penghitungan PPh Ps 21 hari 10


Upah s/d hari ke-10 = 10 x 500.000 Rp. 5.000.000
PTKP (TK/0) harian sebenarnya = 10 x 54.000.000/360 Rp. 1.500.000
Penghasilan Kena Pajak Rp. 3.500.000
PPh Ps 21 s/d hari ke-10 = 5% x 3.500.000 Rp. 175.000
PPh Ps 21 yg sudah dipotong s/d hari ke-9 Rp. 22.500
PPh Ps 21 terutang s/d hari ke-10 Rp. 152.500

Penghitungan PPh Ps 21 hari 11-12


Upah Sehari Rp. 500.000
PTKP (TK/0) harian = 54.000.000/360 Rp. 150.000
Penghasilan Kena Pajak/hari Rp. 350.000
PPh Ps 21 sehari = 5% x 350.000 Rp. 17.500
PPh Ps 21 yg harus dipotong hari 11-12 Rp. 35.000
Contoh Perhitungan PPh Ps 21 Pegawai Tidak Tetap
(dibayar BULANAN ATAU Jumlah sebulan > Rp10,2 juta)
Sutarman (K/0) punya NPWP, adalah buruh harian sebagai tukang bangunan di PT
TEKNITAMA, selama bulan Desember 2016 bekerja selama 20 hari dan menerima upah
harian Rp.500.000 yg dibayarkan secara bulanan. Hitung PPh pasal 21 yang harus
dipotong atas penghasilan Sutarman setiap hari.

Honor per hari Rp. 500.000


Penghasilan bulan berjalan = 20 x 500.000 Rp. 10.000.000
Penghasilan bruto disetahunkan = 12 x 10.000.000 Rp. 120.000.000
PTKP (TK/0) Rp. 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp. 66.000.000
PPh terutang disetahunkan:
5% x 50.000.000 Rp. 2.500.000
15% x 16.000.000 RP. 2.400.000
PPh terutang setahun Rp. 4.900.000
PPh terutang sebulan = 4.900.000/12 Rp. 408.333
Upah Borongan
29
Contoh :
Handi mengerjakan dekorasi sebuah kantor dengan upah
borongan sebesar Rp1.000.000,00, pekerjaan diselesaikan
dalam 2 hari. Hitung PPh pasal 21 yang harus dipotong.
 
Jawab :
1 Upah sehari : Rp1.000.000 / 2 = Rp 500.000
2 Batas Tidak Kena Pajak Rp 450.000
3 Upah sehari > Rp.450.000 Rp 50.000
4 PPh ps. 21 sehari (tarif 5%) Rp 2.500
5 PPh ps. 21 2 hari : Rp 2500 x 2 = Rp 5.000
Ikatan Akuntan Indonesia

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai