Anda di halaman 1dari 20

INFORMED CONSENT

dr. Meivy Isnoviana,S.H


INFORMED
CONSENT
 Persetujuan Tindakan Medik yaitu persetujuan
yang diberikan pasien atau keluarga atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medik yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut.
 Permenkes No. 290 Tahun 2008 Psl 1

 UU No.29 Th 2004 psl 45


Pasal 45

 (1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang


akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap
pasien harus mendapat persetujuan.
 (2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara
lengkap.
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sekurang-kurangnya mencakup :
diagnosisdantatacaratindakanmedis;

tujuantindakanmedisyangdilakukan;

alternatif tindakan lain dan risikonya;

risikodankomplikasiyangmungkinterjadi;dan

prognosisterhadaptindakanyangdilakukan.
 (4)  Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat diberikan baik secara tertulis maupun lisan.
 (5)  Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang
mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan
persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan.
 (6)  Ketentuan mengenai tata cara persetujuan tindakan
kedokteran atau kedokteran gigi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5)
diatur dengan Peraturan Menteri.
UNSUR-UNSUR

 Prosedur

 Risiko yang mungkin terjadi

 Manfaat dari tindakan yang akan dilakukan

 Alternative tindakan yang dapat dilakukan


PERSETUJUAN

tindakan medik yang akan dilakukan


terhadap pasien
 tertulis / lisan
pasien mendapat informasi yang adekuat
tentang perlunya tindakan medik yang
bersangkutan serta resiko yang dapat
ditimbulkanya .
penyampaian dan informasi disesuaikan
tingkat pendidikan, kondisi dan situasi
pasien .
 Bila mengandung resiko tinggi harus persetujuan
tertulis ditandatangani mereka yg berhak
memberikan persetujuan
 tidak beresiko tinggi persetujuan cukup persetujuan
lisan (dng anggukan kepala)
 dapat diberikan secara nyata – nyata atau secara diam
– diam
 Permenkes No. 290 Tahun 2008
INFORMASI
 harus diberikan kepada pasien ,

 informasi harus lengkap ,kecuali dokter menilai


informasi tersebut dapat merugikan kepentingan
kesehatan pasien
 atau pasien menolak diberikan informasi

dokter bisa memberi tahukan kepada keluarga


terdekat pasien
 Informasi lisan harus ada saksi, pihak dokter perawat

 Dalam Hal tindakan bedah ( operasi ) ,informasi harus


diberikan oleh dokter yg melakukan . Bila dokter tidak
ada informasi diberikan oleh dokter lain dengan
pengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggung
jawab.
 Informasi juga harus diberikan jika ada kemungkinan
perluasan operasi.
 Perluasan operasi yg tidak dapat diduga sebelumnya,
dapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien, dan
setelah operasi dilakukan dokter harus memberikan
informasi kepada pasien atau keluarganya.
YANG BERHAK
MEMBERIKAN
PERSETUJUAN
 pasien dewasa
( telah berumur 21 tahun atau sudah menikah )
yang berada dalam keadaan sadar dan sehat
mental
pasien dewasa yang berada di bawah
pengampuan ( curate ) persetujuan diberikan
oleh wali / curator
pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak
mempunyai orang tua / wali dan atau ortu/ wali
berhalangan, persetujuan diberikan oleh
keluarga terdekat atau induk semang.
PERSETUJUAN TIDAK
DIPERLUKAN PADA :
1. pasien tidak sadar/ pingsan,tidak ada keluarga
terdekat secara medik berada dalam keadaan gawat
darurat yang memerlukan tindakan medik segera
untuk kepentingannya
2. tindakan medik yg harus dilaksanakan sesuai dengan
progam pemerintah dimana tindakan medik tersebut
untuk kepentingan masyarakat banyak.
 Bila pasien sadar, baru diberi tahu dan dimintakan
persetujuannya dengan penjelasanyang logis
TANGGUNG
JAWAB
1. Dokter bertanggung jawab atas pelaksanaan
ketentuan tentang persetujuan tindakan medik

2. Pemberian Persetujuan Tindakan Medik yang


dilaksanakan dirumah sakit/klinik , maka rumah
sakit/klinik yang bersangkutan ikut bertanggung
jawab .
SANKSI

sanksi administrative berupa


pencabutan surat ijin
prakteknya . (PERMENKES RI
No.290 pasal 13).
SANKSI PERDATA

 pasal 1365 mengenai onrechtmatige daad


( perbuatan melawan hukum ), bisa berupa ganti
rugi atas cacat atau luka karena adanya perbuatan
yang salah, misalkan karena lalai
SANKSI
PIDANA (KUHP)
 pasal 351 mengenai penganiayaan

 pasal 89

 “ yaitu membuat orang pingsan atau tidak berdaya


disamakan dengan kekerasan “.

Anda mungkin juga menyukai