Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 8

1. KISWA BALLE
2. KRISTINA LAU
3. YUSTUS AHOINAI
4. MESI DIANA MANAFE
Kasus
Tn. A usia 21 tahun masuk UGD dengan keluhan sesak nafas
dan nyeri dada. Hasil anamnesis pasien riwayat benturan
dada akibat kecelakaan lalu lintas. Pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan vena jugularis meningkat, perkusi
thoraks hipersonor, tampak sesak semakin bertambah. TD
90/60 mmHg, frek nadi 130x/menit, RR 28X/menit dan suhu
37,8˚c dengan penanangan cepat perawat melakukan
dekompresi needle Istri Tn.A sudah kuatir dengan kondisi
suaminya namun perawat pun menjelaskan dengan baik
maksud dan tujuan dari tindakan tsb. Tn. A Pun mulai rasa
nyaman dengan kondisinya dari sebelumnya ia pun berterima
kasih kepaada Perawat UGD yang telah membantunya .
Dari kasus diatas kita lihat bahwa perawat UGD
menerapkan beberapa pinsip ETIK KEPERAWATAN
yakni :
1. Otonomi dan berbuat baik artinya dari kasus diatas
pasien mendapatkan hak ataupun kebutuhan yang telah
dipenuhi yaitu mendapatkan tindakan dari perawat
UGD maupun dengan kondisi tsb pasien dilayani
dengan baik
2. Non malifience/ tidak merugikan artinya perawat tidak
merugikan kondis pasien secara fisik maupun
psikologis dari pasien maupun keluarga karena perawat
langsung memeberikan tindakan dekompresi needle
dgn cepat maupun psikologis perawat pun menjelaskan
maksud dan tujuan dari tindakan tsb agar tidak
terjadinya rasa kuatir maupun rasa cemas.

Anda mungkin juga menyukai