Anda di halaman 1dari 27

PELATIHAN BATOMBO

SE- KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA


KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

EDIWAR, S.Sn., M.Hum., Ph.D

INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG


"Sijorong manggali lambah,
mamakai baju biludu gandum,
kok tadorong Ambo manyambah,
sakali gawa baribu ampun“

Sairiang balam jo barabah,


Barabah lalu, balam mandi
Sairing salam nan jo sambah,
Sambah lalu salam kumbali
SASTRA LISAN SEBAGAI IDENTITAS
BUDAYA LOKAL
IDENTITAS BUDAYA LOKAL
SASTRA LISAN SEBAGAI • SASTRA LISAN adalah suatu kebudayaan yang pewarisannya
15:09
secara turun temurun dari dahulu sampai sekarang. Masayarakat
yang memegang teguh nilai luhur dan berhubungan erat dengan
adat istiadat yang berlaku dalam suatu masyarakat.

• Budaya lokal ADALAH nilai, moral, norma dan keyakinan (belief),


fikiran yang dianut oleh suatu masyarakat/bangsa dan mendasari
perilaku seseorang sebagai dirinya, anggota masyarakat, dan
warganegara. Budaya mengatur perilaku seseorang mengenai sesuatu
yang dianggap benar, baik, dan indah.

• Identitas Budaya lokal dapat dimaknai sebagai suatu


warisan kebudayaan yang diwariskan secara turun temurun
dari satu generasi ke generasi berikutnya pada suatu daerah,
golongan, suku, kelompok dan sebagainya. Budaya lokal
memiliki simbol-simbol khas, nilai-nilai, makna dan daya
bersifat kedaerahan, kelompok, komunitas, dan menjadi
anutan/pegangan hidup menurut adat istiadat yang berlaku.
PERSOALAN Globalisasi merupakan suatu keniscayaan yang
Globalisasi dihadapi setiap negara di dunia. Pesatnya
kemajuan teknologi saat ini berdampak terhadap
keberadaan suatu kebudayaan, termasuk tradisi
DUNIA TANPA
BATAS lisan nusantara.

ASING BUDAYA TERANCAM


• Dunia sekarang SENDIRI PUNAH
bagaikan tanpa batas,
yaitu Meleburkan batas- • Realita menunjukkan,
batas budaya bangsa perlahan namun pasti
dan menyebabkan dunia bahwa sebagian generasi
seakan-akan menyatu muda sekarang telah asing
menjadi satu kampung dengan budayanya sendiri.
global tanpa batas.
• Mimpi yang lebih buruk
lagi jika para generasi
• Kita bisa saksikan muda tidak memiliki
berbagai aktivitas pengetahuan dan apresiasi
budaya secara langsung terhadap Tradisi Lisan
dalam waktu yang sama daerahnya sendiri
dengan negara ujung
sana.
STRATEGI PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN TRADISI
BATOMBO
Melakukan pelatihan BATOMBO Terhadap TRADISI BATOMBO
dengan melibatkan generasi muda YANG MASIH BERLAKU DALAM
dan pakar/ahli Batombo untuk KEGIATAN ADAT ISTIADAT.
mengkaji dan menganalisis serta Sekaligus didata hambatan-
praktik Tradisi BATOMBO. hambatan dan kendala yang terjadi.

4. Mengembangkan
minat dan bakat
generasi muda

sesuai dengan prioritas yang telah


ditetapkan sebagai wadah bagi
masyarakat/generasi muda khususnya dalam bidang
BATOMBO
STRATEGI
integrasi dan sinkronisasi antar
instansi/lembaga yang
melaksanakan pengembangan dan dalam mengembangkan dan
pemberdayaan kelompok kesenian melestarikan kesenian dan budaya
dan budaya tradisional. tradisional.

8. Meningkatkan
tatakelola yang
lebih baik

dan ekspresi baik di tingkat


lokal, nasional maupun
dalam rangka sosialisasi dan global;
menumbuhkan motivasi belajar Perlunya panduan pengelolaan
serta penguatan kelembagaan BATOMBO setiap Desa, atau
tradisi BATOMBO. daerah dalam membina tradisi
BATOMBO
MEMBUAT DAYA HIDUP TRADISI •mengembangkan seni tradisi secara piawai
BATOMBO •Tanpa menghilangkan nilai, makna dan energi

elok dipakai,
Kebaya usang nan alah cabiak
buruak dibuang, Kain suto tasimpan dalam peti “Kalau alam alah takambang,
singkek mintak Budaya urang buliah dicaliak marawa tampak bakiba,
Budaya kito jangan diganti
diuleh aguang tampak tasangkuik,
panjang mintak adaek badiri di nagari,
silek jo tari ka bungonyo.
dipotong,
usang-usang Dima marawa tatagak,
dipabaharui, di sinan aguang badundun,
balubang mintak dima cupak talatak,
ditumbok di sinan talempong batalun.
 
PERHATIKAN BAGAN BERIKUT GENERASI
PENERUS

sebagai cara
melahirkan
KEMAMPUAN TRADISI menyampaikan Ajaran Moral
BERBAHASA Nilai dan norma
LISAN
Pengetahuan
Adat Istiadat
Kebiasaan

yang diwariskan Melalui :

Kebiasaan dalam keluarga Contoh


Keluarga Nilai dan norma keluarga Perilaku
Ajaran moral
Dongeng

CARA MEWARISKAN yang diwariskan Melalui :


TRADISI Adat istiadat

(Secara Lisan)
Kesenian Kepercayaan
Tradisi lisan Pertanian/Teknologi Pertunjukan
Masyarakat Kemampuan berlayar Sistem bahasa
Hiburan
Sistem ekonomi
Profil
SASTRA LISAN MELAYU NUSANTARA

CERITA RAKYAT (KABA)

PASAMBAHAN dan
BATOMBO
SASTRA LISAN
MELAYU PIDATO ADAT

PANTUN, PEPATAH, PETiTIH

RAGAM SASTRA LISAN MELAYU DAN


MEDIA YANG DIGUNAKAN DALAM
PERTUNJUKAN SASTRA LISAN

WAWASAN SASTRA LISAN

Konsep: Alam Takambang Jadi Guru)


CERITA RAKYAT

CONTOH CERITA RAKYAT PADA RANDAI TALUAK KUANTAN


• Pertunjukan Randai di Teluk Kuantan berbeda dengan Randai yang dikenal di Minangkabau.
Masyarakat Teluk Kuantan mempunyai ciri khas tersendiri terhadap pertunjukan Randai
baik itu dari gerakan, alat musik dan cerita yang dibawakan. Gerak Randai di Teluk Kuantan
berbentuk joged, menggunakan alat musik gendang, kecer (tamborin) peluit (lapri), piyual
(violin) sedangkan cerita yang dibawakan tentang kehidupan masyarakat di Teluk Kuantan.

Pada waktu pertunjukan Randai berlangsung, para penonton sangat antusias


dalam menyaksikan Randai tersebut, bahkan penonoton juga ikut berjoget
Bujang Gadih dalam lingkaran yang ada dengan pemain Randai. Pertunjukan diiringi lagu-
(Yoserizal) lagu pembuka seperti lagu mananti jando, sayang baduo, bajonji tongah
malam, para penyanyi dengan iringan musik seperti gendang, biola, marakas
dan lipri atau pluit.

Randai Sagiro Nama-nama tokoh yang ada di dalam Randai sagiro yaitu Sagiro, Omak
(Misrawati) Sagiro, Bapak Sagiro, Adiak Sagiro dan Kawan Sagiro. Sagiro
merupakan nama tokoh yang berperan sebagai anak dalam pertunjukan
Randai Sagiro. Berawal dari nama anak dalam Randai ini maka
masyarakat lebih sering menyebut dengan Randai Sagiro,
an
PASAMBAHAN

g
BATOMBO

n
(Sambah-manyambah)

u b
Pasambahan adalah salah satu

u
jenis sastra lisan yang digunakan

H
oleh masyarakat Minangkabau
Dalam adat istiadat Kabupaten
Dilaksanakan Dalam Dalam
dalam acara perkawinan,
kematian, dan acara adat lainnya. 
Kuantan Singingi terdapat adat
istiadat perkawinan yang biasa
Pasambahan yang
berbagai upacara Adat
biasanya
digunakan dalam upacara adat ini
disebut dengan tombo atau
batombo. Dalam masyarakat
menggunakan bahasa halus
Kabupaten Kuantan Singingi,
dengan perumpamaan dan nilai-
Tombo adalah sumber hukum
nilai budaya. Djamaris (2002:44)
adat yang diceritakan secara turun
menyatakan bahwa bahasa yang
temurun dari satu generasi ke
digunakan dalam pasambahan ini
generasi selanjutnya. Tombo
berbeda dengan bahasa sehari-
dalam adat perkawinan adalah
hari, bahasanya lebih puitis.
hukum adat yang berlaku pada
Kepuitisan itu ditandai oleh
acara perkawinan (Yusri, MS,
banyaknya ungkapan, kiasan,
2019).
pepatah petitih, pantun, dan
talibun, serta susunan kalimat
yang teratur sehingga bila Upacara Perkawinan,
diucapkan terdengar berirama dan
merdu Upacara Tegak Penghulu
Upacara mendirikan rumah adat
dll
an
g
PASAMBAHAN BATOMBO

u n
b
"Pasambahan" dilaksanakan oleh dua Tombo/Batombo dalam adat

Hu
pihak, yaitu dialog antara tuan rumah ("si perkawinan ini bertujuan sebagai
pangka") dan tamu ("si alek"') untuk norma dan aturan yang berlaku
Dilaksanakan Dalam
menyampaikan maksud atau tujuan
Dalamtidak hanya pada acara
dengan (rasa)berbagai
hormat. upacara
Dalam Adat pernikahan saja. Hukum adat
pasamabahan itu disebut juga dengan yang diberlakukan sesuai dengan
BASILEK KATO. perkembangan zaman yang ada.
Dalam upacara adat yang menggunakan Pada acara perkawinan, ada
"pasambahan" ini, di antaranya 1) pembicaraan atau perundingan
peresmian pengangkatan penghulu, 2) untuk menyerahkan anak cucu
upaca yang berhubungan dengan kemenakan, baik dari pihak laki-
perkawinan, 3) upacara yang laki maupun perempuan
berhubungan dengan kematian, 4 mengikuti peraturan adat yang
upacara yang berhubungan dengan berlaku. Perundingan (batombo)
pembangunan rumah, dan 5) upacara ini dilakukan oleh orang tua yang
yang berhubungan dengan kelahiran. berpengaruh di lingkungan
Kegiatan "pasambahan" ini biasanya tersebut.Seperti penghulu adat
dilakukan dalam keadaan duduk bersila atau istilahnya orang tua adat.
Basilek “kato” dalam
PASAMBAHAN dan BATOMBO
• Basilek: Adalah sesuatu kemampuan yang
memerlukan keahlian, kepandaian, keterampilan,
kepiawaian, mengungkapkan pemikirannya dalam
bentuk bahasa lisan.
• Kato, kata merupakan kekayaan dan kemampuan
yang seharusnya dimiliki oleh generasi muda
Melayu Umumnya, termasuk generasi muda
Kuantan Singingi, baik dalam tata pergaulan
maupun dalam upacara adat.
• Kato adalah sumber terbentuknya karya sastra
lisan yang bernilai indah.
SECARA UMUM PASAMBAHAN dan BATOMBO
MENGANDUNG BEBERAPA NILAI.
•  Pertama, nilai budaya kerendahan hati dan penghargaan kepada orang lain. Hal
ini terungkap dari beberapa ungkapan yang berbunyi antara lain: ambo nan bukan
cadiak pandai, ilmu di tuhan tasimpannyo (saya bukanlah cerdik pandai, ilmu di
tuhan tersimpannya).

• Kedua, nilai musyawarah dan kebersamaan. Sebelum seseorang bertindak


sebagai juru bicara (juru sambah), dia harus mendapat persetujuan lebih dahulu.
Lah saizin kato jo mufakat (sudah seizin kata dan mufakat).

• Ketiga, nilai kehati-hatian dan kecermatan. Sebelum memberikan jawaban


(balasan) terhadap pasambahan lawan bicara, sipembicara biasanya mengulangi
terlebih dahulu topik utama pasambahan. Kemudian untuk meyakinkannya
digunakan kata-kata “kan baitu kato sutan tadi” (kan itu yang Sutan katakan tadi).
Setelah itu baru dia melanjutkan balasannya.

• Keempat, nilai kepatuhan dan ketaatan kepada adat. Dalam acara pasambahan
segala sesuatu yang akan dilakukan, dipertanyakan lebih dahulu apakah sudah
sesuai dengan adat yang berlaku karena salah satu syarat permintaan data
dikabulkan kalau sudah sesuai dengan adat yang berlaku.
PIDATO ADAT Pidato adat merupakan salah satu bentuk sastra lisan yang tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat Minangkabau. Salah satu
bentuk pidato adat dapat dilihat pada penghormatan terhadap
Contoh: pemangku adat dalam suatu upacara adat.
Assalamualaikum ww. Kemudian ada juga pidato adat yang dilaksanakan dalam Malewakan
Kasah saijah salangkari, Gala, yaitu tradisi yang dilakukan ketika seorang laki-laki diberi gelar
batang cimbago rang adat oleh kerabatnya. Ada dua bentuk tradisi Malewakan Gala yaitu
patahkan, adat limbago Malewakan Gala Marapulai (MGM) dan Malewakan Gala Panghulu
di nagari, tuah kato (MGP). Keduanya merupakan bentuk pidato adat yang cukup
dipasambahkan, mangko panjang dan kompleks. Kompleksitasnya terlihat pada struktur
dipasambahkanlah syah kalimat, pantun dan kiasan bahasa
alam, syah Muhammad, Kato adat kato pituah, pituah rajo nan baduo, pagangan manti jo dubalang,
syah bagindo Rosulullah,
pedoman tau cadiek pandai. Santano kaki salah langkah, ataupun muluik
nan manjunjuang undang
sumbang kato, maupun tangan salah jambo, ambo nan usah diutangi, manitah
mangkuto, kiriman rajo
tigo jurai, iyolah rajo dari bana balun pandai. Kalau sahandak sahadainyo, kambang bungo sarato
makah, balahan rajo tangkai, tabang buruang sarato sayok, ikan baranang jo radainyo, tapi ba’alah
banua ruhum, nan tingga mangatokan, barambuih angin di Malako, manuju bukik nan landai, janieh
di pulau paco nangko langik bagai dibasueh, ari nan tarang tarang bendang intan tuah pulang
daulat alam bakudo. Tumpak dek badan diri ambo, kok galak nyato dek jujai, kok pai dek
Minangkabau. karano surueh, tibo dimulie punyo urang, cilako di badan diri taga dek cinto
Minangkabau bapaga jo nagari
adat, adat bapaga budi
baso, balingka sopan jo "Sijoroang manggali lambah,
santun, balingkung raso mamakai baju biludu gandum,
jo pareso, sarato kato kok tadorong Ambo manyambah,
basitinah. sakali gawa baribu ampun".
PIDATO PEMBUKA
Maminta Ampun ambo kapado Allah, maminta maaf ambo
kapado angku niniak mamak panghulu nan gadang basa
batuah, nan bak kayu gadang tumbuah ditangah koto, batang
gadang tampaik basanda, nan bapucuak sabana bulek, nan
baurek sabana tunggang, dahannyo tampaik bagantuang, daun

Niniak labek tampaik balinduang kapanasan, tampaik bataduah


kahujanan. Badabue ombak mamacah, badabue lalu ka tapi
mamak taruih manyasak ka paserek, nangkodoh mati tatembak,
dibunueh palimo Japun badie sadatuih duo datak, dek
panghulu banyak nan batuah, tuanku banyak nan kiramaik,
dubalang banyak nan sati, kok disabuik lidah patah, patah
galah biduak tatumbuak, kurang dayuang sampan tak laju.

Tasabuik pulo Alim ulama jo cadiak pandai; suluah bendang


Alim dalam nagari, palito mam indak padam, camin nan indak
namuah kabua, kok duduak bacamin kitab, tagaknyo rintang jo
Ulama pituah, nan tahu halal jo haram nan tahu syah dengan bata, kok
suluahnyo masa didunia, bendangnyo sampai ke akhirat,
kaunduang unduang ka madinah kapayuang panji kasarugo.
Hulu balang jo ampang limo, jo manti pagawai adat, nan tahu
disalah jo nan bana, tau dirantiang nan ka mancucuak, tahju di
dahan nan ka mahimpok.. Nan mudo pambimbiang dunia, nan
tahu dimalu jo sopan, sarato raso jo pareso, ancang ancang dalam
Hulu Balang nagari. parik paga dalam nagari, nan capek kaki ringan tangan,
capek kaki indak panaruang, ringan tangan indak pamacah, aso
tarantang duo sudah, pambangkik batang tarandam nan bahati
suci muko Janiah.

Bundo • Langkok sagalo bundo kanduang, limpapeh rumah nan gadang


sumaak didalam kampuang, hiasan dalam nagari, kok auih
Kanduang bakeh mintak minum, kok lapa bakeh mintak maklan, iduiknyo
tampek manyasa, kok matinyo tampaik baniaik, ambun puruak
alung bunian, urang nan duduak jo suratan.

Sarato jo urang banyak, karanggo di batang kapeh, manitih dahan


silasieh, larai ka pucuek silaronyo, bukan bahinggo jo babateh,
indak basibak jo basisieh, dilingkuang sambah kasadonyo.

Urang Kalilawa dipulau rimbang


Anak ruso mati tadabiah
Kebanyakan Kok gawa minta ditimbang
Kok doso ampun nan labiah
CONTOH LAIN BATAGAK OPANGHULU

Baa sakarang kini nangko, lah kadilantik panghulu baru dalam kapayungan suku Melayu Kapayungan
Anghku Datuak Sati ……………… Ramo-ramo sikumbang janti, katik endah pulang bakudo, patah
tumbuah ilang baganti, pusako lamo pindah ke nan mudo. Birik-birik tabang ka samak, tibo di samak
maminta makan, dari niniak turun ke mamak, dari mamak turun ke kamanakan. Sabaliak dari pado
itu,: Kamanakan barajo ke mamak, mamak barajo ke panghulu, panghulu barajo ke mufakat, mufakat
barajo ke nan bana, bana badiri sandirinyo.
Lah janiah cahayo adat, lah tarang bangun pusako, bak rumpuik ditimpo rinai musim pabilo lipuannyo.
kajadi adat bijo nan baiek, katungkek pamanih jalan, kakarih pamaga diri, dalam adat baradat pulo, kok elok
jalan nan ka ditampuah, kok panjang minta dikarek, kok singkek minta diuleh, kok senteang baok ka
mambilai. Kok elok ratak lidah kami, kusuik kok baok manyalasai, karuah baok mampajaniah, barek ka
samo kakami pikua, ringan nan samo kadijinjiang, nan saciok nan bak ayam, sadanciang nan bak basi.
Rancak batumpuak daun jerami,
Makanan taranak tiok hari, Tasindorong jalan manurun,
Amanat tatompang pado kami, Tatukiak jalan mandaki.
Mari basatu mambangun nagari. Adat jo syarak kok tasusun,
  Bumi sanang padi manjadi.
 Tambilang di rumpun lansek Balaia sampai ka Pulau,
Tasisiak di lambai-lambai,
Baranti tantang muaro,
Lah bilang sado nan dapek
Pidato adat nan ambo susun,
Nan tingga untuk nan pandai Pusako niniak moyang kito.
PANTUN Teks Berbentuk Pantun

Isi teks pantun pada 1). pantun sejati atau pantun sempurna,
sastra lisan pada
dasarnya dapat dibagi 2) pantuan biasa atau pantun berterus
menjadi dua jenis : terang.

1). PANTUN SEJATI atau pantun sempurna adalah kesusastraan lama


Minangkabau yang disampaikan secara lisan dengan kata-kata seperti jenis,
kias, dan ibarat, karena kebiasaan orang Minangkabau dalam hidup
bermasyarakat selalu dituntun dengan kata-kata kiasan dan perumpamaan,
seperti pribahasa yang menyebutkan “tahu dikieh kato sampai, tahu dibayang
kato putuih, takilek ikan dalam aie jaleh jantan batinonyo” yang artinya tahu
dikias kata sampai, tahu dibayang kata putus, ikan dalam air jelas jantan
betinanya.
Sajak babungo daun pandan,
2). Pantun biasa adalah kata-kata yang tersusun dalam bait- Banyaklah tikuih di pamatang,
bait, isi dan maksudnya yang disampaikan dengan Anak buahnyo datang pulo,
mudah dapat dipahami. Kata-kata dalam pantun biasa Daun salasiah tambah banyak,

tidak memerlukan daya khayal untuk menafsirkan


Sajak samulo denai bajalan,
maksudnya.
Indah putuih dirunduang malang,
• Masyarakat Melayu yang berguru kepada Alam, maka pantun sebagai hasil Banyak bahayo nan manimpo,
cipta sastra, menggambarkan ungkapan perasaan dan pikiran yang menyangkut Namun kasiah bapaliang indak.
dengan peristiwa–peristiwa alam atau pantulan keindahan alam yang
dicernanya.
KATA-KATA PEMBUKAAN DALAM PANTUN

Sairiang balam jo barabah,


barabah lalu, balam mandi,
Sairiang salam nan jo sambah,
sambah lalu salam kumbali

Ka Payakumbuah naiak oto,


Painyo di malam sanayan,
Sambuiklah salam dari ambo,
Untuak saluruah tamu undangan.

Ambiak rambutan pakai galah,


Rambutan masak masuak ka goni,
Ambo unjuakkan salam Jo sambah,
Sambah taunjuak ka urang rami.

Mancuci sarawa di ateh papan,


Pulangnyo langsuang ka ladang,
Salam jo sambah ambo sampaikan,
Untuak tamu nan alah datang.
Alam Takambang Jadi Guru
sebagai Sumber Kreatif
• Memperhatikan bangunan kalimat-kalimat
puitis dalam pantun bahwa pada sampiran dan
isi pantun dalam sastra lisan sangat
berpedoman kepada Alam takambang Jadi
guru sebagai sumber ilham untuk menciptakan
pantun-pantun.
• Di sini alam lingkungan dijadikan sebagai
simbol dalam konteks beribarat dan berkias
untuk disampaikan kepada obyek.
Pantun Menurut Jenisnya
1. Pantun Anak-anak 2. Pantun Orang Muda
Rumpun buluh dibuat pagar,
a. Pantun Bersuka-cita: cempedak dikerat-kerati; a. Kebun permainan Raja Judah,
  maklumlah pantun saya belajar, Pantun anak Arab mandi di sangku;
saya budak belum mengerti. Dagang mohon ampun barang yg salah,
  (Pantun minta maaf mada terlalu.
Besar buahnya pisang batu, Nasib)  
b. Pantun Berduka-cita: jatuh melayang selaranya;  
  saya ini anak piatu,
sanak saudara tidak punya. b. 1) Pantun Berkenalan
  Berlari-lari ke dalam kebun,
Pantun dalam kebun adalah perak;
bernyanyi serupa pantun,
Muda dalam pantun adalah
3. Pantun Orang Tua   kehendak.
Berburu ke Padang Datar,  2). Pantun Berkasih-kasihan
a. Pantun Nasehat mendapat rusa belang kaki; Dari jauh kapal lah datang,
  berguru kepalang ajar, berlabuh dekat Pulau Pandan;
bagai bunga kembang tak jadi. dari jauh kakanda datang,
  rasa semangat pulang ke
Besarlah air di Sungai Petai, badan.
b. Pantun Adat batang penggaga orang patahkan;  3). Pantun Perceraian
  bukan saya cerdik pandai, Pulau Roti tampak melayang,
pusaka kata disembahkan. tampak di balik Pulau Sumba;
  buah hati tinggallah sayang,
Banyaklah hari antara hari, kakanda berjalan entah lama.
c. Pantun Agama tidak semulia hari juma’t;  4). Pantun Beriba Hati
  banyaklah Nabi antara Nabi, Jangan begitu tarah papan,
tidak semulia Nabi Muhammad. jauh rimbanya padi Jambi;
  jangan begitu kata tolan,
jauh hibanya hati kami.
 
Contoh pantun empat karat dan
enam karat
1. Pantun Cinto Ampek Karat (Pantun Cinta Empat Kerat)
1. Pantun Rusuah Ampek Karat (Pantun Rusuh Empat Kerat)
Kalam patah tamaik manyurek Kalam patah tamat menyurat
Baburu ka rimbo jati Berburu kijang ke rimba jati Dawaiknyo usah dibuangan Dawatnya jangan dibuangkan
Patah panah pakailah tombak Patah panah pakaikan tombak Pacik pitaruah arek-arek Pegang petaruh erat-erat
Timbang-timbanglah dalam hati Timbang-timbanglah dalam Jan sampai lapeh di ganggaman Jangan lepas dari genggaman
Angin tanang lauik barombak hati  
Angin tenang laut berombak 1. Pantun Cinto Anam Karat (Pantun Cinta Enam Kerat)
  Rancak ruponyo kain batiak Indah rupanya kain batik
Ukia nyato raginyo jaleh Ukir nyata warnanya jelas
1. Pantun Rusuah Anam Karat (Pantun Rusuh Enam Kerat) Di tapi samuik bairiang; Ditepi semut beriring;
Urang baranang hari patang Orang berenang di hari petang Ndak kasuko tuan maambiak Masakan sudi tuan memetik
Dapek anak ikan balanak Dapat anak ikan belanak Bungo lah layua kanai paneh Bunga lah layur kena panas
Dapek dek urang sadang manjalo; Dapat oleh orang sedang Bantuak bagai badaun kariang Laksana bagai berdaun kering
Sakik sanang ditangguang surang menjala; 1. Pantun Jenaka Ampek Karat (Pantun Jenaka Empat Kerat)
Denai nan indak badunsanak Sakit senang tanggung seorang Batamu cerek samo cerek Bertemu cerek sama cerek
Urang kampuang lah banci pulo Saya yang tidak ada Talatak di ateh banta Terletak di atas bantal
berdunsanak Batamu kakek samo nenek Bertemu kakek sama nenek
Orang kampung sudah benci Samo maetong gigi tangga Sama menghitung gigi tanggal
pula
PEPATAH
• Pepatah adalah pribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran dari orang tua-
tua (biasanya dipakai atau diucapkan untuk mematahkan lawan) sedangkan petitih
adalah berbagai –bagai pribahasa. Pepatah dan petitih memberikan masukan
berupa ilmu pengetahuan yang sangat penting untuk menjalani kehidupan dalam
masyarakat Minangkabau. Peraturan adat dan nasehat dimuat dalam bentuk
pepatah dan petitih, yang diungkapkan dengan bahasa kiasan yang sangat
menarik, serta memiliki makna yang penting di dalamnya.
• Contoh:

• Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua --- >>> artinya budi baik
seseorang itu jangan dilupakan.
• Bulat air kerana pembentung, bulat kata kerana muafakat
• Hati manusia sama dicecah, hati gajah sama dilapah.
• Cubit paha kiri, paha kanan sakit juga.
• Ditelan mati emak, diludah mati bapak.
KESIMPULAN
 Melestarikan budaya tradisional bukan hanya semata-mata menjadi
kepentingan dan tanggungjawab pemerintah, namun juga kewajiban semua
lapisan masyarakat BERSINERGI (NINIAK MAMAK, ALIM ULAMA, CERDIK
PANDAI, BUNDO KANDUANG, PEMERINTAH DESA DLL)

 Dalam rangka itu, PEMERINTAH seharusnya melibatkan dan menggandeng


masyarakat setempat dalam upaya pelestarian seni budaya, pembinaan dan
pengembangannya.

 “PEMERINTAH seharusnya memberikan kesempatan yang sama kepada


masyarakat dan komunitas budaya termasuk BATOMBO untuk berpartisipasi
dalam pengelolaan dan pengembangan budaya,“

 Salah satu bentuk dukungan dari PEMERINTAH terhadap berbagai komunitas


budaya yang tersebar di beberapa daerah dapat dilakukan dengan cara
melibatkan mereka dalam pendataan, inventarisasi, pendokumentasian,
pengembangan, pembinaan, pelatihanm budaya tradisional, seperti
BATOMBO
SEKIAN

• TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai