Anda di halaman 1dari 27

MODEL - MODEL EPIDEMIOLOGI

Di Ringkas Oleh :
Erni Mardiati. SKM. M.Kes, Epid.
JENIS – JENIS PENELITIAN EPIDEMIOLOGI, NAMA LAIN DAN UNIT
PENELITIAN

Jenis Penelitian Nama Lain Unit Penelitian


1. Penelitian Observasional. - -
a. Penel Deskriptif - -
b. Penel Analitik - -
- ekologis - Korelasi - Populasi
- Potong-melintang - Prevalensi - Individu
- Kasus-kontrol - Case-referensi - Individu
- Kohor - Follow-up

2. Penelitian Eksperimental Penelitian Intervensi -


a. Randomized controlled a. Percobaan klinik a. Pasien.
trial
b. Field trials b. - b. Populasi sehat
c. communitytrial c. Community c. Komunitas
intervention study

Sumber : Beaglehole, WHO, 1993.


KELEBIHAN DAN KEKURANGAN OBSERVASIONAL

Ekologi Potong Kasus Kohor


Lintang Kontrol
1. Probabilias
- bias seleksi TC Sedang Tinggi Rendah
- bias recall TC Tinggi Tinggi Rendah
- loss to TC TC Rendah Tinggi
follow-up
- Tinggi Sedang Sedang Rendah
confounding

2. Waktu yg Rendah Sedang Sedang Tinggi


dibutuhkan
3. Biaya Rendah Sedang Sedang Tinggi

Keterangan : TC ( tidak cocok)


Sumber : Beaglehole, WHO, 1993.
DIFFERENT STUDY DESIGN IN RELATION TO
TIME LINE

Cross
Sectional

Case Control Cohort study


Case
T i m e l i n e
Report
Case ` Series Clinical Trial
CROSS-SECTIONAL STUDY
(Studi Potong Melintang)
CIRI – CIRI :
• Satu kali amatan dalam kurun waktu tertentu,pendek
• Menghasilkan prevalensi penyakit  kronis
KEUNTUNGAN :
• Dana relatif murah, mudah, hasil cepat;
•Meneliti banyak variabel; tak terancam loss of follow up
• Staf peneliti terbatas; Waktu relatif pendek;
• Sebagai dasar penelitian berikutnya.
KEKURANGAN :
• Informasi terbatas, hanya sesaat;
• Kejadian penyakit hubungan sebab relatif <
• Masih diperlukan data lain; n besar;
• Penyakit akut tidak dianjurkan.
• Kasus sangat jarang  tidak praktis
Langkah - 2 Penting Studi C-C :
1. Identifikasi variabel (FR – Efek);
2. Menetapkan subyek;
3. Melaksanakan pengukuran;
4. Melakukan analisis korelasi atau
analisis perbedaan;

Contoh : Mencari Hubungan Antara


A. Tingkat pendidikan;
B. Stat. Ekonomi. Orang tua;
C. Sanitasi lingkungan keluarga;
D. Status Gizi Anak;
E. Diare pada Anak.
.
.

(1) A
D
B
C E

(2) A D
B C
E
(3) A

B D
C E
Begin Measure/Clasification/
Compared

RF +

Free Dis.

RF -
Study Population

RF +

With Dis.

RF -

NOW

CROSS – SECTIONAL STUDY


Studi KASUS-KONTROL - Bab 9 02/08/2023

STUDI
KASUS-KONTROL

Diringkaskan oleh :
Erni Mardiati. SKM. M.Kes. Epid

10
Studi KASUS-KONTROL - Bab 9 02/08/2023

KONSEP KUNCI

1. Studi kasus-kontrol : studi observasional dimana subyek


disampling berdasarkan ada tidaknya penyakit &
kemudian ditentukan status paparan sebelumnya.
2. Studi kasus-kontrol scr statistik efisien & cost-effective
utk pelajari penyakit yg jarang, & multi faktor risiko
dapat dipelajari dlm studi kasus-kontrol.
3. Orang dg penyakit yg baru didiagnosis dinamakan kasus
insidens, sedangkan kasus yg telah ada sebelumnya
dinamakan sbg kasus prevalens.

11
Studi KASUS-KONTROL - Bab 9 02/08/2023

4. Idealnya, kontrol harus punya prevalensi paparan yg sama pd


populasi thd orang yang tidak sakit.
5. Studi population-based : dimana kasus dan kontrol disampling
dr populasi yg ditetapkan, misalnya daerah metropolitan.
6. Sampel hospital-based pd kasus & kontrol lebih nyaman
digunakan & tidak mahal untuk dikumpulkan datanya, tp
mungkin alami bias oleh faktor2 yg pengaruhi masuknya ke
rumah sakit bagi kasus & kontrol.
7. Ketika menyampling kasus, kontrol, atau keduanya, dan
dipengaruhi oleh riwayat paparan sebelumnya, mk akan
terjadi BIAS SELEKSI.

12
Studi KASUS-KONTROL - Bab 9 02/08/2023

8. Confounding terjadi ketika efek paparan yg diamati yg


terlihat dihubungkan seluruhnya / sebagian terhadap
beberapa faktor lain.
9. Studi kasus-kontrol dgn penyetaraan (MATCHED) adalah
sampling kontrol paralel dg pemilihan karakteristik kasus
utk mengurangi kemungkinan adanya confounding oleh
ciri2 yg disetarakan.
10. Odds ratio adalah ukuran hubungan antara paparan
dengan penyakit yg dapat dihitung dlm studi kasus-
kontrol.

13
Studi KASUS-KONTROL - Bab 9 02/08/2023

PENDAHULUAN

 Studi kasus-kontrol lebih efisien drpd kohort krn butuh


sampel lebih sedikit.
 Sifat utama : seleksi subyek berdasarkan status penyakit.
Peneliti pilih kasus diantara orang yg derita penyakit yg
diamati & kontrol dr yg tak derita penyakit tsb.
 Pd studi kasus-kontrol yg terancang baik, kasus dipilih dr
populasi yg didefinisikan dg jelas, y.i. dr populasi sumber,
kontrol dipilih dr populasi sama yg hasilkan kasus.
 Riwayat paparan sebelumnya baik utk kasus & kontrol
diamati utk nilai hubungan antara paparan dg penyakit.
 Rancangan dasar studi kasus kontrol pd Figure 9-1.

14
Studi KASUS-KONTROL - Bab 9 02/08/2023

15
Studi KASUS-KONTROL - Bab 9 02/08/2023

RANCANGAN KASUS-KONTROL
KASUS
 Seleksi kasus harus dr populasi sumber yg didefinisikan
dg jelas.
 Contoh : sampel random dr semua yg didiagnosis EMS
selama periode studi & tinggal di daerah geografik ttt, spt
kabupaten ttt, atau diantara anggota perawatan
kesehatan ttt.

 Pd studi EMS, populasi sumber adlh penduduk pd


daerah metropolitan Minneapolis-St. Paul, Minnesota.
Kasus diidentifikasi dg sistem surveilens / reviu catatan
medik rumah sakit / catatan kematian mel catatan
institusi / catatan penyakit population-based.

16
Studi KASUS-KONTROL - Bab 9 02/08/2023

 Sering sampling smc itu tak feasibel / terlalu mahal.


Alternatifnya : sampel convenience. Px disampling dr pasien
RS/klinik ttt yg dipilih. Populasi sumber tak terdefinisi dg baik,
generalisasi hasil sulit dilakukan.
 Peneliti dapat pelajari kasus baru = kasus insidens, atau kasus
lama = kasus prevalens.
 Kasus prevalens harusnya tak diikutkan krn paparannya
mungkin pengaruhi prognosis dan durasi penyakit. Kalau ini
terjd kasus prevalens cenderung berbeda dr semua kasus.
 Mis penggunaan L-tryptophan sebelumnya cegah kematian atau
perpanjang durasi EMS. Kasus prevalens EMS mungkin
melaporkan penggunaan L-tryptophan lebih tinggi drpd semua
kasus dg EMS.

17
BIAS SELEKSI
Studi KASUS-KONTROL - Bab 9 02/08/2023

 Bias : kesalahan sistematik pd studi yg distorsi hasil dan batasi validitas


kesimpulan.
 Bias dapat terjadi krn bbrp alasan, banyak bias yg pengaruhi tiap jensi studi.

 Bias seleksi : trtm kenai studi kasus-kontrol. Tunjukkan kesalahan sistematik


yg terjadi dari cara subyek diseleksi/dipilih.
 Terjadi ketika memilih kasus, kontrol atau keduanya dipengaruhi oleh
paparan sebelumnya.
 Jk paparan sebelumnya pd kasus yg dipelajari BERBEDA dr semua kasus yg
muncul pd populasi sumber – atau jika paparan sebelumnya dr kontrol
BERBEDA dr orang2 yg ada pd popualsi sumber tanpa penyakit yg diamati.
 Kerentanan studi kasus kontrol thd bias seleksi timbul krn kebutuhan utk
peroleh 2 sampel : sampel kasus & sampel kontrol. (Figure 9-3)

18
Studi KASUS-KONTROL - Bab 9 02/08/2023

19
STUDI KOHORT

Diringkas oleh :
Erni Mardiati.SKM.M.Kes.Epid
KONSEP KUNCI
Studi Kohort - Bab 8 02/08/2023

1. Studi dimana peneliti scr pasif mengamati kejadian


tanpa tentukan penempatan paparan yg akan
diamati = studi observasional.
2. Studi kohort : studi observasional dimana peneliti
tentukan status paparan subyek & kemudian
mengikuti mereka sampai terjadi outcome.
3. Studi kohort prospektif adalah studi dimana
paparan dan outcome selanjutnya pd setiap subyek
ditentukan setelah mulai penelitian.
4. Studi kohort retrospektif : studi dimana digunakan
informasi historis pd status paparan & outcome
selanjutnya.

21
Studi Kohort - Bab 8 02/08/2023

5. Risk ratio / risiko relatif : ukuran hubungan


antara paparan & penyakit yg didefinisikan sbg
risiko diantara yg terpapar dibagi dgn risiko
diantara yg tidak terpapar.
6. Risk ratio > 1 tunjukkan paparan menambah
risiko penyakit, sdgkan risk ratio < 1 tunjukkan
paparan mengurangi risiko penyakit.
7. Attributable risk percentage adlh ukuran proporsi
risiko total diantara org yg terpapar dihubungkan
dgn paparannya.

22
Studi Kohort - Bab 8 02/08/2023

WAKTU PENGUKURAN
 Studi kohort biasanya PROSPEKTIF, dimana
paparan thd faktor risiko dan outcome kesehatan
selanjutnya diamati setelah dimulainya studi (Figure
8-3).
 Contoh, studi kohort prospektif asfiksi bayi dan
retardasi mental selanjutnya dapat dimulai th 2000.
Derajat asfiksi bayi dapat ditentukan pd saat lahir
sampai 2001, dan perkembangan retardasi mental
dapat dinilai antara 2001-2006, atau lebih lama lagi =
Studi Longitudinal.

23
Studi Kohort - Bab 8 02/08/2023

24
Studi Kohort - Bab 8 02/08/2023

 Kadangkala, studi kohort adlh RETROSPEKTIF


(historikal) dimana digunakan informasi paparan thdp
faktor risiko & status penyakit sebelumnya. (Figure 8-
4).

 Sebuah studi kohort retrospektif pelajari asfiksi bayi &


kecacatan neurologik yg dirancang 2001 melibatkan
reviu catatan medik bayi baru lahir pd RS tertentu th
1989 utk tentukan derajat asfiksia, diikuti reviu raport
sekolah selama periode 1999-2000 utk tentukan fungsi
derajat intelektualitas. Ingat bahwa paparan thd faktor
risiko & berkembangnya outcome selanjutnya dialami
sebelum mulainya studi kohort retrospektif.

25
Studi Kohort - Bab 8 02/08/2023

 Keuntungan rancangan kohort retrospektif :

 Kesimpulan lebih cepat krn E-D telah terjadi.


 Biaya lebih murah
 Sering hanya satu2nya cara utk pelajari efek paparan yg
tidak lama dialami, mis pd pengobatan medik yg tidak
dilanjutkan.

 Kelemahan rancangan kohort retrospektif :


 Harus mengandalkan catatan medik subyek, biasanya
kurang lengkap & teliti dibanding prospektif.
 Tabel 8-2.

26
Studi Kohort - Bab 8 02/08/2023

27

Anda mungkin juga menyukai