Anda di halaman 1dari 34

SISTEMATIK TEKNIS PERANCANGAN

KONTRAK

Dr. Ahmad Muliadi, S.H., M.H.

Tanggal 20-21 Mei 2022


PENGATURAN UMUM KONTRAK DALAM KUH PERDATA

Perikatan pada Perikatan yang


Umumnya Lahir karena Perjanjian
Ps.1233 s/d Ps.1312 Ps.1313 s/d Ps.1352
KUH Perdata KUH Perdata
Hapusnya Perikatan
Pasal 1319 BW: Ps.1381 s/d Ps.1456
Semua perjanjian baik yang KUH Perdata
mempunyai nama khusus maupun
yang tidak dikenal dengan nama
tertentu, tunduk pada peraturan-
peraturan umum yang termuat
dibutuhkan
didalam KUH Perdata
Pemahaman Teoritis Pemahaman Praktis
• Asas-Asas • Jenis
• Unsur • Tujuan
• Sumber • Akibat
Masing-masing pihak sama-sama
mengajukan maksudnya untuk
dituangkan pada kontrak

Teknis Salah satu pihak telah membuat draft,


Perancangan dimana draft tersebut akan dipelajari
Kontrak oleh pihak lain

Kedua belah pihak menggunakan model


kontrak yang dirancang oleh komunitas/
organisasi perdagangan/bisnis tertentu

Stategi Dasar Dalam Teknik


KAPASITAS Negosiasi:
HUKUM •Membangun kepercayaan.
KAPASITAS PIHAK •Memenangkan commitment.
BERKONTRAK •Mengelola tentangan.
•Mengkompromikan jalan
KAPASITAS keluar.
FINANCIAL
ELEMEN PENUNJANG KONTRAK • Hukum yang dipilih oleh para pihak.
• Forum yang dipilih.
• Bahasa resmi yang digunakan untuk
penafsiran kontrak.
• Pemberitahuan atau komunikasi.
MEMAHAMI BAHASA KONTRAK

Pasal 1342 KUH Perdata :


Jika kata-kata suatu perjanjian jelas, tidaklah diperkenankan untuk
menyimpang daripadanya dengan jalan penafsiran
Pasal 1343 KUH Perdata :
Jika kata-kata suatu perjanjian dapat diberikan berbagai macam
penafsiran, harus dipilihnya menyelidiki maksud kedua belah pihak yang
membuat perjanjian itu, daripada memegang teguh arti kata-kata
menurut huruf.

Pasal 1349 KUH Perdata:


Jika ada keraguan-raguan, maka suatu perjanjian harus ditafsirkan atas
kerugian orang yang telah meminta diperjanjikannya sesuatu hal, dan
untuk keuntungan orang yang telah mengikatkan dirinya untuk itu.
BEBERAPA FAKTOR POKOK YANG HARUS
TERCANTUM DALAM KONTRAK :
• Identitas para pihak
• Kapan para pihak melaksanakan kewajiban
• Cara pelaksanaan kewajiban
• Tempat pelaksanaan kewajiban
• Pihak yang menanggung biaya asuransi
• Pihak yang menangggung risiko pada saat terjadi force
majeur
• Klausula kenaikan harga
• Klausula pilihan hukum dan forum penyelesaian sengketa
• Bahasa resmi yang dipilih = Bahasa Indonesia wajib pada
nota kesepahaman/ perjanjian yang melibatkan lembaga
negara, instansi pemerintah, lembaga swasta Indonesia
atau perseorangan WNI (Ps. 31 (1) UU 24/2009)
• dll
SYARAT SYAHNYA
PERJANJIN/KONTRAK Pasal 1320 KUHPerdata
1.
KESEPAKATAN
Pasal 1320 ayat (1) KUHPerdata, kesepakatan adalah persesuaian atau
pernyataan kehendak antara satu orang atau lebih dengan pihak lain.
• Syarat mutlak adanya sebuah perjanjian, dimana kedua pihak yang
mengadakan perjanjian itu harus bersepakat atau setuju mengenai hal-hal
yang menjadi pokok dari perjanjian yang dilakukan/diadakan.
• Apabila mereka tidak sepakat maka tidak ada perjanjian.
• Kesepakatan yang dibuat menunjukan bahwa mereka (orang-orang) yang
melakukan perjanjian, sebagai subjek hukum tersebut mempunyai
kesepakatan (kebebasan) yang bebas dalam membuat isi perjanjian serta
tidak boleh adanya unsur paksaan.
• Apabila subjek hukum tersebut tidak bebas dalam membuat suatu perjanjian
yang disebabkan adanya unsur paksaan (dwang), unsur kekeliruan (dwaling),
atau unsur penipuan, maka perjanjian tersebut dapat dituntut untuk
membatalkan.

a. paksaan (dwang),
b. kekeliruan (dwaling),
c. penipuan 6
SYARAT SYAHNYA
PERJANJIN/KONTRAK Pasal 1320 KUHPerdata
1.
KESEPAKATAN
a. paksaan (dwang)
• Pasal 1323 KUHPerdata: paksaan yang dilakukan terhadap orang yang
membuat suatu perjanjian, akibatnya pengadilan tidak dapat memaksa
untuk memenuhi prestasi.
• Pasal 1325 KUHPerdata: paksaan mengakibatkan batalnya suatu perjanjian
tidak saja apabila dilakukan paksaan itu dilakukan terhadap suami atau istri
atau sanak keluarga dalam garis keatas maupun kebawah.

b. kekeliruan (dwaling)
• kekeliruan dapat terjadi terhadap orang maupun benda.

c. penipuan
• Pasal 1328 KUHPerdata: penipuan dengan cara tipu muslihat yang digunakan
oleh salah satu pihak, sedemikian rupa sehingga terang dan nyata pihak lain
tidak akan membuat perikatan jika tidak dilakukan tipu muslihat.
• salah satu pihak dengan sengaja memberikan hal atau sesuatu yang tidak
benar, atau dengan akal cerdik sehingga orang menjadi tertipu.
• apabila penipuan dilakukan maka perjanjian yang dibuat dapat dibatalkan. 7
SYARAT SYAHNYA
PERJANJIN/KONTRAK Pasal 1320 KUHPerdata
2. KECAKAPAN
BERTINDAK
• kecakapan atau kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum
• kedewasaan adalah telah berumur 21 tahun dan atau sudah kawin

Kecakapan untuk membuat suatu perikatan mengandung makna bahwa pihak-


pihak yang membuat perjanjian/perikatan tersebut merupakan orang yang sudah
memenuhi syarat sebagai pihak yang dianggap cakap menurut hukum, sehingga
perbuatannya dapat dipertanggung jawabkan sesuai hukum pula.

• Pasal 1329 KUHPerdata: setiap orang adalah cakap untuk membuat perikatan-
perikatan, jika ia oleh undang-undang tidak dinyatakan tidak cakap.
• Dalam KUHPerdata, hanya diterangkan tentang mereka/pihak-pihak yang oleh
hukum dianggap tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum, sehingga
pihak diluar yang tidak cakap tersebut dianggap cakap untuk melakukan
perbuatan hukum.

Pasal 1330 KUH Perdata tak cakap untuk membuat suatu perjanjian adalah:
a.Orang yang belum dewasa;
b.Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan;
c.Perempuan
8
SYARAT SYAHNYA
PERJANJIN/KONTRAK Pasal 1320 KUHPerdata
2. KETIDAKCAKAPAN
BERTINDAK
a. Orang yang belum dewasa;
KUHPerdata menentukan bahwa mereka yang belum mencapai umur genap
21 tahun dan tidak pernah kawin.
b. Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan;
Pasal 1331 KUHPerdata adalah:
•orang dewasa yang selalu berada dalam keadaan dungu, sakit otak atau
mata gelap, walaupun kadang-kadang ia cakap mempergunakan pikirannya.
•orang-orang dewasa yang mempunyai sifat pemboros.

c. Perempuan; Pasal 108 KUHPerdata, dan Pengecualian Pasal 109


Tidak berlaku lagi dengan dikeluarkannya Surat Edaran Mahkamah Agung
Nomor 3 Tahun 1969, serta dengan diundangkannya Undang-Undang
Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, di mana dalam Pasal 31 ayat (1) dan (2)
menentukan bahwa kedudukan suami dan istri adalah sama atau seimbang
dan masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.
9
SYARAT SYAHNYA
PERJANJIN/KONTRAK Pasal 1320 KUHPerdata
3. OBJEK PERJANJIAN (HAL
TERTENTU)
• objek perjanjian adalah prestasi (pokok perjanjian).
• Prestasi adalah yang menjadi kewajiban, yang terdiri dari (Ps.1234 KUH
Perdata): memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu.
• objek perjanjian tersebut haruslah merupakan barang-barang yang dapat
ditentukan nilainya atau dapat diperdagangkan.
• Pasal 1313 KUH Perdata: suatu perjanjian harus mempunyai pokok suatu
barang yang paling sedikit dapat ditentukan jenis, jumlah dan dapat
dihitung.
4. CAUSA YANG
HALAL
• Pasal 1337 KUH Perdata hanya menyebut causa yang terlarang, yaitu apabila
bertentangan dengan undang-undang, kesusialaan, dan ketertiban umum.
• Ps. 31 (1) UU 24/2009 = Bahasa Indonesia wajib pada nota kesepahaman/
perjanjian yang melibatkan lembaga negara, instansi pemerintah, lembaga
swasta Indonesia atau perseorangan WNI.
• Ps. 21 (1) UU 7/2011 = Penggunaan Mata Uang Rupiah dalam setiap
transaksi, penyelesaian kewajiban dan transaksi keuangan di Wilayah NKRI
• Pasal 1335 dan Pasal 1336 KUHPerdata: suatu perjanjian karena suatu sebab
yang palsu dan terlarang, tidak mempunyai kekuatan.
10
KONSEKWENSI ATAS SYARAT-
SYARAT
Keempat syarat tersebut merupakan syarat yang mutlak yang harus
ada atau dipenuhi dari suatu perjanjian.
•Dua syarat yang pertama yaitu kesepakatan para pihak dan
kecakapan untuk membuat suatu perikatan dinamakan syarat
subjektif karena mengenai orang-orang atau subjek yang
mengadakan perjanjian.
•Dua syarat yang terakhir yaitu suatu hal tertentu dan sebab yang
halal, dinamakan syarat objektif dari perbuatan hukum yang
dilakukan.

• Apabila syarat subjektif tidak dipenuhi salah satu atau


keduanya, maka perjanjian dapat dituntut pembatalannya.
Artinya salah satu pihak mempunyai hak untuk meminta
supaya perjanjian itu dibatalkan. Pihak yang menuntut
pembatalan tersebut, adalah salah satu pihak yang dirugikan
atau pihak yang tidak cakap.
• Sedang dalam hal apabila syarat objektif yang tidak terpenuhi,
maka perjanjian tersebut adalah batal demi hukum
PENGENYAMPINGAN YANG SELALU MUNCUL DALAM
PERJANJIAN
 Pasal 1266 KUH Perdata:
persetujuan tidak batal demi hukum, tetapi pembatalan harus dimintakan
kepada Pengadilan.
disimpangi, perjanjian dapat dibatalkan oleh salah satu pihak
 Pasal 1767 KUH Perdata:
bunga yang ditetapkan oleh Undang-Undang adalah 6%.
disimpangi, bunga dapat ditentukan sesuai dengan kesepakatan.
 Pasal 1832 KUH Perdata:
Penanggung dapat menuntut supaya barang milik debitur lebih dulu disita
dan dijual untuk melunasi utangnya.
disimpangi, apabila penanggung melepaskan hak istimewanya.
BENTUK-BENTUK KONTRAK
Sifat Umum
a. Kontrak Jual Beli
b. Kontrak sewa menyewa
c. Kontrak ketengakerjaan kontrak nominat merupakan kontrak-
d. Kontrak persekutuan perdata kontrak atau perjanjian-perjanjian
e. Kontrak utang piutang dan jaminan yang dikenal dalam KUH Perdata,
f. Kontrak Kepailitan/bangkrut sedangkan kontrak innominaat
g. Kontrak pemberian kuasa merupakan kontrak yang timbul,
tumbuh dan berkembang dalam
praktek.
Perkembangan

13
JENIS-JENIS KONTRAK DALAM KUH PERDATA

1. Jual Beli (Ps.1457 s/d Ps.1540 KUH Perdata)


2. Tukar Menukar (Ps.1541 s/d Ps.1546 KUH Perdata)
3. Sewa Menyewa (Ps.1548 s/d Ps.1600 KUH Perdata)
4. Persetujuan untuk Melakukan Pekerjaan (Ps.1601 s/d Ps.1617
KUH Perdata
5. Persekutuan (Ps.1618 s/d Ps.1652 KUH Perdata)
6. Badan Hukum (Ps.1653 s/d Ps.1665 KUH Perdata)
7. Hibah (Ps.1666 s/d Ps.1693 KUH Perdata)
8. Penitipan Barang (Ps.1694 s/d Ps.1739 KUH Perdata)
9. Pinjam Pakai (Ps.1740 s/d Ps.1753 KUH Perdata)
10. Pinjam Meminjam (Ps.1754 s/d Ps.1769 KUH Perdata)
11. Bunga Tetap/Abadi (Ps.1770 s/d Ps.1773 KUH Perdata)
12. Perjanjian Untung-Untungan (Ps.1774 s/d Ps.1791 KUH Perdata)
13. Pemberian Kuasa (Ps.1792 s/d Ps.1819 KUH Perdata)
14. Penanggungan Utang (Ps.1820 s/d Ps.1850 KUH Perdata)
15. Perdamaian (Ps.1851 KUH Perdata)
BERAKHIRNYA
KONTRAK
Pasal 1381 KUH Perdata, menyebutkan perikatan hapus karena:
1.Karena pembayaran (Pasal 1382 s/d Pasal 1403);
2.Karena pemawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpanan
atau penitipan (Pasal 1404 s/d Pasal 1412);
3.Karena pembaharuan hutang (Pasal 1413 s/d Pasal 1424);
4.Karena perjumpaan hutang atau kompensasi (Pasal 1425 s/d Pasal
1435);
5.Karena percampuran hutang (Pasal 1436 s/d Pasal 1437);
6.Karena pembebasan hutang (Pasal 1438 s/d Pasal 1443);
7.Karena musnahnya barang yang terutang (Pasal 1444 s/d Pasal 1445);
8.Karena kebatalan atau pembatalan (Pasal 1446 s/d Pasal 1456);
9.Karena berlakunya suatu syarat batal (Pasal 1325 s/d Pasal 1328);
10.Karena lewatnya waktu (Pasal 1946 s/d Pasal 1993);

15
TAHAPAN KONTRAK BISNIS - 1
I. Prakontrak
• Negosiasi
• Memorandum of understanding (MoU)
• Studi Kelayakan
• Negosiasi lanjutan

II. Kontrak
• Penulisan naskah awal;
• Perbaikan naskah;
• Penulisan naskah akhir;
• Penandatanganan.

II. Pascakontrak
• Pelaksanaan;
• Penafsiran;
• Penyelesaian sengketa
STRUKTUR KONTRAK BISNIS - 1
I. Bagian Pembukaan
• Judul
• Tempat tanggal
• Komparasi (identitas para pihak)
• Recitals (latar belakang kesepakatan)

II. Ketentuan Pokok


• Ketentuan Umum/Definisi/Peristilahan
• Obyek Kontrak
• Hak Kewajiban Para Pihak
• Pernyataan (Representations) dan Jaminan (Warranties)
• Persyaratan (Conditions), janji-janji (Convenants), Tanggung
Jawab (Indemnities), Pelepasan Hak (Releases)
• Masa Laku Kontrak
• Wanprestasi dan Upaya hukum (Events of Defaulth and
Remedies)
• Keadaan Kahar (Force Majeur and Handship)
STRUKTUR KONTRAK BISNIS - 2
III. Ketentuan Penunjang
• Pilihan Hukum (Choice of Law Clause)
• Pilihan Forum/Yurisdiksi (Choice of Forum Clause)
• Pilihan Penyelesaian Sengeketa (Arbitration/Mediation Clause)
• Klausul menyangkut aspek formalitas/prosedural/perijinan kontrak
• Pemberitahuan dan Komunikasi
• Klausul menyangkut status kontrak secara keseluruhan (Merger Clause)
• Bahasa
• Amandemen adalah perubahan yang dilakukan terhadap perubahan
suatu kontrak yang telah berlaku dan mengikat para pihak karena telah
mereka tanda tangani dan/atau telah memenuhi syarat-syarat
berlakunya (conditions precedent).
STRUKTUR KONTRAK BISNIS - 3
IV. Bagian Penutup
• Tempat dan tinggal penandatanganan kontrak (bila tidak
disebut dalam bagian pembukaan)
• Kolom untuk tanda tangan para pihak
• Tanda pengenal/cap para pihak
• Materai

V. Lampiran - Lampiran
• Peta lokasi, denah, skema
• Jadwal/chedules
• Spesifikasi teknis barang
• Rumus, resep/formula
• Gambar, motif, disain
Anatomi
Kontrak
Secara umum kontrak terdiri dari:
1. Bagian Pendahuluan
• Sub Bagian Pembuka, berisi kata pembuka, termasuk penyingkatan judul
perjanjian dan tanggal perjanjian.
Misalnya:
Perjanjian Kerjasama Operasi (selanjutnya disebut “Perjanjian”) ini dibuat pada hari ini
____, tanggal_____, bulan ____, tahun _____ di _________ oleh dan antara:
Perjanjian Jual Beli Aset (“Perjanjian”) ini dibuat dan ditandatangani di ______ pada hari
ini _____tanggal _____, bulan _____, tahun _____ oleh dan antara:

20
Anatomi
Kontrak
• Sub Bagian Pencantuman identitas para pihak: berisi elaborasi dari pihak
yang mengikatkan diri pada perjanjian (sering disebut Komparasi).
Misalnya:
 PT. Mulia, yang didirikan dengan Akta Notaris ____________, SH di Jakarta No.
_____ tanggal ________ sebagaimana telah diubah dan terakhir dengan Akta No.
__________ tanggal __________ yang telah disahkan dengan Keputusan Menteri
Kehakiman No. ______ tanggal __________ dan telah diumumkan dalam Tambahan
Berita Negara Republik Indonesia No. _____ Tahun ______ (Berita Negara Republik
Indonesia tanggal ________ No. _____), berkedudukan di ________________,
NPWP No. _______, dalam perbuatan hukum ini diwakili secara sah oleh
______________, Direktur Utama PT. Mulia, selanjutnya disebut “PT.Mulia”.
 PT.Mulia, suatu badan usaha patungan dalam pendirian yang sahamnya dimiliki oleh:
PT.Anugrah sejumlah _____ %, PT.Sentosa sejumlah _____ %, dan PT.Citra
sejumlah _____ %, yang didirikan berdasarkan Akta Notaris _______________, SH
di __________ No. _____ tanggal ____________, yang sedang dalam proses
pengesahan Menteri Kehakiman, berkedudukan di _______________, dalam
perbuatan hukum ini diwakili secara sah oleh __________, Direktur Utama
PT.Mulia, selanjutnya disebut “PT.Mulia”.
21
Anatomi
Kontrak
• Sub Bagian Penjelasan, berisi penjelasan mengapa para pihak membuat
perjanjian (sering disebut Recitals).
Para Pihak menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:
Bahwa ____________________;
Bahwa ____________________.
2. Bagian Isi
•Bagian Isi terdiri dari pasal-pasal
•Bagian Isi terbagi menjadi:
 Klausula Definisi
Klausula Definisi adalah pasal yang mengatur tentang berbagai definisi, interpretasi
maupun konstruksi dalam perjanjian.
Misalnya:
“Agen Penjualan” berarti pihak yang menjual Saham dalam suatu Penawaran
Umum tanpa perjanjian dengan Emitmen dan tanpa kewajiban untuk membeli
Saham.
Harga Penawaran” adalah harga saham yang ditawarkan melalui Penawaran Umum
ini yang besarnya akan ditentukan dan disepakati oleh Emiten dan Penjamin
Pelaksana Emisi Efek sebagaimana diatur dalam Pasal __ Perjanjian ini.

22
Anatomi
Kontrak
 Klausula Transaksi
 Klausula Transaksi adalah pasal-pasal yang mengatur tentang transaksi yang
dilakukan oleh para pihak
 Pasal yang mengatur klausula transaksi dapat lebih dari satu pasal, tertutama
apabila transaksi tidak hanya satu transaksi saja.
 Misalnya:
 Berdasarkan keterangan-keterangan dan jaminan serta kesanggupan para pihak
sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini dan tergantung pada terpenuhinya
persyaratan agar Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif dan semua ijin serta
persyaratan yang disyaratkan untuk menawarkan dan menjual Saham-saham
kepada Masyarakat, Emiten dengan ini setuju untuk mengeluarkan dan
menempatkan Saham-saham untuk ditawarkan dan dijual kepada Masyarakat
melalui Penawaran Umum, yang untuk selanjutnya dicatatkan dan
diperdagangkan di Bursa Efek.

23
Anatomi
Kontrak
 Klausula Spesifik
Klausula Spesifik adalah pasal-pasal yang mengatur hal-hal yang secara khusus
dikenal dalam transaksi yang dilakukan.
Misalnya:
 Apabila sampai dengan 1 (satu) hari bursa sebelum masa penawaran Indeks Harga
Saham Gabungan Bursa Efek Jakarta (IHSG BEJ) mengalami penurunan sebesar
6,5% (enam koma lima persen) sejak ditandatanganinya Perjanjian ini atau
kumulatif 5% (lima persen) dalam waktu 5 (lima) hari bursa terakhir sebelum
Masa Penawaran maka Emiten dan Penjamin Pelaksana Emisi akan merumuskan
kembali Harga Penawaran.
 Klausula Ketentuan Umum
 Klausula Ketentuan Umum adalah pasal-pasal yang mengatur hal-hal yang
bersifat antisipatif
 Oleh awam klausula ketentuan umum ini lebih dikenal sebagai urusan “orang
hukum”
 Misalnya:
 Biaya (Expenses); Kecuali ditentukan lain oleh Para Pihak, setiap dan seluruh
biaya yang timbul sebagai akibat dari Perjanjian ini, termasuk tetapi tidak
terbatas pada biaya notaris, menjadi tanggungan dan karenanya menjadi beban
langsung ____.
24
Anatomi
Kontrak  Peristiwa Cidera Janji (Event of Deafult); apabila terjadi kelalaian yang
menimbulkan cidera janji bagi salah satu pihak maka perjanjian ini
dianggapbatal dengan sendirinya.
 Domisili (Domicile); Para pihak dengan ini sepakat untuk memilih
domisili hukum yang tetap dan tidak berubah pada Kantor Panitera
Pengadilan Negeri _________.
 Ketentuan penyelesaian sengketa ada dua hal yang penting:
 Forum untuk menyelesaikan sengketa (choice of forum)
o Choice of Forum adalah pilihan para pihak untuk menyelesaikan sengketa
mereka apabila muncul
o Para pihak mempunyai opsi sebagai berikut:
 Menyelesaikan secara musyawarah mufakat (amicable settlement)
 Menyelesaikan melalui forum peradilan (pihak ketiga menentukan apa
yang adil untuk para pihak
o Penyelesain secara musyawarah mufakat dikenal sebagai alternative
dispute resolution
 Penyelesaian ini didasarkan pada kesepakatan para pihak
 Apabila pihak ketiga turut serta, maka pihak ketiga hanya membantu
 Bentuk: Negosiasi (tanpa Pihak ke-3), mediasi dan konsiliasi

25
Anatomi
Kontrak o Penyelesaian melalui forum peradilan dapat berupa (yang harus
dipilih salah satu oleh para pihak):
Kedua hal ini dapat dipilih oleh para pihak sesuai prinsip kebebasan
berkontrak
a.Pengadilan:
• Luar Negeri
Perlu diperhatikan apabila penyelesain sengketa dilakukan di
Pengadilan Luar Negeri mengingat putusan tersebut tidak
dapat dilaksanakan di Indonesia
• Dalam Negeri:
Musyawarah dan Pengadilan
(1) Para pihak sepakat bahwa setiap dan semua perselisihan
yang mungkin timbul sebagai akibat dari penafsiran
dan/atau pelaksanaan Perjanjian ini akan diselesaikan secara
musyawarah untuk mufakat.
(2) Para pihak sepakat bahwa terhadap perselisihan yang tidak
dapat diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat
sebagaimana tercantum dalam ayat (1) pasal ini akan
diselesaikan melalui Pengadilan Negeri _______.

26
Anatomi
Kontrak b. Arbitrase
• Ad hoc
• Permanen:
 Luar Negeri
 Putusan arbitrase luar negeri, pengadilan Indonesia dapat
mengakui dan mengeksekusinya
 Indonesia adalah peserta Convention on the Recognition
and Enforcement of Foreign Arbitral Awards (New York
Convention 1958)
 Dalam Negeri
 Hukum yang harus diberlakukan untuk menyelesaikan sengketa (choice
of law)
o Choice of Law atau Pilihan Hukum adalah kebebasan bagi
para pihak sehubungan dengan hukum mana yang harus
diberlakukan untuk perjanjian yang mereka buat
o Dalam KUHPer ketentuan yang mengatur tentang Perjanjian
(Buku III) mengenal prinsip “pengenyampingan”.
o Dalam sebuah kontrak bisnis, Choice of Law ini diberi judul
“Governing Law”
o Pada prinsipnya para pihak boleh memilih hukum mana
saja, seperti hukum Inggris, hukum Singapura, hukum
Indonesia, hukum New York, dll

27
Anatomi
Kontrak o Hukum yang diberlakukan hanyalah yang berkaitan dengan
perjanjian, tidak termasuk hukum publik yang bersifat memaksa.
o Perjanjian ini tunduk pada dan karenanya wajib ditafsirkan
menurut ketentuan dan peraturan perundang-undangan Republik
Indonesia.
 Keadaan Memaksa (Force Majeure)
(1) Kewajiban salah satu pihak dalam Perjanjian ini akan
ditangguhkan sepanjang dan selama pelaksanaannya terhalang
oleh persengketaan perburuhan, musibah/bencana alam,
perubahan terhadap peraturan perundang-undangan, perang atau
keadaan yang timbul dari atau sebagai akibat perang, baik yang
dinyatakan maupun yang tidak, huru hara, tindakan sabotase oleh
teroris atau tindak pidana lainnya, makar atau pemberontakan,
kebakaran, peledakan, gempa bumi, badai, banjir, letusan gunung
berapi, kekeringan atau kondisi cuaca yang luar biasa buruk,
kecelakaan atau sebab-sebab lain yang sejenis (selanjutnya disebut
“Keadaan Memaksa”).
(2) Dalam hal terjadi Keadaan Memaksa Para Pihak setuju bahwa
pihak yang tidak terkena Keadaan Memaksa tidak dapat
mengajukan tuntutan hukum maupun terhadap pihak yang terkena
Keadaan Memaksa.

28
Anatomi
Kontrak (3) Pihak yang terkena Keadaan Memaksa harus segera, namun tidak lebih
dari 10 (sepuluh) hari, memberitahukan kepada pihak yang tidak
terkena Keadaan Memaksa secara tertulis mengenai penangguhan
pelaksanaan pekerjaan, alasannya dan perkiraan lamanya penangguhan.
(4) Pihak yang terkena Keadaan Memaksa wajib berusaha semaksimal
mungkin untuk memulai kembali pekerjaan dan/atau kewajiban lain
dalam Perjanjian ini.
 Pengakhiran (Termination)
Perjanjian ini dapat diakhiri dengan pemberitahuan secara tertulis terlebih
dahulu oleh ....... apabila ...... lalai untuk memenuhi syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan dari Perjanjian ini dan kelalaian itu tidak dapat
diperbaiki dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak diterima
surat pemberitahuan tertulis dari ........ atau apabila karena sebab apapun
juga ....... tidak dapat melaksanakan kewajibannya sehingga
mengakibatkan dampak negatif yang sangat berarti menurut Perjanjian
ini.
 Pemberitahuan (Notice)
Setiap pemberitahuan atau komunikasi lainnya yang akan dibuat atau
disampaikan menurut Perjanjian ini wajib dilakukan secara tertulis dan
dikirimkan melalui faksimili atau diserahkan langsung ke alamat
masing-masing pihak dibawah ini:
29
Anatomi
Kontrak Apabila kepada Pihak Pertama
____________________________
____________________________
No. Faksimili: _________________
U.p.: ________________________
Apabila kepada Pihak Kedua
_____________________________
_____________________________
No. Faksimili: _________________
U.p.: ________________________

 Kerahasiaan (Confidentialy)
(1) Kecuali diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku,
tidak ada satu pihakpun dalam Perjanjian ini yang dibenarkan untuk
membeberkan isi dari Perjanjian ini dan/atau memanfaatkan data-data
yang digunakan dalam pelaksanaan Perjanjian ini baik yang bersifat
teknis maupun komersial dalam bentuk apapun (selanjutnya disebut
“Informasi Rahasia”).
(2) Informasi Rahasia dapat disampaikan dan dipakai oleh para pemegang
saham Para Pihak, pemberi pinjaman, penasehat profesional,
manajemen, personil, karyawan dan sub-kontraktor atau pihak-pihak lain
yang perlu untuk mengetahui dan menggunakan Informasi Rahasia
dengan ketentuan pihak-pihak lain tersebut mendapat persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Para Pihak. 30
Anatomi
Kontrak  Perubahan dalam Peraturan Perundang-undangan (Change of Law)
Dalam hal setelah ditandatanganinya Perjanjian ini terjadi suatu perubahan
dalam peraturan perundang-undangan yang secara material dapat
mendatangkan kerugian kepada salah satu pihak, maka Para Pihak sepakat
untuk mengadakan perundingan kembali sehingga dapat menghilangkan
atau memperkecil kerugian yang diderita oleh salah satu pihak.

 Keseluruhan Perjanjian (Entire Agreement)


(1)Perjanjian ini merupakan keseluruhan perjanjian antara Para Pihak
berkenan dengan materi yang diperjanjikan.
(2)Perjanjian ini membatalkan dan menggantikan kesepakatan yang dibuat
sebelumnya oleh Para Pihak yang dilakukan secara lisan maupun tulisan.

 Keterpisahan (Severability)
(1)Dalam hal suatu ketentuan yang terdapat dalam perjanjian ini dinyatakan
sebagai tidak sah atau tidak dapat diberlakukan secara hukum baik secara
keseluruhan maupun sebagian, maka ketidaksahan atau ketidakberlakuan
tersebut hanya berkaitan pada ketentuan itu atau sebagian dari padanya saja.
Sedangkan ketentuan lainnya dari Perjanjian ini akan tetap berlaku dan
mempunyai kekuatan hukum secara penuh.

31
Anatomi
Kontrak  Keterpisahan (Severability)
(2) Para Pihak selanjutnya setuju bahwa terhadap ketentuan yang tidak sah
atau tidak dapat diberlakukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Pasal ini akan diganti dengan ketentuan yang sah menurut hukum dan
sejauh serta sedapat mungkin mencerminkan maksud dan tujuan
komersial dibuatnya ketentuan tersebut oleh Para Pihak.

 Pengalihan Hak (Assignment of Rights)


(1) Hak dan kewajiban yang timbul berdasarkan Perjanjian ini tidak dapat
dialihkan oleh salah satu pihak kepada siapapun tanpa persetujuan
tertulis dari pihak lainnya.
(2) Setiap pihak yang menerima pengalihan hak wajib untuk menyetujui
secara tertulis untuk mengikatkan diri pada ketentuan dalam Perjanjian
ini secara keseluruhan tanpa ada yang dikecualikan.

 Perubahan (Amendement)
Tidak ada perubahan atau modifikasi atau penambahan pada Perjanjian ini
yang sah atau mengikat Para Pihak kecuali dinyatakan secara tertulis dan
ditandatangani oleh Para Pihak.

32
Anatomi
Kontrak
3. Bagian Penutup
Dalam Bagian Penutup terdiri dari dua hal:
• Sub Bagian Kata Penutup
• Sub Bagian Penempatan Tanda Tangan
• Misalnya:
Demikian Perjanjian ini ditandatangani oleh Para Pihak melalui wakil yang berwenang
dari masing-masing pihak.
Demikian Perjanjian ini dibuat dalam rangkap ___ (_________) bermetarai cukup,
masing-masing berlaku sebagai aslinya dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Oleh : Pihak Pertama, Oleh : Pihak Kedua,
Nama : _________ Nama : _________
Jabatan : _________ Jabatan : _________
4. Lampiran (apabila ada), yang berisi:
• Perjanjian yang akan datang tetapi sudah dinegosiasikan
• Deskripsi barang atau jasa yang akan ditransaksikan
• Legal opinion (pendapat hukum)
• Financial statement
• Lain-lain sesuai kebutuhan

33
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai