Anda di halaman 1dari 74

INFORMASI PROGRAM

BOS SMA TAHUN 2017


DISEMINASI PROGRAM SMA TINGKAT PROVINSI
TAHUN 2017
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
8 Informasi Umum
Program BOS T.A 2017
DASAR HUKUM
1. Perpres No. 97 Tahun 2016 tentang
Rincian APBN Tahun Anggaran 2017
2. PMK No. 187/PMK.07/2016 tentang
Perubahan Atas PMK Nomor
48/PMK.07/2016 tentang Pengelolaan
Transfer ke Daerah dan Dana Desa
3. SE Mendagri No. 910/106/SJ tentang
Juknis Pelaksanaan, Penatalaksanaan
dan Pertanggungjawaban BOS
Satdikdas Yang Diselenggarakan Oleh
Kab/Kota Pada APBD
4. SE Mendagri No. 903/1043/SJ
tentang Juknis Pengelolaan BOS
Satdikmen Negeri dan Satdiksus
Negeri Yang Diselenggarakan
Pemerintah Provinsi Pada APBD
5. Permendikbud No 8 Tahun 2017
tentang Petunjuk Teknis Bantuan
Operasional Sekolah
KEWENANGAN DALAM PROGRAM
BOS

Kementerian Keuangan Kementerian Dalam Negeri Kementerian Pendidikan


dan Kebudayaan
Mengatur mekanisme
Mengatur mekanisme pengelolaan dana BOS di Petunjuk teknis
penyaluran dana BOS daerah, penggunaan dan
dari pusat ke provinsi pertanggungjawaban pelaporan dana BOS.
dan pelaporannya keuangan dan penyaluran
dari kas daerah ke sekolah.
SASARAN PENERIMA PROGRAM BOS

Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah Pendidikan Khusus

 SD  SMA  SDLB/SMPLB
 SMP  SMK /SMALB
 SLB

1. Semua sekolah negeri yang sudah ada dalam database Dapodik


2. Semua sekolah swasta yang sudah memiliki izin operasional, sudah
ada dalam database Dapodik, dan bersedia menerima BOS
BOS dalam MBS
BOS untuk peningkatan layanan pendidikan
Pengelolaan BOS mengikutsertakan dewan guru dan Komite
Sekolah
Dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip
efisien, efektif, akuntabel dan transparan
Program sekolah direncanakan secara berkesinambungan
sesuai dengan analisa kebutuhan pengembangan sekolah

Evaluasi Diri Sekolah


Rencana Kerja Jangka
Disusun setiap 4 tahun
Menengah

Rencana Kerja Tahunan Disusun setiap tahun

 Disusun setiap tahun


Rencana Kegiatan dan  Mencantumkan semua penerimaan
Anggaran Sekolah sekolah, termasuk BOS
8 Kebijakan BOS SMA
2017
BOS SMA 2017
Mewujudkan layanan
pendidikan menengah
khususnya jenjang SMA
yang terjangkau dan
bermutu bagi semua
lapisan masyarakat.

TUJUAN BOS
KEBIJAKAN BOS
SMA
pemberian dana langsung kepada SMA
Negeri dan Swasta untuk membantu memenuhi
Sebagai wujud keberpihakan terhadap
siswa miskin atas pemberian dana BOS
Biaya Operasional Non-Personalia Sekolah SMA, sekolah diwajibkan memberikan
dan pembiayaan lainnya untuk menunjang kompensasi membebaskan (fee waive)
proses pembelajaran. dan/atau membantu (discount fee) siswa
Namun demikian, ada beberapa jenis miskin. Kecuali pada sekolah yang telah
pembiayaan investasi dan personalia yang menerapkan pendidikan gratis, maka
diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS sekolah tidak diwajibkan fee waive) ,
SMA. (discount fee).

Besaran dana BOS SMA berdasarkan


mendukung pelaksanaan
jumlah siswa masing-masing sekolah
rintisan program Wajib
dan satuan biaya (unit cost) bantuan
Belajar 12 Tahun;
yang ditetapkan.
IMPLEMENTASI BOS
SMA
Sekolah penerima BOS SMA menerapkan
mekanisme subsidi silang dan/atau mencari sumber
dana sejenis dari pemerintah daerah, masyarakat,
dan sumber lain yang tidak mengikat dan sukarela
bagi siswa miskin untuk memenuhi tagihan biaya
sekolah lainnya yang belum bisa dipenuhi melalui
program BOS SMA.

Sekolah dapat menerima sumbangan pendidikan dari masyarakat dan orang tua/wali
peserta didik yang mampu untuk memenuhi kekurangan biaya yang diperlukan oleh
sekolah. Sumbangan pendidikan adalah pemberian berupa uang/barang/jasa oleh peserta
didik, orangtua/walinya baik perseorangan maupun bersama-sama, masyarakat atau
lembaga secara sukarela, dan tidak mengikat sekolah
 Permendikbud 75 Tahun 2016 Tentang Komite Sekolah
Bisnis Proses Penyaluran Dana BOS SMA

Untuk SMA Swasta  mekanisme hibah


8
Tugas dan
Tanggungjawab Tim
BOS
8
Pendataan dan
Penetapan Alokasi BOS
per SMA
PENDATAAN DADODIK DI
SEKOLAH

Operator PTK , Wali kelas Kepsek


Kepsek
sekolah SISWA Operator sekolah

Operator
sekolah

Noted :
1. Berkoordinasi dengan sekolah mengenai Noted :
penggunaan aplikasi pendataan dan 1. Minimal 1 kali persemester
memastikan data yang di-input sudah Tim BOS updating data
masuk ke dalam server Kemendikbud Provinsi 2. Berkonsultasi dengan dinas
2. Mendorong sekolah memastikan data yang pendidikan setempat mengenai
masuk dalam Dapodik sudah sesuai dengan penggunaan aplikasi pendataan
dan memastikan data yang di-
kondisi riil di sekolah
input sudah masuk ke dalam
3. Bertanggung jawab terhadap proses server Kemendikbud
pendataan pada pendidikan menengah 3. sekolah memastikan data yang
masuk dalam Dapodik sudah
sesuai dengan kondisi riil di
sekolah
IMPLEMENTASI PENDATAAN DADODIK DI
SEKOLAH
KEBIJAKAN DIT. PSMA DALAM
PERHITUNGAN ALOKASI BOS PER
SEKOLAH
PENETAPAN
ALOKASI BOS SMA
PER SEKOLAH

Alokasi sekolah hanya


didasarkan atas jumlah
siswa pada Dapodik hasil cut
off yang diambil oleh Tim
BOS Provinsi

Cut off data yang digunakan


sebagai dasar penetapan
alokasi BOS di sekolah, terdiri
dari:

Cut off sebelum Triwulan/


Semester berjalan;

Cut off pada Triwulan/ Semester


berjalan
Mekanisme Cut Off Data Untuk Alokasi BOS

Ket:
D = Tanggal cut off
ST = Salur Triwulan ke-
BT = Buffer Triwulan ke-
Perhitungan Alokasi BOS SMA 2017
1. Sekolah dengan jumlah siswa 60 atau lebih
a. SMA/SMALB = jumlah siswa x Rp 1.400.000,-
b. SLB (dengan siswa lintas jenjang) = (jumlah siswa tingkat SD x Rp 800.000,-) + (jumlah
siswa tingkat SMP x Rp 1.000.000,-) + (jumlah siswa tingkat SMA x Rp 1.400.000,-)
Bila hasil perhitungan jumlah dana kurang dari Rp 84.000.000,-, maka jumlah dana minimal
yang diterima SLB tersebut adalah sebesar Rp 84.000.000,-
2. Sekolah dengan jumlah siswa kurang dari 60 (sekolah kecil)
c. Penerima kebijakan alokasi minimal 60 siswa
1) SMALB yang berdiri sendiri (tidak menjadi satu dengan SDLB/SMPLB) =
60 x Rp 1.400.000,-
2) SLB yang memiliki siswa lintas jenjang, atau sekolah luar biasa dengan satu manajemen
antara SDLB, dan/atau SMPLB, dan/atau SMALB =
60 x Rp 1.400.000,-
b. Bukan penerima kebijakan alokasi minimal 60 siswa
SMA/SMA Satap = jumlah siswa x Rp 1.400.000,-
3. Jumlah BOS untuk Kelas Jauh, SMP Terbuka dan SMA Terbuka tetap didasarkan pada jumlah
siswa riil yang valid karena pengelolaan dan pertanggungjawabannya disatukan dengan
sekolah induk.
8 Penyaluran Dana ke
Sekolah
Alur Penyaluran Dana BOS 2017

Usulan Alokasi BOS

1. Diusulkan oleh Kemdikbud


2. Diproses oleh Kemenkeu

Perpres Alokasi BOS Pencairan


RKUN ke RKUD
4. Disalurkan
3. Diproses oleh
oleh 5. Diusulkan oleh
Kemenkeu Disdik Prov
Pemda
Provinsi 6. Disalurkan oleh
Keuangan Prov
Dasar
Pencairan
Penganggaran BOS Pencairan
Pada APBD Provinsi RKUD ke Sekolah
Mekanisme Penyaluran Dana BOS 2017
SATUAN BIAYA DAN PROPORSI PENYALURAN DANA BOS
2017
SATUAN BIAYA DANA BOS 2017
SD/SDLB Rp 800.000,-/siswa/tahun
SMP/SMPLB Rp 1.000.000,-/siswa/tahun
SMA/SMALB dan SMK Rp 1.400.000,-/siswa/tahun

PROPORSI PENYALURAN DANA BOS 2017


TW I TW II TW III TW IV
Triwulan 20% dari alokasi /th 40% dari alokasi /th 20% dari alokasi /th 20% dari alokasi /th

Semesteran SEMESTER I SEMESTER II


60% dari alokasi per tahun 40% dari alokasi per tahun

• Triw II dan Semester I lebih besar 20% karena ada dana yang harus dialokasikan sekolah untuk
membeli buku sebelum Juli 2017;
• Dana 20% ini harus diatur agar baru dapat dicairkan oleh sekolah, setelah sekolah
menyampaikan bukti pemesanan buku teks atau menyediakan buku teks untuk setiap siswa.
KETENTUAN TERKAIT PENYALURAN
Kondisi Kurang Lebih Salur
Desember Januari April

15 Des Salur T-1 30 Jan Salur T-2

100 110 61,6 jt + 2,8 jt


kurang salur

salur awal: lebih/kurang: salur awal: = 64,4 jt


contoh

100 x 280 rb 110 x 280 rb = 30,8 jt 110 x 560 rb


= 28 jt 30,8 jt - 28 jt = 61,6 jt
= -2,8 jt (kekurangan)
100 90 50,4 jt – 2,8 jt
lebih salur

salur awal: lebih/kurang: salur awal: = 47,6 jt


contoh

100 x 280 rb 90 x 280 rb = 25,2 jt 90 x 560 rb


= 28 jt 28 jt – 25,2 jt = 50,4 jt
= 2,8 jt (kelebihan)
signifikan
beda data

100 50 Verifikasi untuk memilih


contoh

Dapodik mana yang lebih valid


50 100
untuk perhitungan alokasi final
8 Penggunaan Dana BOS
SMA
Ketentuan Umum Penggunaan Dana
Penggunaan BOS di sekolah harus didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama
antara Tim BOS Sekolah, Dewan Guru, dan Komite Sekolah. Hasil kesepakatan di atas harus
dituangkan secara tertulis dalam bentuk berita acara rapat dan ditandatangani oleh peserta
rapat.

Diprioritaskan untuk kegiatan operasional sekolah;

Harus didasarkan skala prioritas kebutuhan sekolah;

Perlakuan terhadap bunga bank/jasa giro mengikuti ketentuan yang


berlaku;
Ketentuan Tambahan Pembiayaan BOS SMA

BOS tidak boleh digunakan untuk membiayai kegiatan yang sama yang telah dibiayai oleh Pemerintah
Pusat/pemerintah daerah/masyarakat;

Ketentuan terkait penggunaan konsumsi, transportasi, dan/atau honor mengikuti ketentuan daerah
setempat yang ditetapkan;

Ketentuan terkait jasa profesi hanya diberikan kepada narasumber yang mewakili instansi resmi di
luar sekolah, misalnya Kwarda, KONI daerah, BNN, dinas pendidikan, dinas kesehatan, unsur
keagamaan, dan/atau lainnya berdasarkan surat tugas yang dikeluarkan oleh instansi yang
diwakilinya;

Standar biaya untuk konsumsi, transportasi, jasa profesi dan/atau upah tukang sesuai dengan standar
biaya setempat yang ditetapkan;

Standar biaya untuk honor petugas pendataan Dapodik dan guru pembimbing sesuai dengan standar biaya,
ketentuan, atau kewajaran yang berlaku di daerah sesuai dengan beban kerja yang ditetapkan.
KOMPONEN PEMBIAYAAN BOS SMA/SMALB
2017
05. Pengelolaan 06. Pengembangan Profesi Guru
Sekolah dan Tenaga Kependidikan, serta
Pengembangan Manajemen
Sekolah
04. Kegiatan Evaluasi
Pembelajaran 07. Langganan Daya dan Jasa
03. Kegiatan 08. Pemeliharaan dan
Pembelajaran dan Perawatan Sarana dan
Ekstrakurikuler Prasarana Sekolah

02. Penerimaan Peserta 09. Pembayaran honor


Didik Baru

01. Pengembangan 10. Pembelian Alat Multi


Perpustakaan Media Pembelajaran
Pengembangan Perpustakaan 1
1. Buku Teks
a. SMA Pelaksana Kurikulum 2013
b. SMA Pelaksana Kurikulum 2006

2. Buku Non Teks


Peraturan Terkait Buku Kemdikbud
Permendikbud Nomor 25 Tahun 2016
• Tentang Komponen Dalam Penghitungan Harga Eceran Tertinggi Buku Teks
Pelajaran Milik Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016


• Tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan Pendidikan

Kepmendikbud Nomor 116/P/2016


• Tentang Penetapan Buku Teks Pelajaran Kurikulum 2013 Untuk Pendidikan
Dasar Dan Pendidikan Menengah

Kepmendikbud Nomor 124/P/2016


• Tentang Harga Eceran Tertinggi Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah Milik Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

Kepmendikbud Nomor 148/P/2016


• Tentang Penetapan Judul Buku Teks Pelajaran Peminatan Untuk SMA/MA
SE Dirjen Terkait Buku K-13

Nomor 08/D/KR/2016
• Tanggal 24 Mei 2016
• Tentang Pembelian Buku Teks Pelajaran Melalui Dana Bantuan
Operasional Sekolah

Nomor 12/D/KR/2016
• Tanggal 30 Juni 2016
• Tentang Pembelian Buku Teks Pelajaran Bagi Sekolah
Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2016/2017

Nomor 06/D/KR/2017
• Tanggal 10 Maret 2017
• Tentang Pembelian Buku Teks Pelajaran Bagi Sekolah
Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2017/2018
Mekanisme Pembelian Buku K-13

Pembelian dengan cara belanja daring (online shopping) sebelum


30 Juni 2017
(SE Dirjen Nomor 06/D/KR/2017);

Tautan/link ke penyedia tersedia di laman


https://e-katalog.lkpp.go.id/backend/buku_kurikulum_2013; atau dengan langkah berikut:
• Masuk ke web di laman https://e-katalog.lkpp.go.id
• Pilih menu “Komoditas Nasional”
• Pilih menu “Buku Kurikulum 2013 - K13”
• Login dengan user Dapodik sekolah

Pembayaran dilakukan setelah sekolah menerima buku dengan


cara:
• Pembayaran non tunai melalui payment gateway yang disediakan oleh masing-masing penyedia;
• Pembayaran non tunai melalui transfer langsung kepada penyedia.
Untuk pengaduan pembelian buku
dapat disampaikan melalui:

Telepon: (021) 5703303, (021) 57903020


Fax: 0215733125, SMS: 0811 976929
Email: pengaduan@kemdikbud.go.id
Penerimaan Peserta Didik 2
Biaya dalam rangka penerimaan peserta didik baru (termasuk
pendaftaran ulang untuk peserta didik lama), antara lain:
a) penggandaan formulir pendaftaran;
b) administrasi pendaftaran;
c) penentuan peminatan/psikotest;
d) publikasi (pembuatan spanduk, brosur, dan lainnya);
e) biaya kegiatan pengenalan lingkungan sekolah; dan/atau
f) konsumsi penyelenggaraan kegiatan dan transportasi.
Kegiatan Pembelajaran dan Ekstrakurikuler 3
1. Kegiatan Pembelajaran
a. Pengadaan Alat Habis Pakai Praktikum Pembelajaran
b. Pengadaan Bahan Habis Pakai Praktikum Pembelajaran
c. Pembiayaan kegiatan pembelajaran/intrakurikuler
2. Kegiatan Ekstrakurikuler
3. Pembiayaan kegiatan pengembangan pendidikan
karakter/penumbuhan budi pekerti.
4. Pembiayaan kegiatan pengembangan sekolah sehat, aman, ramah
anak dan menyenangkan.
5. Pembiayaan kegiatan program pelibatan keluarga di sekolah
Kegiatan Evaluasi Pembelajaran 4
1. Kegiatan yang dapat dibiayai adalah kegiatan ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, dan ujian sekolah
dan ujian nasional (berbasis kertas dan berbasis komputer).
2. Komponen pembiayaan dari kegiatan pada huruf a di atas meliputi:
a. fotokopi/penggandaan naskah soal dan lembar jawaban;
b. fotokopi laporan pelaksanaan hasil ujian sekolah dan ujian nasional
(berbasis kertas dan berbasis komputer) untuk disampaikan oleh guru
kepada kepala sekolah, serta dari kepala sekolah ke dinas pendidikan
provinsi dan/atau ke orang tua/wali peserta didik;
c. biaya konsumsi penyelenggaran kegiatan evaluasi pembelajaran dan
pemeriksaan hasil ujian di sekolah;
d. biaya transportasi dalam rangka penyampaian hasil ujian ke dinas
pendidikan provinsi; biaya transportasi pengawas ujian yang
ditugaskan di luar sekolah tempat mengajar, yang tidak dibiayai oleh
Pemerintah Pusat/pemerintah daerah.
Pengelolaan Sekolah 5
1. Pembelian alat dan/atau bahan habis pakai
2. Pembelian peralatan kebersihan sekolah.
3. Pembelian peralatan kesehatan dan keselamatan
4. Pembiayaan pengelolaan BOS SMA
5. Pembiayaan korespondensi untuk keperluan sekolah.
6. Pembiayaan untuk membangun, mengembangkan, dan/atau memelihara
website sekolah dengan domain “sch.id”
7. Pendataan SMA/SMALB melalui aplikasi Dapodik
8. Khusus untuk SMA/SMALB yang berada di daerah terpencil dan belum ada
jaringan listrik dapat menyewa atau membeli genset atau panel surya termasuk
peralatan pendukungnya
9. Khusus untuk SMA/SMALB yang berada di daerah yang terjadi bencana alam,
BOS dapat digunakan untuk membiayai penanggulangan dampak darurat
bencana khususnya selama masa tanggap darurat, misalnya pembelian masker.
Pengembangan Profesi Guru dan Tenaga
Kependidikan, serta Pengembangan Manajemen Sekolah 6
1. Pembiayaan untuk penyelenggaraan kegiatan MGMP dan MKKS di
sekolah. Bagi sekolah yang memperoleh hibah/blockgrant
pengembangan MGMP atau sejenisnya pada tahun anggaran yang
sama, hanya diperbolehkan menggunakan BOS untuk biaya
transportasi kegiatan apabila tidak disediakan oleh hibah/blockgrant
tersebut.
2. Pembiayaan untuk mengadakan kegiatan di sekolah semacam in house
training/workshop/lokakarya untuk peningkatan mutu, antara lain
pemantapan penerapan kurikulum/silabus, pemantapan kapasitas guru
dalam rangka penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
pengembangan dan/atau penerapan program penilaian kepada peserta
didik.
3. Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b di atas,
meliputi fotokopi bahan/materi, pembelian alat dan/atau bahan habis
pakai, konsumsi, dan/atau transportasi dan jasa profesi bagi
narasumber dari luar sekolah (jika diperlukan).
Langganan Daya dan Jasa 7
1. Biaya untuk membayar langganan daya dan jasa yang mendukung kegiatan
pembelajaran di sekolah, antara lain listrik, telepon, air, langganan koran,
majalah/publikasi berkala yang terkait dengan pendidikan baik offline
maupun online, dan/atau iuran kebersihan/sampah.
2. Biaya pemasangan instalasi listrik baru apabila sudah ada jaringan di sekitar
sekolah, dan/atau penambahan daya listrik.
3. Biaya langganan internet dengan cara berlangganan maupun prabayar, baik
dengan fixed modem maupun dengan mobile modem. Termasuk pula untuk
pemasangan baru apabila sudah ada jaringan di sekitar sekolah. Khusus untuk
penggunaan internet dengan mobile modem, batas maksimal pembelian
paket/voucher sebesar Rp. 250.000/bulan. Adapun biaya langganan internet
melalui fixed modem disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
Pemeliharaan dan Perawatan Sarana dan
Prasarana Sekolah 8
1. Biaya untuk memelihara dan merawat sarana dan prasarana sekolah agar tetap
berfungsi dan layak digunakan, meliputi:
2. pengecatan, perawatan dan perbaikan atap bocor, pintu dan/atau jendela, mebeler,
lantai, plafond, lampu/bohlam dan/atau lainnya;
3. perbaikan mebeler, pembelian meja dan/atau kursi peserta didik/guru jika meja dan/atau
kursi yang ada sudah tidak berfungsi dan/atau jumlahnya kurang mencukupi kebutuhan;
4. perawatan dan/atau perbaikan sanitasi sekolah (kamar mandi, WC dan saluran air kotor)
agar tetap dapat berfungsi dengan baik;
5. perawatan dan/atau perbaikan instalasi listrik sekolah;
6. perawatan dan/atau perbaikan saluran pembuangan dan saluran air hujan;
7. perawatan dan/atau perbaikan komputer, printer, laptop sekolah, LCD, dan/atau AC;
8. perawatan dan/atau perbaikan peralatan praktikum agar tetap berfungsi dan layak
digunakan untuk kegiatan pembelajaran;
9. pemeliharaan dan perbaikan taman sekolah dan/atau fasilitas sekolah lainnya. Untuk
seluruh pembiayaan di atas dapat dikeluarkan pembayaran upah tukang dan bahan,
transportasi, dan/atau konsumsi.
Pembayaran Honor 9
BOS dapat digunakan untuk pembayaran honor guru pada jenjang SMA sebagai akibat
pengalihan kewenangan pengelolaan pendidikan menengah dari pemerintah daerah
kabupaten/kota kepada pemerintah daerah provinsi, dengan ketentuan:
1. batas maksimum penggunaan BOS untuk membayar honor pada sekolah yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah sebagai akibat pengalihan kewenangan sebesar
15% (lima belas persen) dari total BOS yang diterima;
2. guru memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV;
3. bukan merupakan guru yang baru direkrut setelah proses pengalihan kewenangan; dan
4. guru honor pada sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah sebagaimana
dimaksud pada huruf a wajib mendapatkan penugasan dari pemerintah daerah dan
disetujui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Sekretaris Jenderal
berdasarkan usulan dari dinas pendidikan provinsi dengan menyertakan daftar data guru
hasil pengalihan kewenangan yang meliputi jumlah guru, nama guru dan mata pelajaran
yang diampu, serta sekolah yang menjadi satuan administrasi pangkalnya.
Pembelian Alat Multi Media Pembelajaran 10
1. Membeli komputer desktop/work station berupa PC/All in One Computer untuk
digunakan dalam proses pembelajaran, dengan jumlah maksimal 5 unit/ tahun.
2. Membeli printer atau printer plus scanner, dengan jumlah maksimal
1 unit/tahun.
3. Membeli laptop untuk digunakan dalam proses pembelajaran dengan jumlah maksimal
1 unit/tahun dan harga maksimal Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).
4. Membeli proyektor/LCD untuk digunakan dalam proses pembelajaran, dengan jumlah
maksimal 5 unit/tahun dengan harga maksimal sebesar Rp7.000.000,- (tujuh juta
rupiah).
Keterangan:
5. Komputer desktop/workstation, printer/printer scanner, laptop dan/atau proyektor harus
dibeli di penyedia barang yang memberikan garansi resmi.
6. Proses pengadaan barang oleh sekolah harus mengikuti ketentuan peraturan perundang-
undangan.
7. Peralatan di atas harus dicatat sebagai inventaris sekolah.
8 Mekanisme Belanja dan
Pembayaran
Mekanisme Pembelian/Pengadaan
• Pembelian/pengadaan barang/jasa harus mengikuti peraturan
perundangan yang berlaku;
• Ketentuan pembelian/pengadaan barang/jasa yang dapat
dilakukan tanpa lelang/pengadaan:
• Bila sudah tersedia di e-catalogue  belanja secara online;
• Bila belum tersedia di e-catalogue  melakukan perbandingan
harga dan negosiasi.
• Ketentuan pembelian/pengadaan barang/jasa yang dilakukan
dengan lelang/pengadaan:
• Bila sudah tersedia di e-catalogue  belanja secara online;
• Bila belum tersedia di e-catalogue  Disdik Prov membantu
sekolah melaksanakan pengadaan.
• Sekolah harus memperhatikan kualitas barang/jasa, ketersediaan, dan kewajaran harga;
• Pembelian/pengadaan barang/jasa harus ketahui oleh Komite Sekolah;
• Sekolah harus membuat laporan tertulis singkat tentang proses pembelian/pengadaan;
Kebijakan BOS Non Tunai
• Sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam menggalakkan
transaksi keuangan secara non tunai  tahun 2017 BOS mulai
menerapkan kebijakan pembayaran non tunai untuk belanja
menggunakan dana BOS;
• Ketentuan kebijakan pembayaran non tunai BOS tahun 2017:
• Tidak di seluruh daerah/sekolah (baru uji coba);
• Tidak/belum seluruh belanja di sekolah.
• Merupakan kebijakan terkait dengan model atau cara
pembayaran, bukan pengadaan barang/jasa;
• Masih tetap membuka adanya sebagian transaksi pembayaran
tunai sehingga tidak mempersulit satuan pendidikan;
• Diterapkan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan
infrastruktur;
• Pencatatan dan pelaporan transaksi pembayaran non tunai
dilakukan secara otomatis.
LATAR BELAKANG: KEBIJAKAN TRANSAKSI NON-TUNAI SEBAGAI PENGUATAN
TATA KELOLA KEUANGAN, SEHINGGA MENINGKATKAN KUALITAS BELANJA

Lima (5) pertimbangan pengembangan transaksi non-tunai:

1 Menjadikan transaksi belanja pendidikan “lebih transparan”.

2 Memastikan traksaksi pendidikan “tercatat dalam sistem perbankan”, sehingga


meningkatkan akuntabilitas keuangan pendidikan.

3 Meningkatkan “rasa aman” bagi pelaksana transaksi pendidikan.

4 Memperbaiki “kualitas belanja pendidikan”, dengan penguatan model


penganggaran sekolah.

5 Mendukung tingkat “literasi keuangan” di satuan pendidikan.

50
DUA MODEL PEMBAYARAN: TRANSFER INTERNET BANKING DAN SISTEM VOUCHER

Transfer via 1. Transfer melalui aplikasi pengelolaan kas


Cash Management 2. Transfer bisa dilakukan baik untuk rekening dari bank
System yang sama atau rekening dari bank yang berbeda
Transaksi tanpa tatap-muka
Dua (2) Sistem
Pembayaran
Sekolah
Sistem Voucher 1. Pencatatan data pembelian melalui aplikasi
pengelolaan kas
2. Cetak voucher “QR-Code” atas data pembelian
Transaksi tatap-muka
Toko/ Rekanan
3. Scan atas voucher “QR-Code” data pembelian
4. Memasukkan data PIN pembelian dari Sekolah
5. Penyerahan barang kepada sekolah

51
RENCANA IMPLEMENTASI TRANSAKSI NON-TUNAI BOS DILAKUKAN SECARA
BERTAHAP; DENGAN JANGKAUAN NASIONAL TAHUN 2019

2018 2019
Jul’17 Dua ratus lima puluh tujuh Seluruh kabupaten/
Empat-puluh empat (257) kabupaten/kota * Kota di Indonesia **
(44) kabupaten/ kota *
Apr’17
Semua satuan pendidikan
di delapan (8) kota
Jan’17
Tiga (3) satuan pendidikan per jenjang
di delapan (8) kota:
 Kota Bandung  Kota Palembang Keterangan:
 Kota Bogor  Kota Samarinda * Kriteria pemiliah lokasi didasarkan pada:
 Kota Semarang Kota Makasar 1. Hasil penilaian kelayakan infrastruktur perbankan dan sekolah
 Kota Surabaya Kota Mataram 2. Komitmen Pemerintah daerah
** Bentuk dan tingkat operasional menyesuaikan kesiapan infrastruktur

52
8 Administrasi dan
Laporan
Mekanisme Pengelolaan Program BOS
Pengelolaan Pengelolaan
Keuangan Daerah Program BOS
Sekolah

Tim BOS dan OPD Pendidikan Kab/Kota

Tim BOS dan OPD Pendidikan Provinsi

Pemda
Kab/Kota Pemda Provinsi Kemdikbud Kemenkeu

Aturan Kemdikbud & Kemenkeu


Ketentuan Umum

Aturan dan format terkait administrasi,


kewajiban keuangan, pembukuan dan
pelaporan yang diatur oleh peraturan lain
tidak dibahas lebih rinci dan dicantumkan
dalam Juknis BOS

Hal ini tidak menggugurkan kewajiban


sekolah untuk melaksanakan ketentuan
tersebut
Administrasi dan Pembukuan di Sekolah

Sekolah harus menyelenggarakan pembukuan sbb:

• Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah;


 Standar pengelolaan sekolah
• Buku Kas Umum;
• Buku Pembantu Kas;
Peraturan
• Buku Pembantu Bank;
Menteri
• Buku Pembantu Pajak; Keuangan
• Opname Kas dan BA Penutupan Kas;
• Bukti Pengeluaran.
Ketentuan Pajak dalam BOS

Ketentuan pajak terkait penggunaan


BOS di sekolah harus mengikuti
ketentuan peraturan/perundangan
mengenai pajak yang berlaku secara
nasional dan pajak daerah
Kewajiban Pelaporan Sekolah
• Laporan untuk disimpan di sekolah
1. Realisasi penggunaan dana tiap sumber dana
 Laporan belanja tiap kegiatan dan sumber dananya. Format
standar pengelolaan sekolah.
2. Rekapitulasi realisasi penggunaan BOS
 Laporan berdasar komponen belanja BOS. Format dalam
Juknis BOS.
3. Pencatatan P3M
 Laporan berupa pengaduan masyarakat dan penanganannya.
Format standar yang ada.
4. Laporan aset
 Laporan berdasarkan kode belanja, dan daftar barang modal,
bagi sekolah dikdas negeri. Format sesuai peraturan Kemdagri.

Dokumen pendukung yang harus dipublikasikan oleh sekolah adalah:


• Realisasi penggunaan dana tiap sumber dana;
• Rekapitulasi realisasi penggunaan dana BOS.
Kewajiban..(lanjutan)

• Laporan untuk disampaikan ke Disdik


Provinsi:
1. Rekapitulasi penggunaan BOS tiap
Triwulan;
2. Laporan belanja BOS berdasarkan kode
belanja;
3. Laporan penerimaan barang modal hasil
belanja BOS.
• Laporan online ke laman BOS
Status Laporan Online BOS 2016
(per 1 April 2017)
Untuk lapor, masuk ke web BOS http://bos.kemdikbud.go.id

Masuk Laman Pelaporan


Melalui Tombol “Login”
8 Monitoring dan
Pengawasan
Monitoring Tim BOS Pusat

• Bertujuan untuk memantau penyaluran dana,


kinerja Tim BOS Provinsi, penggunaan dana
manajemen yang disediakan oleh Tim BOS Pusat
dan pelaksanaan program di sekolah;
• Responden monitoring dapat terdiri dari: Tim BOS
Provinsi, pengelola keuangan daerah, lembaga
penyalur, pengelola sekolah, atau warga sekolah;
• Monitoring pelaksanaan program dapat dilakukan
melalui kunjungan lapangan;
• Monitoring penyaluran dana BOS dari Bank
Penyalur ke satuan pendidikan dilakukan secara
online.
Monitoring Tim BOS Provinsi
• Bertujuan untuk memantau penyaluran,
penyerapan, penggunaan dana di sekolah atau
tindak lanjut P3M;
• Responden monitoring dapat terdiri dari: pengelola
keuangan daerah, lembaga penyalur, Tim BOS
Kab/Kota, pengelola sekolah, atau warga sekolah;
• Monitoring dapat dilakukan melalui kunjungan
lapangan;
• Monitoring penyaluran dana BOS dari Bank
Penyalur ke sekolah dilakukan secara online.
Pengawasan
• Pengawasan melekat, dilakukan oleh pimpinan instansi
kepada bawahannya. Prioritas utama dalam program BOS
adalah pengawasan oleh SKPD Pendidikan Kab/Kota kepada
sekolah;
• Pengawasan Fungsional Internal, dilakukan Itjen Kemdikbud
serta Itda Provinsi/Kab/ Kota sesuai kebutuhan atau
permintaan instansi yang akan diaudit, di wilayah
kewenangan masing-masing;
• Pengawasan oleh Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) dengan audit atas permintaan instansi
yang akan diaudit;
• Pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sesuai
dengan kewenangan.
• Pengawasan masyarakat dalam rangka transparansi oleh
unsur masyarakat dan unit-unit pengaduan masyarakat
dengan mengacu pada kaedah keterbukaan informasi publik.
Sanksi
• Sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku (pemberhentian, penurunan pangkat, mutasi
kerja);
• Tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu dana BOS
yang disalahgunakan agar dikembalikan kepada sekolah;
• Proses hukum bagi pihak yang diduga atau terbukti
melakukan penyimpangan dana BOS;
• Pemblokiran dana dan penghentian sementara seluruh
bantuan pendidikan yang bersumber dari APBN pada tahun
berikutnya kepada Provinsi, bila terbukti pelanggaran
tersebut dilakukan secara sengaja dan tersistem untuk
memperoleh keuntungan pribadi, kelompok, atau golongan.
8
Pelayanan dan Penanganan
Pengaduan Masyarakat
(P3M)
P3M SMA

• Alamat web : bos.kemdikbud.go.id


• Telepon PIH : 177
SMA : 021-75911532
081210805805
081574805805
• Faks : 021-75912221
• Email :
bos.sma@kemdikbud.go.id
8 Suplemen - SE Mendagri
Pelaksanaan dan Penatausahaan
• Dalam rangka pelaksanaan anggaran Dana BOS yang telah ditetapkan dalam Perda
tentang APBD, Kepala SKPD Dinas Pendidikan Provinsi menyusun Dokumen Pelaksanaan
Anggaran SKPD (DPA-SKPD) sesuai peraturan perundang-undangan.
• Berdasarkan DPA-SKPD Bendahara Pengeluaran SKPD Dinas Pendidikan mengajukan
permintaan pencairan Dana BOS kepada BUD melalui mekanisme Uang
Persediaan/Tambahan Uang (UP/TU) sesuai peraturan perundang-undangan.
• Besaran UP/TU disesuaikan dengan besaran penyaluran setiap tahapan penyaluran
Dana BOS dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum Daerah
(RKUD) Provinsi untuk Satdikmen Negeri dan Satdiksus Negeri Tahun Anggaran
berkenaan yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur mengenai besaran UP/TU
Dana BOS.
• Dana BOS yang diterima oleh Bendahara Pengeluaran SKPD Dinas Pendidikan Provinsi
selanjutnya disalurkan kepada masing-masing rekening Satdikmen Negeri dan Satdiksus
Negeri paling lama 1 (satu) hari kerja setelah diterima pada rekening Bendahara
Pengeluaran SKPD Dinas Pendidikan Provinsi. Bukti penyaluran Dana BOS dimaksud
menjadi dokumen pendukung permintaan pencairan Dana BOS tahap berikutnya oleh
Bendahara Pengeluaran SKPD Dinas Pendidikan Provinsi.
Pelaksanaan..(lanjutan)
• Untuk menyelenggarakan fungsi perbendaharaan Dana BOS, atas usul Kepala SKPD Dinas
Pendidikan melalui PPKD, Gubernur menetapkan Bendahara Dana BOS pada masing-masing
Satdikmen Negeri dan Satdiksus Negeri yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
• Bendahara Dana BOS pada masing-masing Satdikmen Negeri dan Satdiksus Negeri membuka
rekening Dana BOS atas nama Satdikmen Negeri atau Satdiksus Negeri sesuai Peraturan Perundang-
undangan pada Bank yang ditetapkan oleh Gubernur.
• Bendahara Dana BOS pada masing-masing Satdikmen Negeri dan Satdiksus Negeri mencatat
transaksi Dana BOS pada Buku Kas Umum dan Buku Pembantu sekurang-kurangnya: Buku
Pembantu Kas Tunai, Buku Pembantu Bank, Buku Pembantu Pajak, Buku Pembantu Rincian Obyek
Belanja.
• Dalam hal terdapat bunga dan/atau jasa giro dalam pengelolaan Dana BOS, bunga dan/atau jasa
giro tersebut disetor langsung ke RKUD Provinsi sesuai peraturan perundang-undangan.
• Dalam hal sampai dengan berakhirnya tahun anggaran, terdapat sisa Dana BOS pada Satdikmen
Negeri dan Satdiksus Negeri, maka sisa Dana BOS tetap berada di rekening bendahara Dana BOS
dan dilaporkan kepada PPKD melalui SKPD Dinas Pendidikan Provinsi, selanjutnya digunakan
kembali pada tahun anggaran berikutnya dengan berpedoman pada Juknis Penggunaan Dana BOS
yang berlaku.
• Dalam hal pelaksanaan kegiatan Dana BOS, terdapat paket kegiatan yang menurut peraturan
perundang-undangan di bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah perlu dilakukan
perikatan/perjanjian dengan Pihak Ketiga, Kepala Satdikmen Negeri/Satdiksus Negeri diusulkan
sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) oleh Kepala SKPD Dinas Pendidikan Provinsi melalui PPKD
yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur untuk melaksanakan fungsi sebagai Pejabat Pembuat
Komitmen.
Pelaporan dan Pertanggungjawaban
• Bendahara Dana BOS pada Satdikmen Negeri dan Satdiksus Negeri
melaporkan realisasi belanja Dana BOS setiap bulan kepada Kepala
Satdikmen Negeri dan Satdiksus Negeri berupa pengesahan Buku Kas
Umum dan Buku Pembantu, dengan melampirkan bukti-bukti belanja
yang sah dan lengkap, paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
• Berdasarkan Buku Kas Umum dan Buku Pembantu yang telah mendapat
pengesahan, Bendahara Dana BOS menyusun Laporan Realisasi Belanja
Dana BOS masing-masing Satdikmen Negeri/Satdiksus Negeri setiap
semester.
• Bendahara Dana BOS pada Satdikmen Negeri dan Satdiksus Negeri
menyampaikan Laporan Realisasi Belanja Dana BOS kepada Kepala
Satdikmen Negeri/Satdiksus Negeri, untuk selanjutnya disampaikan
kepada Kepala SKPD Dinas Pendidikan Provinsi melalui Bendahara
Pengeluaran SKPD Dinas Pendidikan Provinsi setiap semester, paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah semester yang bersangkutan
berakhir.
Pelaporan..(lanjutan)
• Penyampaian Laporan Realisasi Belanja Dana BOS dilampiri Surat Pernyataan
Tanggungjawab Kepala Satdikmen Negeri/Satdiksus Negeri.
• Dalam hal realisasi belanja Dana BOS oleh masing-masing Satdikmen
Negeri/Satdiksus Negeri menghasilkan Aset Tetap dan Aset Lainnya serta
menghasilkan Barang Persediaan berdasarkan hasil stok opname akhir tahun,
dilaporkan kepada Kepala SKPD Dinas Pendidikan Provinsi untuk dicatat
sebagai Barang Milik Daerah sesuai peraturan perundang-undangan.
• Berdasarkan Laporan Realisasi Belanja Dana BOS yang disampaikan oleh
masing-masing Satdikmen Negeri/Satdiksus Negeri sampai dengan Semester II
tahun berkenaan dan bukti penyaluran Dana BOS sampai dengan akhir tahun
anggaran oleh Bendahara Pengeluaran SKPD Dinas Pendidikan Provinsi, Pejabat
Penatausahaan Keuangan (PPK) SKPD Dinas Pendidikan Provinsi melakukan
rekonsiliasi sebagai bahan penyusunan Laporan Keuangan SKPD Dinas
Pendidikan Provinsi.
• Kepala Satdikmen Negeri/Satdiksus Negeri bertanggungjawab secara formal
dan material atas belanja Dana BOS yang dikelola oleh masing-masing Satuan
Pendidikan.
Terima Kasih dan
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai