001 Basic Corrosion - Kursus Corrosion Inspector Indocor Okt 2018

DASAR-DASAR KOROSI INDOCOR
DASAR-DASAR KOROSI
NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

CORROSION CAUSES
 Plant shutdowns (Pabrik harus berhenti)
 Waste of valuable resources (pemborosan sumber
daya berharga)
 loss or contamination of product,
 reduction in efficiency,
 costly maintenance,
 and expensive over design.
 It can also jeopardize safety and inhibit
technological progress. jeopardize
(membahayakan keamanan dan menghamba)
kemajuan teknologi.
Losses due to Corrosion

Definition of Corrosion

KOROSI
Adalah proses terjadinya kerusakan suatu material akibat interaksi
dengan lingkungan, yang pada prinsipnya merupakan kecenderungan
thermodinamis untuk menuju kekeadaan tingkat energi yang lebih
rendah dalam bentuk oksida atau senyawa lain yang bersifat stabil.
Suatu logam dapat dikatakan terkorosi jika dilihat dari segi kinetika
perubahan energi bertanda negatip.
Fe  Fe2+ + 2e ; G = - 244 k.J/mol


“CONTOH” PROSES
TERJADINYA
SEGI KINETIKA
KOROSI
Mg + H2O + ½O2 Mg(OH)2 Go = -596 kj/mol
Cu + H2O + ½O2 Cu(OH)2 Go = -100 kj/mol
Au + H2O + ½O2 Au(OH)2 Go = + 66 kj/mol
SEGI
THERMODINAMIKA


Active metal
Water
Oxygen
(atmospheric
corrosion)
Acid
(chemical corrosion)
Salt
High temperature



REAKSI ANODIK-KATODIK
ANODA
Anoda
M  M+ + e

Katoda
1. 2H+ + 2e  H2
reduksi hidrogen (asam)
e 2. O2 + 2H2O + 4e  OH-
e reduksi oksigen (netral atau basa)
3. 4H2 + SO4-2  S-2 + 4H2
reduksi dari sulfat
4. Fe3+ + e  Fe2+
KATODA
reduksi dari ion logam



DASAR-DASAR KOROSI
1. KOROSI MERATA INDOCOR
(UNIFORM CORROSION)
8.KOROSI LELAH 2. KOROSI LUBANG

(FATIGUE (PITTINGCORROSION)
CORROSION)
7. KOROSI RETAK
TEGANGAN BENTUK2 3.KOROSI GALVANIK
(GALVANIC
(STRESS CORR.
CRACKING) KOROSI CORROSION)
6. KOROSI EROSI
(EROSION 4. KOROSI BATAS BUTIR
CORROSION) INTERGRANULAR
5. KOROSI CORROSION
CELAH/SELA
(CREVICE
CORROSION)
KOROSI MERATA KOROSI MERATA

 LINGKUNGAN
KOROSIF HARUS
MEMPUNYAI AKSES
YANG SAMA TERHADAP
SELURUH PERMUKAAN.
 LOGAM MEMPUNYAI
KOMPOSISI YANG
MERATA / SAMA
PENGENDALIAN
 PENGGUNAAN
LOGAM TAHAN
KOROSI
 LAPIS LINDUNG
 PROTEKSI KATODIK
 INHIBITOR

KOROSI GALVANIK
Korosi elektrokimia disebabkan karena aliran
arus elektrokimia antara katoda dan anoda di
bawah potensi perbedaan potensial
Katoda (Noble) Ec dan anode (aktif) potensial
Ea.
Ketika dua logam atau paduan memiliki jauh Ec
dan Ea bersentuhan, sejumlah besar arus
mengalir, yang mengarah ke laju korosi tinggi
istimewa di persimpangan, sehingga
menimbulkan korosi galvanik atau Bimetal.
Potensi korosi logam yang berbeda dan paduan
dalam lingkungan tertentu ditabulasikan dalam
seri yang dikenal sebagai seri Galvanic yang
memandu untuk menghindari kontak bahan
berjauhan dalam seri, sementara merancang
struktur.

KOROSI GALVANIK
A SCHEMATIC REPRESENTATION OF THE MILD STEEL ELBOW FIXED TO A

IRON-COPPER CONTACT COPPER PIPE

TABLE GALVANIC SERIES IN SEAWATER
CATHODIC (NOBLE)

KOROSI
PLATINUM, GOLD, GRAPHITE, TITANIUM,
SILVER, ZIRCONIUM GALVANIK
PENGENDALIAN KOROSI
AISI TYPE 316, 317 STAINLESS STEELS (PASSIVE) GALVANIK
AISI TYPE 304 STAINLESS STEEL  MENGHINDARKAN
(PASSIVE) AISI TYPE 430 PENGGUNAAN
STAINLESS STEEL (PASSIVE) 2 MACAM LOGAM
NICKEL (PASSIVE), COPPER-NICKEL (70-30), YANG SALING
BRONZES, COPPER, BRASSES, NICKEL BERHUBUNGAN /
(ACTIVE), NAVAL BRASS, TIN, LEAD KONTAK DALAM SUATU
KONSTRUKSI
AISI TYPE 316, 317 STAINLESS STEELS (ACTIVE)
AISI TYPE 304 STAINLESS STEEL (ACTIVE)  MEMASANG INSULASI
ANTARA KEDUA
CAST IRON, STEEL OR IRON, LOGAM
ALUMINUM ALLOY 2024, CADMIUM,  INHIBITOR
ALUMINUM ALLOY 1100, ZINC  MELAPISI SELURUH
MAGNESIUM AND MAGNESIUM ALLOYS PERMUKAAN LOGAM
 DENGAN LAPIS
LINDUNG
ANODIC (ACTIVE)


KOROSI SUMURAN (PITTING)

 KOROSI SUMURAN PADA BAJA TIDAK DAPAT DIIDENTIFIKASIKAN
SECARA JELAS, KARENA LINGKUNGAN YANG MENIMBULKAN PITTING
CENDERUNG MENGAGRESI SECARA MERATA.
 KOROSI SUMURAN UMUMNYA DIKAITKAN DENGAN GENANGAN AIR
YANG DIAM (STAGNANT POOLS OF LIQUID).
 DIDALAM AIR LAUT, LAJU KOROSI MERATA PADA TEMPERATUR
KAMAR ADALAH 5-16 mpy, SEDANGKAN LAJU KOROSI SUMURAN
15-40 mpy; SEHINGGA SUMURAN YANG TERBENTUK UMUMNYA
LEBAR & DANGKAL.
 SEBALIKNYA PADA BAJA ATAHAN KARAT (MISAL SS 304) AIR LAUT
MENIMBULKAN KOROSI SUMURAN DALAM WAKTU RELATIF SINGKAT
(DALAM SATUAN HARI ATAU DALAM MINGGUAN); MESKIPUN LAJU
KOROSI MERATA < 2 mpy.
 DI DALAM LARUTAN YANG MENGANDUNG KLORIDA, MEKANISME
KOROSI SUMURAN SERUPA DENGAN KOROSI CELAH.


Korosi Pitting
Ini adalah korosi lokal, menghasilkan perforasi atas
permukaan logam pasif dalam kontak dengan
lingkungan berair yang mengandung beberapa ion
agresif seperti ion-ion.
Stainless steel yang sangat tahan korosi, karena
pembentukan film pasif tipis berlubang karena
penetrasi ion ke dalam film pasif dengan
pembentukan lubang.
Hal ini cukup tak terduga dan mungkin terjadi di
bagian bawah lambung kapal, membuka masuknya
cairan ke dalamnya, di atas permukaan luar pipa
bawah tanah, menghasilkan kebocoran produk
minyak bumi cair, yang menyebabkan kecelakaan.
Pit mungkin memiliki bentuk yang berbeda
tergantung pada metalurgi paduan dan kimia
lingkungan.

Corrosion of a Ship’s Hull
Anodic and Cathodic Regions
O2 Hull of ship
O2 + 2H2O + 4e- 4OH- Cathodic Region

OH-
Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2 RUST
4Fe(OH)2 + O2 2(Fe2O3·H2O) + 2H2O Anodic Region
Fe2+ e-
Fe Fe2+ + 2e-
Electrons Migrate from

Anodic to Cathodic Region
KOROSI SUMURAN (PITTING)

TAHAP PROPAGASI
1. Reaksi anodik berlangsung di dalam sumuran (pada bagian dasar)
M  Mn+ + ne
2. Reaksi katodik dipermukaan logam disekitar sumuran
O2 + 2H2O + 4e  4OH-
3. Hidrolisa MCL
MCl + H2O  MOH + H+ + Cl-
where
W = weight loss, mg
D = density of specimen, g/cm2
A = arca of specimen, sq.in.
T = exposure time, hr
Figure schematic diagram to define the pitting
factor, p/d
EVALUATION OF PITTING CORROSION

 DILAKUKAN SECARA :
a). PEMERIKSAAN METALOGRAFI
b). UJI TANPA MERUSAK (NDT)
 KEDALAM KOROSI SUMURAN (PITTING) DITENTUKAN

BERDASARKAN :
PITTING FACTOR = DIMENSI PENETRASI LOGAM TERDALAM
DIMENSI RATA-RATA PENETRASI LOGAM

PITTING MICROSTRUCTURAL ORIENTATION
FIGURE VARIATION IN CROSS SECTIONAL SHAPE OF PITS. (FROM STANDARD PRACTICE G 46 - 76,
ANNUAL BOOK OF ASTM STANDARDS, VOL. 3.02, ASTM, PHILADELPHIA, P. 197, 1988. REPRINTED BY
PERMISSION, AMERICAN SOCIETY FOR TESTING AND MATERIALS)

PENGENDALIAN KOROSI SUMURAN

 PEMILIHAN MATERIAL, PENGGUNAAN LOGAM TAHAN KOROSI SUMUR,
MISAL BAJA TAHAN KARAT 316 DILINGKUNGAN AIR LAUT
 SELAMA PROSES ELEKTROKIMIA BERLANGSUNG DIGUNAKAN
PROTEKSI KATODIK MISAL ZINC RICH COATING PADA BAJA ATAU
ALUMINIUM PADA BAJA
 HINDARI PENGGUNAAN PENYEKAT KAYU, KAIN YANG DAPAT
MENYERAP AIR
 PEMBERSIHAN SECARA PERIODIK
 DALAM DAERAH USAHAKAN JANGAN ADA BENTUK- BENTUK YANG
DAPAT MENYEBABKAN LARUTAN TERKUMPUL
 PERMUKAAN DIPERHALUS GUNAKAN LAPIS LINDUNG
 INHIBITOR


Korosi celah
Celah sangat kecil terbentuk antara permukaan logam dan paku atau mesin cuci atau
gasket.
Volume cairan yang stagnan, misalnya air, terperangkap dalam celah di mana reaksi
reduksi katodik 2H2O + O2 + 4e = 4OH- berhenti terjadi setelah konsumsi awal O2
karena konveksi terbatas dari reaksi massal dan hanya anodik Fe = Fe2 + + 2e terjadi
dalam celah yang mendukung keseimbangan muatan elektron total dari reaksi
katodik yang terjadi di atas area yang luas selain celah-celah yang menimbulkan
korosi lokal pada tingkat cepat dengan kepadatan arus yang tinggi.
Mechanism of Crevice Corrosion

DAERAH YANG MISKIN
PROSES TERJADINYA KOROSI CELAH : OKSIGEN MENJADI
(A). TAHAP INISIASI ANODIK DAN YANG
(B). TAHAP BERIKUTNYA KAYA OKSIGEN
SEBAGAI KATODIK.
KETIKA OKSIGEN DI
DALAM CELAH
BERKURANG, ION Fe2+
DARI REAKSI KOROSI
TERAKUMULASI DAN
ION Cl- MASUK KE
CELAH UNTUK
MENJAGA KONDISI
NETRAL SECARA
ELEKTRIS :
Fe2+ (Cl-)2 + H20 
Fe (OH)2 + 2H + Cl-
DI DALAM PERALATAN YANG MENAMPUNG AIR LAUT, UNTUK MEMPERKECIL SERANGAN KOROSI CELAH,
KOROSI CELAH TIMBUL HARUS DIHINDARI ADANYA CELAH DALAM TAHAPAN
KARENA KOMBINASI ANTARA : DISAIN PERALATAN; TERMASUK MEMANFAATKAN
a). KEKURANGAN OKSIGEN, dan COATING ATAU LINING SERTA ADANYA INTERFACE
b). AKUMULASI ION KLORIDA DAN HIDROGEN DI ANTARA UDARA/AIR YANG CENDERUNG KONSTAN AGAR
DALAM CELAH. DIHINDARI

PENDEKATAN DISAIN MENCEGAH KOROSI
SELA/CELAH (CREVICE)
 UPAYAKAN CELAH YANG ADA DI TUTUP DENGAN CARA PENGELASAN, BILA
MUNGKIN DENGAN DOUBLE-BUTT ATAU DOUBLE-LAP WELD JOINT.
 DIUSAHAKAN CELAH YANG ADA TERISIS/DIISI DENGAN BAHAN PLASTIK ATAU

ELASTOMER (MISAL TEFLON, VITON) ATAU BAHAN LAIN YANG HYROSCOPIC
DAN NON POROUS.
 OPTIMALISASI BENTUK DISAIN UNTUK MENGHINDARI TERBENTUKNYA CELAH.
 APABILA SINGLE-BUTT JOINT HARUS DITERAPKAN PADA CRITICAL PIPELINES,

PERTIMBANGKAN UNTUK MEMANFAATKAN CONSUMABLES ATAU
REMOVABLE INSERTS.
 UNTUK LINGKUNGAN KOROSIF, METODA CONTINOUS WELD LEBIH BAIK

DARIPADA SKIP WELDING.
 PADA CRITICAL ROTATING EQUIPMENT, DIMANA CELAH TIDAK DAPAT

DIHINDARI, UPAYAKAN CELAH DALAM KONDISI TERBUKA SEDEMIKIAN, SEHINGGA
LARUTAN DIMUNGKINKAN BERSIRKULASI.
PENGENDALIAN KOROSI CELAH
 PENGENDALIAN KOROSI CELAH MENGHINDARI

TERBENTUKNYA CELAH DALAM SUATU KONSTRUKSI
 PENGGUNAAN GASKET YANG BAIK
 PEMBERSIHAN KARAT BASAH
 DESAIN YANG BAIK DAN TEPAT
Korosi intergranular
Batas butir biasanya sedikit lebih reaktif daripada
tubuh biji-bijian, tetapi kadang-kadang unsur
reaktif terpisah pada batas butir, sehingga
menimbulkan korosi Intergranular.
Ketika stainless dipanaskan pada kisaran suhu
425 sampai 815 C, Cr, elemen pasif dalam baja,
bermigrasi dari tubuh biji ke batas butir dengan
pengendapan kromium karbida Cr23C6.
Akibatnya batas butir atau daerah yang
berdekatan menjadi kurang tahan korosi,
menyebabkan korosi istimewa pada batas butir,
yang menyebabkan pelepasan biji-bijian dari
permukaan.
Ketika dua pelat baja tahan karat dilas, daerah
yang jauh dari zona pengelasan mungkin akan
memanas dalam kisaran suhu yang disebutkan di
atas, yang menyebabkan Korosi Intergranular
PENGENDALIAN KOROSI ANTAR BUTIR

 QUENCHING ANNEALING ATAU SOLUTION QUENCHING
HAL INI DENGAN MEMANASKAN BAJA TAHAN KARAT PADA SELANG TEMPERATUR
SEKITAR 1050OC, KEMUDIAN DIDINGINKAN DENGAN CEPAT (WATER QUENCHING). DENGAN
CARA INI KARBIDA KROM AKAN LARUT DALAM BAJA, DAN AKAN DIDAPATKAN BAJA TAHAN
KARAT DENGAN STRUKTUR YANG HOMOGEN, SEHINGGA KOROSI ANTAR BUTIR DAPAT
TERATASI. HAMPIR SEMUA BAJA TAHAN KARAT DIBUAT DENGAN CARA INI.
APABILA PADA WAKTU PEMBUATAN ALAT MELIBATKAN PENGERJAAN PENGELASAN,
MAKA SEBAIKNYA DILAKUKAN CARA SEPERTI DI ATAS UNTUK MENGELIMINASI
TERJADINYA "WELD DECAY".
 PENAMBAHAN UNSUR PEMBENTUK KARBIDA/STABILIZER

UNSUR-UNSUR COLOMBIUM, TANTALUM, ATAU TITANIUM SERING DIGUNAKAN UNTUK
KEBUTUHAN INI. UNSUR-UNSUR TERSEBUT MEMPUNYAI AFINITAS YANG LEBIH BESAR
DARIPADA KROM TERHADAP KARBON (DALAM BAJA), SEHINGGA KARBIDA KROM TIDAK
AKAN TERBENTUK.
 PENURUNAN KADAR KARBON

KADAR KARBON DALAM BAJA TAHAN KARAT DITURUNKAN SAMPAI DI BAWAH 0.03%,
DIMANA PADA KANDUNGAN KARBON SEPERTI TERSEBUT DI ATAS KARBIDA KROM
TIDAK AKAN TERBENTUK.
Stress Corrosion Cracking

Tiga kondisi harus hadir secara bersamaan untuk menghasilkan
SCC: lingkungan korosif kritis, paduan yang rentan dan
beberapa komponen tegangan tarik.
Spesies lingkungan sering spesifik untuk sistem paduan dan
mungkin tidak memiliki efek yang sama pada paduan lainnya.
Larutan klorida berair panas mudah retak stainless steel tetapi
tidak baja karbon, aluminium atau paduan non besi lainnya.
Tingkat stres mungkin serendah 10% dari Y.S. dan mungkin
timbul dalam struktur fabrikasi seperti lambung kapal dari
pengikatan atau pengikatan, pendinginan diferensial yang tidak
merata setelah pengelasan, sehingga menimbulkan tegangan
sisa atau produk korosi bahkan dapat bertindak sebagai
peningkat stres.
Morfologi retak adalah transgranula rapuh atau ujung
bercabang bercabang intergranular. Efek elektrokimia
memainkan peran penting dalam inisiasi retak. Retak dapat
dimulai di pit karena konsentrasi tegangan.



KOROSI TEGANG
ALLOY ENVIRONMENT
CARBON STEEL CARBONATES AND BICARBONATES (REVERSION TO CAUSTIC),
CAUSTIC, NITRATE, HYDROGEN (ATTACK), CYANIDE,
ANHYDROUS AMMONIA, CO/CO2/H2O MIXTURES
AUSTENITIC ORGANIC AND INORGANIC CHLORIDES, ACIDIC HYDROGEN
STAINLESS STEEL00 SULFIDE, CAUSTIC, SULFUROUS AND POLYTHIONIONIC ACIDS,
NITRATES, HYDROXIDE, CHLORIDES
NICKEL-BASE CAUSTIC ABOVE 600oF (ABOVE 50%), (ALLOYS 200, 400, AND 600),
ALLOYS MERCUROUS NITRATE (ALLOY 400), MERCURY (ALLOY 400),
HYDROFLUORIC ACID AND OXYGEN (ALLOY 400), FLUOSILICIC
ACID, (ALLOY 400)
COPPER-BASE AMINES (BREAKS DOWN TO AMMONIA), DILUTE AMMONIA,
ALLOYS AMMONIUM HYDROXIDE, MERCURY , SULFUR DIOXIDE
ALUMINUM ALLOYS SEAWATER
TITANIUM ORGANIC CHLORIDES ABOVE 550oF, HYDROGEN
EMBRITTLEMENT, METHANOL , SEAWATER (SODIUM CHLORIDE),
NITROGEN – TETROXIDE
TANTALUM HYDROGEN EMBRITTLEMENT

PENGENDALIAN
KOROSI TEGANG
 MENURUNKAN TEGANGAN DI
BAWAH HARGA BATASNYA
 MENGGANTI BAHAN PADUAN
YANG DIGUNAKAN
 MENGGUNAKAN PROTEKSI
KATODIK
 INHIBITOR

 BEBERAPA LINGKUNGAN YANG MENIMBULKAN

FENOMENA SCC PADA BAHAN LOGAM
PADUAN (ALLOY) LINGKUNGAN SENSITIVE
CARBON & ALLOY STEELS STRUCTURAL Nitrates, caustic materials, carbonate / bicarbonate, liquid NH 3,
GRADE CO/CO2/H2O, FeCL3 pada 300O C, molten zinc.
HIGH STRENGTH Lingkungan encer termasuk air destilasi, cadmium > 100 OC, H2S
CHROMIUM STAINLESS STEELS (12% Cr) Materials; H2S dan lingkungan encer untuk high strength alloy
AUSTENITIC STAINLESS STEEL (18 Cr-8 Ni)

Chlorides, caustic, HNO3 + Cr+6
- Solution treated (mill anneated)
Chlorides, fluorides, polythionic acid, oxygenated water . 100 O C
- Sensitized
ALUMINIUM ALLOYS Chlorides

COPPER ALLOYS Ammonia, mercurous nitrate, sulfates
GOLD ALLOYS Pottosium cyanide, Iron Chloride
MAGNESIUM ALLOYS Chlorides/chromates, fluorides
Caustic, Fluorides, at crevice in oxygenated water > 250 O C,
NICKEL ALLOYS
degassed water > 300O C.
Red furning nitric acid, methanol, nitrogen tetroxide, dry

TITANIUM ALLOYS
chlorides > 280O C, cadmium > 100O C, chloride solution*
STRESS CORROSION CRACKING (SCC)

 BEBERAPA PENDEKATAN UNTUK MENCEGAH SCC PADA MATERIAL
BAJA KARBON ANTARA LAIN :
1. SUBTITUSI MATERIAL JENIS LAIN YANG TIDAK PEKA TERHADAP
LINGKUNGAN TERSEBUT
2. HILANGKAN TEGANGAN (STRESS RELIEVE) DENGAN
PEMANASAN SAMPAI TEMPERATUR  600OC; ATAU BERIKAN
TEGANGAN TEKAN (COMPRESSIVE STRES) DENGAN SHOT PEENING
3. MANFAATKAN PROTEKSI KATODIK ATAU DENGAN INHIBITOR

KOROSI SELEKTIF
TERJADI KARENA TERLARUTNYA SUATU UNSUR PADUAN YANG
BERSIFAT LEBIH ANODIK DARI SUATU PADUAN
CONTOH
PERUSAKAN SENG DARI KUNINGAN YANG DIKENAL DENGAN
"DEZINCFICATION"
FIGURE
NIZHAMUL LATIFTYPESemail
OF DEZINCIFICATION
: nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600
KOROSI EROSI
GEJALA PERCEPATAN KOROSI ATAU
PENINGKATAN LAJU KERUSAKAN LOGAM
KARENA ADANYA ALIRAN FLUIDA YANG
BERSIFAT KOROSIF PADA PERMUKAAN
LOGAM
ALIRAN INI SANGAT CEPAT SEHINGGA
MENIMBULKAN KEAUSAN MEKANIK ATAU
ABRASI


KOROSI RONGGA (CAVITATION DAMAGE)
KERUSAKAN AKIBAT KOROSI RONGGA DISEBABKAN

ADANYA PEMBENTUKAN DAN PECAHNYA GELEMBUNG
UAP DALAM CAIRAN DEKAT PERMUKAAN LOGAM.
GELOMBANG KEJUT YANG TIMBUL KARENA PECAHNYA
GELEMBUNG UAP BISA MENCAPAI 60.000 PSI. TEKANAN
SETINGGI INI DAPAT MENYEBABKAN DEFORMASI
PLASTIS PADA KEBANYAKAN LOGAM. HAL INI TERBUKTI
DENGAN ADANYA GARIS-GARIS SLIP PADA BAGIAN-
BAGIAN POMPA DAN ALAT-ALAT LAIN YANG MENGALAMI
KERUSAKAN AKIBAT KOROSI INI


Kerusakan kavitasi
Menurut Prinsip Bernoulli, jika
kecepatan fluida yang mengalir secara
horizontal sangat tinggi, tekanannya
menjadi sangat rendah.
Ketika cairan seperti air mengalir di atas
turbin, impeller atau melalui pipa
dengan kecepatan sangat tinggi,
tekanan cairan dapat menurun ke
tingkat yang mungkin mulai mendidih
pada suhu kamar dan membentuk
sejumlah besar gelembung yang sangat
kecil yang pendek hidup dan tumbuh
dalam ukuran dan meledak,
menghasilkan aksi memalu atas
permukaan oksida logam pasif.

KOROSI GESEKAN (FRETTING CORROSION)
KOROSI GESEKAN TERUTAMA TERJADI PADA BIDANG ANTARA
BAHAN-BAHAN YANG MENGALAMI PEMBEBANAN VIBRASI ATAU
SLIP.
HAL INI DAPAT DILIHAT MISALNYA PADA BIDANG ANTARMUKA

"BALL BEARING" DAN POROS SUATU PERMUKAAN MEKANIS.
KOROSI JENIS INI DAPAT TERJADI BILA TERDAPAT

KEADAAN/KONDISI SEPERTI BERIKUT INI :
- BIDANG ANTAR MUKA DALAM KONDISI PEMBEBANAN
- TERDAPAT VIBRASI ANTARA KEDUA BIDANG TERSEBUT
BEBAN DAN GERAKAN PADA BIDANG ANTAR MUKA HARUS

CUKUP UNTUK DAPAT MENIMBULKAN SLIP ATAU DEFORMSI PADA
PERMUKAAN BAHAN.

PENGENDALIAN
KOROSI GESEKAN (FRETTING CORROSION)
 PEMAKAIAN LOGAM/PADUAN YANG LEBIH

BAIK
 DESAIN
 MERUBAH KOROSIFITAS LINGKUNGAN
 PENGGUNAAN LAPIS LINDUNG
 PROTEKSI KATODIK

EXFOLIATION CORROSION
 PENGERJAAN DINGIN (COLD WORK) YANG EKSTENSIF BERAKIBAT:
1. PRESIPITASI PADA BATAS BUTIR DAN DAERAH INI PEKA TERHADAP KOROSI
INTERKRISTALIN.
2. MENGHASILKAN STRUKTUR BUTIRAN MEMANJANG PARALEL TERHADAP
PERMUKAAN. PRESIPITASI PADA BATAS BUTIR MENYEBABKAN DAERAH TERSEBUT
PEKA TERHADAP SERANGAN KOROSI INTERKRISTALIN. PRODUK KOROSI
YANG TIDAK LARUT CENDERUNG MENDESAK SEHINGGA IKATAN ANTAR BUTIR
TERPISAH SEARAH/PARALEL DENGAN PERMUKAAN. FENOMENA INI DISEBUT
EXFOLIATION ATAU LAMELLAR, ATAU DIKENAL SEBAGAI LAYER CORROSION.
 AKIBAT SERANGAN KOROSI EKSFOLIASI MENGHASILKAN PERMUKAAN :

1. BERLAPIS-LAPIS (FLAKY) KADANG-KADANG MELEPUH (BLISTERED)
2. DALAM KONDISI EKSTREM :
 THE AFFECTED AREA ARE LEAFLIKE AND RESEMBLE THE SEPARATED
PAGES OF WETTED BOOK THAT HAS BECOME SWOLLEN AND BEGUN
TO OPEN UP
 A SURFACE LOOKS LIKE A PACK OF CARDS IN WHICH SEVERAL
CARDS HAVE WASTED AWAY

PADA KILANG MIGAS

 Peralatan Kilang Migas yang beroperasi
pada temperatur tinggi secara alami
mengalami penurunan kemampuan
(degradasi) atau penuaan (aging)
 Komponen yang beroperasi pada suhu
tinggi umumnya berbentuk pipa/tube,
column, reactor, dll.
 Umur operasi pipa atau tube direncanakan
100.000 Jam pada temperatur disainnya

DEGRADASI MIKRO STRUKTUR

TEMPERATUR TINGGI
- Spheroidization (Speroidisasi)
- Graphitization (Grafitisasi).
- Fasa Ferit & Sigma
- Sensitisasi
- Creep

Spheroidization
(Speroidisasi)


Spheroidization
(Speroidisasi)
 Pemanasan pada temperatur di atas 426 °C
(800°F) atau dibawah daerah eutektoid
(~700°C) , karbida lamelar pelat bersifat
tidak stabil, dan akan berubah ke bentuk
seperti bola.
 Proses yang mengarah pada bentuk ini

dikenal sebagai "spheroidization
(speroidisasi)."
 Faktor lainnya selain temperatur yang akan

menyebabkan spheroidization adalah stress
tinggi.

Spheroidization
(Speroidisasi)

• Perubahan mikrostruktur ini terjadi

Spheroidization pada temperatur tinggi.
(Speroidisasi)
• Ketika temperatur meningkat, waktu
bagi transformasi menurun.
Contohnya, pada baja SA178 atau
SA210, speroidisasi akan terjadi dalam
beberapa jam pada 704°C(1300°F),
tetapi akan membutuhkan beberapa
tahun pada 426-440°C (800-825°F).
• Bagi T-22, speroidisasi memerlukan

bertahun-tahun pada 510°C (950°F),
tetapi kurang dari setahun pada 593 °C
(1100°F).

Gambaran Spheroidization
(Speroidisasi) pada baja karbon



Graphitization (Grafitisasi).
• Pada baja karbon (SA178, SA192, SA210) dan baja
kromium-1/2 molibdenum (SA209),
– karbida bersifat tidak stabil dan akan berubah
menjadi grafit dan ferrit.
–
– Pembentukan partikel-partikel grafit di dalam baja,

suatu proses yang dikenal sebagai "graphitization
(grafitisasi).“
• Perubahan ke bentuk besi-karbida speroidisasi, dan

dekomposisinya menjadi grafit, grafitisasi, merupakan
proses yang berkompetisi.

Graphitization (Grafitisasi).

Sensitization (Sensitisasi)

KURVA TEMPERATUR – WAKTU SENSITISASI YANG MERUPAKAN
FUNGSI KANDUNGAN KARBON DIDALAM BAJA TAHAN KARAT

Fasa Ferit & Sigma
 DALAM BAJA ASUTENIT KEHADIRAN FASA FERIT TIDAK

DIKEHENDAKI, KARENA DISAMPING MENURUNKAN
KEKUATAN DAN JUGA DAPAT BERTRANSFORMASI
MENJADI FASA SIGMA YANG BERSIFAT RAPUH.
 KEHADIRAN AL, V, SI, MO, W, & CR YANG BERLEBIH
DALAM AUSTENITIC STAINLESS STEEL AKAN MENJADI
PENSTABIL/PEMBENTUK FERIT
 FASA FERITIK DALAM BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK
DAPAT TERBENTUK PADA SAAT PROSES PELEBURAN-
PEMBEKUAN DAN CANAI PANAS (HOT ROLLING)

Fasa Ferit & Sigma

 FASA FERITIK PARTIAL SELAMA STRESS RELIEF, FERIT AKAN
BERTRANSFORMASI MENJADI SIGMA
 PEMBENTUKAN FASA SIGMA TERJADI BILA NILAI Nv >2.52
Nv=0.66NI + 1.71Co + 2.66Fe + 4.66(Cr+Mo+W) + 5.66V + 6.66Zr + 10.66Cb
 FASA SIGMA DALAM BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK TERBENTUK PADA
TEMPERATUR > 5000C DALAM WAKTU YANG RELATIF LAMA DAN TIDAK
AKAN TERBENTUK DALAM FASA AUSTENIT PENUH (FULLY AUTENITIC)
 FASA SIGMA DAPAT TERBENTUK SELAMA STRESS RELIEF (5370C – 9270C)
 FASA FERIT DAN FASA SIGMA YANG BERBENTUK PIPIH AKAN
MEMPERCEPAT RETAK FATIK KARENA SENSITIF TERHADAP BEBAN
DINAMIS/ BEBAN FATIK


Perubahan mikrostruktur ini akan

menurunkan :
– Sifat-sifat mekanik,
– kekuatan tarik tensile,
– kekerasan,
– ketahanan creep,
– Daya Tahan Lelah
–
– Ketahanan Korosi

METODA PENANGGULANGAN
KOROSI DAN DEGRADASI

PEMILIHAN
MATERIAL
(MATERIAL
SELECTION)
MODIFIKASI
PROTEKSI LINGKUNGAN
(ENVIROMENTAL
ANODIK ALTERATION)
PENCEGAHAN &
PENGENDALIAN DESAIN /
PROTEKSI KOROSI PERAN
KATODIK CANGAN
PENGGU
NAAN COATING
INHIBITOR
PEMILIHAN MATERIAL

MATERIAL SELECTION
(selection of proper material for a
particular corrosive service)
Metalik: [logam dan paduan]
Nonmetalik: [karet (alam dan sintetis), plastik,
keramik, karbon dan grafit, dan kayu]

Material Selection - Galvanic
Series [Seawater at 77⁰ F.]
Magnesium
Zinc
Aluminum
Mild Steel
Cast Iron
Copper
Stainless Steel
Gold
Platinum
DASAR-DASAR KOROSI
Menggabungkan INDOCOR
berbagai jenis logam dapat
menyebabkan korosi. Ini mungkin sangat cepat
atau mungkin relatif lambat, tergantung pada
gabungan logam, lingkungan, dan rasio satu
dengan yang lain.
Kami juga dapat menggunakan konsep ini untuk
melindungi permukaan, seperti ketika kami
mencelupkan baja galvanis. Seng yang kami
gunakan untuk baja adalah logam yang lebih aktif
dan akan mengorbankan diri untuk melindungi
baja. Ketika kita menggabungkan seng dan baja,
zinc menjadi anoda dan baja menjadi katoda.

Metals and Alloys

No Environment Proper material
1 Nitric acid Stainless steels
2 Caustic Nickel and nickel
alloys
3 Hydrofluoric acid Monel (Ni-Cu)
4 Hot hydrochloric acid Hastelloys
(Ni-Cr-Mo)
5 Dilute sulfuric acid Lead

No Environment Proper material

6 Nonstaining atmospheric Aluminium
exposure
7 Distilled water Tin
8 Hot strong oxidizing Titanium

solution
9 Ultimate resistance Tantalum
10 Concentrated sulfuric Steel

acid

MODIFIKASI LINGKUNGAN

A. MENURUNKAN TEMPERATUR
 T   umumnya laju korosi menurun
 Pada beberapa kondisi penurunan T
berpengaruh kecil pada laju korosi material
 Pada beberapa kasus T   serangan
korosi menurun. Contoh: Air laut yang
mendidih kurang korosif dibandingkan
dengan air laut pada suhu yang lebih
rendah karena kelarutan O2 turun dengan
naiknya temperatur

B. MENURUNKAN LAJU ALIR FLUIDA

 Laju alir meningkatkan serangan korosi,
meskipun terdapat beberapa pengecualian.
 Logam-logam dan paduan-paduan yang pasif
seperti baja tahan karat umumnya mempunyai
ketahanan korosi yang lebih baik pada media
yang bergerak dibandingkan dengan media yang
stagnant.
 Laju alir yang sangat tinggi sebaiknya dihindari
karena dapat menyebabkan korosi erosi.

C. MENGELUARKAN OKSIGEN
(DEAERASI) DAN OKSIDATOR LAINNYA
 Contoh konvensional: deaerasi boiler feed

water dengan mengalirkannya melalui
scrap baja
 Modern: vacuum treatment, gas inert
sparging, oxygen scavengers.
 Deaerasi tidak direkomendasikan untuk
logam/paduan aktif-pasif.

PERUBAHAN KONSENTRASI
 Menurunkan konsentrasi spesi yang korosif umumnya
efektif dalam menurunkan serangan korosi.
Contoh: korosi oleh air pendingin dapat dikurangi
dengan mengeliminasi ion klorida
 Asam sulfat dan asam fosfat bersifat inert pada
konsentrasi tinggi dan temperatur sedang  dalam
kasus ini korosi dapat dikurangi dengan meningkatkan
konsentrasi asam.

DESAIN DAN PERANCANGAN

PERANCANGAN
A. PENTINGNYA PERANCANGAN
 Perancangan merupakan tahap paling awal
dalam usaha pencegahan korosi. Pada tahap
ini, kondisi proses, material konstruksi dan
metode pencegahan korosinya ditentukan.
 British survey menyatakan bahwa kegagalan
akibat korosi umumnya disebabkan oleh
perancangan yang tidak tepat.
 Dalam tahap perancangan harus ditentukan
material konstruksi yang murah dan memiliki
ketahanan sesuai umur layanan yang
diinginkan.
 Rancangan yang baik menjadi tidak berharga
apabila tidak diterapkan dengan baik pada
saat fabrikasi peralatan dan konstruksi pabrik.




INHIBITOR

PENGERTIAN INHIBITOR
Inhibitor adalah substansi kimia, bila

ditambahkandalam konsentrasi yang relatif
sedikit ke lingkungan korosif, secara efektif
dapat menurunkan laju korosi logam.
Prinsipnya, pemakaian inhibitor dimaksudkan
untuk mengubah interface antara logam dan
lingkungan korosi dengn cara mengisolasi satu
dari yang lainnya atau mengubah lingkungan
yang korosif menjadi kurang korosif.

KLASIFIKASI INHIBITOR
1. inhibitor anodik
2. inhibitor katodik
3. inhibitor campuran
4. inhibitor teradsorpsi

Inhibitor Anodik
INHIBITOR ANODIK DAPAT MENURUNKAN LAJU
KOROSI. PENURUNAN LAJU KOROSI TERSEBUT
ADALAH AKIBAT PENURUNAN LAJU TRANSPER ION-
ION METAL KEDALAM LARUTAN, KARENA ADSORPSI
PARTIKEL-PARTIKEL BERMUATAN POSITIF
KEDALAM LAPISAN GANDA ATAU AKIBAT
BERKURANGNYA DAERAH ANODA KARENA
PASIFASI.
INHIBITOR ANODIK : KROMAT, NITRIT, MOLIBDAT

DAN SEBAGAINYA.

System Inhibitor Metal Concentration

protected
Ca(HCO 3 ) 2 Steel, cast iron 10 ppm
+ others
Air Minum Polyphosphate Fe, Zn, Cu, Al 5-10 ppm
Ca(OH) 2 Fe, Zn, cu Sufficien t for pH 8.0
Na 2 SiO 3 Fe, Zn, Cu 10 -20 ppm
Tabel Air
Ca(HCO 3 ) 2
Na 2 CrO 4
Steel, cast iron
+ others
Fe, Zn,, Cu
10 ppm
0.1%
Contoh beberapa Pendingin NaNO2
NaH 2 PO 4
Morpholine
Fe
Fe
Fe
0.05%
1%
0.2%
jenis inhibitor pada NaH 2 PO 4

Poliphosphate
Morpholine
Fe, Zn, Cu
Fe, Zn, Cu
Fe
10 ppm
10 pp pm
variabel
beberapa sistem dan Boilers Hydrazine
Ammonia
Octadecylamine
Fe
Fe
Fe
O 2 scavenger
Neutrahzer
variabel
jenis logam Minyak

Na 2 SiO 3
Na 2 SO 3
Mercaptobenzothiazole
Baja
Baja
0.01%
Formalidehid Baja 50 -100 ppm

Gas Ammonia
Ciclohexamin
Na 2 SiO 3 Zn 10 ppm
NaNO 2 Fe 0.5%
Air laut Ca(HCO 3 ) 2 All pH dependent
NaH 2 PO 4 +NaNO 2 Fe 10 ppm + 0.5%
Engine Na 2 CrO 4 Fe, Zn, Cu, Pb 0.1 -1%
Coolants NaNO 2 Fe 0.5%
Borax Fe 1%
Giycol / air Borax + All 1% + 0.1%
Mercaptobenzothiazole
Morpholine Fe variabel
Kon den Ammonia Fe variabel
sasi
uap Ethylenediamine Fe variabel
Cyclohexylamine Fe

DOSIS INHIBITOR
KEMAMPUAN DAYA KERJA INHIBITOR KAOROSI DINYATAKAN DENGAN
EFISIENSI (%) YAITU SELISIH LAJU KOROSI SEBELUM DAN SESUADAH
DIGUNAKAN INHIBITOR DIBANDINGKAN DENGAN LAJU KOROSI TANPA
MENGGUNAKAN INHIBITOR :

Cro - Cri
E = --------------------------- X 100%
CRO

E : Efesiensi inhibitor
CRO : Laju korosi logam tanpa inhibitor
CRi : Laju korosi logam dengan inhibitor
TINGKAT KEMAMPUAN KERJA INHIBITOR TERGANTUNG PADA

LINGKUNGAN KOROSIF, JENIS DAN DOSIS INHIBITOR YANG
DIGUNAKAN
E
3
EO
H+ / H2
INHIBITOR ANODIK
Fe Fe2+ + 2e-
E’’corr
1 A
Ecorr
E’corr 1
B
2H+ + 2e- H2
EO INHIBITOR KATODIK
Fe / Fe 2+
2
I
Icorr’’ Icorr’ Icorr
Gambar Pengaruh inhibitor terhadap potensial dan arus korosi

PENGUKURAN PENGARUH INHIBISI

CARA KEHILANGAN BERAT
PENGUJIAN KEMAMPUAN INHIBITOR DENGAN CARA INI
MEMERLUKAN WAKTU YANG CUKUP LAMA. KEMAMPUAN DAYA
KERJA INHIBISI KOROSI DIHITUNG DENGAN PERUMUSAN
DIATAS.
PENGUKURAN VOLUME GAS HIDROGEN

CARA INI HANYA BISA DI LAKUKAN DALAM LINGKUNGAN ASAM.
LAJU KOROSI DIAMATI BERDASARKAN VOLUME GAS H2 YANG
TERBENTUK DARI REAKSI BERIKUT :
M + 2 H+  2M+ + H2
KALAU INHIBITOR ITU AKTIF, VOLUME GAS H2 YANG

TERBENTUK AKAN LEBIH RENDAH DIBANDINGKAN DENGAN
TANPA INHIBITOR.
PENGUKURAN PENGARUH INHIBISI

PENGUKURAN BERDASARKAN KURVA POLARISASI
KURVA POLARISASI INI DI BUAT BERDASARKAN

HASIL PENGUKURAN POTENSIAL DAN ARUS
KOROSI SELAMA PROESE POLARISASI DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT POTENSIOSTAT. POLARISASI
DAPAT DIARAHKAN KE DAERAH KATODIK DAN
ANODIK. DARI HASIL PERPOTONGAN EKSTRA
POLARISASI PADA KURVA POLARISASI BISA
DITENTUKAN LAJU KOROSI DIDALAM MEDIA
ELEKTROLIT YANG MENGANDUNG DAN TANPA
INHIBITOR.
METODA APLIKASI
INHIBITOR

¦ LINGKUNGAN AIR MERUPAKAN LINGKUNGAN KOROSIF YANG

SANGAT UMUM.
¦ AIR PELARUT KUAT YANG DAPAT MEMBAWA BERMACAM- MACAM
KONSTITUENAGRESIF, SEHINGGA PEMAKAIAN INHIBITOR UNTUK
INHIBISI KOROSI SANGAT TERGANTUNG PADA JENIS DAN JUMLAH
KONSTITUEN-KONSTITUEN YANG TERLARUT DALAM AIR
TERSEBUT, KARENA INHIBITOR TIDAK UNIVERSAL UNTUK
LINGKUNGAN AIR DAN JENIS LOGAM.
¦ INHIBITOR DAPAT BEKERJA SECARA EFEKTIF DALAM
LINGKUNGAN AIR DAN JENIS LOGAM TERTENTU, TAPI SEBALIKNYA
KERJANYA KURANG EFEKTIF ATAU BAHKAN BERBAHAYA DALAM
LINGKUNGAN AIR DAN JENIS LOGAM YANG LAINNYA.

1. AIR DEMINERALISASI
 AIR DEMINERALISASI RELATIF TIDAK KOROSIF TERHADAP BAJA KARENA
MEMPUNYAI RESISTEN ELEKTRIK YANG TINGGI & MENGUNDANG
KONSENTRASI ION HIDROGEN YANG RENDAH.
 BILA AIR DEMINERALISASI KONTAK DENGAN ATMOSFIR, AIR AKAN
MENGADSORPSI KARBON DIOKSIDA DAN MEMBENTUK ASAM KARBONAT
YANG AKAN MENURUNKAN SISTEM ELEKTRIKNYA, SEHINGGA AKAN
MENYEBABKAN KOROSIF TERHADAP BAJA.
 DALAM KEADAAN SEPERTI INI, KONSENTRASI MINIMAL DARI INHIBITOR-
INHIBITOR SEPERTI SODIUM BENZOAT ATAU BORAK ADALAH SANGAT
EFEKTIF UNTUK INHIBISI KOROSI BAJA.
 BAJA MUDAH DIFASIFASI DALAM AIR DEMINEARLISASI ATAU AIR DESTILAT
KARENA DISAMPING PH NYA NETRAL DAN TIDAK ADA ION-ION AGRESIF
TERLARUT YANG DAPAT MENGGANGGU PEMBENTUKAN LAPISAN PASIF.

2. AIR MINUM
 PENGOLAHAN AIR BAKU UNTUK AIR MINUM TIDAK DAPAT
DILAKUKAN DENGAN KEBANYAKAN INHIBITOR DIKARENAKAN
OLEH SIFAT TOKSISINYA.
 UNTUK PROTEKSI PIPA-PIPA YANG, TERBUAT DARI BAJA &
BESI TUANG PADA SISTEM INI UMUMNYA CUKUP DENGAN
MENAMBAHKAN KAPUR. TETAPI JIKA AIR BAKU TERSEBUT
MENGANDUNG KONSENTRASI KLORIDA DAN SULFAT YANG
CUKUP TINGGI, PENGGUNAAN INHIBITOR YANG SESUAI UNTUK
INHIBISI KOROSI DALAM LINGKUNGAN INI ADALAH
POLISULFAT ATAU SILIKAT.

2. SISTEM AIR PENDINGIN.

Ø SISTEM LANGSUNG DIBUANG (ONCE THROUGH SYSTEM).
-Sistem air yang telah dipakai sebagai pendingin langsung dibuang.
-Penggunaan inhibitor yang ekonomis pada sistem ini bila baja digunakan
untuk sistem ini mengandung konsentrasi klorida cukup tinggi garam-garam
Zn atau kalsium harus ditambahkan disamping inhibitor folisulfat. Paduan
Tembaga - Nikel dan Alumunium Brass lebih tahan terhadapair yang
mengandung konsentrasi klorida yang cukup tinggi dari pada baja.
Ø SISTEM SIRKULASI TERBUKA

- Pada sistem ini air disirkulasikan untuk digunakan sebagai pendingin.
- Inhibitor kromat atau sodium nitrit efektif bila baja digunakan sebagai
konstruksi.
- Konsumsi inhibitor meningkat dengan adanya ion klorida.
- Sodium nitrit dapat membentuk amonia melalui proses reduksi pada daerah
katoda, oleh karena itu sodium nitrit tidak boleh digunakan dalam sistem
yang konstruki terbuat dari bahan brass atau tembaga, karena amonia
dapatNIZHAMUL LATIF
mengakibatkan
email stress corrosion cracking pada
: nizhamul2009@gmail.com HPbahan tersebut.
: 083874765600
2. SISTEM AIR PENDINGIN

Ø SISTEM SIRKULASI TERTUTUP
- Sistem ini digunakan pada sistem pendingin mesin pembakar.
- Sebagai bahan pendingin pada sistem ni adalah campuran air - glikol.
Untuk itu oxidizing inhibitor seperti kromat atau nitrit tidak dapat digunakan
sebagai inhibisi korosi pada sistem, karena inhibitor tersebut dapat
mengoksidasi glikol. Dalam hal ini tidak hanya mengakibatkan pemakaian
inhibitor dalam jumlah yang relatif besar tetapi juga dapat mengakibatkan
pembentukan asam organik yang bisa merusak sistem pendingin.
- Pada sistem ini menggunakan campuran inhibitor borak dan
mercaptobenzolthiazole yang dapat menginhibisi korosi brass dan tembaga.
Aksi inhibitor borak untuk inhibisi korosi baja dalam kontak dengan
campuran glikol - air sangat memuaskan, tetapi borak dan glikol dapat
mnyerang logam seng dengan cepat dan logam seng dalam brass
membentuk senyawa kompleks seng.
- Inhibitor mercaptobenzothiazole sangat efektif bila digunakan pada
sistem pendingin mesin pembakar yang konstruksinya terbuat dari
bermacam-macam logam.

¦ KERUSAKAN YANG SERING TERJADI PADA INSTALASI KILANG MINYAK

PADA UMUMNYA DISEBABKAN OLEH SEJUMLAH KECIL AIR YANG
MENGANDUNG UNSUR-UNSUR AGRESIF SEPERTI C1, SO 42-, SO2, H2S, CO2.
¦ SEDIKIT LARUT DALAM PRODUK PETROLIUM DAN KELARUTANNYA
MENINGKAT DENGAN TEMPERATUR.
¦ INHIBITOR ORGANIK SEPERTI SENYAWA-SENYAWA AMIN, LICITHIN
DAN MERCAPTOBENZOTHIAZOLE DAN INHIBITOR ANORGANIK (SEPERTI
SODIUM SULFIT DAN SODIUM SILIKAT) SANGAT EFEKTIF UNTUK
INHIBISI KOROSI DALAM LINMGKUNGAN MINYAK.
¦ INHIBITOR KROMAT TIDAK DAPAT DIGUNAKAN UNTUK INHIBISI KOROSI
DALAM LINGKUNGAN MINYAK DISEBABKAN KARENA INHIBITOR INI
TIDAK STABIL OLEH ADANYA ORGANIK YANG TERDAPAT PADA MINYAK
TERSEBUT.
¦ KEPERLUAN DOSIS INHIBITOR PADA LINGKUNGAN MINYAK TERGANTUNG
PADA KADAR AIR YANG TERDAPAT DALAM MINYAK TERSEBUT.

¦ INHIBITOR YANG BANYAK DIGUNAKAN DALAM LINGKUNGAN ASAM

ADALAH PADA PROSES CUCI ASAM (PICKLING).
¦ PROSES CUCI ASAM ADALAH PROSES PENGHILANGAN LAPISAN
OKSIDA ATAU SENYAWA-SENYAWA LAINNYA PADA PERMUKAAN
LOGAM DENGAN MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM.
¦ MASALAH YANG TIMBUL PADA PROSES CUCI ASAM ADALAH
DISAMPING PELARUTAN KERAK OKSIDA ITU SENDIRI DAN JUGA
DAPAT MENGAKIBATKAN PERAPUHAN HIDROGEN DISEBABKAN
KARENA GAS HIDROGEN YANG TERBENTUK SELAMA PROSES
BERLANGSUNG. UNTUK MENGATASI HAL TERSEBUT DIATAS
PROSES CUCI ASAM MAKA PERLU DI TAMBAHKAN INHIBITOR.
¦ BEBERAPA JENIS INHIBITOR YANG SERING DIGUNAKAN PADA
PROSES INI ADALAH SENYAWA -SENYAWA ORGANIK YANG
MENGANDUNG GUGUS S DAN N SEPERTI
HEXAMETHHYLTCTRAMINE (C6 H12 N4 ) THIOUREA [(NH2)2 CS], DLL.

¦ KERUSAKAN YANG SERING TERJADI DI

LINGKUNGAN GAS SEPERTI PADA INSTALASI
PEMBORAN SUMUR GAS ALAM TERUTAMA DI
ZONE REFLUK.
¦ INHIBITOR YANG DIGUNAKAN UNTUK INHIBISI

KOROSI DALAM LINGKUNGAN INI ADALAH YANG
MUDAH MENGUAP (VOLATILE INHIBITOR)
SEPERTI FORMALDEHID DAN SENYAWA-
SENYAWA AMIN.

DASAR-DASAR
2,2
2
KOROSI INDOCOR
1,8
1,6
1,4
1,2
E 1
0,8
0,6 Fe3+
0,4
Fe2O3
0,2 AKTIF
PASIF
0
-0,2
-0,4
-0,6
Fe3O4
-0,8
-1 HFeO2-
-1,2
Fe
IMMUN AKTIF
-1,4
-1,6
-1,8
pH
Gambar Diagram korosi besi dalam air


TableDASAR-DASAR
Concentration KOROSI INDOCOR
effective of nitrite and phosphate
inhibitor with additional 0 ppm, 20 ppm, 200 ppm, and
400 ppm NaCl

DASAR-DASAR
Figure Relationship KOROSI INDOCOR
between concentration of effective
inhibitor and NaCl

INHIBITOR CHROMAT
• Membentuk lapisan pasif :
- Oksida feri alfa
- Oxida chrom
• Effisiensi Pencegahan
- Kosentrasi chromat pada awal proteksi
• Permasalahan Inhibitor Chromat :
- Ion C1- dapat menerobos lap protektif dan menyebabkan korosi pada
lapisan terbawah.
- Jika jumlah chromat tidak cukup  korosi lubang.
- Chromat bersifat racun
- senyawa pereduksi seperti minyak, hidrogen sulfida dan SO2 bereaksi
dengan
chromat membentuk ion chromium
SO2 + H2O H2SO4 yang tidak efektif
2H2CrO4 + 3H2SO4 Cr2(SO4)3 + 5H2O

INHIBITOR FOSFAT
Sodium Fosfat (inhibitor Anodik)
• Kemampuana protektif, ditentukan oleh :
a. Kehadiran O2
b. Nilai pH lar.
• Membentuk lapisan oksida gamma Fe2O3 tipis (memerlukan
waktu)
• Diskotinuitas lapisan  korosi terus berlangsung sampai
dengan terbentuk lapisan Ferri fosfat
Fe+2 + H2PO4  FeH2PO4+2
FeH2PO4+ + 2H2O  FePO4 + 2H2O + 2H+ + e
INHIBITOR FOSFAT
Polifosfat
• Contoh :
- Sodium piro fosfat
- Na-tripolyfosfat
- Na- Hesametafosfat
- Variasi “glassy” fosfat (polimer dengan BM tinggi).
• Walaupun demikian, polyfosfat akan berfungsi bila
adanya oksigen dan “hardness” didalam air, dan kembali
membentuk ortofosfat (berat molekul rendah). Jika
dipanaskan atau pada pH rendah atau tingkat Ca yang
tinggi.
INHIBITOR NITRIT, NaNO2
• Membentuk Lapisan pasif
• Mekanisme Oksida valensi rendah

NO2- + 8H+ + 6e- 6NH4+ + 2H2O
9Fe(OH)2 3Fe3O4 + 6H2O + 6H+ + 6e-
2H2O 2H+ + 2OH-
9Fe(OH)2 + NO2- 3Fe3O4 + NH4+ + 6H2O + 2OH-

INHIBITOR NITRIT, NaNO2

• Oksida valensi tinggi
NO2- + 8H+ + 6e- 6NH4+ + 2H2O
6Fe(OH)2 2Fe3O4 + 6H2O + 6H+ + 6e-
2Fe3O4+ + H2O 3 (k – 2Fe2O3) + 2H+ + 2e-
2H2O 2H+ + 2OH-
6Fe(OH)2 + NO2- 3(k – 2Fe2O3) + NH4+ + 3H2O + 2OH-

• Kehadiran O2 akan membentuk reaksi :
NH+ + 4H2O + +O2 NO2- + 3H2O + 2H+

APPLICATION TECHNIQUES
• CONTINUOUS INJECTION
• BATCH TREATMENT
• SQUEEZE TREATMENT
• VOLATILIZATION
• COATINGS

001 Basic Corrosion - Kursus Corrosion Inspector Indocor Okt 2018

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

001 Basic Corrosion - Kursus Corrosion Inspector Indocor Okt 2018

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

DASAR-DASAR KOROSI INDOCOR

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

Losses due to Corrosion

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

Fe  Fe2+ + 2e ; G = - 244 k.J/mol

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

Mg + H2O + ½O2 Mg(OH)2 Go = -596 kj/mol

Cu + H2O + ½O2 Cu(OH)2 Go = -100 kj/mol

Au + H2O + ½O2 Au(OH)2 Go = + 66 kj/mol

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

8.KOROSI LELAH 2. KOROSI LUBANG

KOROSI MERATA KOROSI MERATA

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

A SCHEMATIC REPRESENTATION OF THE MILD STEEL ELBOW FIXED TO A

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

KOROSI SUMURAN (PITTING)

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

O2 + 2H2O + 4e- 4OH- Cathodic Region

4Fe(OH)2 + O2 2(Fe2O3·H2O) + 2H2O Anodic Region

Electrons Migrate from

KOROSI SUMURAN (PITTING)

EVALUATION OF PITTING CORROSION

 KEDALAM KOROSI SUMURAN (PITTING) DITENTUKAN

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

PENGENDALIAN KOROSI SUMURAN

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

Mechanism of Crevice Corrosion

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

 DIUSAHAKAN CELAH YANG ADA TERISIS/DIISI DENGAN BAHAN PLASTIK ATAU

 OPTIMALISASI BENTUK DISAIN UNTUK MENGHINDARI TERBENTUKNYA CELAH.

 APABILA SINGLE-BUTT JOINT HARUS DITERAPKAN PADA CRITICAL PIPELINES,

 UNTUK LINGKUNGAN KOROSIF, METODA CONTINOUS WELD LEBIH BAIK

 PADA CRITICAL ROTATING EQUIPMENT, DIMANA CELAH TIDAK DAPAT

PENGENDALIAN KOROSI CELAH

 PENGENDALIAN KOROSI CELAH MENGHINDARI

PENGENDALIAN KOROSI ANTAR BUTIR

 PENAMBAHAN UNSUR PEMBENTUK KARBIDA/STABILIZER

 PENURUNAN KADAR KARBON

Stress Corrosion Cracking

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

NIZHAMUL LATIF email : nizhamul2009@gmail.com HP : 083874765600

 BEBERAPA LINGKUNGAN YANG MENIMBULKAN

AUSTENITIC STAINLESS STEEL (18 Cr-8 Ni)